RINGKASAN
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“INDUSTRI”
Pembangunan yang terus meningkat di segala bidang,
khususnya pembangunan di bidang industri, semakin meningkatkan pula jumlah
limbah yang dihasilkan termasuk yang berbahaya dan beracun yang dapat
membahayakan lingkungan dan kesehatan manusia. Untuk mencegah timbulnya
pencemaran lingkungan dan bahaya terhadap kesehatan manusia serta makhluk hidup
lainnya, limbah bahan berbahaya dan beracun harus dikelola secara khusus agar
dapat dihilangkan atau dikurangi sifat bahayanya.
1.
Masalah lingkungan
dan Keracunan Bahan Logam/Metaloid Pada Industri
Masalah Lingkungan Dalam Pembangunan Industri, Industri
adalah merupakan suatu sektor yang sangat penting untuk meningkatan
perekonomian nasional, karena dari industrilah pendapatan perekonomian nasional
kita dapat meningkat, walaupun peningkatannya tersebut belum begitu besar.
Selain itu Industri dapat menjadikan indonesia menjadi negara yang tidak
bergantung lagi terhadap hasil produksi luar negeri untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri. Itulah mengapa indutri merupakan salah satu sektor yang sanagat
penting dalam peekonomian.
Berikut ini merupakan masalah lingkungan yang terjadi
di areal perindustrian:
1.
Udara disekitar
industri menjadi sangat buruk, dikarenakan gas buang berupa asap membumbung
tinggi di udara bebas.
2.
Daerah sekitar
industri menjdi panas, ini akibat adanya peningkatan suhu yang ekstrim yang
dihasilkan oleh gas-gas buang industri tersebut.
3.
Tercemarnya
sumber-sumber mata air sekitar industri, akibat pembuangan limbah ke
sumber-sumber mata air tersebut.
4.
Industri juga dapat
mempengaruhi peningkatan pemanasan global (global warming), yang saat ini
sedang dilakukan pencegahan agar tidak lebih meluas
5.
Pembangunan
industri dapat menyebabkan banjir karena kurangnya daerah resapan air,
daerah-daerah hijau atau resapan air sudah berubah fungsi menjadi daerah
perindustrian.
6.
Polusi suara yang
dihasilkan oleh deru-deru mesin produksi yang tak henti-henti, Polusi
suara dapat membisingkan telinga warga yang tinggal disekitar areal
perindustrian.
Itulah beberapa masalah-masalah lingkungan yang
mungkin akan timbul jika adanya pembangunan sebuah industri disekitar kita. Maka
dari itu seharusnya sebelum membangun atau mendirikan sebuah industri yang
mungkin dalam skala besar, terlebih dahulu memperhatikan beberapa
prinsip-prinsip dalam pembangunan proyek industri terhadap lingkungan
sekitarnya, prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Evaluasi pengaruh
sosial ekonomi dan ekologi baik secara umum maupun khusus.
2.
Penelitian dan
pengawasan lingkungan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Dari sini
akan didapatkan informasi mengenai jenis perindustrian yang cocok dan
menguntungkan.
3.
Survey mengenai
pengaruh-pengaruh yang mungkin timbul pada lingkungan.
4.
Berdasarkan
petunjuk-petunjuk ekologi dibuat formulasi mengenai kriteria analisa biaya,
keuntungan proyek, rancangan bentuk proyek dan pengelolaan proyek.
5.
Bila penduduk
setempat terpaksa mendapat pengaruh negatif dari pembangunan proyek industri
ini, maka buatlah pembangunan alternatif atau dicarikan jalan untuk
kompensasikerugian sepenuhnya.
Demikianlah prinsip-prinsip yang dapat dijalankan
sebelum mendirikan ataupun membangun sebuah industri, jika dengan benar-benar
dijalankan akan menguntungkan kedua belah pihak baik pemilik industri tersebut
ataupun warga yang tinggal disekitar industri tersebut.
