- Ikatan ion / ikatan elektrovalen / ikatan heteropolar
- Ikatan kovalen / ikatan atom / ikatan homopolar
- Ikatan kovalen koordinasi / ikatan semipolar
- Ikatan logam
- Ikatan Hidrogen
- Ikatan (Gaya) Van Der Waals.
10.1 SUSUNAN ELEKTRON STABIL
Unsur-unsur gas mulia merupakan unsur-unsur yang sukar bereaksi dengan unsur lain. Sifat ini dapat dimiliki oleh unsur-unsur gas mulia karena konfigurasinya yang stabil. Konfigurasi elektron gas mulia dapat anda lihat dalam tabel.
Unsur | Nomor atom | Kulit elektron | Elektron valensi | ||||
K L M N O | |||||||
He | 2 | 2e | 2e | ||||
Ne | 10 | 2e | 8e | 8e | |||
Ar | 18 | 2e | 8e | 8e | 8e | ||
Kr | 36 | 2e | 8e | 18e | 8e | 8e | |
Xe | 54 | 2e | 8e | 18e | 18e | 8e | 8e |
Usaha memiliki konfigurasi elektron yang stabil dapat dicapai dengan cara:
- Melepaskan elektron valensinya (elektron valensi pada umumnya £ 3, kecuali B, H, Be, He) sehingga terbentuk ion positif yang bermuatan sejimlah elektron yang dilepaskannya.
Mg : 2e 8e 2e ® Mg2+ : 2e 8e + 2e
Al : 2e 8e 3e ® Al3+ : 2e 8e + 3e
- Menarik elektron dari luar (elektron valensi pada umumnya ³ 5) sehingga bermuatan negatif sebesar elektron yang ditariknya.
O : 2e 6e + 2 e ® O2- : 2e 8e
Cl : 2e 8e 7e + 1 e ® Cl- : 2e 8e 8e
Antara ion positif dan ion negatif yang terbentuk akan terjagi gaya tarik menarik (gaya elektrostatik) sehingga terbentuklah ikatan ion
- Penggunaan bersama pasangan elektron di antara atom-atom yang berikatan sehingga terbentuk pasangan elektron terikat sebanyak elektron yang saling dipinjamkan. Akibat penggunaan bersama pasangan elektron ini terbentuklah ikatan kovalen.
Kegiatan 1
Unsur Ne dengan nomor atom 10 dan unsur Ar dengan nomor atom 18 memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Unsur-unsur yang mempunyai nomor atom sekitar Ne atau Ar ingin memiliki konfigurasi elektron yang stabil. Lengkapi tabel di bawah ini.
Atom | Jumlah elektron | Banyaknya elektron yang diikat/dibebaskan | Ion | Jumlah elektron | Susunan elektron |
11Na | 11 | Membebaskan 1 elektron | Na+ | 10 | 2e 8e |
9F | 9 | Menerima 1 elektron | F | 10 | 2e 8e |
12Mg | |||||
13Al | |||||
8O | |||||
17Cl | |||||
20Ca |
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
10.2 Ikatan Ion
Ikatan kimia yang terbentuk akibat gaya tarik menarik antara ion positif (kation) dengan ion negatif (anion) disebut sebagai ikatan ion. Jika atom-atom logam berdekatan atom-atom bukan logam akan terjadi perpindahan elektron valensi dari atom logam kepada atom bukan logam. Akibatnya atom logam membentuk kation sedangkan atom bukan logam membentuk anion. Antara anion dan kation yang berlawanan muatan akan saling tarik menarik dan terbentuklah ikatan ion (ikatan elektrovalen).
