PENYAKIT SYARAF TERJEPIT



Syaraf terjepit ternyata bukanlah hal yang jarang dialami oleh banyak orang. Kondisi ini dialami oleh berbagai orang dari berbagai profesi, hobi dan olahraga. Dari pekerja kantoran yang banyak duduk, pekerja yang banyak mengangkat beban berat, sampai Ibu rumah tangga. Hal ini disebabkan karena berbagai macam faktor mendukung faktor terjadinya saraf terjepit atau Hernia Nucleus Pulposus (HNP). Karena berbagai aktivitas sehari-hari yang menyibukkan dan menyita konsentrasi, terkadang gejala nyeri yang timbul, seperti sakit pinggang, sakit pada kaki (sciatica), atau nyeri pada leher, cenderung diabaikan, sampe akhirnya terasa mengganggu, barulah membuat kita bertanya-tanya dan cemas.


Macam-macam faktor yang dapat mendukung terjadinya saraf terjepit:

1. Trauma / Cedera pada pinggang atau tulang belakang.

Faktor trauma ini dapat terjadi dalam 1 kejadian, seperti jatuh terduduk cukup keras dan langsung dapat menyebabkan pecahnya Nucleus Pulposus (gel pada disc/bantalan ruas tulang belakang) akibat tekanan berat/shock di sepanjang tulang belakang pada saat jatuh terduduk. Pada anak muda yang mengalami jatuh seperti ini, biasanya mereka tidak akan merasakan sakit pada saat itu juga, malah cenderung mereka bisa langsung berdiri dan melakukan aktivitas seperti biasa. Namun kebanyakan kasus yang terjadi, mereka akan merasakan gejala sakit pinggang bertahun-tahun kemudian. Berbeda halnya bila cedera ini terjadi pada orang yang sudah berumur. Mereka akan merasakan nyeri pada pinggangnya secara langsung.

Hal ini dikarenakan karena perbedaan elastisitas dari Nucleus Pulposus (gel pada disc/ bantalan ruas tulang belakang) itu sendiri. Nucleus Pulposus terdiri dari air dan kolagen yang mempunyai kekuatan dan elastisitas untuk menahan beban dalam ruas tulang belakang, pada saat kita berdiri dan duduk. Pada anak muda, kandungan air dalam Nucleus Pulposus masih tinggi, sehingga dapat menahan shock/tekanan yang lebih tinggi, ketimbang pada orang tua, yang Nucleus Pulposusnya telah mengalami degenerasi/penurunan karena kandungan air telah menurun (aging process).


2. Kebiasaan Postur Tubuh yang tidak benar dalam kurun waktu yang lama

Postur Tubuh yang tidak baik (melengkung) menyebabkan pendistribusian tekanan pada tulang belakang tidak merata, sehingga terdapat titik-titik tertentu pada ruas tulang belakang mengalami tekanan yang lebih tinggi dibandingkan kekuatan normal Nucleus Pulposus dalam menahan tekanan. Tekanan yang lebih tinggi dalam waktu yang lama dapat mengakibatkan Nucleus Pulposus mengalami bulging, bahkan pecah. Hal ini dapat terjadi pada bagian leher / cervical atau pinggang/lumbar.


3. Penyakit Degenerasi Disc (Degenerative Disc Disease, DDD) atau Disc Aging.
Disc atau bantalan ruas tulang belakang dapat mengalami degenerasi, sehingga melemahkan kekuatannya untuk dapat menahan dan mendistribusikan secara merata tekanan pada tulang belakang. Degenerasi atau penurunan kualitas Disc ini dapat disebabkan oleh Nutrisi yang buruk pada Disc, dan juga dapat disebabkan oleh proses reaksi biokimia antara glukosa dan kolagen dalam Disc. Beberapa riset juga menunjukkan ada kemungkinan DDD terhubung dengan genetik dalam keluarga.

Nutrisi yang buruk pada Disc
Semua sel dalam tubuh kita memerlukan nutrisi yang baik (protein, air, oksigen yang terbawa dalam darah), untuk berkembang, menduplikasi dan menyembuhkan diri sendiri. Begitu juga halnya dengan Disc di antara tulang belakang. Namun karena struktur tulang belakang yang sedemikian rupa, sehingga tidak ada pembuluh darah yang memberikan asupan langsung pada Disc dan sampai ke Nucleus Pulposus. Padahal asupan nutrisi ini penting untuk kehidupan dan kekuatan Nucleus Pulposus dalam menjalankan fungsinya. Nutrisi pun harus menempuh rute yang lebih jauh untuk bisa berdifusi sampai ke dalam Disc dan memberi makan Nucleus Pulposus. Tanpa nutrisi yang cukup, sel-sel dalam Nucleus Pulposus akan kehilangan kandungan air, dan mengalami degenerasi perlahan-lahan. Rute yang panjang dan sulit ditempuh oleh nutrisi ini diperburuk juga oleh diet dan gizi yang buruk. Alkohol, rokok dan kurang minum air dikatakan mempersulit jalannya nutrisi ke dalam Disc. Begitu juga dengan kurang pergerakan ringan di sekitar ruas tulang belakang. Oleh karena itu amat disarankan untuk mengurangi rokok dan alkohol, banyak minum air untuk hidrasi tubuh, serta banyak olahraga ringan untuk tulang belakang, sehingga membantu difusi dari nutrisi masuk ke Disc. Olahraga/pergerakan ringan di sekitar tulang belakang ini dapat membantu nutrisi menembus lapisan-lapisan untuk sampai ke tempat tujuan.

Proses reaksi biokimia antara glukosa dan kolagen dalam Disc.
Proses ini terjadi secara natural antara glukosa dalam tubuh dan kolagen dalam Disc. Reaksi biokimia ini merubah struktur kolagen menjadi lebih mudah keras dan lengket, sehingga Disc mengalami degenerasi.

Faktor Keturunan
Beberapa riset menunjukkan ada faktor-faktor yang mengarah pada genetik yang diturunkan dalam keluarga yang menyebabkan DDD. Hal ini mungkin terjadi karena faktor-faktor seperti struktur kerangka kolagen dalam disc, pengaruh genetik dalam peredaran darah, dan metabolisme Disc. Belum ada konklusi yang pasti dalam penelitian ini, namun berhati-hatilah jika banyak dari anggota keluarga anda yang mengalami saraf terjepit. Jagalah selalu postur tubuh anda, sehingga tidak menimbulkan tekanan yang abnormal terhadap ruas tulang belakang dan bantalannya.