LAPORAN
PRATIKUM
DASAR-DASAR
ILMU TANAH
SEMESTER
GANJIL TAHUN 2012-2013
Judul:
KADAR
LEGAS, BERAT VOLOME, BERAT JENIS DAN POROSITAS TOTAL TANAH
Oleh :
Nama
: Dian Budiarto
NPM
: E1J011041
Kelompok : 2
Kelas
: B
Pembimbing
: Ir. Hasannudin, M.P
Co-as
: - Rian Fery Andreas
-Renita G Manurung
LABORATORIUM ILMUH TANAH
PROGRAM
SETUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
BAB
I
Pendahuluan
1.1
Latar Belakang
Di dalam ilmuh tanah terdapat pengertian kadar legas, berta
volume, berat jenis dan porositas total tanah. Dalam hal ini kita dapat
memahami akan arti dari pengertian di atas, kadar legas ialah kadar tanah yang mencangkup
air dan bahan-bahan yang terlarut di dalamnya. Berat volume merupakan rasio
antara berat dan volume total contoh tanah, termasuk contoh berat volume pori
tanah yang ada di dalmnya. Berat jenis tanah ialah rasio antara berat total
partikel-paertikel padat tanah dengan volume total partikel-partikel tanah,
tidak termasuk berat volume pori tanah yang ada di dalamnya. Dan porositas
total tanah merupakan fraksi dari volume total tanah yang di tempati pori-pori.
1.2
Tujuan Pratikum
1.2.1 Kadar legas
1. Menetapkan kadar legas kering angin
2. Menetapkan kadar legas tanah jenuh
3. Meetapkan kadar legas tanah kapasitas lapang
1.2.2 Berat volume dan Berat jenis
1. Menetukan berat volome beberapa jenis contoh
tanah
2. Menetapkan berat jenis beberapa contoh tanah
1.2.3 Porositas Total
1. Menetapkan porositas total tanah melalui
pengukuran langsung
2. Menghitung nilai porositas total tanah dengan
menggunakan nilai BV dan BJ
BAB II
Tinjauan Pustaka
Di Indonesia banyak tanah marginal yang berkandungan pasir
tinggi seperti tanah vulkan berpasir kasar dan tanah berpasir pantai. Tanah
berpasir seperti itu memiliki struktur yang jelek, berbutir tunggal lepas,
berat volumenya tinggi, serta kemampuan menyerap dan menyimpan air rendah
sehingga kurang mendukung dalam usaha bercocok tanam. Disamping itu, tanah
jenis ini peka terhadap pelindian unsur-unsur hara dan peka terhadap erosi air
maupun angin. Dalam kaitannya dengan daya menyimpan air, tanah berpasir
memiliki daya pengikatan terhadap lengas tanah yang relatif kecil karena
permukaan kontak antartanah pasiran ini didominasi oleh pori-pori mikro. Oleh
karena itu, air yang jatuh ke tanah jenis ini akan segera mengalami perlokasi
dalam air kapiler akan mudah lepas karen evaporasi .
2.1 Kadar legas
Kadar lengas dalam ilmu tanah terdapat
sedikit perbedaan dengan kadari air. Kadar air tanah mencakup air dan bahan
yang terlarut di dalamnya sedangkan kadar air tanah mengandung pengertian air
murni yang terkandung dalam tanah. Dalam kenyatannya, air yang ada di dalam
tanah merupakan suatu larutan bukan air murni. Nilai kadar lengas tanah
berkisar antara 0,2 g/g pada tanah mineral yang dikering anginkan, sekitar 0,5
g/g pada tanah mineral yang jenuh, hingga mencapai 3,0 g/g pada tanah-tanah
organik yang jenuh.
Kadar legas pada umunya ditetapkan dengan menggunakan
metode gravimetrik, neutron probe dan time domain reflectrometry ( TDR ). Makin
besar usaha yang diperlukan, tegangan lengas makin tinggi. Tegangan lengas
tanah 0 cm H2O atau 0 bar berarti tidak ada tegangan lengas tanah.
