Tenaga endogen berasal dari dalam bumi yang memiliki
sifat membangun, artinya membentuk bentukan-bentukan baru di permukaan
bumi. Tenaga endogen bermacam-macam, seperti tektonisme (epirogenesa dan
orogenesa), seisme (gempa bumi), dan vulkanisme.
Tektonisme adalah perubahan letak lapisan kulit bumi
yang disebabkan oleh tenaga endogen dengan arah horizontal dan vertikal.
Vulkanisme adalah peristiwa yang berhubungan dengan pembentukan gunung
berapi dan pergerakan magma dari dalam bumi kepermukaan. Seisme (gempa
bumi) adalah gerakan atau getaran dipermukaan bumi yang berasal dari
lapisan-lapisan bumi.
1. TEKTONISME
Menurut kecepatan geraknya, tektonisme dibedakan menjadi dua bagian :
a. Epirogenesa,
adalah perubahan lapisan kulit bumi yang gerakannya lambat pada
wilayah yang luas. Epirogenesa terbagi dua yaitu epirogenesa positif dan
epirogenesa negatif.
· Epirogenesa
positif adalah gejala turunnya daratan sehingga seolah-olah air laut
naik. Contohnya tenggelamnya benua Gondwana, tenggelamnya daratan
Atlantis.
· Epirogenesa
negatif adalah gejala naiknya daratan sehingga seolah-olah air laut
turun. Contohnya naik pulau Timor dan Buton, naiknya pantai Skandinavia.
Gambar Epirogenesa Negatif |
b. Gerak
orogenesa, adalah suatu gerakan tenaga endogen yang relatif cepat dan
meliputi wilayah yang relatif sempit. Ini berarti pembentukan pegunungan
(oros = gunung, genesus = kelahiran) dan lipatan. Contohnya
terbentuknya lipatan pegunungan muda sirkumpaifik.
· Lipatan, yaitu
gerakan pada lapisan bumi yang tidak terlalu besar dan berlangsung
dalam waktu yang lama sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi berkerut
atau melipat, kerutan atau lipatan bumi ini yang nantinya menjadi
pegunungan. Punggung lipatan dinamakan antiklinal, daerah lembah
(sinklinal) yang sangat luas dinamakan geosinklinal, ada beberapa
lipatan, yaitu lipatan tegak miring, rebah, menggantung, isoklin dan
kelopak.
Gb. Lipatan
Gb. Jenis-jenis Lipatan
Keterangan Gambar :
a. lipatan tegak d. lipatan menggantung
b. lipatan miring e. lipatan isoklin
c. lipatan rebah f. lipatan kelopak
· Patahan,
yaitu gerakan pada lapisan bumi yang sangat besar dan berlangsung dalam
waktu yang sangat cepat, sehingga menyebabkan lapisan kulit bumi retak
atau patah. Gerakannya bersifat vertikal sehingga menghasilkan bentuk
muka bumi yang berupa patahan. Bagian muka bumi yang mengalami patahan
seperti graben dan horst. Horst adalah tanah naik, terjadi bila terjadi
pengangkatan. Graben adalah tanah turun, terjadi bila blok batuan
mengalami penurunan.
Gb. Jenis-jenis patahan
2. VULKANISME
vulkanisme adalah gerakan magma dari dalam bumi.
vulkanisme terdiri dari dua macam yaitu intrusi magma (plutonisme) dan
ekstrusi magma.
Intrusi Magma adalah
aktivitas magma yang tidak sampai kepermukaan bumi. akibatnya ada
intruksi magma terjadi macam-macam bentukan sebagai berikut :
· Batolit, merupakan dapur magma yang luasnya lebig dari 100 km2.
· Lakolit,
yaitu magma yang menyusup diantara dua lapisan batuan yang menyebabkan
lapisan batuan diatasnya terangkat sehingga cembung, sedangkan alasnya
rata.
· Sill, yaitu lapisan mgma tipis yang menyusup diantara batuan lapisan bentuknya pipih.
· Intrusi Korok (Gang), yaitu magma yang menyusup menerobos lapisan batuan.
· Apofisis, yaitu semacam intruksi korok namun lebih kecil merupakan cabang dari gang.
· Diaterema, yaitu magma (batuan) yang menisi pipa letusan (pipa kawah).
