Pendahuluan
Seperti yang kita ketahui, umat islam mempunyai sebuah kitab suci yang disebutAl-Qur’an.
Al-Qur’an adalah firman Allah yang bersifat mu’jizat diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, yang tertulis dalam mushaf-mushaf yang di nukil dengan jalan mutawatir, dan yang membacanya dipandang beribadah.
القرأن هوالكتاب المعجز المنزل علي النبي صلي الله عليه و سلم المكتوب في
المصاحف المتقول عايه بالتواتر المتعبد بتلاوت.
Kitab ini di turunkan secara berangsur-angsur dengan perantara malaikat jibril. Sebagai mu’jizat Al-qur’an mempunyai banyak sekali keistimewaan yang terdapat pada syair-syairnya, syariat, filsafat dan masih banyak aspek yang menunjukkan kemu’jizatannya. Bagi umat islam al-qur’an adalah pedoman hidup, sumber hukum , sumber ilmu dan masih banyak lagi. Bahkan fenomena yang ada saat ini al-qur’an di jadikan komoditi ekonomi.
Selain itu al-qur’an bukanlah sembarang nama, karena al-qur’an sendiri mempunyai pengertian secara etimologi (harfiah) dan terminologi (istilah). Dalam hal ini beberapa ulama mempunyai pendapat yang berbeda. Yang nantinya akan kita bahas dalam makalah ini. Untuk menyebut Al-Qur’an kita tidak hanya terpaku pada satu nama itu saja, karena Al-Qur;an mempunyai beberapa nama yang menunjukkan peran dan fungsinya di dalam agama islam. Begitu banyak keunikan dan rahasia yang terkandung dalam kitab suci al-qur’an, yang sangat menarik untuk kita kaji. Selain itu sebagai umat islam kita sebaiknya tidak hanya tahu cover luar al-qur’an sebagai kitab suci saja. Tapi kita juga harus tahu kandungan ilmu dan keistimewaan yang ada di dalamnya.
Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang apakah pengertian al-qur’an secara etimologi dan terminologi? Lalu bagaimana pendapat ulama’ tentangnya? Apa saja nama lain dari al-qur’an? Apakah anatomi yang terkandung dalam ayat, surat, dan susunannya dalam al-qur’an? Dan yang terakhir pendapat kami tentang mengapa al-qur’an mempunyai banyak nama?
1.1 Pengertian Al-Qur’an Secara Harfiah (Etimologi) dan Beberapa Pendapat Ulama’
Terdapat dua pendapat ulama’ dalam penjelasan tentang pengertian Al-Qur’an secara harfiah (etimologi). Sebagian menyebutkan penulisan al-qur’an dibubuhi huruf hamzah dan dibaca al-Qur’an. Pendapat yang laian mengemukakan bahwa penulisannya tanpa di tambahi hamzah.
Diantara ulama’ yang berpendapat tanpa hamzah adalah :
a. Al-Syafi’i mengatakan bahwa lafal al-Qur’an bukanlah musytaq (pecahan atau akar dari sebuah kata) dan bukan pula berhamzah. Lafal tersebut telah lazim digunakan untuk menyebut kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW. Jadi menurut Syafi’i lafal tersebut bukanlah akar dari kata qoro’a (membaca), karena jika demikian maka semua hal yang dibaca akan dinamai al-qur’an. Akan tetapi lafal tersebut adalah sebutan khusus untuk menyebut kumpulan kalamullah. Seperti halnya Injil dan Taurat.
b. Al-Farra berpendapat sebagaimana Syafi’i yaitu, bahwa kata al-Qur’an bukanlah musytaq dari qara-a. Tetapi dia adalah pecahan dari kata qara’in (jamak dari qarinah) yang berarti; kaitan. Alasanya adalah karena ayat-ayat qur’an saling berkaitan satu sama lain. Selain itu huruf nun dalam kata al-qur’an adalah huruf asli bukan huruf tambahan. Maka kata al-Qur’an, dibaca dengan bunyi al-Quran bukan al-Qur’an.
c. Al-Asy’ari mnyatakan bahwa lafal al-qur’an adalah musytaq dari kata qarn. Dengan mengambil contoh dari kalimat “qarnus syai’i-bissyai’i” (mengabungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain).
