Terdapat banyak sekali dalil tentang kemuliaan ilmu yang Allah sebutkan dalam al-Quran. Yang menunjukkan bagaimana pujian Allah terhadap ilmu. Hingga Ibnul Qoyim mengatakan,
كل صفة مدح الله بها العبد في القرآن فهي ثمرة العلم ونتيجته وكل ذم ذمه فهو ثمرة الجهل ونتيجته
Semua sifat yang Allah gunakan untuk memuji seorang hamba dalam al-Quran, itu disebabkan buah dari ilmu dan pengaruh ilmu. Dan semua celaan yang Allah gunakan untuk mencela seorang hamba, itu disebabkan buah dari kebodohan dan pengaruh kebodohan itu. (Miftah Dar as-Sa’adah, 1/115).
Berikut beberapa ayat yang menunjukkan keutamaan besar ilmu,
Pertama, firman Allah ta’ala,
شَهِدَ اللَّهُ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَالْمَلَائِكَةُ وَأُولُو الْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
“Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Dzat Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imraan: 18)
Persaksian terbesar di alam ini adalah persaksian tentang keEsaan Allah. Dalam ayat di atas, satu-satunya kelompok manusia yang Allah cantumkan untuk persaksian ke-Esa-anNya adalah orang yang berilmu. Lebih dari itu, dalam ayat di atas, Allah menyandingkan persaksian para ulama dengan persaksian diri-Nya dan para malaikat-Nya.
Kedua, firman Allah ta’ala,
وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا
“Katakanlah (wahai Muhammad): ”Tambahkanlah ilmu untukku.” (QS. Thaaha: 114)
Satu-satunya doa permohonan tambahan yang Allah perintahkan dalam al-Quran adalah doa memohon tambahan ilmu. Dan perintah ini Allah tujukan kepada Nabi-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini menunjukkan betapa manusia sangat membutuhkan ilmu, sehingga sang Nabi-pun diperintahkan untuk memohon agar diberi tambahan ilmu.
Ketiga, ketika menjelaskan keutamaan ilmu serta keagungan, Allah berfirman :
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ
“Katakanlah, apakah sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.” (QS. Az-Zumar: 9).
Tentu semua akan menjawab, jelas beda. Dalam ilmu bahasa, pernyataan di atas sering disebut istifham inkari, pertanyaan namun maksudnya untuk mengingkari. Sehingga makna ayat bahwa Tidaklah sama antara orang yang berilmu, tahu kebenaran dan kebatilan, dengan orang yang jahil, yang buta akan kebenaran dan kebatilan.
Keempat, Allah berfirman,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang benar-benar takut kepada Allah diantara para hamba-Nya adalah para ulama’.” (QS. Faathir: 28)
Karena manusia yang paling mengenal Allah adalah orang yang memiliki ilmu agama. Sehingga merekalah manusia yang paling takut kepada Allah. Wajar, jika para ulama disebut dengan ahlul khosyah, orang yang sangat takut kepada Allah.
Dan masih banyak lagi keutamaan ilmu yang ada dalam al-Quran. Semoga empat ayat yang kita sebutkan, bisa mewakili.