PENYUSUNAN RANCANGAN PENELITIAN SOSIAL
A. Penalaran
Sesuai dengan kodratnya manusia dibekali dengan hasrat ingin tahu.
Dengan adanya hasrat ingin tahu itu dalam diri manusia selalu muncul
berbagai macam pertanyaan. Sebagai akibatnya, manusia juga selalu
berusaha mencari jawaban atas pertanyaan yang muncul tadi. Hasrat ingin
tahu tersebut akan terpenuhi apabila manusia memperoleh pengetahuan baru
atau mampu memecahkan masalah sebagai jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan sendiri.
Biasanya manusia selalu berpikir jika berhadapan dengan banyak
permasalahan. Akan tetapi, tidak semua masalah membuat kita terdorong
untuk memikirkannya secara sungguh-sungguh. Kegiatan berpikir tentang
sesuatu secara sungguh-sungguh dan logis inilah yang biasanya disebut
penalaran.
Menurut John Dewey, proses penalaran manusia melalui tahapan sebagai berikut.
a. Timbulnya rasa kesulitan, baik dalam bentuk kesulitan penyesuaian
terhadap suatu peralatan, kesulitan mengenai sifat, ataupun kesulitan
dalam menerangkan berbagai hal yang muncul secara tiba-tiba.
b. Perasaan kesulitan ini selanjutnya diberi definisi dalam bentuk permasalahan
c. Ide-ide pemecahan tersebut diuraikan secara rasional dengan jalan mengumpulkan bukti-bukti (data).
d. Menguatkan pembuktian tentang ide-ide di atas dan menyimpulkan baik melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan
Suatu penalaran memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
a. Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis,
artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada
data yang shahih.
b. Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak
terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun, atau
menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola
tertentu.
c. Rasional, artinya adalah apa yang sedang dinalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam
Penalaran merupakan salah satu cara memperoleh pengetahuan. Penalaran dapat dilakukan melalui tiga cara berikut.
a. Deduktif
adalah suatu cara berpikir ilmiah yang bertolak dari pernyataan atau
alasan yang bersifat umum ke pernyataan yang bersifat khusus dengan
menggunakan kaidah logika tertentu. Penalaran deduktif dilakukan melalui
serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa
unsur berikut.
Dasar pemikiran utama (premis mayor)
Dasar pemikiran kedua (premis minor)
Kesimpulan
Contoh:
Premis mayor : semua siswa SMA kelas X wajib mengikuti pelajaran sosiologi
Premis minor : Tuti adalah siswi kelas X SMA
Kesimpulan : Tuti wajib mengikuti jam pelajaran sosiologi
b. Induktif
Cara ini sangat berbeda dengan deduktif, sebab memulai suatu
penalaran dari hal-hal atau pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus
untuk mementukan kesimpulan atau hukum yang bersifat mum. Dalam
penalaran induktif, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta, peristiwa,
atau pernyataan yang bersifat khusus. Misalnya setiap manusia yang
diamati akan merasa lapar jika tidak makan apapun selama 12 jam. Oleh
sebab itu disimpulkan bahwa manusia akan merasa lapar jika tidak makan
selama 12 jam.
c. Pendekatan ilmiah
Merupakan gabungan antara cara penalaran deduktif dan induktif. Dalam
pendekatan ilmiah, penalaran disertai suatu dugaan sementara
(hipotesis).
B. Definisi Penelitian
Menurut Kamus Webster’s international penelitian adalah penyelidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta serta prinsip-prinsip atau
suatu penyelidikan yang amat cerdik untuk menetapkan sesuatu.
Penelitian adalah usaha memperoleh fakta atau prinsip dengan cara
mengumpulkan dan menganalisis data (informasi) yang dilaksanakan dengan
jelas, teliti, sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan.
Sebagai akibat definisi di atas, penelitian mempunyai ciri sebagai berikut:
a. Bersifat ilmiah, artinya dilakukan melalui prosedur yang sistematis dan fakta harus diperoleh secara objektif
b. Merupakan suatu proses yang berjalan terus- menerus, karena hasil suatu penelitian harus dapat disempurnakan lagi.
C. Sikap dan Syarat Seorang Peneliti
Keberhasilan penelitian yang dilakukan akan tergantung pada sikap dan cara berpikir si peneliti.