Air dalam tanah berada dalam keadaan bebas berkenaandenga jumlahnya yang
berlebihan. Tanah jenuh air, dalam keadaan kering-tanur, tanah nyaris tidak
mengandung air, dan tegangan lengas tanah mencapai maksimum sebesar 107
cm H2O atau 104 bar.
Kadar
lengas kapasitas lapang adalah kandungan air yang tersekap oleh sistem tanah
setelah air kakas berat yang berlebih mengatus dan setelah laju gerakkan air ke
bawah banyak berkurang. Nilai lengas
kapasitas lapang pada berbagai tanah akan setara dengan nilai kesetaraan lengas
atau nilai pF 2,7. (Poerwowidodo, 1992:119)
Kadar Lengas Tanah Kering Angin
(La)
·
La = (Wbta-Wbt) / ( Wbt – wb )
Ket :- (Wb) ialah botol
tembaga yang berguna untuk mengeringkan tanah di dalam oven
- ( Wbt ) tanah
yang terdapat dalam botol itu pada suhu 1050C selama 24 jam .
-(Wbta)
volume tanah dalam botol.
Kadar
lengas Tanah jenuh (Lj) dan kapasitas lapang (Ll)
2.2
Berat Volume
Berat volume merupakan rasio antara berat dan volume
total contoh tanah, termasuk contoh berat volume pori tanah yang ada di
dalmnya. Berat volume tanah umumnya ditetapkan dengan menggunakan metode ring
sampel (core method) dan metode
lilin. Metode ring sampel dilakukan pada contoh tanah utuh di dalam ring
sampel, sedangkan metode lilin dilakukan pada pada agregat atau bongkah tanah
yang telah dilapisi dengan lilin. Kedua metode tersebut memiliki kelebihan dan
kelemahan masing-masing. Metode pertama
lebih mewakili kondisi tanah yang sebenarnya namun lebih rumit, sedangkan
metode kedua lebih mudah dilakukan namun kurang mencerminkan kondisi tanah yang
diwakilinya.( id.wikipedia.org/wiki/berat-volume,)
Berat Volume (Metode Ring sampel)
2.3
Berat Jenis
Berat jenis adalah
perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa
jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau dimensi.
Berat jenis mempunyai rumusan m.g/v atau w/v dengan
satuan n/m^3 dengan m = massa, g = gravitasi, v = volume dan w = weight
(berat). Berat jenis tanah umunya ditetapkan dengan metode pyconometer.
( id.wikipedia.org/wiki/berat-jenis,)
2.4 Porositas Total
Dan porositas total
tanah merupakan fraksi dari volume total tanah yang di tempati pori-pori.
Pengukuran porositas total tanah pada prinsipnya adalah menentukan volume ruang
pori yang ada diantara partikel-partikel padatan, nilai Pt dapat ditentukan
melalui dua cara yaitu pengukuran dan
perhitungan. Metode yang umum digunakan ialah menggunakan contoh tanah utuh di
dalam ring sampel. Metode lain adalah dengan menggunakan metode thinsection (id.wikipedia.org/wiki/porositas-tanah)
BAB III
Metodologi
3.1
Kadar Lengas Tanah Kering Angin (La) : Metode Gravimerik
Bahan dan Alat
Alat dan bahan yang digunakan dalam
praktikum adalah tanah kering angin, cawan dan oven.
Cara Kerja
·
Menimbang botol tembaga yang berguna
untuk mengeringkan tanah di dalam oven (Wb)
·
Memasukkan 10 gram contoh tanah ke dalam
botol diatas dan kemudian menmbangnya.
·
Mengeringkan tanah yang terdapat dalam
botol itu pada suhu 1050C selama 24 jam kemudian mengukur atau
menghitung ( Wbt ).
