STANDAR KOMPETENSI :
a). Limbah Pertanian
Siswa mampu Menganalisis hubungan antara
komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peraan manusia
dalam keseimbangan ekosistem
KOMPETENSI DASAR :
Mengkaitkan hubungan kegiatan manusia dengan masalah perusakan dan pemeliharaan lingkungan
Mendeskripsikan pemanfaatan daur ulang limbah untuk kepentingan kehidupan
Apa yang akan dipelajari ?
- Pencemaran Lingkungan
- Perubahan Lingkungan
- Daur Ulang Limbah
KEGIATAN SISWA
- Buatlah kliping tentang perusakan lingkungan yang dilakukan oleh manusia dan jelaskan apa dampak negatif yang ditimbulkannya
- Buatlah sebuah artikel yang berjudul “Dampak penebangan hutan secara sembarangan ”. Dalam tulisan Anda itu jelaskanlah
- Untuk tujuan apa pohon-pohon di hutan biasanya ditebangi.
- akibat-akibat buruk apa yang akan terjadi dari penggundulan hutan.
- bagaimana cara menanggulanginya?
PENDAHULUAN
A. Apakah lingkungan hidup itu ?
Lingkungan yang bagaimana yang mampu
mendukung kehidupan manusia dan kehidupan organisme yang lain ? Apakah
kekayaan alam yang masih tersedia masih mampu mendukung keberlanjutan ekonomi humanis
pada saat ini dan yang akan datang ? Setelah mempelajari ekosistem,
marilah kita mengkaji tentang Pencemaran lingkungan dan daur ulang
limbah !
Lingkungan hidup merupakan komponen
penting yang menyediakan berbagai kebutuhan untuk manusia. Pada awal
peradaban, mula-mula manusia hanya memanfaatkan alam untuk memenuhi
kebutuhannya. Kekayaan alam yang masih melimpah, tingkat pengetahuan
dan konsumsi yang masih rendah masih mampu menyediakan kebutuhan dasar
untuk hidup. Peradaban manusia terus berkembang, jumlah penduduk makin
banyak, tingkat kebutuhan makin beragam, perkembangan budaya manusia
semakin kompleks, dan lingkungan tidak lagi mampu memenuhi kebutuhan
manusia. Terjadi berbagai bentuk pergeseran cara hidup manusia.
Manusia tidak lagi hanya sekedar mengandalkan alam, lebih dari itu mulai
menggunakan ilmu dan teknologi untuk memanfaatkan dan mengelola
lingkungan hidup
Banyak upaya yang sudah dilakukan manusia
untuk memanfaatkan dan mengelola lingkungan hidup melalui sentuhan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Semua itu dilakukan agar manusia dapat
menikmati hidup, tidak lagi sekedar melakukan hidup. Kondisi ini semakin
mendorong manusia untuk terus melakukan ekploitasi yang tanpa batas. Ekploitasi,
aktivitas hidup dan proses produksi lainnya memberikan hasil samping
yang terbuang pada media lingkungan yang sering dinamakan limbah
Pengelolaan limbah kadang kurang
mendapatkan perhatian yang serius, akibatnya semakin memperparah
keseimbangan lingkungan yang sebelumnya terjaga. Lingkungan tidak lagi
berfungsi sesuai peruntukannya. Kurang disadari bahwa lingkungan tidak
hanya disediakan untuk manusia, makhluk hidup yang lain terabaikan.
Pandangan Antroposentris, mengalahkan segalanya. Pencemaran lingkungan mulai terjadi dan akhirnya lingkunganpun mulai berubah dan ketimpangan daur ekologis
makin memperburuk lingkungan hidup manusia. Akankah manusia mulai
sadar akan akan ulahnya itu ? Sejauhmana ilmu pengetahuan dan teknologi
telah dipergunakan manusia untuk melakukan koreksi terhadap berbagai
bentuk ekploitasi dan ketimpangan daur ekologi ?
Menyadari akan pentingnya lingkungan
hidup dalam mendukung kehidupan manusia dan perikehidupan makhluk hidup
yang lain, marilah kita melakukan kajian tentang pencemaran lingkungan,
perubahan lingkungan, dan daur ulang limbah organik. Menurut
pendapatmu, apakah manfaat mempelajari hal itu ? Diskusikan dengan
teman sebangkumu !
No
|
Kegiatan
|
Macam Pencemaran atau Masalah Lingkungan yang Timbul |
1
|
Urbanisasi | Air limbah, buangan industri, sediment, buangan organik dan biologis, pengerukan pelabuhan, penimbunan tanah, pemindahan tanah dan reklamsi |
2
|
Pertanian, Kehutanan | Pestisida, Organochlorin, Organophosphat, Karbamat, Pupuk, endapan |
3
|
Ekstraksi minyak, penyulingan , transportasi | Minyak, dispersant, dan air garam |
4
|
Pertambangan | Metal ( timah, tembaga, nikel dan arsenic) endapan; kerusakan ekosistem karang dari endapan atau eksploitasi batu karang |
5
|
Metallurgi | Metal, khususnya tembaga, seng, nikel dan cadmium |
6
|
Sellulose | Senyawa organochlorin dari proses pemutihan Chlori air raksa (Hg) darimproduksi soda caustic dan chlorine |
7
|
Tekstil | Zat pewarna yang mengandung metal, khususnya Cd dan Pb; Pestisida |
8
|
Plastik | Hasil sampingan dari produksi Chlorida, monomer, Cadmium, sampah plastic |
9
|
Pembangkit Listrik | Air panas, buangan radioaktif |
10
|
Desalinasi | Air panas garam |
Pencemaran lingkungan
Marilah kajian ini, kita awali dengan mendeskripsikan gambar 12. 1 dan 12.2 !
Apakah yang dapat kamu temukan
dari kedua gambar di atas ? Apabila kita mengamati kedua gambar
diatas kiranya akan diperoleh gambaran tentang Polusi (Pencemaran). Polusi adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain
ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukkannya. Segala sesuatu yang menyebabkan polusi disebut polutan.
Berikut disajikan jenis kegiatan dan macam polutannya.
Tabel 4 Macam Kegiatan dan Macam Pencemaran yang Dihasilkan
Sumber : Soedjiran (1986)
Menurut Daljoeni (1986) pencemaran
(polusi) dapat menimbulkan beberapa akibat (1) langsung mengganggu
kesehatan misalnya peracunan paru-paru lewat polusi udara (2)
kerusakan pada benda atau manusia misalnya efek korosif dari polusi
udara atas gedung-gedung dan panenan (3) efek langsung yang
mengancam kualitas kehidupan manusia misalnya onggokan sampah,
onggokan pupuk kandang, peceren dan jumbleng (kakus) kering
dan (4) efek tak langsung terhadap masyarakat misalnya usaha
pertambangan minyak bumi di wilayah lepas pantai, pemotongan hutan
untuk ekspor kayu, pembinasaan rumput-rumput dengan beternak liar dan
seterusnya.. Ditambahkan Syamsuri dkk (2002) pencemaran dapat
menyebabkan terjadinya (1) punahnya spesies (2) Gangguan keseimbangan
lingkungan (3) keracunan dan penyakit serta (4) pemekatan hayati (biomagnification).
Menyadari adanya berbagai dampak polusi terhadap kesehatan dan
kesejahteraan manusia, maka terjadinya polusi perlu dideteksi secara
dini dan ditangani segera dan terpadu.
1. Macam-macam Polusi
Berdasarkan tempatnya polusi dapat dibedakan menjadi polusi air, polusi tanah dan polusi udara.
a. Polusi air
Dalam kehidupan sehari-hari kita
memerlukan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan keperluan
lain. Air yang kita manfaatkan sebaiknya dapat memenuhi syarat kuantitas dan kualitas.
Secara kuantitas rata-rata keperluan air per hari per kapita
sebanyak 100 liter. Secara kualitas air yang sehat harus memenuhi
syarat fisika, kimia, dan biologi agar tidak
merugikan kesehatan. Secara fisika, air yang sehat adalah air yang
jernih, tidak berasa, dan tidak berbau. Secara kimia, air yang sehat
harus bebas dari bahan beracun dan berbahaya (B3). Dan secara biologi,
air yang sehat harus memenuhi syarat tidak mengandung
mikroorganisme patogen yang dapat menyebabkan penyakit. Agar
kesehatan tetap terjaga dan terpelihara maka konsumsi akan air harus
mempertimbangkan sumber air.