Atom logam natrium yang mempunyai susunan elektron 2e 8e 1e sedangkan atom klor mempunyai susunan elektron 2e 8e 7e. Agar kedua atom di atas mempunyai susunan elektron stabil (oktet) maka logam natrium akan melepaskan sebuah elektron valensinya, sedangkan atom klor cenderung untuk menerima elektron yang dilepaskan oleh natrium tersebut
Pelepasan dan penerimaan elektron tersebut dapat digambarkan sebagai:
Na : 2e 8e 1e ® Na+ : 2e 8e + 1e
Cl : 2e 8e 7e + 1e ® Cl- : 2e 8e 8e
Atara ion Na+ dengan ion Cl- akan tarik menarik membentuk Na+Cl- dan ditulis sebagai NaCl.
11p
Atom natrium, Na ion natrium, Na+
2e 8e 1e 2e 8e
2e 8e 7e 2e 8e 8e
Dengan cara yang sama terangakan pembentukan senyawa MgF2, Na2O, CaCl2, Na3N
Kekuatan ikatan ion
Kekuatan ikatan ion suatu senyawa dapat dipredeksikan dari perbedaan skala keelektro-negatifan atom unsur pembentuknya. Makin besar beda skala kelektronegatifannya makin kuat ikatan ionnya. Bagaimana kekuatan ikatan ion senyawa – senyawa dibawah ini?
LiCl BeCl2 BCl3 K3N K2O KF
NaCl MgCl2 AlCl3 K2S KCl
KCl CaCl2 K2Se KBr
RbCl SrCl2 KI
CsCl BaCl2
Bagaimana kekuatan ion dari :
- LiCl ke CsCl : ……………………………………………………………………………
- NaCl ke AlCl3 : ……………………………………………………………………………
- K3N ke KF : ……………………………………………………………………………
- KF ke KI : ……………………………………………………………………………
Ikatan kovalen adalah ikatan yang terjadi akibat pemakaian bersama pasangan elektron oleh dua atom yang berikatan. Ikatan kovalen terbentuk di antara dua atom yang sama-sama ingin menangkap elektron (semi logam dan bukan logam). Pasangan elektron yang dipakai bersama dapat berupa sumbangan masing-masing atom berikatan atau sumbangan salah satu atom yang berikatan.
Dalam melukiskan ikatan kovalen, kita menggunakan apa yang disebut rumus LEWIS, yaitu setiap elektron valensi (elektron pada kulit terluar) dilambangkan dengan tanda (titik, silang, kros atau yang lain).
x . . . .
H* x C x : N . : O . : Cl :
x . .. .
Untuk memudahkan pemikiran rumus lewis perlu diperhatikan:
- Pembentukan ikatan kimia merupakan upaya atom suatu unsur untuk mencapai susunan oktet (8 elektron terluar) atau duplet (2 elektron terluar).
- Pasangan elektron terikat digambarkan diantara 2 atom yang berikatan.
- Sepasang elektron dapat digambarkan dengan satu garis
ç
H C H atau H - C – H
ç
H H
Untuk lebih memahami ikatan kovalen lengkapi tabel berikut:
Unsur | Elektron valensi | Unsur | Elektron valensi | Rumus senyawa | Rumus Lewis | Rumus struktur |
N | 5 | H | 1 | NH3 | ||
P | 5 | Cl | 7 | PCl3 | ||
H | 1 | O | 6 | H2O | ||
B | 3 | Cl | 7 | BCl3 | ||
N | 5 | N | 5 | N2 | ||
C | 4 | O | 6 | CO2 |
- Ikatan tunggal (dilambangkan dengan satu garis ikatan) melibatkan sepasang elektron
- Ikatan kovalen rangkap (melibatkan lebih dari sepasang elektron, 2 pasang elektron disebut ikatan rangkap dua, dan kalau 3 pasang elektron disebut ikatan rangkap 3).
Didalam molekul HCl ternyata pasangan elektron yang dipergunakan bersama lebih tertarik kepada Cl, karena atom Cl lebih kuat menarik elektron dari pada atom H (Cl lebih elektronegatif dari pada H). Akibatnya dalam molekul HCl terbetuk dwi kutub (bersifat polar). Ikatan kovalen semacam ini disebut ikatan kovalen polar. Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar.
