Disebut
juga Aksi Polisionil yaitu aksi
yang dilakukan Belanda dengan tujuan menjaga wilayah kekuasaannya. Aksi dimulai dengan menyerang Lapangan udara Maguwo, Yogyakarta. Taktik
yang digunakan Belanda dengan mengadakan serangan kilat atau Blitzkrieg.
Hasil : Kota Yogya dapat dikuasi dan para pemimpin
RI dapat di tawan ( Soekarno, Hatta, H. Agus Salim).
Reaksi pihak RI :
A. Bidang Militer
Menghadapi serangan Belanda, TNI menerapkan taktik Pertahanan Rakyat
Semesta yaitu Perang gerilya secara
total deangan cara menyebarkan kekuatan di seluruh wilayah yang disebut
kantong-kantong perlawananan dijabarkan dalam
Perintah Kilat no.1 tgl 12 Juni 1948 dari Jenderal Sudirman yang
berisi antara lain :
1. Kita telah diserang oleh Belanda dengan
menyerang Yogyakarta dan LapanganTerbang
Maguwo
2. Pemerintah Belanda telah membatalkan
persetujuan gencatan senjata
3. Semua angkatan perang menjalankan rencana yang telah ditetapkan untuk
menghadapi serangan tersebut
Juga dibentuk adanya struktur pemerintahan militer antara lain :
n Markas Besar Komando Djawa (MBKD)
berpusat di Kepurun, Manisrenggo,
Klaten dibawah pimpinan Kolonel AH. Nasution
n Markas
Besar Komando Sumatera (MBKS) berpusat di Medan, Sumatera Utara dipimpin
Kolonel Hidayat
Tugas : Melaksanakan pemerintahan militer dan
merencanakan perlawanan bersenjata terhadap Belanda
Taktik yang digunakan
o Wingate yaitu gerakan untuk melakukan penyusupan ke
dalam wilayah musuh
o
Wehrkreise (
dari kata wehr “perlawanan” dan kreise“lingkaran” ) artinya membentuk
daerah-daerah perlawanan yang tersebar
dibanyak tempat sehingga kekuatan
Belanda terpecah-pecah dalam daerah
perlawanan yang luas
Hasil : Dalam serangan Umum 1 Maret 1949 TNI mampu menguasai kota Yogya selama 6
Jam yang secara taktik militer TNI dapat mengalahkan Belanda dengan menguasai
Yogya selama 6 Jam dibawah pimpinan Letkol Soeharto (Komandan Wehrkreise
III/Brigade X Yogyakarta
B. Bidang Politik
Untuk tetap menjaga kelangsungan pemerintahan RI, dibentuklah :
1. Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI)
dibentuk 19 Desember 1948 berpusat di Bukittinggi, Sumatera Barat dipimpin Mr.
Syafruddin Prawiranegara ( Menteri Kemakmuran )
2. Jika gagal maka membentuk Pemerintahan Republik Indonesia di India
dibawah pimpinan Mr. AA.Maramis (Menteri Keuangan), LN Palar dan dr. Sudarso