Sumber air untuk keperluan manusia dan perikehidupan lainnya pada umumnya di Indonesia berasal dari air dalam tanah (ground water) misalnya air sumur, air dari mata air dan air permukaan (surface water) misalnya air kali, air rawa, air kolam dan air hujan.
Sebagian besar masyarakat Indonesia , menggunakan air sumur sebagai
air rumah tangga, karena memang secara geografis tanah di Indonesia
memungkinkan untuk pembuatan sumur, kecuali daerah-daerah tertentu
yang sulit digali untuk dibuat sumur. Selain berasal dari sumur,
masyarakat perkotaan memperoleh air dari PDAM (Perusahaan Daerah Air
Minum). Karena sulitnya mendapatkan air bersih tak jarang sebagian
masyarakat masih mengkonsumsi air permukaan yang berasal dari air
rawa, air hujan, bahkan air sungai tanpa proses pengolahan.
Penggunaan air sungai dan air tercemar lainnya sebagai air konsumsi
dapat merugikan kesehatan, karena air sungai dapat terakumulasi
oleh limbah industri dan domestik yang berbahaya. Keanekaragaman
hayati hidrobiota dapat mengalami penyederhanan, kematian dan
bahkan terjadi kepunahan jika proses pencemaran berjalan terus
menerus.
Para petani di sawah membasmi hama
serangga dengan menggunakan pestisida. Pestisida yang berlebihan akan
terlarut dalam air dan akhirnya sampai ke sungai. Sampah-sampah rumah
tangga dikumpulkan kemudian dibuang ke sungai. Limbah-limbah industri
dibuang dan dialirkan ke sungai. Semua akhirnya bermuara di sungai dan
pencemaran polutan ini akhirnya sampai di tempat-tempat sepanjang aliran
sungai bahkan masuk lebih dalam lagi melalui saluran atau sungai-sungai
yang lebih kecil.
Polusi air yang disebabkan oleh zat-zat
kimia buatan manusia mempunyai dampak negatif yang lebih besar bila
dibandingkan dengan zat-zat kimia alami seperti Zn, Pb, Cu, Fe, Cl,
sulfat, dan sebagainya.
Di sungai yang alirannya lambat atau di
danau banyak terdapat polutan yang mudah terurai dan juga banyak zat
organik yang menyuburkan tumbuhan dan ganggang yang hidup di situ. Hal
ini disebut eutrofikasi. Sebaliknya bila ganggang dan tumbuhan
air banyak yang mati dapat menyebabkan terjadinya pembusukan yang akan
menghabiskan banyak persediaan oksigen dalam air. Pada gilirannya akan
menyebabkan pengendapan dan pendangkalan danau.
1). Ditinjau dari asal polutan dan sumber pencemarannya, pencemaran air dapat dibedakan antara lain :a). Limbah Pertanian
Limbah pertanian dapat mengandung polutan
insektisida atau pupuk organik. Insektisida dapat mematikan biota
sungai. Jika biota sungai tidak mati kemudian dimakan hewan atau manusia
orang yang memakannya akan keracunan. Untuk mencegahnya, upayakan agar
memilih insektisida yang berspektrum sempit (khusus membunuh hewan
sasaran) serta bersifat biodegradabel (dapat terurai oleh mikroba) dan
melakukan penyemprotan sesuai dengan aturan. Jangan membuang sisa obet
ke sungai. Sedangkan pupuk organik yang larut dalam air dapat
menyuburkan lingkungan air (eutrofikasi). Karena air kaya nutrisi,
ganggang dan tumbuhan air tumbuh subur (blooming). Hal yang demikian
akan mengancam kelestarian bendungan. bemdungan akan cepat dangkal dan
biota air akan mati karenanya.
b). Limbah Rumah Tangga
Limbah rumah tangga yang cair merupakan
sumber pencemaran air. Dari limbah rumah tangga cair dapat dijumpai
berbagai bahan organik (misal sisa sayur, ikan, nasi, minyak, lemek, air
buangan manusia) yang terbawa air got/parit, kemudian ikut aliran
sungai.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
Adapula bahan-bahan anorganik seperti plastik, alumunium, dan botol yang hanyut terbawa arus air. Sampah bertimbun, menyumbat saluran air, dan mengakibatkan banjir. Bahan pencemar lain dari limbah rumah tangga adalah pencemar biologis berupa bibit penyakit, bakteri, dan jamur. Bahan organik yang larut dalam air akan mengalami penguraian dan pembusukan. Akibatnya kadar oksigen dalam air turun dratis sehingga biota air akan mati. Jika pencemaran bahan organik meningkat, kita dapat menemui cacing Tubifex berwarna kemerahan bergerombol. Cacing ini merupakan petunjuk biologis (bioindikator) parahnya pencemaran oleh bahan organik dari limbah pemukiman. Dikota-kota, air got berwarna kehitaman dan mengeluarkan bau yang menyengat. Didalam air got yangdemikian tidak ada organisme hidup kecuali bakteri dan jamur. Dibandingkan dengan limbah industri, limbah rumah tangga di daerah perkotaan di Indonesia mencapai 60% dari seluruh limbah yang ada.
c). Limbah Industri
Adanya sebagian industri yang membuang
limbahnya ke air. Macam polutan yang dihasilkan tergantung pada jenis
industri. Mungkin berupa polutan organik (berbau busuk), polutan
anorganik (berbuaih, berwarna), atau mungkin berupa polutan yang
mengandung asam belerang (berbau busuk), atau berupa suhu (air menjadi
panas). Pemerintah menetapkan tata aturan untuk mengendalikan pencemara
air oleh limbah industri. Misalnya, limbah industri harus diolah
terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Dilaut, sering terjadi kebocoran tangker minyak karena bertabrakan
dengan kapal lain. Minyak yang ada di dalam kapal tumpah menggenangi
lautan dalam jarak ratusan kilometer. Ikan, terumbu karang, burung laut,
dan hewan-hewan laut banyak yang mati karenanya. Untuk mengatasinya,
polutan dibatasi dengan pipa mengapung agar tidak tersebar, kemudian
permukaan polutan ditaburi dengan zat yang dapat menguraikan minyak.
d). Penangkapan Ikan Menggunakan racun
Sebagia penduduk dan nelayan ada yang
menggunakan tuba (racun dari tumbuhan atau potas (racun)untuk menangkap
ikan tangkapan, melainkan juga semua biota air. Racun tersebut tidak
hanya hewan-hewan dewasa, tetapi juga hewan-hewan yang masih kecil.
Dengan demikian racun yang disebarkan akan memusnahkan jenis makluk
hidup yang ada didalamnya. Kegiatan penangkapan ikan dengan cara
tersebut mengakibatkan pencemaran di lingkungan perairan dan menurunkan
sumber daya perairan.
Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran air dapat dilakukan sebagai berikut:
1) Cara pemakaian pestisida sesuai aturan yang ada.
2) Sisa air buangan pabrik dinetralkan lebih dahulu sebelum dibuang ke sungai
3) Pembuangan air limbah pabrik tidak
boleh melalui daerah pemukiman penduduk. Hal ini bertujuan untuk
menghindari keracunan yang mungkin terjadi karena penggunaan air sungai
oleh penduduk.
4) Setiap rumah hendaknya membuat septi tank yang baik.
b. Polusi tanah
Tanah merupakan sumber daya alam yang
mengandung benda organik dan anorganik yang mampu mendukung
kehidupan manusia dan perikehidupan lainnya. Pencemaran menyebabkan
susunan tanah mengalami perubahan, sehingga menggangu kehidupan
jasad yang hidup di dalam tanah maupun di permukaan. Pencemaran tanah
dapat terjadi antara lain melalui pencemaran langsung, dan tidak
langsung. Pencemaran langsung terjadi karena penggunaan pupuk yang
berlebihan, pemberian pestisida dan pembuangan limbah yang tidak
dapat dicernakkan seperti plastik. Pencemaran tidak langsung dapat
terjadi melalui air, dan udara. Air yang mengandung polutan akan
mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup
atau di permukaan tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan
yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar
juga. Bila membicarakan polusi tanah tidak akan terlepas dari
polusi air karena pencemaran tanah dipercepat oleh adanya air, cotohnya
sisa pestisida yang larut dalam air oleh petani akan terbawa
kemana-mana, mencemari tanah di sekitarnya atau tanah-tanah lain yang
dilalui oleh aliran air tersebut.