·
Menghitung kada lengas tanah kering, La
(dalam g/g) dengan menggunakan rumus :
·
La = (Wbta-Wbt) / ( Wbt – wb )
·
Memperoleh nilai kadar lengas
berdasarkan berat kering tanah kering dengan satuan g/g
3.1
Kadar
lengas Tanah jenuh (Lj) dan kapasitas lapang (Ll)
Bahan dan Alat
Contoh tanah utuh, ring sampel, kasa,
karet, bak untuk penjuhan contoh tanah, rak, timbangan dan oven.
Cara
Kerja:
·
Merendam kembali ring sampel yang berisi
contoh tanah hingga permukaan air berada sekita 2 cm dibawah permukaan tanah
selama 24 jam
·
Memindahkan ring sampel beserta isinya
yang jenuh ai ke timbangan kemudian mencatat beratnya (Wstj).
·
Meletakkan contoh tanah diatas rak dan
membiarkan air yang ada didalamnya keluar melalui proses gravitasi dan penguapan
selama 24 jam. Kemudian menimbang kembali berat sampel dan isinya (Wstl).
·
Pada bagian bawah ring sampel ditutup
kain kasa dan mengikat dengan karet.
·
Memasukkan ring sampel ke dalam oven dan
mengringkannya pada suhu 1050C selama 48 jam kemudian menimbang ring
sampel (Wst).
·
Membersihkan ring sampel dari contoh
tanah kemudian meninbangnya (Ws)
·
Menghitung nilai kadar lengas tanah
jenuh, Lj, dan tanah kapasitas lapang, Lkl (semua dalam g/g) dengan menggunakan
rumus:
3.2
Berat
Volume (Metode Ring sampel)
Bahan dan Alat
Bahan dan alat yang digunakan dalam
acara ini adalah ring sampel berisi contoh tanah utuh, timbangan dan oven.
Cara
Kerja:
· Mengukur
luas Penampang (A) dan tinggi (H) dari ring sampel yang digunakan dalam
penetapan Lj dan Ll. Kemudian menghitung volume ring sampel tersebut
· Menghitung
nilai BV dengan persamaan:
3.3
Berat
Jenis
Bahan dan Alat
Alat
dan bahannya adalah tanah kering yang telah dihaluskan, prcnometer, akuades,
timbangan, tunggku pemanas dan oven. Cara kerjanya :
·
Menimbang pycnometer (termasuk
penutupnya) yang bersih dan kering (Wp). Bila pycnometer tidak tersedia maka
gelas ukur (25,50 atau 100 mL) dapat digunakan dalam praktikum ini.
·
Menambahkan 10 g tanah kering angin yang
telah diayak . Apabila gelas ukur yang digunakan maka menambahkan 50 g tanah.
Selanjutnya membersihkan pycnometer dari tanah yang mungkin menempel kemudian
menimbang (Wpt ).
·
Menimbang 10 g duplikat contoh tanah dan
menetapkan kadar airnya dengan mengeringkannya di oven (1050C)
selama 12 jam. Mengoreksi nilai Wpt dengan cara menguranginya dengan berat
dalam duplikat contoh tanah.
·
Mengisi pycnometer dengan air akuades
kemudian mencuci tanah yang menempel di leher bagian dalam hingga masuik ke
tabung. Membuang udara yang terperangkap di dalam agrgat dengan mendidihkan air
secara perlahan selama beberapa menit dan mencegah kehilangan tanah oleh
meluapnya.
·
Mendidihkan akuades di tabung terpisah
kemudian mendinginkan pada suhu ruang.
·
Mendinginkan pycnometer beserta isinya
pada suhu ruang kemudian menambahkan akuades hinga memenuhi pycnometer kemudian
memasukkan alat penutup dan mengeringkan dan bersihkan bagian luar bejana
reaksi tersebut dengan kain kering.
·
Menimbang pycnometer dan isinya (Wpta)
dan mengukur suhu suspensi setelah didingan
pada suhu ruang.
·
Mengeluarkan isi pycnometer kemudan
mencuci isinya sampai bersih.