Gb. Penampang Gunung Api dengan bagian-bagiannya
Ekstrusi Magma, adalah aktivitas magma yang sampai kepermukaan bumi. ekstrusi magma menghasilkan gunung api. hasil ekstrusi magma yaitu erupsi. Dilihat dari bentuknya erupsi terdiri dari tiga jenis yaitu :
1. Erupsi Sentral, yaitu gerakan magma yang keluar dari sebuah saluran magma.
2. Erupsi
Linier, adalah erupsi yang terjadi pada lubang yang berbentuk celah
memanjang. Contohnya erupsi Gunung api Laki di pulau Eslandia.
3. Erupsi Areal, adalah erupsi yang terjadi melalui lubang yang besar karena dapur magma letaknya dekat sekali kepermukaan bumi.
1. Gunung Api Perisai (Tameng),
erupsinya bersifat efusif dan bahan yang dikelurakannya hanya berwujud
cair. Gunung berapi ini berbentuk perisai dan terjadi karena lelehan
maupun cairan yang keluar dan membentuk lereng yang sangat landai dengan
sudut kemiringan 10-10 0 . contohnya gunung Kilauea, Maunaloa, Maunakea di kepulauan Hawai.
2. Gunung Api Maar,
erupsinya bersifat eksplosif. Bahan yang dikeluarkan relatif sedikit
karena sumber magma dangkal dan sempit.gunung semacam ini seperti sebuah
cekungan dengan tanggul disekitarnya sehingga gunung ini akan berubah
menjadi sebuah danau. Contohnya danau Kelakah dilereng gunung Lamongan,
danau Eiffel di Perancis.
3. Gunung Api Strato, gunung
api ini terjadi akibat erupsi yang bersifat campuran antara Eksplosif
dan Efusif yang bergantian secara terus menerus. Bentuk gunung api ini
paling banyak didunia, gunung api di Indonesia umumnya berbentuk strato
sperti gunung Merapi di Yogyakarta.
Berdasarkan kekuatannya erupsi gunung api dapat
dibedakan menajdi dua yaitu erupsi efusif dan erupsi eksplosif. Erupsi
Efusif adalah proses gunung api yang berupa ledakan lemah. Erupsi
eksplosif adalah erupsi gunung api yang berupa ledakan kuat.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tipe letusan gunung api antara lain :
1. Derajat kekentalan magma
2. Tekanan gas Magnetik
3. Kedalaman dapur magma.
4. Luasnya sumber/ dapur magma.
Jenis tipe letusan gunung api, yaitu :
1. Tipe Hawaii, lavanya cair encer, tekanan gasnya rendah dan dapur magmanya sangat dangkal. Gunung apinya berbentuk perisai.
2. Tipe
Stromboli, lavanya cair encer, tekanan gasnya sedang karena sumber atau
dapur magmanya dangkal. Letusan yang terjadi berupa semburan gas yang
membawa magma yang disertai bom dan lapili. Contohnya gunung Stromboli,
gunung Raung di Jawa Timur.
3. Tipe
Volkano, magmanya cair kental. Tipe ini dibedakan menjadi dua yaitu
Volkano Lemah yaitu tekanan gas sedang dan sumber magma dangkal,
contohnya gunung Bromo. Yang kedua Volkano kuat yaitu tekanan gas tinggi
dan sumber magma dalam, contohnya gunung Semeru.
4. Tipe
Peret, tipe ini ditandai dengan lava cair kental, tekanan gas sangat
tinggi, sumber magma sangat dalam kira-kira 50 km dengan letusan
demikian dahsyat. Semburan gas dengan disertai material padat dapat
mencapai ketinggian 85 km menjulang ke angkasa, seperti letusan gunung
Krakatau tahun 1883, du pertiga badan gunung Krakatau hancur sehingga
membentuk kaldera yang sangat luas.
5. Tipe
Merapi, lavanya kental, sumber magma sangat dangkal dan tekanan gasnya
rendah. Letusan berupa semburan gas yang keluar dari sumbat kawah yang
retak atau dari sisi sumbat kawah itu.
6. Tipe
St. Vincent, lavanya kental, tekanan gas sedang dan sumber magmanya
dangkal. Contohnya Gunung St. Vincent, Gunung Kelud Tahun 1919.
7. Tipe
Pelee, lavanya kental, tekanan gas tinggi, dan sumber magmanya dalam.
Contohnya Gunung Montagne Pelee di Amerika Tengah. Pada waktu gunung
tersebut meletus gas pijar keluar dari celah-celah sumbat lawah dengan
suhu 200 0 C.
