Mobilitas Sosial

1.     Pengertian Mobilitas Sosial
Kata mobilitas berasal dari bahasa latin mobilis, yang artinya mudah dipindahkan atau banyak bergerak.
Mobilitas sosial dimaknai sebagai suatu gerak perpindahan seseorang atau sekelompok warga dari suatu status sosial menuju status sosial yang lain.
Untuk memperluas pemahaman anda, berikut beberapa pendapat ahli mengenai mobilitas sosial :
a.  Soerjono Soekanto
Gerak dalam struktur sosial
b.  Horton dan Hunt
Tindakan berpindah dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya.
c.   Anthony Giddens
Menunjuk pada gerakan dari orang per orang dan kelompok diantara kedudukan sosial ekonomi yang berbeda.
Mobilitas yang menggunakan media protes dan kekerasan dengan penuh emosi disebut dengan gerakan sosial.
2.     Jenis-jenis Mobilitas Sosial
a.    Mobilitas Horizontal
Perpindahan dari suatu kelompok ke kelompok sosial lain yang sederajat / dalam lapisan sosial yang sama.
b.  Mobilitas Vertikal
Perpindahan individu / kelompok dari sutau kedudukan sosial menuju kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat.
Berdasarkan arahnya, mobilitas vertikal dibedakan menjadi dua, yaitu :
1)     Mobilitas Vertikal Naik (Sosial Climbing)
Perpindahan menuju status sosial yang lebih tinggi nilainya.
2)     Mobilitas Vertikal Turun (Sosial Sinking)
Perpindahan menuju status sosial yang lebih rendah nilainya / derajatnya dalam masyarakat.
c.   Mobilitas Antargenerasi (beberapa generasi)
Perbedaan status sosial anak dengan orang tua ditandai dengan perubahan taraf hidup dalam satu garis keturunan.
Mobilitas antargenerasi meliputi dua hal, yaitu : mobilitas antargenerasi naik dan turun.
d.  Mobilitas Intragenerasi
Terjadi dalam satu generasi atau mobilitas yang dialami seseorang selama masa hidupnya.
1)  Misal, anda dapat lihat pada keluarga Pak Ahmad.
Pak Ahmad sebagai kepala rumah tangga berprofesi sebagai petani dan istrinya berprofesi sebagai pedagang. Ketika dewasa, tiga anak Pak Ahmad ada yang menjadi polisi, guru dan ada yang menjadi dosen. Coba anda buat bagannya !
2)  Seseorang waktu muda menjadi pengusaha, ketika sudah tua perusahaannya bangkrut dan sekarang memulai hidup dengan sederhana sebagai pedagang kelontong.
e.  Mobilitas Lateral (Geografis)
Perpindahan secara fisik dari satu daerah ke daerah yang lain
f.   Mobilitas Struktural
Disebabkan inovasi teknologi, urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, peperangan dan fenomena lain yang mengubah struktur dan jenis kelompok dalam masyarakat.
3.  Saluran Mobilitas Sosial
Menurut Pitirim Sorokin disebut Social Circulation, meliputi :
a.  Angkatan Bersenjata
b.  Lembaga Keagamaan
c.  Lembaga Pendidikan
Lembaga pendidikan menjadi saluran konkret mobilitas sosial vertikal dan dianggap sebagai social elevator (tangga sosial).
d.  Organisasi Politik, Ekonomi dan Keahlian
e.  Lembaga Pernikahan
f.   Organisasi Pemerintahan
2.  Faktor-faktor Mobilitas Sosial
Faktor mobilitas sosial adalah hal-hal yang menyebabkan adanya gerak naik-turun atau menyamping dalam pelapisan sosial masyarakat. Namun demikian, pembahasan tentang faktor-faktor mobilitas bukan pada persoalan ada atau tidaknya mobilitas sosial, melainkan lebih pada seberapa banyak atau sedikit mobilitas sosial terjadi. Horton dan Hunt menyebutkan bahwa tingkat mobilitas dalam masyarakat ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor struktur dan faktor individu.
a.  Faktor Struktur
Adalah faktor yang menentukan jumlah dari kedudukan tinggi yang harus diisi dan kemudahan untuk memperolehnya. Faktor ini terdiri atas :
1)     Struktur Pekerjaan
Jenis dan ranking pekerjaan yang ada dalam setiap masyarakat berbeda satu dengan yang lain.
