Tentang Manusia dan Teknologinya yang (Konon) Telah Menembus Langit


[ Mengukur Luas Alam Semesta ]
Menurut para kuffar dan orang-orang fasik mengatakan:  Alqur’an surah Ar-Rahman [55] 33 telah bertentangan dengan IPTEK….
QS.55.33 Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan.
Bukankah di zaman yang serba modern ini telah banyak kita dengar dan lihat bahwa manusia sanggup menjelajahi luar angkasa?
Misalnya, (konon) :
Terbangnya kosmonot Yuri Gagarin ke angkasa pada 12 April 1961 memulai misi panjang manusia menembus langit. Gagarin mengorbit selama 108 menit sekaligus melambungkan keinginan manusia untuk menaklukkan luar angkasa.
 John Glenn, memegang rekor sebagai orang Amerika Serikat pertama yang berada di orbit saat ia terbang selama 88 menit pada tahun 1962.
 Manusia termuda di antariksa, Kosmonot Uni Soviet, Gherman Titov,
 Manusia terlama di ruang angkasa secara berturut-turut, Kosmonot Uni Soviet Valery Polyakov
 Manusia paling singkat di luar angkasa, Alan Shepard mengorbit selama 15 menit pada ketinggian 185 kilometer sebelum akhirnya menyentuh Samudera Atlantik. Pada misi berikutnya, Shepard mendarat di permukaan bulan.
Manusia paling jauh dari bumi, James A. Lovell, John L. Swigert dan Fred W. Haise misi Apollo 13 yang berada sejauh 400.171 kilometer dari bumi.
Semua itu membuktikan manusia sudah bisa mematahkan klaim Alqur’an bahwa bumi dan langit tidak bisa ditembus atau dilintasi.
JAWABAN:
Firman Allah dalam surah Ar-Rahman ayat 33 di atas sama sekali tidak bertentangan dengan Iptek (Ilmu pengetahuan dan teknologi) , tapi JUSTRU SEJALAN DENGAN IPTEK. Sebab di akhir kalimat pada ayat tersebut dijelaskan kecuali dengan kekuatan. Lafal arabnya: illaa bisulthaanin.
QS.55.33 Hai jama’ah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya KECUALI DENGAN KEKUATAN.
Tentunya “kekuatan” yang dimaksud di sini ialah kekuatan dalam hal ILMU. Dengan ilmu-lah manusia bisa membuat teknologi apa yang mereka kehendaki untuk keperluan mereka. Sebagaimana firman Allah berikut:
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin.”  (Luqman [31]: 20)
Karena itu, bagaimanapun tingginya ilmu yang dipelajari oleh manusia dan kemahirannya membuat sesuatu yang baru, TETAP tidak akan bisa menandingi kekuasaan Allah.
“Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya.” (Al-An’aam [6]: 61)
“Andaikata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan (Al Quran) mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu. (Al-Mukminuun [23]: 71)
Adapun tentang ekspedisi manusia ke luar angkasa, maka ilustrasi gambar di bawah ini yang akan menjawabnya. Memangnya sudah sehebat apa manusia bisa melintasi langit itu? Perhatikan gambar berikut:
Perbandingan Bumi dengan planet Mars, Merkurius, Pluto dan Venus
Perbandingan Bumi dengan planet Jupiter , Uranus, Neptunus dan Saturnus. Planet JUPITER sendiri dapat menampung ±100 BUMI dalam “perutnya”.
Pada gambar ini, planet Jupiter yang tadinya kelihatan 100 kali besarnya dari BUMI, kini hanya seperti biji kelereng jika disandingkan dengan MATAHARI. Sementara BUMI kita seperti BIJI PASIR.
Tatkala kekaguman kita akan besarnya Matahari dibanding bumi yang seperti BIJI PASIR, KINI kondisi MATAHARI bagai BIJI JAMBU jika disandingkan dengan BINTANG ARCTURUS yang besarnya 1000 KALI dari MATAHARI. Pada gambar ini, BUMI kita sudah lenyap alias sudah tidak kelihatan lagi!
Pada gambar ini, posisi Matahari nyaris tak terlihat lagi! Hanya menjadi sebuah TITIK. Sementara ARCTURUS yang besarnya 1000 kali dari Matahari, pada kondisi ini ukurannya tidak melebihi besarnya biji kelereng jika disandingkan dengan BINTANG ANTARES yang merupakan jenis bintang terbesar dalam skala tata surya kita.
LALU bagaimana dengan bumi kita beserta penghuninya? Bagaikan debu! Sangat…sangat..dan sangat…sudah tak bisa terlihat lagi! Dan semua jenis bintang dan planet tersebut masih “dibungkus” oleh luasnya langit dunia.
Langit dunia yang juga merupakan langit pertama menampung kesemua jenis bintang dan planet-planet di atas.
Belum lagi langit kedua, ketiga, keempat, kelima, keenam dan ketujuh!  Betapa  Besarnya yang menciptakannya!…..  Masih pantaskah manusia merasa sombong, kaya dan sok hebat?
“Sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (An-Nisaa [4]: 131)
“Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya. (Al-Furqaan [25]: 2)
Oleh karena itu, pada langit yang manakah manusia mengklaim dirinya telah menembus langit sementara untuk mencapai posisi Jupiter dan Matahari sangatlah tidak mungkin, apalagi sampai menjangkau jarak bintang Arcturus dan Antares?
Adapun (ilustrasi) definisi dari tingkatan langit hingga ke Arsy (Singgasana Allah) adalah sebagai berikut:
Urutan dimulai pada langit pertama hingga batas akhir langit ketujuh (Sidratul Muntaha) Lalu ke Kursiy Allah seperti pada gambah DI BAWAH.
Setelah dari langit ketujuh, kemudian naik ke Kursiy hingga ke Arsy Allah.
Maka sekali lagi, lihatlah kondisi langit pertama (langit dunia) dimana planet dan jenis bintang-bintang raksasa yang kita kagumi sebelumnya, hanyalah sebuah TANDA TITIK (.) di ruang jagad raya. Apalagi Bumi kita, yang seolah ditelan oleh luasnya alam semesta ini! Lalu di langit manakah manusia dikatakan telah menembusnya??? Maha Benar Allah dengan Segala Firmannya:
Mereka hanya mengetahui yang lahir (saja) dari kehidupan dunia; sedang mereka tentang (kehidupan) akhirat adalah lalai.(Ar-Ruum [30]: 7)
Allahu Akbar!……… La Haula Wala Quwata Illa Billah (Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan-Mu, ya Allah..) Manusia memang hina, dan Engkau Maha Mulia nan Terpuji! [*/Surya Yaya ]
 
Footnote:
1. Dalil tentang penghuni langit pertama sampai ketujuh:
Ibnu Ishaq berkata bahwa Abu Sa’id Al-Khudri berkata bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,  “Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit kedua. Di sana terdapat dua anak bibi yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakaria. Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketiga. Di sana terdapat orang laki-laki yang postur tubuhnya seperti bulan pada saat purnama. Aku bertanya, ‘Siapakah orang ini, wahai Jibril?’ Malaikat JIbril menjawab, ‘Ini saudaramu, Yusuf bin Ya’qub.’ Kemudian Malaikat membawaku naik ke langit keempat. Di sana terdapat orang laki-laki. Aku bertanya, ‘Siapa orang ini, wahai Jibril?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia Idris.’ Kemudian Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam membaca ayat, ‘Dan Kami mengangkatnya ke tempat yang tinggi.’Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit kelima. Di sana terdapat orang tua yang rambut, jenggotnya memutih, lebat dan aku tidak pernah melihat orang tua setampan dia. Aku bertanya, ‘Siapa dia, wahai Jibril?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia orang yang dicintai di kaumnya, yaitu Harun bin Imran.’ Malaikat Jibril membawaku naik ke langit keenam. Di sana terdapat orang yang berwarna kulit sawo matang, tinggi, berhidung mancung dan ia seperti orang dari kabilah Syanu’ah. Aku bertanya, ‘Siapa dia wahai Jibril?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia saudaramu, Musa bin Imran.’ Kemudian Malaikat Jibril membawaku naik ke langit ketujuh. Di sana terdapat orang tua sedang duduk di atas kursi di pintu Baitul Makmur dan dalam setiap harinya ia didatangi tujuh puluh ribu malaikat yang tidak keluar daripadanya hingga Hari Kiamat. Aku tidak pernah melihat seseorang yang amat mirip dengan sahabat kalian (beliau sendiri) dan sahabat kalian tidak mirip dengan siapa pun kecuali mirip dengannya. Aku bertanya, ‘Siapa dia wahai Jibril?’ Malaikat Jibril menjawab, ‘Dia ayahmu, Ibrahim.’  (Sirah Ibnu Hisyam 1 Bab 75) Dan hadist Bukhari-Muslim.
2. Dalil-dalil mengenai jarak antara bumi ke langit dan langit ke langit yang lain dan langit yang ketujuh ke alam lain:
Dari Abbas bin Abdul Muththalib ra, “Rasulullah SAW bertanya,’Apakah kalian mengetahui berapa jarak antara langit dengan bumi?’ Kami menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui hal itu!’ Rasulullah Saw bersabda: ‘Jarak antara keduanya adalah lima ratus tahun perjalanan, dan antara langit yang satu dengan langit yang lainnya itu lima ratus tahun perjalanan, dan tebal setiap langit adalah lima ratus tahun perjalanan!”. (Hadits Riwayat Ahmad; Abu Dawud; dan Tirmidzi).
Didalam riwayat lainnya dari sanad yang lain: “Antara langit dan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan dan tebal setiap langit itu lima ratus tahun perjalanan!”. (Hadits Riwayat Thabrani).