1. Cara berpikir
a. Berpikir skeptis, artinya peneliti harus selalu menanyakan bukti atau fakta.
b. Berpikir analitis, artinya peneliti harus selalu menganalisis setiap pernyataan atau persoalan yang dihadapi.
c. Berpikir kritis, artinya peneliti harus selalu mendasarkan pikiran dan pendapatnya pada logika.
Sikap-sikap lain
a. Bersikap objektif, artinya si peneliti harus dapat memisahkan pendapat pribadi dengan kenyataan.
b. Kompeten artinya seorang peneliti harus memiliki kompetensi
(kemampuan) menyelenggarakan penelitian dengan menggunakan metode dan
teknik penelitian tertentu.
c. Faktual, artinya seorang peneliti harus bekerja dengan menggunakan fakta.
d. Jujur, seorang peneliti tidak memasukkan keinginannya sendiri ke dalam data.
e. Terbuka, seorang peneliti bersedia memberikan bukti penelitian dan
siap menerima pendapat pihak lain tentang hasil penelitiannya.
Menurut Whitney (1960) ada beberapa kriteria yangharus dimiliki oleh seorang peneliti, yaitu sebagai berikut.
a. Daya nalar. Seorang peneliti harus memiliki daya nalar yang tinggi,
yaitu kemampuan untuk memberi alasan dalam memecahkan masalah, baik
secara induktif maupun deduktif.
b. Orisinalitas. Seorang peneliti harus mempunyai daya khayal ilmiah dan
kreatif. Peneliti harus brilian, mempunyai inisiatif yang terencana,
serta harus penuh dengan ide-ide rasional dan menghidnarkan peniruan
atau jiplakan.
c. Daya ingat. Seorang peneliti harus mempunyai daya ingat yang kuat,
selalu ekstensif dan logis, serta dapat dengan sigap melayani serta
menguasai fakta.
d. Kewaspadaan. Peneliti harus secara cepat dapat melakukan pengamatan
terhadap perubahan yang terjadi atas suatu variabel atau sifat suatu
fenomena.
e. Akurat. Peneliti harus mempunyai tingkat pengamatan serta perhitungan yang akurat, tajam dan beraturan.
f. Konsentrasi. Seorang peneliti harus memiliki kekuatan untuk
berkonsentrasi yang tinggi, kemauan yang besar, dan tidak cepat merasa
bosan.
g. Dapat bekerja sama. Seorang peneliti harus mempunyai sifat kooperatif
sehingga dapat bekerja sama dengan siapapu, serta harus mempunyai
keinginan untuk berteman secara intelektual dan dapat bekerja secara
kelompok (team work).
h. Kesehatan. Seorang peneliti harus sehat baik jiwa maupun fisiknya.
i. Pandangan moral. Seorang peneliti harus mempunyai kejujuran intelektual, kejujuran moral, beriman dan dapat dipercaya.
E. Macam-macam penelitian
1. Menurut tujuannya
Menurut tujuannya penelitian dibagi atas penelitian murni dan penelitian terapan.
a. Penelitian murni adalah dasar penelitian yang bertujuan menemukan
suatu generalisasi atau keumuman dan berusaha menemukan dalil atau teori
yang berlaku secara umum.
b. Penelitian terapan adalah penelitian yang berusaha mengumpulkan
informasi atau data-data unuk membantu memecahkan suatu perosalan dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Menurut tingkat analisis data
a. Penelitian eksplorasi adalah penelitian yang berupaya mendapatkan
informasi mencasar tentang suatu permasalahan, yang belum pernah atau
masih jarang diteliti.
b. Penelitian Pengembangan adalah penelitian yang memperluas dan menggali lebih dalam suatu relitas atau problem yang sudah ada.
c. Penelitian Deskriptif adalah penelitian yang memberikan penjelasan
tentang ciri-ciri suatu keadaan yang diteliti. Dalam penelitian
deskriptif, peneliti tidak memberikan simpulan umum, peneliti hanya
memaparkan, memberikan gambaran, melaporkan suatu objek, keadaan atau
peristiwa.
d. Penelitian Eksplanasi adalah penelitian yang menjelaskan alasan
terjadinya suatu peristiwa dengan cara menganalisis hubungan antara
variabel yang satu dan lainnya yang diteliti.
e. Penelitian Inferensial adalah penelitian yang tidak hanya melukiskan
suatu peristiwa, tetapi juga mengambil simpulan umum dari masalah yang
tengah dibahasnya.
f. Penelitian Prediksi adalah penelitian yang mencoba menggambarkan dan
menjelaskan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa pada masa datang.