2)     Struktur Ekonomi
Banyak negara berkembang yang memiliki struktur ekonomi ganda, yaitu sistem ekonomi tradisional (petani mengonsumsi sebagian besar hasil pertaniannya) dan sistem ekonomi modern.
Kesempatan seseorang untuk mengalami mobilitas naik sangat tergantung pada keberhasilannya bekerja pada sektor ekonomi yang berprestasi tinggi.
3)     Perbedaan Fertilitas / Kesuburan
Keluarga kelas atas cenderung mempunyai sedikit anak dibanding keluarga yang berada pada kelas bawah.
4)     Penunjang dan Penghambat Mobilitas Sosial
(a) Faktor struktural yang menunjang
(a) Pendidikan
(b) Peraturan perundangan
(c) Lembaga pelatihan tenaga kerja
(b) Faktor struktural yang menghambat
(c)   Faktor Individu
Faktor individual akan banyak berpengaruh dalam menentukan siapa yang akan mencapai kedudukan tinggi. Faktor individual meliputi :
5)     Perbedaan bakat / kemampuan
6)     Perilaku yang berorientasi pada mobilitas sosial
(a)      Mengikuti pendidikan
(b)      Kebiasaan kerja
(c)       Menunda kesenangan
(d)      Penguasaan ‘cara bermain’ (role off the game)
(e)      Konsistensi antara tujuan dan usaha mencapainya
7)     Faktor kemujuran
3.  Problema / Faktor Penghambat Mobilitas Sosial
a.  Perbedaan rasial dan agama
Perbedaan rasial dan agama dalam kaitan dengan  status sosial merupakan faktor penting terciptanya sistem kelas tertutup atau kasta.
Contoh : - Sistem kasta di India dan Bali
              - Perbedaan kelas secara rasial di Afrika  Selatan
b.  Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka
Terbukti melalui pembatasan keanggotaan dari organisasi tertentu.
c.  Kelas-kelas Sosial
Terkadang kelas sosial menjadi subkultural seseorang dalam perkembangannya sejak kecil sehingga dapat menjadi pembatas mobilitas ke atas.
d.  Kemiskinan dan tingkat pendidikan yang rendah.
e.  Perbedaan jenis kelamin dan gender dalam masyarakat.
4.  Dampak Mobilitas Sosial
         a.     Dampak Positif
1)    Memungkinkan masyarakat untuk mengisi jabatan-jabatan yang ada dengan orang yang paling ahli di bidangnya. (the right man on the right place).
2)    Memberi kesempatan bagi setiap orang untuk mencapai tujuan hidupnya.
3)    Memungkinkan berlangsungnya pengembangan kepribadian warga masyarakat secara optimal.
4)    Penyesuaian / Integrasi Sosial
Munculnya dorongan untuk melakukan penyesuaian terhadap perubahan yang ada, berupa hal-hal sebagai berikut :
(a)      Terjadi pergantian dominasi dalam suatu kelompok sosial.
(b)     Individu / kelompok menerima kedudukannya yang baru.
(c)      Munculnya perlakuan baru masyarakat terhadap kelas sosial, kelompok sosial maupun generasi tertentu.
b.  Dampak Negatif
1)  Konflik
(a) Konflik antar kelas sosial
(b) Konflik antar kelompok sosial
(c)  Konflik antargenerasi
2)  Berkurangnya Solidaritas kelompok
3)  Munculnya gangguan psikologis
(a) Post power syndrome
(b) Ketakutan dan kegelisahan pada orang yang mengalami mobilitas menurun.
(c)  Frustasi atau putus asa dan malu pada orang yang tidak mampu mencapai naik ke lapisan atas.