1). Pencemaran tanah dapat terjadi antara lain melalui pencemaran langsung, dan tidak langsung.
a). Pencemaran langsung terjadi karena
penggunaan pupuk yang berlebihan, pemberian pestisida dan pembuangan
limbah yang tidak dapat dicernakkan seperti plastic, kaca, dan
kaleng. Bahan-bahan ini sukar diuraikan oleh organisme dan mengakibatkan
produktivitas tanah akan berkurang.
b). Pencemaran tidak langsung dapat
terjadi melalui air, dan udara. Air yang mengandung polutan akan
mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup
atau di permukaan tanah. Udara yang tercemar akan menurunkan hujan
yang mengandung bahan pencemar ini, akibatnya tanah akan tercemar
juga.
penggunaan pupuk buatan, zat kimia
pemberantas hama (pestisida), dan pemberantas tumbuhan pengganggu
(herbisida) dapat mencemari tanah, dan air. Penggunaan pupuk buatan
secara berlebihan menyebabkan tanah menjadi masam, yang selanjutnya
berpengaruh terhadap produktivitas tanaman. Tanaman menjadi layu,
berkurang produksinya, dan akhirnya mati. Pencemaran tanah oleh
pestisida dan herbisida terjadi saat dilakukan penyemprotan. Sisa-sisa
penyemprotan tersebut akan terbawa oleh air hujan, akhirnya mengendap di
tanah. Penggunaan bahan-bahan kimiawi secara mengeras, dan akan
retak-retak pada musim kemarau
Herbisida merupakan pestisida yang 40%
produknya sudah digunakan di dunia. Para petani menggunakan herbisida
untuk mengontrol atau mematikan sehingga tanaman pertanian dapat tumbuh
dengan baik. Percobaan pada kelinci dan kera menggunakan dosis herbisida
diatas 25% menunjukkan bahwa pemberian makanan dan minuman yang
dicampur herbisida dapat menyebabkan organ hati dan ginjal hewan
tersebut mudah terkena tumor dan kanker. Fungisida merupakan pestisida
yang digunakan untuk mengontrol atau memberantas cendawan (fungi) yang
dianggap sebagai wabah atau penyakit. Penyemprotan fungisida dapat
melindungi tanaman pertanian dari serangan cendawan parasit dan mencegah
biji (benih) menjadi busuk di dalam tanah sebelum berkecambah. Akan
tetapi, sejak metal merkuri sangat beracun terhadap manusia, biji-bijian
yang telah mendapat perlakuan fungisida yang mengandung metal merkuri
tidak pernah dimanfaatkan untuk bahan makanan. Fungisida dapat memberi
dampak buruk terhadap lingkungan. Insektisida merupakan bahan kimia yang
digunakan untuk membunuh serangga hama. Jenis pestisida ini sudah
digunakan manusia sejak lama. Pestisida dan herbisida memiliki sifat
sulit terurai dan dapat bertahan lama di dalam tanah. Residu pestisida
dan herbisida ini membahayakan kehidupan organisme tanah. Senyawa
organoklorin utama di dalam insektisida adalah DDT (Dikloro Difenil
Trikloroetana) dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting bagi
proses pembusukan, sehingga kesuburan tanah terganggu Tanah yang
tercemar pupuk kimiawi, pestisida, dan herbisida dapat mencemari sungai
karena zat-zat tersebut dapat terbawa air hujan atau erosi.
2). Cara pencegahan dan penanggulangan pencemaran tanah, antara lain sebagai berikut :
a) Sebelum dibuang ke tanah senyawa sintetis seperti plastik sebaiknya diuraikan lebih dahulu, misalnya dengan dibakar.
b) Untuk bahan-bahan yang dapat didaur
ulang, hendaknya dilakukanproses daur ulang, seperti kaca, plastik,
kaleng, dan sebagainya.
c) Membuang sampah pada tempatnya.
d) Penggunaan pestisida dengan dosis yang telah ditentukan.
e) Penggunaan pupuk anorganik secara tidak berlebihan pada tanaman.
Kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah dikenal dengan remediasi. Sebelum melakukan remediasi, hal yang perlu diketahui:
a) Jenis pencemar (organik atau anorganik), terdegradasi atau tidak, berbahaya atau tidak.
b) Berapa banyak zat pencemar yang telah mencemari tanah tersebut.
c) Perbandingan karbon (C), nitrogen (N), dan fosfat (P).
d) Jenis tanah.
e) Kondisi tanah (basah, kering).
f) Telah berapa lama zat pencemar terendapkan di lokasi tersebut.
g). Kondisi pencemaran (sangat penting untuk dibersihkan segera/bisa ditunda).
Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in
situ (atau on site) dan ex situ (atau off site). Pembersihan on site
adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini lebih murah dan lebih
mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan bioremediasi.
Pembersihan off site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah
tersebut dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut
disimpan di bak atau tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan
ke bak atau tangki tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar
dari bak yang kemudian diolah dengan instalasi pengolah air limbah.
Pembersihan off site ini jauh lebih mahal dan rumit.
3) Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan
pencemaran tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri).
Bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat pencemar
menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun (karbon dioksida
dan air). Proses bioremediasi harus memperhatikan temperatur tanah,
ketersediaan air, nutrien (N, P, K), perbandingan C : N kurang dari 30 :
1, dan ketersediaan oksigen.
Ada 4 teknik dasar yang biasa digunakan dalam bioremediasi:
a) Stimulasi aktivitas mikroorganisme
asli (di lokasi tercemar) dengan penambahan nutrien, pengaturan kondisi
redoks, optimasi pH, dan sebagainya.
b) Inokulasi (penanaman) mikroorganisme di lokasi tercemar, yaitu mikroorganisme yang memiliki kemampuan biotransformasi khusus.
c) Penerapan immobilized enzymes.
d) Penggunaan tanaman (phytoremediation) untuk menghilangkan atau mengubah pencemar.
Bila membicarakan polusi tanah tidak akan
terlepas dari polusi air karena pencemaran tanah dipercepat oleh adanya
air, cotohnya sisa pestisida yang larut dalam air oleh petani akan
terbawa kemana-mana, mencemari tanah di sekitarnya atau tanah-tanah lain
yang dilalui oleh aliran air tersebut.
c. Polusi udara
Jika udara di atmosfer dicampuri dengan
zat, energi, radiasi dan komponen lainnya sehingga kualitas udara
turun dan tidak sesuai dengan peruntukkannya berarti pencemaran udara
sudah terjadi. Pencemar udara dapat digolongkan ke dalam tiga
kategori yaitu pergesekan permukaan, penguapan dan pembakaran.
Pergesekan permukaan adalah penyebab
utama pencemaran partikel padat di udara antara lain penggergajian,
pengeboran, dan pengusahaan barang-barang seperti kayu, minyak, aspal
dan baja. Penguapan merupakan perubahan fase cairan menjadi gas.
Polusi udara banyak disebabkan zat-zat yang mudah menguap, seperti
pelarut cat dan perekat. Demikian pula terjadi uap pencemar jika ada
reaksi kimia pada suhu tinggi, tekanan rendah. Industri yang
berhubungan dengan cat, logam, bahan kimia atau karet banyak
memberikan pencemar ini. Jika uap-uap ini berkondensasi akan tampak
pada kita dan tertimbun mengotori ruangan. Pembakaran merupakan
reaksi kimia yang berjalan cepat dan membebaskan energi, cahaya atau
panas. Bahan bakar yang umum digunakan ialah kayu, batubara, kokas,
minyak, semuanya berasal dari alam yang mengandung karbon. Pada
pembakaran dihasilkan senyawa karbondioksida dan air, disamping itu
juga arang dan jelaga.
Bahan-bahan polutan udara dapat berupa debu, serbuk sari, bulu kucing atau zat-zat kimia seperti oksida karbon (CO, CO2), Oksida nitrogen (NO, NO2), oksida belerang (SO2, SO3), persenyawaan hidro karbon (CH4, C4H10), asbes, timbal, partikel cair seperti asam nitrat, asam sulfat, pestisida, dan sebagainya.
Meskipun banyak polutan yang bersifat
alami tetapi kebanyakan polutan berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil, seperti minyak bumi dan batu bara. Pembakaran bahan bakar ini
terjadi di pabrik-pabrik atau berasal dari kendaraan bermotor.