3. Menurut tempat pengambilan data
a. Penelitian Laboratorium merupakan penelitian yang dilakukan di tempat khusus untuk menghasilkan suatu simpulan.
b. Penelitian Lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dalam kehidupan masyarakat yang sebenarnya.
c. Penelitian Perpustakaan merupakan penelitian yang berdasarkan pada
buku-buku, naskah-naskah, dokumen, majalah, catatan di perpustakaan
untuk mengumpulkan data dan informasi penelitian.
4. Menurut pendekatannya
a. Penelitian survei. Pada umumnya dilakukan untuk membuat
generalisasi dari suatu pengamatan terbatas menjadi simpulan yang
berlaku umum bagi populasi.
b. Penelitian Kualitatif. Dilakukan untuk memahami fenomena sosial untuk
pandangan pelakunya. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan
dengan teknik observasi partisipasi, wawancara secara mendalam, dan
metode lain yang menghasilkan data yang bersifat deskriptif guna
mengungkapkan sebab dan proses terjadinya peristiwa yang dialami objek
penelitian.
c. Penelitian Kuantitatif merupakan penelitian yang menghasilkan data
berupa angka-angka yang dianalisis dengan menggunakan statistik.
d. Penelitian Historis dilakukan untuk dapat merekonstruksi dan
mengaktualisasikan kembali peristiwa dan perkembangan masyarakat yang
terjadi pada masa lampau.
e. Penelitian Kebijakan adalah penelitian yang bertujuan menghasilkan alternatif rekomendasi kebijakan dengan cakupan luas.
F. Penyusunan Rancangan Penelitian
Sebuah rancangan penelitian akan bermanfaat apabila memiliki
syarat-syarat tertentu. Syarat-syarat sebuah rancangan penelitian adalah
sebagai berikut.
a. Sistematis, artinya unsur-unsur yang ada dalam rancangan penelitian harus tersusun dalam urutan yang logis.
b. Konsisten, artinya terdapat kesesuaian di antara unsur-unsur tersebut.
c. Operasional, artinya dapat menjelaskan cara penelitian itu dilakukan.
Secara umum, rancangan penelitian meliputi langkah-langkah, yaitu
menentukan topik penelitian (latar belakang masalah), merumuskan
masalah, menentukan objek penelitian, menentukan sumber data, dan
menentukan pendekatan penelitian.
1. Menentukan Topik Penelitian
Maksud penelitian adalah untuk menjawab permasalahan yang dihadapi.
Akan tetapi topik merupakan yang pertama kelihatan dan sering
ditanyakan. Dalam menentukan topik suatu penelitian terdapat beberapa
hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Topik atau judul yang menarik minat
b. Topik atau judul yang dipilih mampu untuk dilaksanakan peneliti,
peneliti perlu mempertimbangkan beberapa hal yang berhubungan dengan:
1) Tersedianya sumber data
2) Perolehan data
3) Tersedianya alat pengumpul data yang sesuai
4) Tersedianya dana dan tenaga untuk pengumpulan data
c. Judul hendaknya mengandung kegunaan praktis dan penting untuk diteliti.
d. Dalam menentukan topik atau judul haruslah dihindari terjadinya duplikasi dengan judul lain.
Berikut ini adalah hal-hal yang perlu dipertimbangkan agar judul atau
topik kita memenuhi syarat sebagai judul atau topik yang tepat dan
baik, yaitu:
a. Judul ditulis dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaan
b. Cukup jelas, singkat dan tepat
c. Berisi variabel-variabel yang akan diteliti
d. Judul menggambarkan keseluruhan isi dan kegiatan penelitian yang dilakukan.
2. Merumuskan Masalah
Rumusan masalah penelitian yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:
a. Masalah dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
b. Masalah dirumuskan dalam kalimat yang sederhana
c. Rumusan masalah harus mencerminkan keinginan yang hendak dicapai
d. Rumusan masalah tidak mempersulit pencarian data lapangan
e. Rumusan masalah harus direfleksikan ke dalam judul penelitian
Rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar peneliti lebih mudah dan terarah
dalam menyusun instrumen pengumpul data, seperti kuesioner atau daftar
pertanyaan wawancara.
Berikut ini adalah contoh bahwa rumusan masalah lebih spesifik dan operasional daripada judul penelitian.
Judul Penelitian : Minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar
Rumusan masalah : Bagaimana minat remaja terhadap Akademi Fantasi Indosiar?
Rumusan masalah dapat terdiri dari beberapa variabel. Variabel
adalah faktor yang apabila diukur memerikan nilai yang bervariasi.