Diantara para ulama’ yang berpendapat bahwa lafal al-Qur’an ditulis dengan hamzah adalah:
a. Al-Zajaj mengatakan, lafal AL-Qur’an ditulis dengan huruf hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata (wazn) fu’lan. Lafal tersebut menentukan (musytaq) dari kata qar’un yang berarti jam’un yang dalam bahasa Indonesia berarti kumpul. Menurut Al-Zajaj, al-Qur’an adalah kumpulan dari inti sari kitab-kitab terdahulu.
b. Al-Lihyani berpendapat yang sama dengan Al-Zajaj, bahwa lafal al-Qur’an ditulis dengan hamzah di tengahnya berdasarkan pola kata ghufron dan merupaka musytaq dari akar kata qara-a yang bermakna tala (membaca).
1.2 Pengertian Al-Qur’an Dari Segi Istilah (Terminologi) dan berbagai pendapat ulama’
Dari segi istilah para ulama’ mempunyai pendapat yang agak berbeda tentang al- Qur’an dan diantara pendapatnya adalah:
a. Menurut Manna Al-Qaththan, al-Qur’an adalah kalamullah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah. Kata kalam sebenarnya meliputi semua perkataan, akan tetapi kata ini disandarkan (diidhofahkan) kepada Allah (kalamullah). Maka, perkatan selain perkataan Allah seperti manusia, jin dan malaikat tidak termasuk al-Qur’an. Sedangkan membacanya adalah ibadah, karena isi dari al-Qur’an adalah perintah dan larangan dari Allah yang mana sifatnya adalah suci.
b. Dari Al-Zarqani mengatakan,
القران هو اللفظ المنزل على محمد صاى الله عايه و سلم من أول الفاتحة الى اخر الناس
Al-Qur’an adalah lafal yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW dari awal surat Al-Fatihah samapai akhir surat An-Nas.
c. Abdul Wahhab Khallaf membeikan definisi bahwa, “Al-Qur’an adalah firman Allah yang diturunkan kepada hati Rasulullah, Muhammad SAW melalui ar-ruuhul amin (jibril as). Dengan lafal-lafal yang berbahasa arab dan maknanya yang benar, agar ia menjadi hujjah bagi Rasul, bahwa ia benar-benar Rasulullah. Menjadi undang-undang bagi manusia memberi petunjuk kepada mereka dan menjadi sarana pendekatan diri dan ibadah kepada Allah dengan membacanya. Al-Qur’an itu terhimpun dalam mushaf dari surat fatihah sampai surat an-nas. Disampaikan secara mutawatir dari generasi ke generasi secara tertulis maupun liasan. Ia terpelihara dari perubahan dan pergantian.”
1.3 Nama-Nama Lain Al-Quran
1.Al-Kitab
Dinamakan Kitab,karena ayat-ayat Al-Quran tertulis dalam bentuk kitab.Dalilnya:
ذلك الكتب لا ريب فيه هدى للمتقين (البقرة : )
Artinya:Kitab itu tidak ada keraguan didalamnya sebagai petunjuk orang-orang yang bertaqwa(Al- Baqarah:2)
Artinya:Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji.
Menurut pengertian yang dapat ditangkap dari beberapa ayat Al-Quran yang lainnya (misalnya surat Al-Furqan:35 dan surat Maryam::30).Taurat yang diturunkan kepada nabi Musa dan Injil untuk nabi Isa,juga disebut Al-Kitab.
2.Al-Furqan
Yang berarti pembeda.yang berarti Al-quran menjelaskan antara yang hak dan yang bathil,antara yang benar dan yang salah,antara yang baik dan yang buruk.berdalil kepada firman Allah yang berbunyi:
تبرك الذي نزل الفرقان على عبده ليكون للعلمين نذ يرا ( الفرقان : 1)
Artinya:Mahasuci Allah yang telah menurunkan Al-Furqan kepada hambaNya(Muhammad),agar dia menjadi pemberi peingatan kepada seluruh alam(Al-Furqan:1)
3.Adz-Dzikr
Disebut Al-Dzikr yang berarti peringatan,menurut Al-Zarkasyi,karena Al-Quran mengandung peringatan-peringatan,nasihat-nasihat serta informasi mengenai umat yang telah lalu yang tentu saja sebagai peringatan dan nasihat juga bagi orang yang bertaqwa.Ayat Al-Quran yang menunjukkan didalam surat Ali ‘Imran,Al-Hijr dan An-Nahl
4.Al-mushaf
Allah menyebut shuhuf untuk kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa.Dahulu pada zaman Rasulullah saw. Para sahabat menulis Al-Quran pada kayu,batu,kulit dan pelepah kurma.Benda-benda yang telah ditulis ayat Al-Quran itu disebut shuhuf.setelah shuhuf-shuhuf itu dikumpulkan dan digabung menjadi satu,maka para sahabat nenyebutnya Mushaf.3
1.4 Anatomi Al-Quran
Secaraanatomis,Al-Quran tersusun dari sekumpulan surat,dari surat-surat Al-Quran tersusun dari sejumlah ayat.