Gb. Tipe letusan gunung api
Penyebab gunung berapi meletus yaitu bila tekanan
dibawah tanah bertambah, sehingga memaksa magma naik dan keluar melalui
retakan pada permukaan bumi. Magma yang memancar melalui permukaan
bersama, batu, debu, gas, disebut Lava.
Tanda-tanda gunung api akan meletus yaitu:
1. Suhu sekitar kawah naik.
2. Sumber air banyak yang mengering.
3. Sering terjadi gempa bumi (gempa Vulkanik).
4. Sering terdengar suara gemuruh dari dalam gunung.
5. Binatang-binatang pindah kedaerah yang lebih rendah
6. Tumbuhan-tumbuhan sekitar kawah mulai layu.
Material yang dikeluarkan gunung api ada tiga wujud yaitu padat (eflata), cair, dan gas.
1. Wujud padat (eflata), terdiri dari :
· Bom yaitu eflata yang berukuran besar.
· Lapili yaitu eflata dengan ukuran kecil seperti kerikil besarnya kira-kira sebesar biji kemiri.
· Pasir vulkanik yaitu eflata sebesar batuan pasir.
· Abu vulkanik yaitu eflata halus berupa debu yang dapat terbang beberapa kilometer jauhnya.
· Batu apung yaitu batuan porous (berongga) berasal dari buih magma yang terlontar keluar dan cepat membeku.
2. Wujud cair, terdiri dari :
· Lava yaitu aliran magma yang sampai kepermukaan bumi dan suhunya sangat tinggi.
· Lahar yaitu lumpur panas yang merupakan campuran lava dengan air dan bercampur dengan materi-materi dipermukaan bumi.
3. Wujud gas, terdiri dari gas belerang, gas nitrogen, gas asam arang, dan uap air.
Keuntungan dari erupsi gunung api yaitu :
1. Menyuburkan
tanah, material erupsi seperti abu vulkanik dalam jangka waktu yang
cukup lama mengandung unsur hara dapat menambah kesuburan tanah.
2. Gunung api merupakan daerah penangkap hujan yang baik.
3. Merupalan tempat objek wisata alam dengan keindahan alam dan udara yang sejuk.
4. Terdapat
bahan galian yang berharga dan gejala post vulkanik seperti sumber air
panas, fumarol (uap air panas), solfatar (gas belerang).
Kerugian dari erupsi gunung api yaitu :
1. Material yang dikeluarkan sangat berbahaya sehingga mengancam jiwa dan harta.
2. Bom, lapili, dan pair vulkanik dapat merusak bangunan rumah, jembatan, ladang, dan sawah.
3. Abu vulkanik yang bertaburan diangkasa dapat mengganggu penerbangan dan juga memepengaruhi tanaman pertanian dan perkebunan.
4. Aliran lahar dan lava dapat merusak apa saja yang dilaluinya.
5. Awan panas yang bergerak sangat cepat dapat membunuh penduduk, hewan dan tumbuhan.
6. Aliran lahar dingin menyebabkan terjadinya banjir lahar dan sungai menjadi dangkal.
7. Gas racun (misal mofet) sewaktu-waktu mengancam penduduk yang berada disekitarnya.
Daerah-daerah gunung api di dunia
1. Daerah lipatan pegunungan muda, yaitu sirkum pasifik dan sirkum mediterania.
2. Daerah retakan di Afrika Timur.
3. Eslandia, Greenland, dan Hawaii.
Sirkum Pasifik, merupakan
pegunungan lipatan muda berusia tersier. Mulai dari kepulauan Aleut,
semenanjung Kamsyatika, kepulaua Jepang, Taiwan, Pilifina, Sangir
Talaud, Sulawesi Utara, Halmahera, Papua, Selandia Baru, menueberang
kepegunungan andes di Amerika Selatan, menyambung kepegunungan di
Amerika dengan kepulauan Aleut.
Sirkum Mediterania, sirkum
pegunungan muda dimediterania bermula didaerah sekitar Laut
Mediterania, meliputi pegunungan Atlas (Afrika Utara), pegunungan
Pirenea, Apenie, Karpatia, Anatolia Kaukasus, Himalaya, dan Arakan Yoma,
lalu bersambung kebusur dalam dan busur luar yang terdapat di Indonesia.
Di Indonesia Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania
melewati wilayah pulau Enggano kemudian tenggelam di Samudera Hindia dan
muncul lagi di Pulau Sawu, Pulau Roti, Pulau Timor, Pulau Barbar, Pulau
Seram dan berakhir di Pulau Buru.
