A. Perjuangan Diplomasi
Usaha-usaha yang ditempuh antara lain :
- Kabinet Ali Sastroamidjojo I Membawa masalah Irian Barat ke forum PBB namun belum berhasil
- Kabinet Burhanuddin Harahap Membawa masalah Irian Barat dalam Sidang Majelis Umum PBB namun juga gagal
Alasan : Belanda
menyatakan masalah Ir-Bar adalah masalah bilateral Indonesia-Belanda sehingga
harus diselesaikan melalui Uni Indonesia-Belanda
- Kabinet Ali Sastroamidjojo II Membatalkan seluruh isi persetujuan dalam KMB yang diikuti dengan pembentukan Propinsi Irian Barat ( 17 Agustus 1956) dengan ibukota di Soa Siu, Tidore serta mengangkat Zainal Abidin Syah sebagai gubernur
B. Konfrontasi Ekonomi
Pihak Indonesia memutuskan segala aktivitas hubungan perekonomian yang
berkaitan dengan Belanda dengan cara :
1)
18 Nopember 1957 diadakan rapat umum di jakarta yang dilanjutkan dengan aksi mogok para
buruh yang bekerja di perusahaan-perusahaan Belanda pada 2 Desember 1957
2)
Melarang aktivitas
maskapai penerbangan Belanda (KLM) di wilayah Indonesia
3)
Pengambilalihan aset-aset milik Belanda
al
:
a. 9
Desember 1957 Bank Escompto diambil alih oleh pemerintah
RI
b. Perusahaan Perkebunan Belanda ( Netherlandsche Handel Maatschappij
/NHM) diambil alih dan diganti menjadi Bank Dagang Negara
c. Percetakan De Unie
diganti menjadi percetakan negara
( Diatur dalam Peraturan
Pemerintah No. 23 tahun 1958)
C. Upaya Militer
Pada 19 Desember 1961 dikeluarkan TRIKORA ( Tiga Komando Rakyat ) yang
berisi :
q Gagalkan pembentukan Negara Papua
bikinan kolonial Belanda
q Kibarkan Sang Merah Putih
di Irian Barat Tanah Air Indonesia
q Bersiaplah untuk mobilisasi umum
mempertahankan kemerdekaan
dan kesatuan tanah air Indonesia
Realisasi
TRIKORA : Dibentuk Komando Mandala Pembebasan Irian Barat
pada 2 Januari 1962. Tugas-tugas Komando
Mandala :
q
Merencanakan, mempersiapkan dan menyelenggarakan operasi-operasi militer
dengan tujuan pengembalian wilayah propinsi Irian Barat dalam wilayah NKRI
q Mengembangkan situasi di wilayah Irian Barat sesuai dengan taraf
perjuangan
diplomasidan dalam waktu yang singkat agar di wilayah Irian Barat dapat
diciptakan de facto
wilayah-wilayah yang bebas/didudukkan unsur kekuasaan pemerintahan RI
Fase-fase dalam Operasi Komando Mandala
n
Fase Infiltrasi (
Sampai akhir 1962) Merencanakan,
mempersiapkan dan melaksanakan operasi militer guna mengembalikan wilayah Irian
Barat dengan nama sandi Operasi Jayawijaya
n Fase Eksploitasi ( Awal tahun 1963) Mengadakan serangan
terbuka terhadap
pos-pos musuh yang penting
n
Fase Konsolidasi
(Tahun 1964) Mendudukkan kekuasaan RI
secara mutlak di
wilayah Irian Barat
PENYELESAIAN MASALAH IRIAN BARAT
Diselesaikan melalui Persetujuan New York
( 15 Agustus 1962) atas ide dari Ellsworth Bunker ( Diplomat AS)
yang berisi antara lain :
n
Belanda akan menyerahkan Irian Barat kepada Penguasa Pelaksana Sementara PBB atau UNTEA ( United Nations
Temporary Executive Authority) pada 1 Oktober 1962
n Pada 1 Oktober 1962 akan berkibar bendera PBB dengan Belanda dan kemudian
diturunkan pada 31 Desember 1962 untuk digantikan bendera RI dan PBB
n Pemerintahan UNTEA berakhir pada 1 Mei 1963 yang kemudian diserahkan pada
pihak Indonesia
n Selama masa UNTEA, pegawai Indoneisa akan digunakan sebanyak-banyaknya dan
pegawai dan tentara Belanda dipulangkan selambat-lambatnya 1 Mei 1962
n Tahun 1969, rakyat Irian Barat akan diberi kesempatan untuk menentukan
nasibnya sendiri yaitu bergabung dengan NKRI atau memisahkan diri
Penentuan Pendapat Rakyat
(PEPERA)
(PEPERA)
Dilaksanakan
dalam tiga tahap :
n Tahap pertama dimulai pada 24 Maret 1969,
bentuk kegiatan
konsultasi dengan Dewan Kabupaten
di kota
Jayapura mengenai
tata cara
penyelenggaraan pepera
n Tahap kedua berupa pemilihan Dewan Musyawarah
Pepera yang
berakhir pada bulan Juni 1969
n Tahap ketiga dilaksanakan Pepera
dari Kabupaten Merauke dan
berakhir pada 4 Agustus 1969 di
Jayapura
Hasil :
PBB menerima hasil Pepera dengan hasil rakyat Irian Barat tetap menginginkan
bergabung dengan NKRI