Mengenali Jenis-Jenis Data
a. Pengertian
Data ialah bahan keterangan yang berupa himpunan fakta-fakta, angka-angka, huruf-huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar dan lambing-lambang yang menyatakan sesuatu pemikiran, obyek, kondisi dan situasi. Dapat pula dikatakan bahwa data adalah kejadian-kejadian khas yang dinyatakan sebagai fakta tetapi dalam bentuk hasil pengukuran seperti jumlah pemuda yang putus sekolah, angka kematian bayi dan sebagainya.
b. Kegunaan Data
1) Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan. Misalnya, pemerintah mengumpulkan data tentang pendidikan, data penduduk dan sebagainya.
2) Untuk membuat keputusan atau memecahkan persoalan. Setiap persoalan yang timbul pasti ada penyebabnya. Memecahkan persoalan berarti berusaha menghilangkan faktor penyebab tersebut.
c. Jenis-jenis data
Menurut cara memperoleh atau sumbernya, data terdiri dati:
1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama. Misalnya petugas sensus penduduk mendatangi setiap rumah tangga dan menanyakan tentang jumlah keluarga.
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah mengumpulkan dan mengolahnya. Misalnya suatu departemen memperoleh data dari Biro pusat statistik.
Menurut sifatnya, data terdiri dari:
1) Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.
2) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
Secara garis besar data penelitian dapat dibedakan menjadi empat yaitu: data nominal, ordinal, interval dan rasio.
a. Data nominal (data diskrit)
adalah data yang hanya dapat dikelompokkan secara terpisah menjadi dua atau beberapa kelompok yang tidak ada hubungannya, disebut juga data diskrit, pilah, kategorik. Data nominal memisahkan antara sesuatu yang termasuk ke dalam kategori tertentu dan yang tidak.
Sebagai contoh data nominal:
1) Data yang dipisahkan menjadi dua dengan kategori “ya” dan “tidak”, “laki-laki dan wanita”. Perbedaan ini disebut “dikhotomi”.
2) Data yang dapat dipisahkan menjadi beberapa kategori dan antara kategori yang satu dengan kategori yang lain tidak merupakan kelanjutan. Jika seseorang atau sesuatu sudah digolongkan ke dalam suatu kategori tidaklah mungkin menjadi anggota dari kategori yang lain. Contoh kategori : “kawin”, “belum kawin”, “janda”, “duda”.
3) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang bukan merupakan hasil penghitungan tetapi hasil pencacahan , misalnya banyaknya benda, banyaknya orang, banyaknya kejadian dan sebagainya. Contoh: “banyaknya pensil ada 120 buah”.
4) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan bukan hasil perhitungan dan juga bukan hasil pencacahan, misalnya nomer rumah, nomer telpon, nomer urut dan sebagainya.
b. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah “ordinal” sendiri sudah menunjuk pada “tingkatan”. Dalam bidang pendidikan data ordinal dapat dikenakan pada semua predikat yang menunjukkan tingkatan. Pandai, Kurang pandai dan Tidak pandai, menunjukkan pada tingkata kepandaian. Di dalam kaitan dengan analisis data, terhadap data ordinal seringkali diberikan “skor” sesuai tingkatannya. Istilah “skor” diberi tanda petik karena skor tersebut bukan skor sebenarnya, tetapi hanya sebagai atribut yang menunjukkan tinggatan.
Contoh : “Sangat pandai …………. diberi atribut 5
“Pandai” …………. diberi atribut 4
“Sedang” …………. diberi atribut 3
“Bodoh” …………. diberi atribut 2
“Sangat Bodoh” …………. diberi atribut 1
c. Data Interval
Data interval tergolong sebagai data yang mempunyai tingkatan lebih tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara data yang satu dengan data yang lain.
Contoh : Sepuluh orang siswa mendapat nilai hasil ulangan umum IPS dengan variasi antara 1 dan 10. Di antara sepuluh orang siswa tersebut : nilai Surti 8, nilai Amir 10, nilai Wahyu 4. Dalam pengertian data, nilai-nilai merupakan interval karena antara satu nilai dengan yang lain diketahui jaraknya. Antara 8 dengan 10 berjarak 2; antara nilai 8 dengan 4 berjarak 4. Namun yang kita ketahui hanya jaraknya dan tidak boleh mengatakan perbandingan terhadap nilai-nilai tersebut. Jika nilai Surti 8 dan nilai Wahyu 4 tidak boleh diartikan bahwa kepandaian Surti dau kali kepandaian Wahyu.
e. Data Rasio
Data rasio merupakan data yang lebih tinggi tingkatannya dari data interval, karena dalam data rasion diperbolehkan perbandingan. Contoh: berat badan Ibu adalah 50 kg sedangkan berat badan noni adalah 10 kg. Dengan demikian maka berat badan ibu adalah 5 kali lipat berat badan Noni. Berat 50 kg mengandung arti bahwa berat tersebut dibandingkan dengan satuan berat yang digunakan sebagai ukuran. Satuan ukuran tersebut adalah “kilogram” yang merupakan satuan ukuran yang sudah terstandar. Disamping itu masih banyak lagi satuan ukuran terstandar yang lian seperti meter, mil inci, dan sebagainya.