Contoh jenis kelamin, tingkat kecerdasan, hasil belajar, usia. Dilihat
dari fungsinya dalam penelitian
Contoh rumusan masalah penelitian yang menggunakan variabel:
“Apakah latar belakang pendidikan yang berbeda memberi pengaruh terhadap prestasi kerjas karyawan PT. Rafa Indonet?”
Variabel bebas : latar belakang pendidikan
Variabel tergantung : prestasi kerja karyawan
3. Hipotesis
Hipotesis secara harfiah diartikan sebagai dugaan sementara tentang
kemungkinan jawaban yang akan diperoleh si peneliti. Dalam suatu
penelitian, hipotesis adalah suatu pernyataan yang menghubungkan dua
variabel. Jadi, pernyataan dalam suatu hipotesis harus menyatakan dengan
jelas bagaimana hubungan atau keterkaitan antara variabel-varibel yang
ditentukan.
Pada umumnya ada dua hipotesis yang dirumuskan oleh peneliti, yaitu sebagai berikut:
a. Hipotesis kerja
Yaitu hipotesis yang menyatakan adanya hubungan antara dua variabel
dalam masalah penelitian. Misalnya, “terdapat pengaruh positif antara
minat baca dan prestasi belajar siswa”.
b. Hipotesis statistik atau hipotesis nol
Yaitu hipotesis yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
variabel-variabel dalam masalah tersebut. Misalnya, “Tidak terdapat
pengaruh positif antara pemberian julukan atau labeling terhadap
penyimpangan sosial”.
Menurut Borg dan Gall, ada empat kriteria untuk mengembangkan hipotesis yang baik. Kriteria itu antara lain:
a. Hipotesis harus menyatakan hubungan yang diharapkan antara dua variabel.
b. Peneliti harus memiliki alasan yang tepat dan didasarkan pada teori
atau bukti untuk mempertimbangkan bahwa hipotesis itu layak diuji
kebenarannya.
c. Sebuah hipotesis harus bisa diuji, artinya variabel yang ada di dalamnya harus bisa diukur.
d. Hipotesis harus dirumuskan sesingkat mungkin demi kejelasannya.
4. Variabel
Variabel penelitian memiliki posisi yang penting dalam penelitian.
Setiap penelitian memang harus memiliki beberapa variabel. Pada
hakikatnya, permasalahan penelitian pada akhirnya harus diterjemahkan
dalam berbagai variabel penelitian agar permasalahan tersebut bisa
terjawab dengan suatu penelitian. Variabel adalah setiap karakteristik
yang memiliki variasi nilai.
Variabel dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu menurut kedudukannya dalam analisis dan menurut jenis.
a. Menurut kedudukannya dalam analisis
1) Variabel bebas (independen variable)
Adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel terikat.
2) Variabel terikat/tergantung (dependent variable)
Adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel bebas.
b. Menurut jenis
1) Organismic variable
Adalah variabel yang karakteristiknya berkaitan erat dengan individu manusia, seperti jenis kelamin, intelegensi, dan sikap.
2) Intervening variable
Adalah variabel yang keberadaannya hanya dapat disimpulkan dari adanya
suatu teori tertentu, tetapi tidak dapat dimanipulasi atau dikur.
3) Control variable
Merupakan variabel penelitian yang dampaknya terhadap dependent variable dapat diketahui oleh peneliti.
4) Moderator variable
Adalah variabel penelitian yang memiliki akibat secara tidak langsung
terhadap dependent variable. Artinya, variabel tersebut dapat memperkuat
atau melemahkan hubungan atau pengaruh independet variable terhadap
dependent variable.
5. Memilih Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek
penelitian (populasi). Tujuan penentuan sampel adalah untuk memperoleh
keterangan mengenai objek penelitian dengan cara mengamati sebagian saja
dari populasi.
Suatu metode pengambilan sampel yang ideal mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh popolasi yang diteliti
b. Dapat menentukan hasil penelitian
c. Sederhana dan mudah dilaksanakan
d. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya yang serendah-rendahnya.
e. Merupakan penghematan yang nyata dalam soal waktu, tentaga dan biaya.