A. PENGERTIAN
AMDAL
Sebelum
suatu usaha atau proyek dijalankan, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu studi
tentang dampak lingkungan yang bakal timbul, baik dampak sekarang maupun dimasa
yang akan datang. Studi ini disamping untuk mengetahui dampak yang akan timbul,
juga mencarikan jalan keluar untuk mengatasi dampak tersebut. Studi inilah yang
kita kenal dengan nama Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL). Pengertian
Analisis Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) menurut PP No. 27 Tahun 1999 Pasal 1
adalah telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting
suatu rencana usaha dan kegiatan. Arti lain analisis dampak lingkungan hidup
adalah teknik untuk menganalisis apakah proyek yang akan dijalankan akan
mencemarkan lingkungan atau tidak dan jika ya, maka diberikan jalan alternatif
pencegahannya.
B. DAMPAK
YANG DITIMBULKAN
Perlunya
dilakukan studi AMDAL sebelum usaha dilakukan mengingat kegiatan-kegiatan
investasi pada umumnya akan mengubah lingkungan hidup. Oleh karena itu, menjadi
penting untuk memerhatikan komponen-komponen lingkungan hidup sebelum investasi
dilakukan. Adapun komponen lingkungan hidup yang harus dipertahankan dan dijaga
serta dilestarikan fungsinya.
C. TUJUAN
DAN KEGUNAAN STUDI AMDAL
Tujuan
AMDAL adalah menduga kemungkinan terjadinya dampak dari suatu rencana usaha
dan/atau kegiatan. Berikut adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam rangka
mencapai tujuan studi AMDAL:
1.
Mengidentifikasi semua rencana usaha yang
akan dilaksanakan
2.
Mengidentifikasi komponen-komponen
lingkungan hidup yang akan terkena dampak besar dan penting.
3.
Memperkirakan dan mengevaluasi rencana
usaha yang menimbulkan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
4.
Merumuskan RKL dan RPL.
Kegunaan
dilaksanakannya studi AMDAL:
1.
Sebagai bahan bagi perencana dan pengelola
usaha dan pembangunan wilayah.
2.
Membantu proses pengambilan.
3.
Memberi masukan untuk penyusunan desain rinci
teknis dari rencana usaha.
4.
Memberi masukan untuk penyusunan rencana
pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup dari rencana usaha.
5.
Memberi informasi kepada masyarakat atas
dampak yang ditimbulkan dari suatu rencana usaha.
D. RONA
LINGKUNGAN HIDUP
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beranekaragam dalam bentuk, ukuran, tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah:
1. Wilayah studi rencana usaha.
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai SDA yang ada di wilayah studi rencana usaha.
Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang bisa dipilih untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-AMDAL:
Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
a. Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
b. Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah studi rencana usaha.
c. Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi tersebut.
d. Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi cuaca buruk.
e. Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha.
f. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
2. Fisiografis
a. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
b. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara geologis.
3. Hidrologi
a. Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
b. Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
c. Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
d. Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
e. Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari dan industri.
g. Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
4. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
a. Pasang surut
b. Arus dan gelombang
c. Morfologi pantai
d. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.
5. Ruang, lahan, dan tanah
a. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.
b. Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
c. Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
d. Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.
Rona lingkungan hidup pada umumnya sangat beranekaragam dalam bentuk, ukuran, tujuan, dan sasaran. Rona lingkungan hidup juga berbeda menurut letak geografi, keanekaragaman faktor lingkungan hidup, dan pengaruh manusia. Karena itu kemungkinan timbulnya dampak lingkungan hidup pun berbeda-beda sesuai dengan rona lingkungan yang ada.
