Ceramah singkat saya kali ini akan membahas tentang pemilihan jodoh atau pasangan hidup yang serasi dan selaras sebagai ladang untuk menabur benih keturunan, karena al Qur’an dengan jelas memberikan isyarat isteri bagaikan ladang yang butuh digarap dengan baik, penuh kesabaran untuk mencapai kebahagiaan sejati di dunia dan di akhirat QS. Al baqarah: 223
نِسَاؤُكُمْ حَرْثٌ لَكُمْ فَأْتُوا حَرْثَكُمْ أَنَّى شِئْتُمْ وَقَدِّمُوا لِأَنْفُسِكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّكُمْ مُلَاقُوهُ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ.
“Isteri-isterimu
adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok-tanam, maka datangilah
tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki. Dan
kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah
dan ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar
gembira orang-orang yang beriman.” (al Baqarah :223)
Ayat di atas memberikan isyarat bahwa, secara tersirat ada
semacam anjuran berikhtiyar mencari pasangan hidup yang sempurna untuk
dijadikan sebagai ladang menanam benih keturunan, karena isteri itu
bagaikan ladang untuk menanam benih keturunan. Sudah menjadi hukum alam,
ladang yang subur diimbangi dengan perawatan yang baik, lebih
berpotensi menghasilkan tanaman yang berkualitas daripada ladang tandus
dengan garapan yang baik pula.
Ayat di atas, juga memberikan pengarahan, tidak hanya ladang dan sistem
garapan yang baik saja untuk mencita-citakan hasil yang berkualitas,
tetapi sebelum memilihi ladang yang subur, dahulukan dirimu menjadi
individu yang memproduksi bibit berkualitas tinggi, lanjutan ayatnya :
”Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu” , lanjutan ayat ini
mengarahkan kepada pembacanya, sebelum memilih ladang yang subur maka
pastikan sang suami memiliki benih yang berkualitas. Usaha untuk
menghasilkan keturunan yang berkualitas harus di awali dari diri
sendiri, jangan menyalahkan ladang (isteri) kalau individu seorang suami
belum bisa menjadi bibit yang berkualitas.
Terpenuhinya cita cita memperoleh hasil tanaman yang baik, ternyata harus melalui cara
yang panjang, sejak dari sendiri, pemilihan isteri dan mempergauli
isteri degnan cara yang baik. Dengan usaha itu, kedua belah pihak akan
merasa diuntungkan, alangkah meruginya seorang isteri jika mendapat
suami yang mempunyai bibit tidak berkualitas, begitu juga sebaliknya,
suami akan merasa kecewa kalau mendapati isteri yang digadang-gadang
sebagai ladang untuk menanam benih ternyata tidak subur. Lalu bagaimana
jika sudah terlanjur.
Ingat!!! Tidak ada kata terlambat untuk melakukan perbaikan, mulailah sekarang, sekarang, sekarang untuk berbuat baik, ajak isteri juga untuk melakukan aktivitas yang baik-baik. wassalam