3. SEISME (GEMPA BUMI)
Gempa bumi adalah getaran kulit bumu yang disebabkan kekuatan dari dalam bumi. Atau pengertian lain Gempa Bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng bumi, oleh patahan aktif aktivitas gunung berapi atau runtuhan batuan. Ilmu yang secara khusus mempelajari gempa disebut seismologi, sedangkan ilmuwan yang mengkhususkan diri untuk mempelajari gempa disebut seismolog. Alat yang digunakan untuk mengukur dan mencatat kekuatan getaran gempa disebut seismograf atau seismometer. Sumber gempa yang terletak didalam bumi disebut Hiposentrum, seumber gempa yang terletak tegak lurus dipermukaan bumi disebut Episentrum.
Berdasarkan penyebab terjadinya gempa bumi dapat dibagi menjadi tiga yaitu:
· Gempa Vulkanik, yaitu gempa bumi yang di sebabkan oleh erupsi gunung berapi.
· Gempa Tektonik, yaitu gempa bumi yang terjadi akibat dari pergeseran kulit bumi.
· Gempa
Runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan oleh tanah longsor, gua-gua
yang runtuh, dan sejenisnya. Gempa runtuhan disebut juga terban.
Gempa gumi menurut episentrumnya, dibagi 2 macam gempa :
· Gempa
linier, episentrum gempa ini berbentuk garis (linier) . gempa tektonik
umumnya termasuk jenis gempa linier sebab patahan sudah tentu merupakan
suatu garis.
· Gempa sentral,
yaitu gempa yang episentrumnya berupa titik. Gunung api pada erupsi
sentral adalah sebuah titik letusan, demikian juga runtuhan retak bumi.
Gempa bumi menurut kedalaman hiposentrumnya, dibagi menjadi tiga yaitu:
· Gempa
dangkal, yaitu gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya kurang dari 50
km dari permukaan bumi. Bila kekuatan gempa ini besar maka akan terjadi
kerusakan yang hebat, hampir 85% gempa bumi termasuk gempa dangkal.
· Gempa intermedier atau gempa sedang,yaitu gempa yang hiposentrumnya dengan kedalaman antara 50-300 km dari permukaan bumi.
· Gempa dalam, yaitu gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya antara 300-700 km dari permukaan bumi.
Gempa bumi berdasarkan tempat terjadinya atau lokasi terjadinya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
· Gempa daratan, yaitu gempa bumi yang episentrumnya terletak di daratan.
· Gempa
lautan, yaitu gempa bumi yang episentrumnya terletak didasar
lautan,gempa ini dapat berpotensi tsunami yang dapat menimbulkan korban
jiwa maupun harta benda.
Berdasarkan jarak episentrumnya dibedakan dua macam :
· Gempa dekat (lokal), jarak episentrumnya kurang dari 10.000 km.
· Gempa jauh, jarak episentrumya lebih dari 10.000 km.
Ada tiga macam gelombang gempa,yaitu sebagai berikut:
1. Gelombang longitudinal atau gelombang primer (P),
yaitu gelombang yang merambat dari hiposentrum ke segala arah dan
tercatat pertama kali oleh seismograf dengan kecepatan antara 7 - 14 km
per detik dan periode gelombang 5 - 7 detik.
2. Gelombang transversal atau gelombang sekunder (S),
yaitu gelombang yang merambat dari hiposentrum ke segala arah dan
tercatat sebagai gelombang kedua oleh seismograf dengan kecepatan antara
4 - 7 km per detik dan periode gelombang 11 - 13 detik.
3. Gelombang panjang atau gelombang permukaan,
yaitu gelombang yang merambat dari episentrum menyebar ke segala arah
di permukaan bumi dengan kecepatan antara 3,5 - 3,9 km per detik dan
periode gelombang relatif lama sehingga merupakan gelombang perusak.
Alat pencatat gempa (Seismograf) terdiri dari seismograf horizontal dan seismograf vertikal.
· Seismograf horizontal, yaitu
seismograf yang mencatat gempa bumi dengan arah mendatar. Seismograf
tersebut terdiri atas sebuah massa stasioner yang digantung dengan tali
panjang pada sebuah tiang yang tinggi. Pada massa stasioner tersebut,
dipasang jarum yang ujungnya disentuhkan pada permukaan silinder dan
diputar seperti jarum jam. Tiang penopang dipancangkan di tanah. Pada
waktu gempa, silinder bersama bumi bergetar, sedangkan masa stasioner
tidak terpengaruh oleh getaran ini, sehingga terbentuklah goresan pada
silinder.