Cara-Cara Pengambilan Sampel
a. Sampel Random (Sampel Acak)
Acak maksudnya setiap orang mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih ke dalam keseluruhan unit populasi.
b. Sampel Berstrata (stratified sampling)
Apabila populasi terbagi atas tingkat atau strata maka pengambilan
sampel harus diwakili oleh setiap strata. Contohnya penelitian tentang
kehadiran siswa, peneliti harus mengambil sampel dari wakil tiap-tiap
tingkatan kelas.
c. Sampel Wilayah (area sampling)
Dilakukan apabila terdapat perbedaan ciri antara wilayah yang satu
dengan wilayah yang lain. Sampel wilayah adalah cara yang dilakukan
dnegna mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi.
Misalnya suatu Provinsi yang dibagi atas 10 daerah dipilih beberapa
daerah secara random untuk dijadikan sampel.
d. Cluster Sampling
Adalah sampel yang ditarik dengan cara memilih secara random beberapa
strata. Seluruh anggota strata yang terpilih atau sebagian besar
dimasukkan ke dalam sampel.
e. Sampel Proporsi
Sampel ini dilakukan untuk menyempurnakan penggunaan teknik sampel
berstrata atau sampel wilayah. Kadangkala banyaknya subjek pada setiap
strata atau wilayah tidak sama, maka pengambilan subjek dari setiap
strata atau wilayah ditentukan seimbang dengan banyaknya subjek dalam
masing-masing strata atau wilayah.
e. Sampel Bertujuan (purposif)
Pemilihan sampel dilakukan atas dasar tujuan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian
6. Mengenali Jenis-Jenis Data
a. Pengertian
Data ialah bahan keterangan yang berupa himpunan fakta-fakta,
angka-angka, huruf-huruf, kata-kata, grafik, tabel, gambar dan
lambing-lambang yang menyatakan sesuatu pemikiran, obyek, kondisi dan
situasi. Dapat pula dikatakan bahwa data adalah kejadian-kejadian khas
yang dinyatakan sebagai fakta tetapi dalam bentuk hasil pengukuran
seperti jumlah pemuda yang putus sekolah, angka kematian bayi dan
sebagainya.
b. Kegunaan Data
1) Untuk mengetahui atau memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau
persoalan. Misalnya, pemerintah mengumpulkan data tentang pendidikan,
data penduduk dan sebagainya.
2) Untuk membuat keputusan atau memecahkan persoalan. Setiap persoalan
yang timbul pasti ada penyebabnya. Memecahkan persoalan berarti berusaha
menghilangkan faktor penyebab tersebut.
c. Jenis-jenis data
Menurut cara memperoleh atau sumbernya, data terdiri dati:
1) Data primer, yaitu data yang dikumpulkan dari tangan pertama.
Misalnya petugas sensus penduduk mendatangi setiap rumah tangga dan
menanyakan tentang jumlah keluarga.
2) Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari pihak lain yang telah
mengumpulkan dan mengolahnya. Misalnya suatu departemen memperoleh data
dari Biro pusat statistik.
Menurut sifatnya, data terdiri dari:
1) Data kualitatif, yaitu data yang tidak berbentuk angka.
2) Data kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka.
Secara garis besar data penelitian dapat dibedakan menjadi empat yaitu: data nominal, ordinal, interval dan rasio.
a. Data nominal (data diskrit)
adalah data yang hanya dapat dikelompokkan secara terpisah menjadi dua
atau beberapa kelompok yang tidak ada hubungannya, disebut juga data
diskrit, pilah, kategorik. Data nominal memisahkan antara sesuatu yang
termasuk ke dalam kategori tertentu dan yang tidak.
Sebagai contoh data nominal:
1) Data yang dipisahkan menjadi dua dengan kategori “ya” dan “tidak”, “laki-laki dan wanita”. Perbedaan ini disebut “dikhotomi”.
2) Data yang dapat dipisahkan menjadi beberapa kategori dan antara
kategori yang satu dengan kategori yang lain tidak merupakan kelanjutan.
Jika seseorang atau sesuatu sudah digolongkan ke dalam suatu kategori
tidaklah mungkin menjadi anggota dari kategori yang lain. Contoh
kategori : “kawin”, “belum kawin”, “janda”, “duda”.
3) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan yang bukan merupakan
hasil penghitungan tetapi hasil pencacahan , misalnya banyaknya benda,
banyaknya orang, banyaknya kejadian dan sebagainya. Contoh: “banyaknya
pensil ada 120 buah”.