·
Menghitung BJ dengan persamaan berikut :
3.4
Porositas
Total (Metode Ring Sampel)
Alat dan Bahan
Alat
dan bahan yang digunakan adalah ring sampel yang berisi contoh tanah utuh, bak
berisi air, timbangan dan oven. Cara kerjanya :
·
Mengalikan nilai Lj yang diperoleh dari
persamaa Lj = (Wst–Wst) / (WSt-Ws)
dengan BI yang diperoleh dari persamaan BV = (Wst–Ws) / V kemudian membagi
dengan Bj air.
·
Hasil perkalian dan pembagian tersebut
diperoleh kadar lengas volumetrik tanah jenuh dengan satuan Cm3 per
cm3 tanah
·
Dalam kondisi jenuh semua ruang pori
tanah yang terisi oleh air. Oleh sebab itu nilai kadar lengas volumtrik diatas
adalah juga nilai porositas total tanah.
Kemudian menghitung porositas total tanah dengan menggunakan rumus :
BAB
IV
Hasil dan Pembahasan
4.1 Hasil
a.
Hasil
pengamatan penentuan kadar lengas
Wbta (g)
|
Wbt (g)
|
Wb (g)
|
30,04
|
29.2
|
20.07
|
37.3
|
36.2
|
27.3
|
34.05
|
33.3
|
21.16
|
31.2
|
30.3
|
21.29
|
b.
Hasil
pengamatan penentuan kadar lengas tanah jenuh dan kapasitas lapang
Wstj
|
Wst
|
Ws
|
Wstl
|
382.5
|
29.2
|
20.07
|
301.1
|
347.9
|
36.2
|
27.3
|
342.7
|
384.3
|
33.3
|
21.16
|
401.8
|
307.4
|
30.3
|
21.29
|
302.7
|
c.
Hasil
pengamatan penentuan berat volume tanah metode ring sampel
Wst
|
Ws
|
V
|
29.2
|
20.07
|
157
|
36.2
|
27.3
|
157
|
33.3
|
21.16
|
157
|
30.3
|
21.29
|
157
|
d.
Hasil
pengamatan penentuan porositas total tanah
BV
|
BJ
|
Pt
|
0.06
|
0.0256
|
-113 %
|
0.06
|
0.00174
|
-245 %
|
0.08
|
0.0173
|
-371 %
|
0.057
|
0.0205
|
-178 %
|
BAB
V
Penutup
5.1 Kesimpulan
- Manfaat kadar lengas dalam bidang pertanian anatara lain pengetahuan kadar lengas tanah digunakan untuk mneduga kebutuhan air untuk persawahan, menduga kebutuhan air selama proses irirgasi dan mengetahui kemampuan suatu jenis tanah mengenai daya simpan lengas atau airnya.
- Metode yang digunakan adalah metode gravimetris karena metode ini murah dan cepat.
·
Pada laisan top soil lebih besar dari
lapisan sub soil, ini terjadi dikarena top soil merupakan tanah mineral yang
kaya bahan organik sehingga kemampuan menahan airnya lebih tinggi.
·
Nilai La pada lapisan tanah top soil
lebih besar bila dibandingkan dengan nilai La pada lapisan Sub soil. Begitu
juga nilai Lj dan nilai Lkl, top soil lebih besar dari sub soil.
·
Nilai La, Lj, dan Lkl nilai top soilnya
lebih besar dari nilai sub soil, tapi pada BV berbanding terbalik, nilai BV
pada lapisan top soil lebih kecil dari nilai sub soil.
·
Nilai kadar lengas tanah jenuh (Lj)
lebih besar dari nilai kadar lengas kapasitas lapang (Lkl) lebih besar dari
nilai kadar lengas kering angin (La) atau nilai Lj > Lkl > La.
·
Nilai BV pada lapisan tanah top soil
lebih besar dibandingkan dengan nilai BV pada lapisan tanah sub soil, sebab
pada lapisan II (sub soil) mempunyai kadar liat yang lebih tinggi dari lapisan
I (top soil)
Daftar pustaka
Poerwowidodo.
1995. Metode Selidik Tanah. Surabaya:
Usaha Nasaional.