Gb.Seismograf horizontal
· Seismograf vertikal,
yaitu seismograf yang mencatat gelombang berarah vertikal. Massa
stasioner pada seismograf ditahan oleh sebuah tangkai yang dipasang pada
sebuah tiang dengan engsel. Tangkai tersebut bersamaan dengan massa
stasioner ditahan oleh sebuah pegas untuk mengimbangi gravitasi bumi.
Ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada silinder yang
dipasang vertikal.
Gb. Seismograf vertikal
Untuk menentukan letak suatu
episentrum gempa, diperlukan catatan gempa bumi dari minimal tiga
pencatat gempa bumi. Jarak stasion ke episentrum dapat dihitung dengan
menggunakan Hukum Laska berikut:
D = {(S – P) – 1'} × 1 megameter
D = Delta, menunjukkan jarak ke episentrum
S = Saat tibanya gelombang S pada seismograf
P = Saat tibanya gelombang P pada seismograf
1' = 1 menit; 1 megameter = 1.000 km.
Contoh soal !
Stasiun pencatat gempa A
mencatat gelombang primer suatu gempa pukul 19.30’.20” dan gelombang
sekunder pukul 19.35’.50”. tentukan jarak episentrum gempa dari stasiun
pencatat A !
Diketahui : S = 19.35’.50” P = 19.30’.20”
Ditanya : jarak episentrum (D) = ............?
Jawab : (S-P) = 19.35’.50” – 19.30’.20”
= 5’30” = 5,5
D = 5,5 -1 ´ 1.000 km
= 4.500 km
Jadi, jarak episentrum dari stasiun gempa adalah sejauh 4.500 km.
Menentukan Skala Gempa
Ada beberapa skala yang dipakai untuk mengukur kekuatan gempa, antara lain skala Omori, Mercalli, dan Richter. Skala Richter digunakan untuk menggambarkan besaran gempa sedangkan Skala Mercalli digunakan untuk menunjukkan intensitas gempa, atau pengaruh gempa terhadap tanah, gedung, dan manusia.
1. Skala Richter
Pada 1935, seorang Geophysics Amerika bernama Charles Francis Richter (1900-1985) bersama dengan Geophysics lain bernama Beno Gutenberg (1889-1960) mengembangkan skala yang pada prinsipnya dapat membandingkan semua seismogram sehingga mendapatkan gambaran tremors kekuatan yang serupa. Skala tersebut bernama Skala Richter dan sampai sekarang diakui sebagai standar umum skala kekuatan gempa.
Skala Richter dirancang dengan logaritma, yang berarti bahwa setiap langkah menunjukkan kekuatan yang 10 kali lebih hebat dari para pendahulunya. 5 Skala Richter menunjukkan benturan keras, yang 10 kali lebih kuat dari satu di 4 dan 100 kali lebih kuat dari satu di 3 Skala Richter. Perhitungan ini sering disebut sebagai Skala Richter terbuka, karena tidak beroperasi tanpa batas atas. Ukuran Skala Richter dapat dilihat pada tabel berikut:
Ukuran Skala Richter
|
Keterangan
|
1,0 - 3,0
|
Tidak diberi label oleh manusia.
|
3,0 - 3,9
|
Dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa. Lampu gantung mulai goyang.
|
4,0 - 4,9
|
Terasa sekali getarannya. Jendela bergetar san bergeruruk, permukaan air beriak-riak, daun pintu terbuka-tutup sendiri.
|
5,0 - 5,9
|
Sangat sulit untuk
berdiri tegak. Porselin dan kaca pecah, dinding yang lemah pecah,
lepas dari batu bata, dan permukaan air di daratan terbentuk gelombang
air.
|
6,0 - 6,9
|
Batu runtuh bersama-sama, runtuhnya bangunan bertingkat tinggi, rubuhnya bangunan lemah, ketekan di dalam tanah.
|
7,0 - 7,9
|
Tanah longsor, jembatan
roboh, bendungan rusak dan hancur. Beberapa bangunan tetap, keretakan
besar di tanah, trek kereta api bengkok. Terjadi kerusakan total di
daerah gempa.
|
8,0 - …
|
Dapat menyebabkan kerusakan serius di beberapa daerah dalam radius seratus kilometer dari wilayah gempa.