Polutan oksida nitrat dan oksida belerang
bila bersenyawa dengan uap air akan membentuk asam nitrat dan asam
sulfat, yang dalam jumlah besar dapat menimbulkan hujan asam yang sangat
berbahaya bagi kehidupan flora dan fauna serta mikroorganisme tanah,
termasuk manusia. karena dapat menyebabkan gatal pada kulit bahkan
menyebabkan kanker kulit. Polutan di udara dapat merusak bangunan,
menyebabkan korosi pada logam, dan banyak lagi kerusakan lain yang
sangat merugikan.
Penggunaan CFCs (Chlorofluorocarbons) sebagai
gas pendingin pada lemari es dan ruangan (AC), serta gas penyemprot
macam-macam kosmetik, menyebabkan gas tersebut menjadi polutan di udara.
Gas ini dapat merusak lapisan ozon yang berfungsi sebagai penyaring
radiasi ultraviolet dari cahaya matahari. Radiasi ultraviolet dengan
intensitas tinggi sangat berbahaya bagi manusia dan dapat menyebabkan
kanker kulit.
Pembakaran hutan, pembakaran bahan bakar minyak bumi, batu bara, dapat menyebabkan peningkatan kadar CO2 di udara beserta gas-gas lainnya. Makin besarnya kadar gas-gas ini di udara dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca (Green house effect) yang lebih lanjut dapat berkembang menjadi munculnya fenomena pemanasan (global warming)
Sama seperti air, udara juga berada dalam
simpul kedua dalam teori simpul Umar Fahmi Ahmadi. Udara juga merupakan
elemen yang amat sangat penting bagi kehidupan manusia. Setiap
hari,setiap menit, setiap detik umat manusia menghirup udara untuk
kehidupannya. Namun, sayangnya masih banyak umat manusia yang belum
mengerti akan pentingnya udara terutama oksigen sehingga banyak dari
mereka mencemari udara.
Jika udara di atmosfer dicampuri dengan
zat, energi, radiasi dan komponen lainnya sehingga kualitas udara
turun dan tidak sesuai dengan peruntukkannya berarti pencemaran udara
sudah terjadi. Pencemar udara dapat digolongkan ke dalam tiga
kategori yaitu pergesekan permukaan, penguapan dan pembakaran.
Pergesekan permukaan adalah penyebab
utama pencemaran partikel padat di udara antara lain penggergajian,
pengeboran, dan pengusahaan barang-barang seperti kayu, minyak, aspal
dan baja. Penguapan merupakan perubahan fase cairan menjadi gas.
Polusi udara banyak disebabkan zat-zat yang mudah menguap, seperti
pelarut cat dan perekat. Demikian pula terjadi uap pencemar jika ada
reaksi kimia pada suhu tinggi, tekanan rendah. Industri yang
berhubungan dengan cat, logam, bahan kimia atau karet banyak
memberikan pencemar ini. Jika uap-uap ini berkondensasi akan tampak
pada kita dan tertimbun mengotori ruangan. Pembakaran merupakan
reaksi kimia yang berjalan cepat dan membebaskan energi, cahaya atau
panas. Bahan bakar yang umum digunakan ialah kayu, batubara, kokas,
minyak, semuanya berasal dari alam yang mengandung karbon. Pada
pembakaran dihasilkan senyawa karbondioksida dan air, disamping itu
juga arang dan jelaga.
Pencemaran udara disebabkan oleh asap buangan, misalnya gas CO2 hasil pembakaran, SO, SO2, CFC, CO, dan asap rokok.
1). CO2
Pencemaran udara yang paling menonjol
adalah semakin meningkatnya kadar CO2 di udara. Karbon dioksida itu
berasal dari pabrik, mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar fosil
(batubara, minyak bumi), juga dari mobil, kapal, pesawat terbang, dan pembakaran kayu.
Meningkatnya kadar CO2 di udara tidak
segera diubah menjadi oksigen oleh tumbuhan karena banyak hutan di
seluruh dunia yang ditebang. Sebagaimana diuraikan diatas, hal demikian
dapat mengakibatkan efek rumah kaca.
Istilah Efek Rumah Kaca (green house
effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim sedang yang
menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi
dengan rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan
kembali oleh benda-benda dalam ruangan rumah kaca sebagai gelombang
panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang panas itu
terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara
dingin di luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi
daripada di luarnya. Inilah gambaran sederhanaterjadinya efek rumah kaca
(ERK).Pengalaman petani diatas kemudian dikaitkan dengan apa yang
terjadi pada bumi dan atmosfir.
Efek rumah kaca (Green house effect)
dapat menyebabkan suhu lingkungan menjadi naik secara global, atau
lebih dikenal dengan pemanasan global. Akibat pemanasan global ini, pola
iklim dunia menjadi berubah. Permukaan laut menjadi naik,sebagai akibat
mencairnya es di kutub sehingga pulau-pulau kecil menjadi tenggelam.
Keadaan tersebut akan berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem dan
membahayakan makhluk hidup, termasuk manusia.
2). CO
Di lingkungan rumah dapat pula terjadi
pencemaran. Misalnya, menghidupkan mesin mobil di dalam garasi tertutup.
Jika proses pembakaran di mesin tidak sempurna, maka proses pembakaran
itu menghasilkan gas CO (karbon monoksida) yang keluar memenuhi ruangan.
Hal ini dapat membahayakan orang yang ada di garasi tersebut. Selain
itu, menghidupkan AC ketika tidur di dalam mobil dalam keadaan tertutup
juga berbahaya. Bocoran gas CO dari knalpot akan masuk ke dalam mobil,
sehingga dapat menyebabkan kamatian.
3). CFC
Penggunaan CFCs (Chlorofluorocarbons)
sebagai gas pendingin pada lemari es dan ruangan (AC), serta gas
penyemprot macam-macam kosmetik, dan penyemprot rambut (hair spray).
menyebabkan gas tersebut menjadi polutan di udara. Gas CFC yang
membumbung tinggi dapat mencapai stratosfer terdapat lapisan gas ozon
(O3). Lapisan ozon ini merupakan pelindung bumi dari pengaruh cahaya
ultraviolet. Kalau tidakl ada lapisan ozon, radiasi cahaya ultraviolet
mencapai permukaan bumi, menyebabkan kematian organisme, tumbuhan
menjadi kerdil, menimbulkan mutasi genetik, menyebebkan kanker kulit
atau kanker retina mata. Jika gas CFC mencapai ozon, akan terjadi reaksi
antara CFC dan ozon, ) yang lebih lanjut dapat berkembang menjadi munculnya fenomena pemanasan (global warming) sehingga
lapisan ozon tersebut “berlubang” yang disebut sebagai “lubang” ozon.
Menurut pengamatan melalui pesawat luar angkasa, lubang ozon di kutub
Selatan semakin lebar. Saat ini luasnya telah melebihi tiga kali luas
benua Eropa. Karena itu penggunaan AC harus dibatasi.
4). SO, SO2
Gas belerang oksida (SO, SO2) di udara
juga dihasilkan oleh pembakaran fosil (minyak, batubara). Gas tersebut
dapat beraksi dengan gas nitrogen oksida dan air hujan, yang menyebabkan
air hujan menjadi asam. Maka terjadilah hujan asam. Hujan asam
mengakibatkan tumbuhan dan hewan-hewan tanah mati. Produksi pertanian
merosot. Besi dan logam mudah berkarat. Bangunan –bangunan kuno, seperti
candi, menjadi cepat aus dan rusak. Demikian pula bangunan gedungdan
jembatan.
5). Asap Rokok
Polutan udara yang lain yang berbahaya
bagi kesehatan adalah asap rokok. Asap rokok mengandung berbagai bahan
pencemar yang dapat menyababkan batuk kronis, kanker patu-paru,
mempengaruhi janin dalam kandungan dan berbagai gangguan kesehatan
lainnya. Perokok dapat di bedakan menjadi dua yaitu perokok aktif dan
perokok pasif. Perokok aktif adalah mereka yang merokok. Perokok pasif
adalah orang yang tidak merokok tetapi menghirup
asap rokok di suatu ruangan. Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat mengganggu kesehatan orang lain.
asap rokok di suatu ruangan. Menurut penelitian, perokok pasif memiliki risiko yang lebih besar di bandingkan perokok aktif. Jadi, merokok di dalam ruangan bersama orang lain yang tidak merokok dapat mengganggu kesehatan orang lain.