Dari Abdullah bin Mas’ud ra berkata: “Antara langit dengan langit di atasnya adalah lima ratus tahun perjalanan, dan jarak antara langit dengan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan, antara langit yang ke tujuh dengan kursiy adalah lima ratus tahun perjalanan, antara Kursiy dengan air adalah lima ratus tahun perjalanan, dan ‘Arsy berada di atas air, dan Allah berada di atas ‘Arsy. Tidak ada satupun dari amal perbuatan kalian yang tersamar dihadapan-Nya!”. (Hadits Riwayat Darimi; Ibnu Khuzaimah; Thabrani; Baihaqi; dan Al-Khathib).
3. Penjelasan mengenai adanya Sharirul Aqlam; Hadhratul Qudus; Hadhratul Rabbul Arbab; Mustawa; Baitul Makmur; dan Sidratul Muntaha!
“Setelah Abu Thalib dan Khadijah yang menjadi pelindung naiknya kedudukan Rasulullah Saw di Mekkah itu semakin terdesak dengan gangguan terus-menerus oleh kaum Kuraisy. Dalam kesedihan yang amat sangat, suatu malam pada tahun 621 Masehi ketika Rasulullah berada di rumah saudara sepupu nya, Hindun Abu Talib, Baginda telah didatangi oleh Malaikat Jibril dengan diiringi Israfil lalu diisra’kan menaiki Buraq dari Masjidil Haram ke Madinah, Bukit Tursina, Baitul Laham dan berakhir di Masjidil Aqsa. Dari Masjidil Aqsa, Rasulullah Saw dimikrajkan ke langit dengan menaiki tangga yang diturunkan daripada Jannah (Syurga) ke Baitul Makmur (betul-betul di atas Baitullah, Mekkah); Sidratul Muntaha; Mustawa; Sharirul Aqlam; Hadhratul Qudus; dan Hadhratul Rabbul Arbab, dan disanalah Beliau Saw bertemu dan berdialog dengan Allah Subhana wa Ta’ala!”. (Sirah Rasulullah Saw).
4. Dalil-dalil seputar Kursiy; Surga, Air, dan ‘Arsy
A. Kursy Allah dan Jaraknya:
Allah Ta’ala berfirman: “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursiy Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar!”. (Qs Al-Baqarah: 255).
“Antara langit dengan langit setelahnya adalah lima ratus tahun perjalanan dan jarak antara langit dengan bumi adalah lima ratus tahun perjalanan, antara langit ketujuh dengan kursiy adalah lima ratus tahun perjalanan” (HR. ad Darimi dalam ar Radd ‘alal Jahmiyah hal. 26, Ibnu Khuzaimah dalam at Tauhid hal. 105, ath Thabrani dalam al Kabir no. 8987, al Baihaqi dalam al Asma’ wash Shifat hal. 401)
B. Surga
“Apabila kalian meminta kepada Allah, maka mintalah surga firdaus, karena itu adalah surga yang paling tinggi dan di atasnya adalah ‘Arsy Allah Yang Maha Pengasih” (HR. al Bukhari no. 2790 dan no. 7423)
C. Air dan Arsy Allah
“Dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya, dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): ‘Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati’, niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: ‘Ini tidak lain hanyalah sihir yang nyata’!”. (Qs Hud: 7).
“Dari ‘Abdullah bin Mas’uud radliyllaahu ‘anhu, ia berkata : ‘Jarak antara langit yang paling tinggi dengan kursi adalah limaratus tahun. Begitu juga jarak antara kursi dengan air. Dan ‘Arsy berada di atas air. Dan Allah berada di atas ‘Arsy, tidak ada sesuatupun tersembunyi atas-Nya dari amal-amal kalian’. (HR Al-Baihaqi)
“(Yaitu) Tuhan Yang Maha Rahman, Yang bersemayam di atas ‘Arsy!”. (Qs Thaha: 5).
“Allah-lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘arsy.”  (Qs As-Sajdah: 4).
“Jadi ‘Arsy adalah sebuah tempat persemayaman Allah yang berada di atas air. Maksudnya adalah langit yang sering Anda lihat ternyata bertingkat-tingkat hingga mencapai tingkat yang ke tujuh dan tiap tingkat langit mempunyai pintu kemudian diatas langit ke tujuh itu ada kursiy dan diatas kursiy itu ada air dan diatas air itu ada ‘Arsy Allah Azza Wajjalla (singgasana Allah). Sebuah hal yang sangat mengagumkan, bahwa jarak antara langit dengan langit yang lain; dan langit ke tujuh dengan kursiy, kursiy dengan air; dan air dengan ‘arsy-Nya adalah 500 tahun perjalanan!”. (Hadits Shahih Riwayat Ibnu Khuzaimah; Thabrani; dan Ibnu Mahdi).
Dari Jabir bin ‘Abdillah Ra bahwa Rasulullah Saw bersabda: “Telah dizinkan kepadaku untuk bercerita tentang seorang dari Malaikat-Malaikat Allah azza wajalla yang bertugas sebagai pemikul ‘Arsy, bahwa jarak antara daun telinganya sampai ke bahunya adalah sejauh perjalanan 700 tahun. (Didalam riwayat lain: 700 tahun burung terbang dengan cepat)!”. (Hadits Shahih Riwayat Abu Dawud).
About these ads