|
Pada 1902, seorang Vulkanolog Italia bernama Giuseppe Mercalli
(1850-1914) mengklasifikasi skala intensitas gempa bumi dan pengaruhnya
terhadap manusia, bangunan (gedung), dan alam (tanah). Klasifikasi
tersebut bernama Skala Mercalli
yang ditentukan berdasarkan kerusakan akibat gempa dan wawancara kepada
para korban, sehingga bersifat sangat subyektif. Oleh karena itu, pada
tahun 1931 seorang ilmuwan dari Amerika memodifikasi Skala Mercalli ini dan sampai sekarang digunakan di banyak wilayah gempa. Klasifikasi intensitas gempa dengan Skala Mercalli dapat dilihat di tabel berikut :
Ukuran
|
Keterangan
|
I
|
Direkam hanya oleh seismograf.
|
II
|
Getaran hanya dirasakan oleh masyarakat di sekitar pusat gempa.
|
III
|
Getaran dirasakan oleh beberapa orang.
|
IV
|
Getaran akan dirasakan oleh banyak orang. Porselin dan barang pecah belah berkerincing dan pintu berderak.
|
V
|
Binatang merasa kesulitan dan ketakutan. Bangunan mulai bergoyang. Banyak orang akan bangun dari tidurnya.
|
VI
|
Benda-benda mulai berjatuhan dari rak.
|
VII
|
Banyak orang cemas, keretakan pada dinding dan jalan.
|
VIII
|
Pergeseran barang-barang dirumah.
|
IX
|
Kepanikan meluas, tanah longsor, banyak atap dan dinding yang roboh.
|
X
|
Banyak bangunan rusak, lebar keretakan di dalam tanah mencapai hingga 1 meter.
|
XI
|
Keretakan dalam tanah makin melebar, banyak tanah longsor dan batu yang jatuh.
|
XII
|
Hampir sebagian besar bangunan hancur, permukaan tanah perubahan menjadi radikal.
|
3. Skala Omori
Karena Jepang memiliki derajat
gempa yang kuat, skala yang disusun oleh Omori dimulai dengan derajat
kerusakan yang cukup kuat dan berakhir dengan skala VII.
Tabel Skala Omori
Derajat
|
Keterangan
|
I
|
Getaran-getaran lunak dirasakan oleh banyak orang akan tetapi
tidak semua
|
II
|
Getaran sedang, semua orang terbangun karena bunyi jendela,
pintu dan barang-barang pecah
|
III
|
Getaran agak kuat, jam dinding berhenti, pintu dan jendela terbuka
|
IV
|
Getaran kuat, gambar dinding berjatuhan, dinding tembok retakretak
|
V
|
Getaran sangat kuat, dinding dan atap rumah roboh.
|
VI
|
Rumah yang kuat roboh
|
VII
|
Kerusakan menyeluruh
|
Pengaruh positif gempa bagi kehidupan :
1. Gempa tektonik dapat digunakan untuk mengetahui jenis mineral yang ada didalam bumi.
2. Gempa tektonik dapat digunakan untuk mengetahui struktur lapisan kulit bumi.
3. Gempa dapat digunakan untuk menentukan jenis konstruksi bangunan.
Pengaruh negatif gempa terhadap kehidupan :
1. Bangunan roboh atau ambruk
2. Terjadi kebakaran karena terjadi sambungan pendek aliran listrik.
3. Terjadi banjir karena bendungan-bendungan dan tanggul yang jebol.
4. Saluran pipa air dan gas putus.
5. Terjadi tsunami apabila pusat gempa nya didasar laut.
6. Sarana dan prasarana transportasi rusak.
7. Distribusi barang dan jasa terhambat.
Agar bisa membaca peta informasi
gempa, kita harus mengenal beberapa istilah yang biasa dipergunakan
dalam peta gempa, yaitu sebagai berikut:
- Hiposentrum, yaitu titik pusat terjadinya gempa yang terletak di lapisan bumi bagian dalam.
- Episentrum, yaitu titik pusat gempa bumi yang terletak di permukaan bumi, tegak lurus dengan hiposentrum.
- Fokus, yaitu jarak antara hiposentrum dengan episentrum.
- Isoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah-daerah yang mengalami intensitas getaran gempa yang sama besarnya.
- Pleistoseista, yaitu garis pada peta yang menunjukkan daerah yang paling kuat menerima goncangan gempa. Daerah tersebut terletak di sekitar episentrum.
- Homoseista, yaitu garis pada peta yang menghubungkan daerah yang menerima getaran gempa yang pertama pada waktu yang bersamaan.