Hal-hal yang perlu dicermati dalam rona lingkungan hidup adalah:
1. Wilayah studi rencana usaha.
2. Kondisi kualitatif dan kuantitatif dari berbagai SDA yang ada di wilayah studi rencana usaha.
Berikut ini beberapa contoh komponen lingkungan hidup yang bisa dipilih untuk ditelaah sesuai hasil pelingkupan dalam KA-AMDAL:
Fisik Kimia
Komponen fisik kimia yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Iklim, kualitas udara, dan kebisingan
a. Komponen iklim meliputi tipe iklim, suhu, kelembaban curah hujan dan jumlah air hujan, keadaan angin, serta intensitas radiasi matahari.
b. Data periodik bencana, seperti sering terjadi angin ribut, banjir bandang diwilayah studi rencana usaha.
c. Data yang tersedia dari stasiun meteorologi dan geofisika yang mewakili wilayah studi tersebut.
d. Pola iklim mikro pola penyebaran bahan pencemar udara secara umum maupun pada kondisi cuaca buruk.
e. Kualitas udara baik pada sumber maupun daerah sekitar wilayah studi rencana usaha.
f. Sumber kebisingan dan getaran, tingkat kebisingan serta periode kejadiannya.
2. Fisiografis
a. Topografi bentuk lahan (morfologi) struktur geologi dan jenis tanah.
b. Indikator lingkungan hidup yang berhubungan dengan stabilitas tanah.
c. Keunikan, keistimewaan, dan kerawanan bentuk-bentuk lahan dan bantuan secara geologis.
3. Hidrologi
a. Karakteristik fisik sungai, danau, dan rawa.
b. Rata-rata debit dekade, bulan, tahunan, atau lainnya.
c. Kadar sedimentasi (lumpur) tingkat erosi.
d. Kondisi fisik daerah resapan air, permukaan dan air tanah.
e. Fluktuasi, potensi, dan kualitas air tanah.
f. Tingkat penyediaan dan kebutuhan pemanfaatan air untuk keperluan sehari-hari dan industri.
g. Kualitas fisik kimia dam mikrobiologi air mengacu pada mutu dan parameter kualitas air yang terkait dengan limbah yang akan keluar.
4. Hidrooseanografi
Pola hidrodinamika kelautan seperti:
a. Pasang surut
b. Arus dan gelombang
c. Morfologi pantai
d. Abrasi dan akresi serta pola sedimentasi yang terjadi secara alami di daerah penelitian.
5. Ruang, lahan, dan tanah
a. Inventarisasi tata guna lahan dan sumber daya lainnya pada saat rencana usaha yang diajukan dan kemungkinan potensi pengembangan dimasa datang.
b. Rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang secara resmi atau belum resmi disusun oleh pemerintah setempat.
c. Kemungkinan adanya konflik yang timbul antara rencana tata guna tanah dan SDA lainnya yang sekarang berlaku dengan adanya pemilikan atau penentuan lokasi bagi rencana usaha.
d. Inventarisasi estetika dan keindahan bentang alam serta daerah rekreasi yang ada diwilayah studi rencana usaha.
Bilologi
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Flora
a. Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.
b. Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
2. Fauna
a. Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.
c. Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Demografi
a. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama.
b. Tingkat kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
d. Tenaga kerja.
2. Ekonomi
a. Ekonomi rumah tangga.
b. Ekonomi sumber daya alam.
c. Perekonomian lokal dan regional.
3. Budaya
a. Kebudayaan.
b. Proses sosial.
c. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
d. Warisan budaya.
e. Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.
f. Kekuasaan dan kewenangan.
g. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
h. Adaptasi ekologis.
4. Kesehatan masyarakat
a. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
d. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
e. Sumber daya kesehatan.
f. Kondisi sanitasi lingkungan.
g. Status gizi masyarakat.
h. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.
Komponen biologi yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Flora
a. Peta zona biogeoklimati dari vegetasi yang berada diwilayah studi rencana usaha.
b. Jenis-jenis dan keunikan vegetasi dan ekosistem yang dilindungi undang-undang yang berada dalam wilayah studi rencana usaha.