4) Data yang ditunjukkan oleh bilangan-bilangan bukan hasil perhitungan
dan juga bukan hasil pencacahan, misalnya nomer rumah, nomer telpon,
nomer urut dan sebagainya.
b. Data Ordinal
Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah
“ordinal” sendiri sudah menunjuk pada “tingkatan”. Dalam bidang
pendidikan data ordinal dapat dikenakan pada semua predikat yang
menunjukkan tingkatan. Pandai, Kurang pandai dan Tidak pandai,
menunjukkan pada tingkata kepandaian. Di dalam kaitan dengan analisis
data, terhadap data ordinal seringkali diberikan “skor” sesuai
tingkatannya. Istilah “skor” diberi tanda petik karena skor tersebut
bukan skor sebenarnya, tetapi hanya sebagai atribut yang menunjukkan
tinggatan.
Contoh : “Sangat pandai …………. diberi atribut 5
“Pandai” …………. diberi atribut 4
“Sedang” …………. diberi atribut 3
“Bodoh” …………. diberi atribut 2
“Sangat Bodoh” …………. diberi atribut 1
c. Data Interval
Data interval tergolong sebagai data yang mempunyai tingkatan lebih
tinggi lagi dibandingkan dengan data ordinal karena mempunyai tingkatan
yang lebih banyak lagi. Data interval menunjukkan adanya jarak antara
data yang satu dengan data yang lain.
Contoh : Sepuluh orang siswa mendapat nilai hasil ulangan umum IPS
dengan variasi antara 1 dan 10. Di antara sepuluh orang siswa tersebut :
nilai Surti 8, nilai Amir 10, nilai Wahyu 4. Dalam pengertian data,
nilai-nilai merupakan interval karena antara satu nilai dengan yang lain
diketahui jaraknya. Antara 8 dengan 10 berjarak 2; antara nilai 8
dengan 4 berjarak 4. Namun yang kita ketahui hanya jaraknya dan tidak
boleh mengatakan perbandingan terhadap nilai-nilai tersebut. Jika nilai
Surti 8 dan nilai Wahyu 4 tidak boleh diartikan bahwa kepandaian Surti
dau kali kepandaian Wahyu.
e. Data Rasio
Data rasio merupakan data yang lebih tinggi tingkatannya dari data
interval, karena dalam data rasion diperbolehkan perbandingan. Contoh:
berat badan Ibu adalah 50 kg sedangkan berat badan noni adalah 10 kg.
Dengan demikian maka berat badan ibu adalah 5 kali lipat berat badan
Noni. Berat 50 kg mengandung arti bahwa berat tersebut dibandingkan
dengan satuan berat yang digunakan sebagai ukuran. Satuan ukuran
tersebut adalah “kilogram” yang merupakan satuan ukuran yang sudah
terstandar. Disamping itu masih banyak lagi satuan ukuran terstandar
yang lian seperti meter, mil inci, dan sebagainya.
7. Menentukan metode penelitian
Dalam penelitian ada dua metode utama, yaitu metode kuantitif dan metode kualitatif.
a. Metode kuantitatif adalah metode yang menitikberatkan pada pengolahan data yang diklasifikasikan dengan angka.
Contoh :
Penduduk kota Jambi berjumlah 175.000 jiwa
Jumlah petani di Desa Bagan Pete 5000 orang
b. Metode kuantitatif adalah pendekatan yang dipakai untuk mendapatkan data dan tidak dinyatakan dengan angka
Contoh :
Siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Sungai Pagu rajin
Menurut pendapat siswa pembelajaran e-learning menyenangkan dan menantang
PENGUMPULAN DATA
A. Pengantar
Pengumpulan data merupakan langkah yang amat penting dalam
penelitian. Oleh karena itu, pengumpulan data harus dilakukan secara
sistematis, terarah dan sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam
proses pengumpulan data, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain
adalah:
a. Jenis data yang diperoleh
b. Sumber data
c. Penyusunan instrumen sebagai alat untuk mengumpulkan data
d. Jumlah data yang diperlukan
e. Siapa saja yang menjadi responden dan bagaimana cara menghubunginya
f. Mempersiapkan orang-orang yang akan diminta bantuannya untuk mengumpulkan data
g. Menyiapkan surat izin untuk meneliti seseorang atau instansi tertentu
h. Biaya yang diperlukan untuk mengumpulkan data
B. Analisis Isi
Analisis isi dalam pelaksanaan penelitian bertujuan untuk
mengungkapkan isi sebuah buku atau bacaan di media yang menggambarkan
situasi penulis dan masyarakatnya pada waktu buku atau bacaan di media
masa itu ditulis.
