Definisi Kebijakan Moneter
Menurut Nopirin : kebijakan moneter adalah tindakan yang dilakukan oleh penguasa moneter (biasanya bank sentral) untuk mempengaruhi jumlah uang beredar dan kredit yang pada gilirannya akan mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat (Nopirin, 1992:45). Bank sentral adalah lembaga yang berwenang mengambil langkah kebijakan moneter untuk mempengaruhi jumlah uang beredar.
Menurut Iswardono : kebijakan moneter merupakan salah satu bagian integral dari kebijakan ekonomi makro.
Kebijakan moneter ditujukan untuk mendukung tercapainya sasaran ekonomi
makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga,
pemerataan pembangunan, dan keseimbangan neraca pembayaran (Iswardono,
1997 : 126).
c. Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu
kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal
(pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan
pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran)
serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga
serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan
dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat
dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan
moneter pertama kali akan
dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Instrumen Kebijakan Moneter
Alat / instrumen kebijakan moneter yang umum dijelaskan oleh Nopirin (1992 : 46) dan Mishkin (2001 : 435) sebagai berikut :
1. Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Instrumen ini merupakan alat kebijakan moneter yang terpenting karena
merupakan
determinan utama antara perubahan tingkat suku bunga dan monetary base
serta menjadi sumber utama untuk mempengaruhi fluktuasi jumlah uang
beredar. Kebijakan ini meliputi tindakan menjual dan membeli surat-surat
berharga oleh bank sentral. Tindakan ini memiliki 2 pengaruh utama
terhadap kondisi pasar uang : pertama, menaikkan cadangan bank-bank umum
yang turut dalam transaksi. Hal ini dikarenakan dalam pembelian surat
berharga misalnya, bank sentral akan menambah cadangan bank umum yang
menjual surat berharga tersebut, akibatnya bank umum dapat menambah
jumlah uang yang beredar (melalui proses penciptaan kredit). Pada saat
bank sentral menjual surat-surat berharga di pasar terbuka, cadangan
bank-bank umum akan menurun. Berikutnya bank-bank ini dipaksa untuk
mengurangi penyaluran kreditnya, dengan demikian akan mengurangi jumlah
uang beredar. Pengaruh yang kedua, tindakan pembelian atau penjualan
surat berharga akan mempengaruhi harga (dan dengan demikian juga tingkat
bunga) surat berharga, sehingga mengakibatkan menurunnya jumlah uang
beredar dan meningkatkan tingkat suku bunga.
Berdasarkan tujuannya, operasi pasar terbuka dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
• Dynamic open market operation, yang bertujuan untuk mengubah jumlah cadangan dan monetary base.
• Defensif open market operation, yang bertujuan untuk mengontrol faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi jumlah cadangan dan
monetary base.
2. Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Policy)
Kebijakan ini meliputi tindakan untuk mengubah tingkat bunga
yang harus dibayar oleh bank umum dalam hal meminjam dana dari bank
sentral. Kebijakan ini pada dasarnya bertujuan untuk mempengaruhi
tingkat diskonto yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap jumlah uang
beredar melalui perubahan tingkat bunga pinjaman. Dengan menaikkan
diskonto, maka biaya untuk meminjam dana dari bank sentral akan naik
sehingga akan mengurangi keinginan bank umum untuk melakukan peminjaman
ke bank sentral.
Akibatnya, jumlah uang yang beredar dapat ditekan /
dikurangi. Di samping itu, posisi jumlah cadangan juga dapat dipengaruhi
melalui instrumen ini. Apabila tingkat diskonto mengalami kenaikan,
maka akan meningkatkan biaya pinjaman pada bank. Peningkatan jumlah
cadangan ini merupakan indikasi bahwa bank sentral menerapkan kebijakan
moneter yang ketat.
3. Penetapan Cadangan Wajib Minimum (Reserves Requirements)
Kebijakan
perubahan cadangan minimum dapat mempengaruhi jumlah uang yang beredar.
Apabila cadangan wajib minimum diturunkan, maka akan mengakibatkan
terjadinya peningkatan jumlah deposito sehingga jumlah uang beredar
cenderung meningkat, dan sebaliknya apabila cadangan wajib minimum
dinaikkan, maka akan mengurangi jumlah deposito yang akhirnya akan
menurunkan jumlah uang yang beredar.
Indikator empirik untuk kebijakan moneter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
a.
Jumlah uang beredar (M2), yaitu jumlah seluruh uang yang beredar yang
terdiri dari M1(uang kartal dan uang giral) ditambah dengan uang kuasi.
b. Bunga deposito 1 bulan (Depo1)
c. Tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
d. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika
e. Inflasi