Menampakkan kebahagiaan ketika ada sesama saudara muslim yang tertimpa musibah, disebut as-Syamatah. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang keras tindakan ini.
Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تُظْهِرِ الشَّمَاتَةَ لأَخِيكَ فَيَرْحَمُهُ اللَّهُ وَيَبْتَلِيكَ
Janganlah kalian menampakkan syamatah di hadapan saudaramu. Bisa jadi Allah merahmati saudaramu, kemudian Allah membalik keadaan dengan memberikan ujian untukmu. (HR. Turmudzi 2694 dan dinilai al-Albani sebagai hadis Hasan Gharib).
Kita tidak tahu, apa kaitan mereka dengan raja Abdullah? Sehingga mereka begitu senang dan gembira dengan kematian beliau. Apakah raja Abdullah pernah mendzalimi mereka? Mereka bukan rakyat Saudi, bagaimana raja Saudi bisa mendzalimi mereka yang bukan rakyatnya.
Namanya manusia, pasti ada kesalahan dan kekurangan. Dan kita diperintahkan untuk tutup mulut, tidak memberikan komentar miring kepada orang yang melakukan kesalahan, ketika yang bersangkutan telah meninggal.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ تَسُبُّوا الأَمْوَاتَ فَإِنَّهُمْ قَدْ أَفْضَوْا إِلَى مَا قَدَّمُوا
Janganlah kalian mencela orang yang telah mati, karena mereka telah medapat balasan dari amal mereka. (HR. Ahmad 26212, Bukhati 1393, dan yang lainnya)
Semoga kita bisa memahaminnya.