Cara pencegahan dan penanggulangan terhadap pencemaran udara, antara lain sebagai berikut.
a) Perlu dibatasi penggunaan bahan bakar yang menghasilkan CO.
b) Menerapkan program penghijauan di kota-kota untuk mengurangi tingkat pencemaran.
c) Memilih lokasi pabrik dan industri yang jauh dari keramaian dan pada tanah yang kurang produktif.
d) Gas-gas buangan pabrik perlu
dibersihkan dahulu sebelum dikeluarkan ke udara bebas. Pembersihan dapat
menggunakan alat tertentu, misalnya cottrell yang berfungsi untuk
menyerap debu. Meningkatnya kadar karbon dioksida di atmosfer juga dapat
membahayakan kelangsungan hidup makhluk hidup yang ada di bumi ini.
Konsentrasi karbon dioksida yang berasal dari sisa pembakaran, asap
kendaraan, dan asap pabrik dapat menimbulkan efek rumah kaca (green
house effect). Efek rumah kaca dapat mengakibatkan:
1) Adanya pemanasan global yang mengakibatkan naiknya suhu di bumi.
2) Mencairnya es yang ada di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut.
3) Tenggelamnya daratan (pulau) sebagai akibat dari mencairnya es di kutub.
d. Polusi Suara
pencemaran suara adalah gangguan pada
lingkungan yang diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan
ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Bunyi atau suara yang
dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia disebut kebisingan.
Pencemaran atau polusi suara diakibatkan suara-suara bervolume tinggi
yang membuat daerah sekitarnya menjadi bising dan tidak menyenangkan.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melebihi 50 desibel (db). Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, maka kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang baku tingkat kebisingan menyebutkan bahwa kebisingan adalah bunyi yang tidak diinginkan dari suatu usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan terjadi bila intensitas bunyi melebihi 50 desibel (db). Pengukurannya menggunakan alat yang bernama Sound Level Meter. Oleh karena kebisingan dapat mengganggu lingkungan, maka kebisingan dapat dimasukkan sebagai pencemaran.
Suara dengan intensitas tinggi, seperti
yang dikeluarkan oleh suara mesin pabrik atau industri, mesin
penggilingan padi, mesin las, kendaraan bermotor yang berlalu-lalang,
suara kereta api, dan pesawat terbang secara terus-menerus dalam jangka
waktu yang lama dapat mengganggu manusia, bahkan menyebabkan cacat
pendengaran yang permanen.
Banyak para buruh pabrik yang bekerja di
tengah-tengah bunyi bising alat-alat pabrik merasakan efek buruk dari
suara bising tersebut. Rata-rata dari mereka yang bekerja di tempat itu
dan tidak menggunakan penutup telinga, selalu berbicara keras antara
satu dengan yang lainnya, walau sudah berada di luar pabrik.
Bukan karena kebiasaan mereka berbicara
keras, tetapi karena kemampuan pendengaran mereka yang mulai berkurang.
Oleh karena bunyi dapat dianggap sebagai bahan pencemar serius yang
mengganggu kesehatan manusia, maka alat pengaman telinga harus digunakan
jika kita bekerja di tempat yang rawan kebisingan.
Jenis-jenis kebisingan ada empat macam, yaitu:
- kebisingan yang terus-menerus dengan jangkauan frekuensi yang sempit, misalnya: mesin gergaji.
- kebisingan yang terputus-putus, misalnya: suara arus lalu lintas atau pesawat terbang.
- kebisingan impulsif (tiba-tiba), misalnya: tembakan, bom, atau suara ledakan.
- kebisingan impulsif berulang, misalnya: suara mesin tempa, atau saat proses penancapan paku bumi di tempat proyek pembangunan.
Dampak Pencemaran Suara (Kebisingan)
Suara-suara bising ini dapat menyebabkan
terganggunya pendengaran manusia. Selain itu, lama-kelamaan suara bising
ini akan menimbulkan berbagai keluhan pada tubuh kita, misalnya pusing,
mual, jantung berdebar-debar, sulit tidur, badan kaku, dan naiknya
tekanan darah.
Dampak Pencemaran Suara terhadap Mamalia Laut
Mamalia laut (misalnya lumba-lumba sungai
dan paus) tinggal di lingkungan di mana tidak terdapat cahaya yaitu di
kedalaman yang jauh dari permukaan. Pada kedalaman lebih dari 200 meter
cahaya tidak lagi menembus laut, dengan keadaan ini maka mamalia laut
mengandalkan suara dibandingkan cahaya sebagai alat utama dalam
berkomunikasi serta untuk lebih berhati-hati dari keadaan lingkungan
sekitarnya.
Di satu sisi, berdasarkan penelitian para
ilmuwan, tingkat kebisingan di laut kini naik menjadi sepuluh kali
lipat dari kondisi normal. Kita tahu bahwa suara merambat lebih cepat
dan lebih jauh di dalam air dibanding di udara. Intensitas tinggi suara
di lautan juga tidak berkurang dalam ratusan mil. Keadaan ini tentu
sangat mengganggu kehidupan mamalia laut yang sangat peka terhadap
suara.
Kebisingan di dalam laut disebabkan oleh:
a). Sumber alami: aktivitas tektonik, gunung api dan gempa bumi, angin, dan gelombang.
b). Lalu lintas kapal: Kapal-kapal Tanker
Besar yang beroperasi mengangkut minyak biasanya mengeluarkan suara
dengan level 190 desibel, dan untuk ukuran kapal yang lebih kecil
biasanya menimbulkan gelombang suara sekitar 160-170 desibel.
c). Kegiatan eksplorasi dan ekspoitasi
gas dan minyak seperti pembangunan anjungan minyak/rig, pengeboran
minyak, dan lain-lain. Kegiatan tersebut dapat menciptakan suara dengan
intensitas sampai dengan 255 desibel.
d). Penggunaan sonar dalam latihan
militer. Sonar adalah alat yang menggunakan gelombang suara frekuensi
tinggi untuk menemukan benda dan menentukan letaknya di bawah permukaan
air. Kegiatan tersebut dapat menciptakan suara dengan intensitas sampai
dengan 160 desibel. terdamparnya belasan mamalia laut pada bulan Maret
2000 di Kepulauan Bahama (dekat Samudera Atlantik Utara). Dan juga
terdamparnya beberapa Paus di Pulau Canary (Spanyol) dan Laut Ionia
(dekat Itali).
Sumber bacaan : http://forum.upi.edu/, http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/, http://www.wdcs.org, http://oceanlink.island.net/, http://www.nrdc.org/wildlife/marine/, http://kamusbahasaindonesia.org/
Gambar 11.13. Terdamparnya beberapa Paus di Pulau Canary (Spanyol) dan Laut Ionia Peringatan pencemaran suara
Cara pencegahan Pencemaran Suara
(Kebisingan) Kelompokkan ruangan dengan potensi keramaian agar tidak
mengganggu ruangan yang membutuhkan ketenangan.
1). Jauhkan ruangan yang membutuhkan ketenangan dari sumber kebisingan (terutama jalan).
2). Gunakan material yang padat, tebal, dan masif untuk menyerap suara (parket,busa dilapis dengan kain, gipsum).
3). Buat ruangan dengan pembatas ganda (dinding, langit2, dan lantai ganda).
4). Kurangi penempatan bukaan pada daerah muka bangunan yang berhadapan dengan jalan yang ramai.
5). Buat permukaan yang tidak rata untuk menyebarkan suara.
6). Buat pagar atau pembatas jalan yang
dapat menyerap atau mencegah noise masuk ke dalam bangunan (pagar tembok
masif, pagar bukit dan tanaman).
A. Perubahan Lingkungan Mengakibatkan berbagai Dampak
Aktivitas manusia yang bersenjatakan
teknologinya baik jenis tradisional maupun modern, menyederhanakan
bioma dan habitat sehingga kompleksitas yang stabil menjadi goyah
akibatnya simfoni alam menjadi kakofoni.
Sebenarnya modifikasi terhadap
ekosistem sudah dimulai sejak manusia melakukan usaha bertani. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk, terjadi kegiatan pembakaran rumput,
penggundulan hutan, pembuatan dam, pendirian kota, pembuatan gedung dan
jalan raya, industri dan sebagainya. Perkembangan manusia pun
merupakan kegiatan manusia yang mendesak habitat dan bioma,
gerakan-gerakan bangsa di masa lampau mendampingi proses-proses
alami sehingga padang stepa menjadi gurun pasir, tanah-tanah di di
daerah tropik menderita erosi pesat.