Dalam melakukan analisis, seorang peneliti dapat menghitung:
a. Frekuensi munculnya suatu konsep tertentu
b. Penyusunan kalimat menurut pola yang sama
c. Kelemahan pola berpikir yang sama
d. Cara menyajikan bahan ilustrasi, gambar dan lain-lain
Selain itu dengan cara ini dapat dibandingkan antara satu buku dengan
buku yang lain dalam bidang yang sama, baik berdasarkan perbedaan waktu
penulisannya maupun mengenai kemampuan buku-buku tersebut mencapai
sasarannya sebagai bahan yang disajikan kepada masyarakat atau
sekelompok masyarakat tertentu.
C. Observasi
Dalam pengertian psikologi, observasi meliputi kegiatan pemusatan
perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh indra. Jadi,
mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, perabaan dan pengecapan. Semua kegiatan itu disebut
pengamatan atau observasi langsung.
Observasi ada dua macam, yaitu:
1. Observasi partisipasi
Dalam melakukan observasi partisipasi, pengamat ikut terlibat dalam
kegiatan yang sedang diamatinya. Contohnya seorang antropolog yang
tinggal bersama orang sakai di Riau untuk keperluan penelitian.
2. Observasi non partisipasi
Dalam melakukan observasi, pengamat tidak terlibat langsung dalam kegiatan orang yang sedang diamatinya.
D. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si penanya atau
pewawancara dengan di penjawab atau responden.
Hal-hal yang membedakan wawancara dengan percakapan biasa sehari-hari adalah:
a. Pewawancara dan responden pada umumnya belum saling mengenal
b. Pewawancara selalu bertanya
c. Responden selalu menjawab
d. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti alur pembicaraan yang telah
disiapkan sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan “interview guide”
e. Pewawancara bersifat netral
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil wawancara
a. Pewawancara → diharapkan menyampaikan pertanyaan kepada responden dan dapat merangsang responden untuk menjawabnya
b. Responden
c. Topik penelitian yang tertuan dalam daftar pertanyaan
d. Situasi wawancara → proses wawancara sangat dipengaruhi oleh situasi
wawancara karena faktor waktu, tempat ada tidaknya orang ketiga dan
sikap masyarakat pada umumnya.
2. Sikap pewawancara
Netral → jangan menentang atau bereaksi terhadap jawaban responden
Ramah → kesan yang diberikan akan besar pengaruhnya terhadap diri responded
Adil → tidak memihak, semua responden harus diperlakukan sama
Hindarkan ketegangan → hindarilah kesan seolah-olah responden sedang diuji
Panduan (pedoman) wawancara perlu juga disiapkan, agar hal-hal
seperti tersebut di atas dapat dipenuhi. Panduan wawancara ini ada dua
macam, yaitu:
a. Pertanyaan berstruktur
Yaitu pertanyaan yang semuanya telah dirumuskan sebelumnya dengan
cermat, biasanya secara tertulis. Responden tinggal memilih di antara
jawaban yang disediakan. Contoh:
Apakah anda setuju jika murid yang merokok dikeluarkan dari sekolah?
Sangat setuju
Setuju
Tidak tahu
Tidak setuju
Sangat tidak setuju
Pertanyaan terbuka
Yaitu pertanyaan yang memberikan kesempatan kepada responden untuk
menjawab sesuai dengan keinginannya sendiri dan memberikan komentar
terhadap jawaban pertama yang berstruktur.
Contoh: Bagaimana pendapat anda jika murid yang merokok dikeluarkan dari sekolah?