Kegiatan:
Perhatikan senyawa hidrida dalam tabel:
CH4 2,5 | NH3 3,0 | H2O 3,5 | HF 4,0 |
SiH4 1,8 | PH3 2,1 | H2S 2,5 | HCl 3,0 |
GeH4 1,8 | AsH3 2,0 | H2Se 2,4 | HBr 2,8 |
SnH4 1,8 | SbH3 1,9 | H2Te 2,1 | HI 2,5 |
- kiri ke kanan : …………………………………………………………………………..
- atas ke bawah : …………………………………………………………………………..
Dalam molekul H2, Cl2, O2 pasangan elektron yang dipergunakan bersama tertarik sama kuat oleh atom-atom yang berikatan oleh karena itu tidak terjadi dwi kutub (dipol). Ikatan kovalen yang demikian disebut ikatan kovalen non polar.
Dalam molekul dwi atom (terdiri dari dua atom) kepolaran ikatannya dapat ditentukan dengan mudah yaitu:
Molekul-molekul unsur (terdiri dari atom-atom sejenis) memiliki ikatan kovalen non polar (H2, Br2, Cl2, O2 dan sebagainya)
Molekul-molekul senyawa (terdiri dari atom-atom tidak sejenis) memiliki ikatan kovalen polar (HI, HCl, HBr, IF dan sebagainya)
Untuk molekul-molekul yang mengandung atom lebih dari dua, ikatan kimianya tetap merupakan ikatan kovalen polar, tetapi dapat bersifat non polar jika bentuk molekulnya simetris dan atom pusat tidak mempunyai pasangan elektron bebas (PEB).
Contoh :
CH4, BF3, SiO2, CO2 ikatan antar atomnya adalah ikatan kovalen polar, tetapi molekul molekul tersebut bersifat non polar.
H2O, NH3, PCl3 ikatan antar atomnya kovalen polar dan molekul bersifat polar.
Kegiatan :
Tujuan :
Mengetahui kepolaran senyawa
Alat dan bahan :
Biuret, standart (statif) lengkap dengan penjepit buaya, erlenmayer, beaker glass, penggaris polietena, kain wool atau kain flannel, air (H2O), etanol (C2H5OH), aseton (CH3COOH), karbon tetra klorida (CCl4).
Cara kerja:
- Pasanglah 4 buret pada statif dan isilah masing – masing buret dengan cairan yang tersedia.
- Buatlah batang polietena bermuatan listrik dengan cara menggosok batang polietena dengan kain flannel.
- Pengaruhi aliran cairan dari tiap – tiap buret dengan batang politen bermuatan
- Amati aliran cairan zat cair, apakah zat cair mengalami pembelokan?
Tabel Pengamatan
B a h a n | Aliran zat cair | |
dibelokkan | Tidak dibelokkan | |
Air | ||
Etanol | ||
Aseton | ||
Karbon tetra klorida |
- Kesimpulan apa yang anda dapatkan pada percobaan di atas?
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
- Mengapa ada zat cair yang dibelokkan dan ada yang tidak dibelokkan oleh batang politen bermuatan? Jelaskan!
…………………………………………………………………………………………………
- Dengan memperhatikan struktur Lewis senyawa – senyawa di atas, tentukan faktor – faktor yang mempengaruhi kepolaran suatu molekul.
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
Ikatan Kovalen Koordinasi
Pasangan elektron yang digunakan bersama dalam membentuk ikatan kovalen berasal dari salah satu atom yang berikatan (atom donor), sedangkan atom yang lain tidak menyumbangkan elektron (atom akseptor). Ikatanm kovalen yang demikian disebut sebagai ikatan kovalen koordinasi , semi polar atau ikatan datif
Ikatan kovalen koordinasi hanya dapat terbentuk apabila salah satu atom mempunyai pasangan elektron bebas (PEB). Ketika berikatan, PEB berubah status menjadi PEI. Sebagai contoh pembentukan ikatan antara amonia dengan ion hidrogen membentuk ion amonium. Atom N dalam amonia mempunyai pasangan elektron bebas yang dapat dipergunakan bersama dengan ion hidrogen yang telah kehilangan elektronnya.