Perkembangan teknologi pertanian dalam
abad terakhir ini tak mampu memecahkan dilema pertanian bahkan
merongronginya. Pertanian berusaha mengelola ekosistem lewat
pemupukan, obat-obatan, irigasi, bibit unggul dan sebagainya untuk
memaksimumkan produktivitas, sedang alam sendiri mengelola ekosistem
untuk memaksimalkan stabilitas lingkungan.
Manusia mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap lingkungan hidupnya. Terdapat hubungan yang saling
ketergantungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Perubahan
pada satu subsistem dalam ekosistem akan dapat menimbulkan goncangan
ekologis. Alam sendiri menyediakan mekanisme keseimbangan alamiah,
namun kadang-kadang perubahan tersebut tidak dapat dinetralisir oleh
mekanisme tadi, terlebih lagi apabila perubahan itu sengaja dibuat
manusia. Dengan demikian manusia akan menjadi faktor penyebab utama
terhadap berbagai daur biologi di lingkungan hidupnya.
Beberapa tipe perubahan lingkungan karena perbuatan manusia terhadap daur biologi dapat dikelompokkan menjadi
- bertambah dalam volume dan kecepatan daur biologi
- bertambah dalam volume, kecepatan daur biologi berkurang
- berkurang dalam volume, kecepatan daur biologi bertambah
- berkurang dalam volume dan kecepatan daur biologi
- penambahan materi sintetik mempunyai dampak terhadap daur biologi
Dari 5 tipe perubahan lingkungan tersebut, coba diskusikan dengan teman sebangkumu contohnya masing-masing !
Perubahan lingkungan hidup dapat
menimbulkan berbagai masalah langsung dan tidak langsung terhadap
kesehatan dan kesejahteraan manusia, karena itu kita mulai menghadapi
apa yang dinamakan masalah lingkungan hidup. Secara umum sumber
permasalahan lingkungan hidup itu dapat berasal dari 3 sumber utama
yaitu
(1) ledakan penduduk
(2) teknologi dan industri
(3) Perusakan hutan.
(1) ledakan penduduk
ditinjau dari sisi ekologi akan membawa
beberapa persoalan antara lain masalah pemukiman, pangan, sampah, dan
sumber daya alami. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan meluasnya
daerah pemukiman dan kebutuhan akan pangan juga makin meningkat.
Sampah menimbulkan persoalan melalui berbagai mekanisme antara lain
gangguan, penyumbatan aliran air dan timbulnya bau busuk yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan dan keindahan
(2) Teknologi dan Industri
di satu pihak membawa manfaat bagi
kesejahteraan manusia, di lain fihak dapat membawa bencana bagi
kehidupan manusia dan makhluk hidup melalui limbah yang
dikeluarkannya.
(3) Perusakan hutan.
dapat menimbulkan berbagai dampak,
karena hutan sebagai tempat kehidupan berbagai hewan dan tumbuhan,
sumber plasma nutfah dan cadangan air alamiah yang apabila mendapat
kerusakan akan terjadi mata rantai bencana bagi manusia sendiri,
perubahan komponen ekosistem yang diikuti dengan penyederhanaan dan
kepunahan keanekaragaman hayati, humus larut, erosi, banjir dan
kekeringan karena habisnya sumber dan cadangan air. Belalang daun
yang melahap lahan pertanian, Monyet menyerang kawasan jagung di Gunung
kidul dan Sukoharjo, juga gajah dan babi hutan merusak areal
pertanian merupakan contoh terdesaknya habitat alami hewan di hutan
akibat ulah manusia. Perusakan kawasan hutan umumnya digunakan sebagai
tanah pertanian, perkebunan atau pemukiman, atau mungkin saja hanya
diambil kayunya saja.
Untuk meningkatkan hasil pertanian, para
petani menggunakan pestisida. Salah satu jenis pestisida untuk
memberantas serangga hama adalah parathion, yaitu sejenis racun organofosfat.
Racun ini mudah terurai dan tidak meninggalkan residu. Tetapi selain
mematikan serangga, racun ini juga mematikan berbagai jenis invertebrata
serta hewan vertebrata.
Insektisida lain yang banyak digunakan adalah golongan organoklorin seperti
DDT, DDD, aldrin, dieldrin, dan lain-lain. Berbeda dengan organofosfat,
insektisida ini larut dalam lemak dan jaringan lemak. Karena itu mudah
sekali berpindah dari lingkungan ke jaringan suatu organisme. Racun ini
tidak mudah terurai dan akan tetap menjadi residu, berada dalam
lingkungan, selama 17 tahun. Karena sifatnya yang demikian maka racun
ini mudah terakumulasi dan terkonsentrasi pada jaringan tumbuhan maupun
hewan.
Usaha lain para petani untuk meningkatkan
kesejahteraannya adalah melakukan intensifikasi pertanian. Dalam
intensifikasi pertanian, selain penggunaan pestisida dan penambahan
tenaga kerja, juga dilakukan pemupukan. Penambahan pupuk
anorganik yang berlebihan dapat mengakibatkan derajat keasaman tanah
berubah dana dapat mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara oleh
tumbuhan.
Penggunaan hutan untuk lahan pertanian monokultur
menyebabkan dampak yang perlu diperhitungkan. Terjadinya perubahan
daur biologi atau daur materi menyebabkan terjadinya keseimbangan baru.
Pertanian monokultur memerlukan pemupukan dan pestisida. Jika tidak
dilakukan perlakuan itu penurunan kesuburan tanah pertanian segera akan
terjadi. Oleh karena itu pada pertanian monokultur perlu dilakukan rotasi tanaman.
rotasi tanaman ialah menanam tanaman
secara bergulir di suatu lahan pertanian. tanaman ditanam secara
berselang seling untuk memberikan waktu pada tanah mengembalikan
kesuburannya. Tanah yang subur memberikan keuntungan yang banyak bagi
makhluk hidup terutama yang tinggal di permukaan tanah, dinilai efektif
meningkatkan hasil panen karena dapat memotong siklus hama dan
mengembalikan kesuburan tanah.
B. Kegiatan Manusia yang Mempengaruhi Keseimbangan Alam (Ekosistem)
Indonesia memiliki kekayaan alam dari
daratan dan lautan. Contoh kekayaan alam dari daratan, misalnya hutan,
sawah, ladang, sedangkan dari perairan misalnya kolam, sungai, daratan,
dan lautan. Semua kebutuhan manusia, hewan, dan tumbuhan berasal dari
kekayaan alam tersebut. Oleh karena itu, tidak ada makhluk hidup yang
dapat hidup sendiri. Antara tumbuhan dan hewan yang hidup di hutan
terjadi hubungan saling ketergantungan membentuk ekosistem. Manusia
memanfaatkan hasil hutan, misalnya kayu dan rotan. Apakah kegiatan
manusia tersebut akan mempengaruhi ekosistem? Untuk mengenal macam-macam
ekosistem, coba kamu salin dan lengkapi tabel berikut ini dengan nama
ekosistem, nama tumbuhan, dan nama hewannya.
Ekosistem dapat terganggu keseimbangannya
oleh berbagai kegiatan manusia, seperti penebangan hutan, perburuan,
juga penggunaan bahan kimia yang tidak sesuai aturan. Penebangan hutan
dilakukan untuk dimanfaatkan kayunya. Selain itu, juga untuk membuat
ladang, perkebunan, pertambangan, industri, dan untuk tempat tinggal.
Mari kita
1. Penebangan Pohon secara Liar dan Pembakaran Hutan (Deforestasi )
Hutan mempunyai peran yang sangat penting
bagi ekosistem. Didalam hutan hidup berbagai jenis hewan dan tumbuhan.
Hutan menyediakan makanan, tempat tinggal, dan perlindungan bagi
hewanhewan tersebut. Jika pohon-pohon ditebang terus, sumber makanan
untuk hewanhewan yang hidup di pohon tersebut juga akan berkurang atau
tidak ada, karena itu banyak hewan yang kekurangan makanan. Akibatnya
banyak hewan yang musnah dan menjadi langka. Selain menebang pohon,
manusia kadang-kadang membuka lahan pertanian dan perumahan dengan cara
membakar hutan. Akibatnya lapisan tanah dapat terbakar, tanah menjadi
kering dan tidak subur. Hewan-hewan tanah tidak dapat hidup, hewan-hewan
besar banyak yang mencari makan ke tempat lain bahkan sampai ke
pemukiman manusia. Hal ini juga dapat merusak keseimbangan ekosistem.
