Pelapukan ialah perusakan
batuan kulit bumi karena pengaruh keadaan Cuaca dan iklim, perubahan
suhu, pengaruh unsur kimia yang terlarut dalam air hujan dan ulah mahluk
hidup. Hasil pelapukan adalah terbentuknya tanah. Menurut prosesnya,
pelapukan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu pelapukan mekanis, pelapukan
kimia, dan pelapukan organis (biologis).
Ada empat faktor yang mempengaruhi terjadinya pelapukan batuan, yaitu sebagai berikut :
1. Keadaan struktur batuan
Struktur batuan adalah sifat
fisik dan sifat kimia yang dimiliki oleh batuan. Sifat fisik batuan,
misalnya warna batuan, sedangkan sifat kimia batuan adalah unsur-unsur
kimia yang terkandung dalam batuan tersebut. Kedua sifat inilah yang
menyebabkan perbedaan daya tahan batuan terhadap
pelapukan. Batuan yang mudah
lapuk misalnya batu lempeng (batuan sedimen), sedangkan batuan yang
susah lapuk misalnya batuan beku.
2. Keadaan topografi
Topografi muka bumi juga ikut
mempengaruhi proses terjadinya pelapukan batuan. Batuan yang berada pada
lereng yang curam, cenderung akan mudah melapuk dibandingkan dengan
batuan yang berada di tempat yang landai. Pada lereng yang curam, batuan
akan dengan sangat mudah terkikis
atau akan mudah terlapukkan
karena langsung bersentuhan dengan cuaca sekitar. Tetapi pada lereng
yang landai atau rata, batuan akan terselimuti oleh berbagai endapan,
sehingga akan memperlambat proses pelapukan dari batuan tersebut.
3. Cuaca dan iklim
Unsur cuaca dan iklim yang
mempengaruhi proses pelapukan adalah suhu udara, curah hujan, sinar
matahari, angin, dan lain-lain. Pada daerah yang memiliki iklim lembab
dan panas, batuan akan cepat mengalami proses pelapukan. Pergantian
temperatur antara siang yang panas dan malam yang dingin akan semakin
mempercepat pelapukan, apabila dibandingkan dengan daerah yang memiliki
iklim dingin.
4. Keadaan vegetasi
Vegetasi atau tumbuh-tumbuhan
juga akan mempengaruhi proses pelapukan, sebab akar-akar tumbuhan
tersebut dapat menembus celah-celah batuan. Apabila akar tersebut
semakin membesar, maka kekuatannya akan semakin besar pula dalam
menerobos batuan. Selain itu, serasah dedaunan yang gugur juga akan
membantu mempercepat batuan melapuk. Sebab, serasah batuan mengandung
zat asam arang dan humus yang dapat merusak kekuatan batuan.
Jenis-jenis pelapukan ada tiga macam yaitu:
1. Pelapukan mekanik
Pada siang hari ketika batuan
terkena sinar matahari, mineral yang mudah menyerap panas akan lebih
cepat memuai daripada mineral lain yang sulit menyerap panas matahari.
Akibatnya bidang batas mineral-mineral dalam batuan tersebut akan
retak-retak. Pada malam hari suhu udara turun dan batuan mengalami
penurunan suhu (pendinginan), penurunan suhu dimalam hari menyebabkan
mineral dalam batuan volumenya akan menyusut. Biasanya mineral yang
mudah menyerap panas mudah pula melepas panas, sehingga lebih cepat
dingin daripada mineral lain sehingga mengalami penyusutan volume lebih
cepat. Akibatnya ialah bidang batas antar mineral menjadi renggang atau
retak. Proses ini berlangsung terus –menerus setiap hari, sehingga lama
kelamaan batuan yang keras bagian demi bagian akan retak –retak dan
lepas selapis demi selapis dimulai dari bagian luar batuan. Akhirnya
batuan terasebut akan hancur menjadi kerikil, dan kerikil akan hancur
menjadi pasir dan pasir akan hancur menjadi debu-debu yang halus. Proses
semacam inilah yang dinamakan pelapukan mekanik.
2. Pelapukan kimiawi
Gambar Stalaktit dan Stalagmit
terdapat didalam gua yang terbentuk akibat
pelarutan batu kapur oleh tenaga air.
|
3. Pelapukan organis atau pelapukan biologis
Pelapukan organis adalah proses penghancuran massa
batuan dengan bantuan organisme makhluk hidup dan tumbuhan. Pada
umumnya, pelapukan organis dipengaruhi oleh membusuknya sisa tumbuhan
dapat membentuk asam gambut yang berakibat rusaknya batuan tersebut,
pengrusakan batuan oleh binatang-binatang kecil di dalam tanah,
pengrusakan batuan oleh aktivitas manusia dengan segala peralatannya
baik alat tradisional maupun mekanik.