3. Keuntungan wawancara
a. Dapat diperoleh keterangan sedalam-dalamnya mengenai suatu masalah
b. Informasi yang diinginkan dapat diperoleh dengan cepat
c. Dapat dipastikan bahwa memang betul respondenlah yang memberikan jawaban
d. Cara bertanya lebih fleksibel
e. Pewawancara yang sensitif dapat menilai gerak-gerik, nada suara dan air muka responden
f. Informasi yang diperoleh lebih dipercayai kebenarannya
g. Responden akan lebih bersedia mengungkapkan keterangan-keterangan yang enggan diberikan dalam angket tertulis
4. Kelemahan wawancara
a. Terdapat kesangsian akan kebenaran jawaban yang diperoleh
b. Kondisi pewawancara tidak selalu stabil
c. Adanya perbedaan antara pribadi dan keterampilan para petugas peneliti
d. Lebih banyak diperlukan biaya
f. Menggunakan sejumlah pewawancara memerlukan usaha untuk memilih, melatih dan mengawasi pekerja lapangan
g. Menemui responden bukan pekerjaan muda
PENGOLAHAN DATA
A. Mengelompokkan Data
Setelah data dikumpulkan lengkap dari lapangan, tahap berikut yang harus
dikerjakan adalah mengelompokkan dan menganalisis data. Jadi data yang
dikumpulkan akan digunakan untuk:
1. Memecahkan masalah-masalah yang ada
2. Mengambil/menyarankan kebijakan
3. Mencapai tujuan
Analisis data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kualitatif dan
kuantitatif. Perbedaan ini tergantung pada sifat data yang dikumpulkan
oleh si peneliti. Apabila data yang dikumpulkan itu hanya sedikit dan
berbentuk kasus-kasus, maka analisisnya pasti kualitatif. Demikian pula,
kalau data yang dikumpulkan itu berjumlah besar dan mudah untuk
diklasifikasikan, maka analisisnya kuantitatif dan disebut juga analisis
statistik. Proses pengolahan data dapat dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu:
1. Tahap pendahuluan atau pengolahan data
2. Tahap kedua atau tahap pokok, yaitu tahap pengorganisasian data
3. Tahap ketiga adalah tahap penemuan hasil
1. Tahap Pengolahan Data
Setelah si peneliti pulang dari lapangan, seluruh berkas catatan
informasi akan diserahkan kepada para pengolah data. Tugas pengolah data
yang pertama-tama adalah meneliti kembali catatan para pencari data itu
untuk mengatahui apakan catatan itu dapat disiapkan untuk melakukan
proses berikutnya. Langkah-langkah pengolahan data adalah sebagai
berikut:
a. Editing
Editing merupakan meneliti kembali catatan-catatan yang telah kembalid
ari lapangan. Editing dilakukan terhadap kuesioner-kuesioner yang
disusun secara berstruktur dan diisi lewat wawancara formal. Hal-hal
yang diteliti kembali dalam editing meliputi:
Keterbacaan tulisan
Lengkapnya pengisian
Kejelasan makna jawaban
Relevansi jawaban
Keajegan dan kesesuaian jawaban satu sama lain
Keseragaman satuan data
b. Coding (pengkodean)
Setelah editing diselesaikan, kegiatan selanjutnya yang perlu dilakukan
adalah memberi kode (pengkodean). Pengkodean dilakukan dengan memberi
tanda (simbol) yang berupa angka pada jawaban responden yang diterima.
Tujuan pengkodean adalah untuk menyederhanakan jawaban responden. Jadi
coding ialah usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban para responden
menurut macamnya yang dilakukan dengan menandai masing-masing jawaban
dalam bentuk angka.
Pemberian kode dapat dilakukan dengan melihat jenis pertanyaannya. Maka, pengkodean dapat dibedakan atas:
Jawaban berupa angka
Pertanyaan yang jawabannya berupa angka seperti pertanyaan tentang umur,
jumlah anak, penghasilan dan sebagainya. Jawaban semacam itu tidak
perlu diubah menjadi kode. Misalnya:
Jawaban kode
Umur : 47 th
Jumlah anak : 4 orang
Penghasilan : Rp. 410.000,-
2. Tahap Pengorganisasian Data
Setelah kode diberikan, akan diperoleh data jawaban yang seluruhnya
berada dalam keadaan sudah terdistribusi ke dalam kategori-kategori.
Setiap kategori telah memuat data dalam jumlah atau frekuensi tertentu.
Pengorganisasian data perlu dilakukan dalam bentuk tabel, baik tabel
frekuensi maupun tabel silang.
a. Tabel Frekuensi
Untuk mengetahui besarnya frekuensi data masing-masing kategori perlu
dilakukan perhitungan dan disusun dalam tabel frekuensi. Cara
menghitung frekuensi yang paling sederhana adalah dengan cara men-talli.
b. Tabulasi
Tabulasi artinya menyusun data ke dalam bentuk tabel. Pada tahap ini
data dianggap telah selesai diproses. Melalui tabulasi, data dari
lapangan akan tampak ringkas dan bersifat merangkum. Dalam keadaannya
yang ringkas dan tersusun dalam tabel yang baik, data akan dapat mudah
dipahami.
c. Tabulasi Silang
Tabulasi silang dibuat dengan jalan memecah setiap kesatuan data ke
dalam setiap kategori menjadi dua atau tiga atau lebih sub-kesatuan.
Pemecahan ini dilakukan atas suatu kriteria baru yang lain