2. Perburuan Hewan secara Terus-Menerus
Hewan liar diburu di berbagai tempat. Jumlah yang diburu sangat banyak.
Pemburu bukan hanya tidak mempunyai izin
berburu, tetapi juga melakukan perburuan di kawasan konservasi termasuk
taman nasional. Perburuan komersial yang tidak terkendali merupakan
masalah gawat untuk jenis tertentu. Banyak hewan buruan yang sangat
disukai di Indonesia, misalnya babi rusa (Babyrousa babyrussa), anoa (Bubalus depressicornis dan B. quarlesi), Kuau raja (Argusianus argus), walabi saham (Macropus agile), rusa jawa (Cervus timorensis), kasuari (Casuarius cauaris), ular sanca batik (Phyton reticulatus), burung rangkong (Bucros bicornis), berbagai burung hias, di antaranya kakaktua raja (Proboscijer atterrimus), Kepodang (Oriolus chinensis), Curik Bali (Leucopsar roschildi), Beo (Gracula religiosa), Perkutut Jawa (Geopelia striata), ayam hutan (Gallus varius), Ikan arwana (Scleropages formosus)
juga menjadi ikan yang banyak diburu, hewan-hewan tersebut menjadi
langka. Manusia ada yang berburu hewan hanya untuk bersenang-senang.
Juga ada yang memanfaatkan sebagai bahan makanan, hiasan, atau pakaian.
Tahukah kamu hewan-hewan langka yang lainnya.
3. Penggunaan Pupuk dan DDT yang Berlebih
Para petani biasanya melakukan beberapa
cara agar hasil pertaniannya tetap baik dan banyak. Cara-cara yang
dilakukan oleh para petani itu, di antaranya dengan pemupukan dan
pemberantasan hama. Pupuk tanaman yang digunakan para petani ada dua
macam, yaitu pupuk alami dan pupuk buatan
Pupuk alami adalah pupuk yang dibuat dari
bahan-bahan alami, misalnya dari kotoran hewan atau dari daun-daunan
yang telah membusuk. Pupuk alami dikenal dengan sebutan pupuk kandang
atau pupuk kompos. Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat dari bahan
kimia. Contoh pupuk buatan adalah urea, NPK, dan ZA., Penggunaan pupuk
buatan harus sesuai dengan aturan pemakaian karena dapat mempengaruhi
ekosistem. Pupuk buatan yang berlebihan jika kena air hujan akan larut
dan terbawa air ke sungai atau danau. Akibatnya di tempat tersebut
terjadi penumpukan unsur hara sehingga gulma tumbuh subur. Eceng gondok
tumbuh dengan subur sampai menutupi permukaan sungai atau danau. Makhluk
hidup dalam sungai atau danau tersebut akan berkurang karena sinar
matahari yang dibutuhkan tidak sampai ke dasar sungai atau danau.
Untuk memberantas hama, para petani
menggunakan pestisida atau insektisida. Contoh penggunaan insektisida
yang merusak ekosistem adalah penggunaannya tidak tepat waktu, jumlahnya
berlebihan, dan jenis insektisidanya tidak sesuai. Penggunaan
insektisida dan pestisida ini harus sesuai dengan ketentuan agar tidak
membunuh makhluk hidup yang lain, seperti burung atau hewan lainnya yang
tidak merusak tanaman.
4. Penangkapan ikan di laut dengan pukat harimau atau bahan peledak
Para pencari ikan sering menggunakan
pukat harimau. Pukat harimau menggunakan jaring-jaring yang lubangnya
sangat kecil dan dapat menjangkau daerah luas.
Gambar 11.17. Penangkapan ikan dengan pukat harimau atau bahan peledak
Bahkan, ada juga yang menggunakan bahan
peledak untuk menangkap ikan. Bahan peledak menyebabkan ikan-ikan, baik
besar maupun kecil mati. Jika ikan kecil turut mati, jumlah ikan pada
masa mendatang akan berkurang.
Selain penangkapan ikan, kegiatan manusia
yang dapat menyebabkan kerusakan yaitu pengambilan terumbu karang
secara besar-besaran. Terumbu karang berfungsi menahan terjangan ombak
laut. Selain itu, terumbu karang merupakan tempat hidup hewan laut.
Manusia mengambil terumbu karang untuk dijadikan hiasan. Akibatnya,
hewan-hewan laut kehilangan tempat hidupnya. Ombak juga langsung
menerjang pantai sehingga dapat menyebabkan abrasi. Abrasi dapat
menyebabkan kerusakan laut dan pantai.
1. Pemanfaatan Tumbuhan oleh Manusia
Selain memanfaatkan hewan, manusia juga
banyak memanfaatkan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Tumbuhan
apa saja yang sering dimanfaatkan manusia? Bagian tumbuhan di hutan
yang banyak digunakan manusia adalah kayunya. Kayu jati digunakan untuk
bangunan rumah, kursi, tempat tidur, dan lemari. Kayu meranti, kamper,
dan mahoni umumnya digunakan untuk bangunan rumah atau gedung. Tumbuhan
dapat digunakan kayunya setelah tumbuhan tersebut tumbuh selama
berpuluh-puluh tahun. Misalnya, kayu jati usianya sampai puluhan tahun.
Jadi, jika kamu menanam jati sekarang, kamu baru dapat menggunakannya 20
tahun kemudian, sedangkan kebutuhan manusia terus meningkat. Apa yang
harus dilakukan untuk mencegah punahnya tanaman-tanaman langka tersebut?
Tanaman langka yang sering digunakan oleh
manusia harus dilestarikan. Cara melestarikan tumbuhan tersebut antara
lain sebagai berikut. :
a. Tidak menebang pohon sembarangan.
b. Penanaman kembali tanaman yang telah dimanfaatkan atau peremajaan tanaman.
c. Pemeliharan tanaman dengan benar.
Selain kayu, bagian-bagian tumbuhan
lainnya pun banyak yang dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Misalnya, pohon tebu diambil batangnya untuk diolah menjadi
gula pasir, atau pohon karet diambil getahnya yang dapat diolah menjadi
bahan dasar pembuatan barang-barang dari karet. Hal ini terjadi karena
pengambilan secara terus-menerus tetapi tidak dilakukan penanaman
kembali. Tumbuhan yang menjadi langka akibat kerusakan habitatnya
misalnya pohon jati, bunga anggrek, dan bunga rafflesia.
D. Etika Lingkungan
Sebagai bangsa Indonesia yang
bertangungjawab, kita tidak menghendaki lingkungan yang semakin rusak
akibat ulah manusia yang keliru, tetapi kita menghendaki lingkungan yang
dapat menyangga kehidupan yang semakin baik bagi flora, faunda dan
manusia yang hidup di dalamnya. Untuk itu kita memerlukan orang-orang
yang sadar lingkungan.
Orang yang sadar lingkungan adalah
orang-orang yang sudah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi
serta etika lingkungan dalam menghadapi masalah dan akibat perbuatan
yang berkaitan dengan lingkungan.
Di bawah ini adalah beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menuntun sikap manusia dalam hal penerapan etika lingkungan.
Manusia bukanlah segalanya
tetapimerupakan bagian dari lingkungan. Karena itu menghargai lingkungan
berarti menghargai diri sendiri.
Lingkungan disediakan bukan hanya untuk manusia saja tetapi untuk semua makhluk hidup.
Manusia harus menjadi anggota lingkungan yang baik dan konsekuen terhadap lingkungannya.
Sumber daya alam adalah sangat terbatas karena itu perlu dihemat.
Manusia sebagai anggota lingkungan harus
melaksanakan kewajibannya dalam menjaga kelestarian, kestabilan, dan
keindahan alam, karena hal ini berarti menjaga kelangsungan hidup
manusia itu sendiri.
Mengusahakan bahan yang digunakan dapat didaur ulang.
Berusaha untuk selalu tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
Negara perlu mengatur kelestarian
lingkungan dalam suatu undang-undang, dan untuk itu telah dibuat
undang-udang Republik Indonesia tahun 1990 tentang konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Meskipun sudah dibuatkan prinsip dan
peraturannya, tetapi pelaksanaannya tergantung pada kita sendiri sebagai
suatu individu yang bertanggung jawab dan anggota masyarakat yang baik.
PERUBAHAN LINGKUNGAN MENGAKIBATKAN BERBAGAI DAMPAK
Aktivitas manusia yang bersenjatakan
teknologinya baik jenis tradisional maupun modern, menyederhanakan
bioma dan habitat sehingga kompleksitas yang stabil menjadi goyah
akibatnya simfoni alam menjadi kakofoni.