H N + H+ ® H N H
H H ikatan koordinasi
Kegiatan
Tuliskan Rumus Lewis dalam molekul/ion di bawah ini dan tentukan ikatan kovalen koordinasinya.
1. SO3 3. NH3BF3
2. CO 4. H3O+
Perbandinngan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen
Ikatan ion jauh lebih kuat daripada ikatan kovalen karena ikatan ion terjadi akibat gaya Coulomb (gaya elektrostatis), sedangkan ikatan kovalen terjadi karena pemakaian bersama pasangan elektron ikatan. Berikut adalah perbandingan sifat fisika senyawa ion dengan senyawa kovalen.
Senyawa ion | Senyawa Kovalen | ||
1.
2. 3. |
Mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi
Cairan dan larutannya dapat menghantar listrik (bersifat elektrolit) Semua senyawa elektrovalen pada suhu kamar berwujud padat |
1.
2. 3. |
Mempunyai titik didih dan titik leleh yang rendah
Cairannya tidak dapat menghantar listrik Pada suhu kamar ada yang berwujud padat, cair maupun gas. |
Ikatan Logam
Gaya tarik menarik seperti pada molekul-molekul polar dapat juga terjadi antara muatan positif dari ion-ion logam dengan muatan negatif dari elektron-elektron yang bergerak bebas. Interaksi inilah yang dikenal sebagai ikatan logam.
Unsur-unsur logam menunjukkan sifat-sifat yang khas, seperti umumnya berupa zat padat pada suhu kamar, dapat ditempa dan merupakan penghantar listrik dan panas yang baik.
Sifat-sifat tersebut dapat dimaklumi setelah melihat bagaimana atom-atom logam dalam membentuk ikatan logam. Atom-atom logam mempunyai elektron valensi yang kecil, sehingga elektron valensi dapat bergerak bebas dan sangat mudah dilepaskan akibatnya elektron-elektron valensi tersebut bukan hanya milik salah satu ion logam tetapi merupakan milik bersama ion-ion logam yang terjejal dalam kisi kristal logam. Dapat dikatakan bahwa elektron valensi dalam logam terdelokalisasi, membaur membentuk awan elektron yang menyelimuti ion-ion positif logam yang telah melepaskan sebagian elektron valensinya. Akibatnya terjadi interaksi antara kedua muatan (elektron bermuatan negatif dengan ion logam yang bermuatan positif) yang berlawanan dan membentuk ikatan logam. Gaya tarik menarik ini cukup kuat sehingga pada umumnya unsur logam mempunyai titik didih dan titik leleh yang tinggi.
Kekuatan ikatan logam dipengaruhi oleh:
- jari-jari atom, makin besar jari-jari atom menyebabkan ikatan logam semakin lemah
- jumlah elektron valensi, makin banyak elektron valensinya ikatan logam semakin kuat
- jenis elektron s, p atau d. logam-logam blok s ikatannya paling lemah dan logam-logam blok d ikatan logamnya paling kuat (kelas 11).
- Cara suatu atom mencapai struktur elektron stabil seperti gas mulia, yaitu dengan mengikat atau membebaskan elektron, dan menggunakan bersama pasangan elektron
- Elektron yang berperan dalam ikatan kimia adalah elektron valensi
- Ikatan ion adalah ikatan dengan gaya elektrostatif antara ion positif dan ion negatif.
- Ikatan kovalen dapat terbentuk akibat penggunaan pasangan elektron, ikatan tunggal (sepasang elektron), ikatan rangkap (dua pasang elektron atau lebih)
- Berdasarkan keelektronegatifan atom-atom yang berikatan ikatan kovalen dapat dibedakan menjadi ikatan kovalen non polar dan ikatan kovalen polar.
- Kepolaran senyawa akan bertambah jika beda skala keelektronegatifan atom-atom yang berikatan semakin besar