1.Ayat
Secara epistimologis ayat memiliki banyak makna ayat memiliki banyak makna
a. Ayat dimaknai mukjizat,
b. Ayat dimaknai alamat atau tanda,
c. Ayat berarti ibrah atau pelajaran
d. Ayat dimaknai al-amru al-ajib
e. Ayat dimaknai al-burhan wa ad-dalil/bukti atau petunjuk
Pengertian ayat secara terminologis adalah sekumpulan lafadz yang memiliki permulaan dan akhiran yang terhimpun dalam sebuah surat Al-Quran
Terdapat munasabah yang nyata antara pengertian ayat secara nyata secaraepistimologis dengan pengertian ayat secara terminologis.Karena ayat Al-Quran mengandung mukjizat,ayat Al-Quran menjadi tanda kebenaran bagi orang-orang yang menerimanya(Rasul Allah)di dalam ayat Al-Quran terkandung pelajaran dan peringatan,dan ayat Al-Quran merupakan sesuatu yang mentakjubkan karena mengandung nilai keilmuan yang tinggi serta sekaligus ia menjadi bukti dan petunjuk kemahakuasaan Allah dan kebenaran risalah rasul-Nya.
2.Surat
Secara epistimologis,surat memiliki beberapa makna antara lain,tempat pemberhentian,kemuliaan,bangunan yang tinggi,tanda serta tulang bangunan tembok.
Sedang secara terminologis surat adalah sekumpulan daripada ayat-ayat Al-Quran yang berdiri sendiri dan memiliki pembuka dan penutup.
3.Tata Urut Ayat dan Surat
# Tata urut Ayat
Telah terjadi Ijma’al Ummah, bahwa tata urutan ayat-ayat Al-Quran sebagaimana adanya dalam mushaf sampai saat ini adalah berdasarkan tauqifi (petunjuk dari nabi berasal dari Allah)
# Tata urut ayat surat
Dalam masalah tata urutan surat-surat Al-Quran,ulama berbeda pendapat.
1) Tata urutan surat-surat Al-Quran sebagaimana adanya dalam mushaf adalah berdasarkan ijtihad para sahabat,bukan tauqifi
2) Bahwa urutan surat-surat Al-Quran seluruhnya berdasarkan tauqifi dengan pemberitahuan nabi sebagaimana ururan ayat-ayat Al-Quran dan tidak sekali-kali suatu surat diletakkan pada tempatnya kecuali atas perintah dari nabi.
3) Bahwa urutan sebagian surat-surat Al-Quran berdasarkan tauqifi dari nabi sedang urutan sebagian surat-surat yang lain berdasarkan ijtihad para sahabat.Ulama yang berpendapat semacam ini,mereka berbeda pendapat dalam menentukan nama surat-surat yang urutannya berdasarkan tauqifi dari nabi dan nama surat-surat yang urutannya berdasarkan ijtihad para sahabat.
1.5 Pendapat Kelompok
Pendapat kami tentang mengapa Al-Qur’an mempunyai nama yang banyak adalah karena kandungan di dalam al-Qur’an tersebut sangat banyak dan komplit. Jadi nama-nama al-Qur’an yang banyak tersebut sesuai dengan peran dan fungsi al-Qur’an dalam banyak aspek dari kehidupan kita. Contohnya, Sebagaimana yang kita ketahui bahwa kejadian gedung WTC di Amerika pada 11 september 2001 sudah ada di dalam al-Qur’an. Padahal jarak antara turunnya dan kejadian itu sangatlah lama.
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki,Kamaluddin. ’Ulum Al-Quran. Bandung: Remaja Rosdakarya,1994
Munawir,Fajrul,dkk. Al-Quran. Yogyakarta: Pokja UIN Suka,2005
Ibrahim, Muhammad Ismail. Sisi Mulia Al-Qur’an. Jakarta: CV Rajawali, 1986
Zuhdi, Drs. H. Masjfuk. Pengantar Ulumul Qur’an. Surabaya: CV Karya Abditama,1997
Nata, Abuddin. Al-Qur’an dan Hadist. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993
Abd al-Wahhab Khallaf. Ilmu Usulul Fiqh. Al-Majlis al-A’la al-Indonesia, 1972