Sebenarnya modifikasi terhadap
ekosistem sudah dimulai sejak manusia melakukan usaha bertani. Dengan
bertambahnya jumlah penduduk, terjadi kegiatan pembakaran rumput,
penggundulan hutan, pembuatan dam, pendirian kota, pembuatan gedung dan
jalan raya, industri dan sebagainya. Perkembangan manusia pun
merupakan kegiatan manusia yang mendesak habitat dan bioma,
gerakan-gerakan bangsa di masa lampau mendampingi proses-proses
alami sehingga padang stepa menjadi gurun pasir, tanah-tanah di di
daerah tropik menderita erosi pesat.
Perkembangan teknologi pertanian dalam
abad terakhir ini tak mampu memecahkan dilema pertanian bahkan
merongronginya. Pertanian berusaha mengelola ekosistem lewat
pemupukan, obat-obatan, irigasi, bibit unggul dan sebagainya untuk
memaksimumkan produktivitas, sedang alam sendiri mengelola ekosistem
untuk memaksimalkan stabilitas lingkungan.
Manusia mempunyai pengaruh yang sangat
besar terhadap lingkungan hidupnya. Terdapat hubungan yang saling
ketergantungan antara manusia dengan lingkungan hidupnya. Perubahan
pada satu subsistem dalam ekosistem akan dapat menimbulkan goncangan
ekologis. Alam sendiri menyediakan mekanisme keseimbangan alamiah,
namun kadang-kadang perubahan tersebut tidak dapat dinetralisir oleh
mekanisme tadi, terlebih lagi apabila perubahan itu sengaja dibuat
manusia. Dengan demikian manusia akan menjadi faktor penyebab utama
terhadap berbagai daur biologi di lingkungan hidupnya.
Beberapa tipe perubahan lingkungan karena perbuatan manusia terhadap daur biologi dapat dikelompokkan menjadi
- bertambah dalam volume dan kecepatan daur biologi
- bertambah dalam volume, kecepatan daur biologi berkurang
- berkurang dalam volume, kecepatan daur biologi bertambah
- berkurang dalam volume dan kecepatan daur biologi
- penambahan materi sintetik mempunyai dampak terhadap daur biologi
Dari 5 tipe perubahan lingkungan tersebut, coba diskusikan dengan teman sebangkumu contohnya masing-masing !
Perubahan lingkungan hidup dapat
menimbulkan berbagai masalah langsung dan tidak langsung terhadap
kesehatan dan kesejahteraan manusia, karena itu kita mulai menghadapi
apa yang dinamakan masalah lingkungan hidup. Secara umum sumber
permasalahan lingkungan hidup itu dapat berasal dari 3 sumber utama
yaitu (1) ledakan penduduk (2) teknologi dan industri (3) Perusakan hutan. Ledakan penduduk
ditinjau dari sisi ekologi akan membawa beberapa persoalan antara lain
masalah pemukiman, pangan, sampah, dan sumber daya alami.
Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan meluasnya daerah pemukiman dan
kebutuhan akan pangan juga makin meningkat. Sampah menimbulkan
persoalan melalui berbagai mekanisme antara lain gangguan,
penyumbatan aliran air dan timbulnya bau busuk yang dapat menimbulkan
masalah kesehatan dan keindahan (2) . Teknologi dan Industri di
satu pihak membawa manfaat bagi kesejahteraan manusia, di lain fihak
dapat membawa bencana bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup melalui
limbah yang dikeluarkannya. Perusakan hutan dapat
menimbulkan berbagai dampak, karena hutan sebagai tempat kehidupan
berbagai hewan dan tumbuhan, sumber plasma nutfah dan cadangan air
alamiah yang apabila mendapat kerusakan akan terjadi mata rantai
bencana bagi manusia sendiri, perubahan komponen ekosistem yang diikuti
dengan penyederhanaan dan kepunahan keanekaragaman hayati, humus
larut, erosi, banjir dan kekeringan karena habisnya sumber dan
cadangan air. Belalang daun yang melahap lahan pertanian, Monyet
menyerang kawasan jagung di Gunung kidul dan Sukoharjo, juga gajah dan
babi hutan merusak areal pertanian merupakan contoh terdesaknya
habitat alami hewan di hutan akibat ulah manusia. Perusakan kawasan
hutan umumnya digunakan sebagai tanah pertanian, perkebunan atau
pemukiman, atau mungkin saja hanya diambil kayunya saja.
|
|
Untuk meningkatkan hasil pertanian, para
petani menggunakan pestisida. Salah satu jenis pestisida untuk
memberantas serangga hama adalah parathion, yaitu sejenis racun organofosfat.
Racun ini mudah terurai dan tidak meninggalkan residu. Tetapi selain
mematikan serangga, racun ini juga mematikan berbagai jenis invertebrata
serta hewan vertebrata.
Insektisida lain yang banyak digunakan adalah golongan organoklorin seperti
DDT, DDD, aldrin, dieldrin, dan lain-lain. Berbeda dengan organofosfat,
insektisida ini larut dalam lemak dan jaringan lemak. Karena itu mudah
sekali berpindah dari lingkungan ke jaringan suatu organisme. Racun ini
tidak mudah terurai dan akan tetap menjadi residu, berada dalam
lingkungan, selama 17 tahun. Karena sifatnya yang demikian maka racun
ini mudah terakumulasi dan terkonsentrasi pada jaringan tumbuhan maupun
hewan.
Usaha lain para petani untuk meningkatkan
kesejahteraannya adalah melakukan intensifikasi pertanian. Dalam
intensifikasi pertanian, selain penggunaan pestisida dan penambahan
tenaga kerja, juga dilakukan pemupukan. Penambahan pupuk
anorganik yang berlebihan dapat mengakibatkan derajat keasaman tanah
berubah dana dapat mempengaruhi penyerapan unsur-unsur hara oleh
tumbuhan.
Penggunaan hutan untuk lahan pertanian monokultur
menyebabkan dampak yang perlu diperhitungkan. Terjadinya perubahan
daur biologi atau daur materi menyebabkan terjadinya keseimbangan baru.
Pertanian monokultur memerlukan pemupukan dan pestisida. Jika tidak
dilakukan perlakuan itu penurunan kesuburan tanah pertanian segera akan
terjadi. Oleh karena itu pada pertanian monokultur perlu dilakukan rotasi tanaman.
ETIKA LINGKUNGAN
Sebagai bangsa Indonesia yang
bertangungjawab, kita tidak menghendaki lingkungan yang semakin rusak
akibat ulah manusia yang keliru, tetapi kita menghendaki lingkungan yang
dapat menyangga kehidupan yang semakin baik bagi flora, faunda dan
manusia yang hidup di dalamnya. Untuk itu kita memerlukan orang-orang
yang sadar lingkungan.
Orang yang sadar lingkungan adalah
orang-orang yang sudah memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ekologi
serta etika lingkungan dalam menghadapi masalah dan akibat perbuatan
yang berkaitan dengan lingkungan.
Di bawah ini adalah beberapa prinsip yang dapat digunakan untuk menuntun sikap manusia dalam hal penerapan etika lingkungan.
Manusia bukanlah segalanya
tetapimerupakan bagian dari lingkungan. Karena itu menghargai lingkungan
berarti menghargai diri sendiri.
Lingkungan disediakan bukan hanya untuk manusia saja tetapi untuk semua makhluk hidup.
Manusia harus menjadi anggota lingkungan yang baik dan konsekuen terhadap lingkungannya.
Sumber daya alam adalah sangat terbatas karena itu perlu dihemat.
Manusia sebagai anggota lingkungan harus
melaksanakan kewajibannya dalam menjaga kelestarian, kestabilan, dan
keindahan alam, karena hal ini berarti menjaga kelangsungan hidup
manusia itu sendiri.
Mengusahakan bahan yang digunakan dapat didaur ulang.
Berusaha untuk selalu tetap menjaga keseimbangan lingkungan.
Negara perlu mengatur kelestarian
lingkungan dalam suatu undang-undang, dan untuk itu telah dibuat
undang-udang Republik Indonesia tahun 1990 tentang konservasi Sumber
Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
Meskipun sudah dibuatkan prinsip dan
peraturannya, tetapi pelaksanaannya tergantung pada kita sendiri sebagai
suatu individu yang bertanggung jawab dan anggota masyarakat yang baik.