2. Fauna
a. Taksiran kelimpahan fauna dan habitatnya yang dilindungi undang-undang dalam wilayah studi rencana usaha.
b. Taksiran penyebaran dan kepadatan populasi hewan invertebrata yang dianggap penting karena memiliki peranan dan potensi sebagai bahan makanan atau sumber hama dan penyakit.
c. Perikehidupan hewan penting diatas termasuk cara perkembangbiakan dan cara memelihara anaknya perilaku dalam daerah teritorinya.
Sosial
Komponen sosial yang penting untuk ditelaah diantaranya:
1. Demografi
a. Struktur penduduk menurut kelompok umur, jenis kelamin, mata pencaharian, pendidikan, dan agama.
b. Tingkat kepadatan penduduk.
c. Pertumbuhan (tingkat kelahiran dan kematian bayi).
d. Tenaga kerja.
2. Ekonomi
a. Ekonomi rumah tangga.
b. Ekonomi sumber daya alam.
c. Perekonomian lokal dan regional.
3. Budaya
a. Kebudayaan.
b. Proses sosial.
c. Pranata sosial/kelembagaan masyarakat dibidang ekonomi.
d. Warisan budaya.
e. Pelapisan soasial berdasarkan pendidikan, ekonomi, pekerjaan, dan kekuasaan.
f. Kekuasaan dan kewenangan.
g. Sikap dan persepsi masyarakat terhadap rencana usaha.
h. Adaptasi ekologis.
4. Kesehatan masyarakat
a. Parameter lingkungan yang diperkirakan terkena dampak rencana pembangunan dan berpengaruh terhadap kesehatan.
b. Proses dan potensi terjadinya pemajanan.
c. Potensi besarnya dampak timbulnya penyakit.
d. Karakteristik spesifik penduduk yang beresiko.
e. Sumber daya kesehatan.
f. Kondisi sanitasi lingkungan.
g. Status gizi masyarakat.
h. Kondisi lingkungan yang dapat memperburuk proses penyebaran penyakit.
E. PRAKIRAAN
DAMPAK BESAR DAN PENTING
Dampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya dimuat hal-hal sebagai berikut:
1. Prakiraan secara dampak usaha pada saat prakonstruksi, konstruksi operasi, dan pascaoperasi terhadap lingkungan hidup.
2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup bagi masyarakat diwilayah studi rencana usaha dan pemerintahan dengan mengacu pada pedoman penentuan dampak.
3. Dalam melakukan telaah butir 1 & 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan tidak langsung.
4. Mengingat usaha atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif usaha maka telaahan dilakukan untuk masing-masing alternatif.
5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar digunakan metode-metode formal secara sistematis.
Dampak besar dan terpenting dalam studi AMDAL menurut pedoman penyusunan AMDAL hendaknya dimuat hal-hal sebagai berikut:
1. Prakiraan secara dampak usaha pada saat prakonstruksi, konstruksi operasi, dan pascaoperasi terhadap lingkungan hidup.
2. Penentuan arti penting perubahan lingkungan hidup bagi masyarakat diwilayah studi rencana usaha dan pemerintahan dengan mengacu pada pedoman penentuan dampak.
3. Dalam melakukan telaah butir 1 & 2 tersebut diperhatikan dampak yang bersifat langsung dan tidak langsung.
4. Mengingat usaha atau kegiatan masih berada pada tahap pemilihan alternatif usaha maka telaahan dilakukan untuk masing-masing alternatif.
5. Dalam melakukan analisis prakiraan dampak penting agar digunakan metode-metode formal secara sistematis.
F. EVALUASI DAMPAK BESAR DAN PENTING
Hasil evaluasi mengenai hasil telaahan dampak dari rencana usaha selanjutnya menjadi masukan bagi instansi yang bertanggungjawab untuk memutuskan kelayakan lingkungan hidup dari rencana usaha sebagaimana dimaksud dalam PP No. 27 Tahun 1999.
1. Telaahan terhadap dampak besar dan penting
a. Yang dimaksud dengan evaluasi dampak yang bersifat holistis adalah telaah secara totalitas terhadap beragam dampak besar dan penting lingkungan hidup.
b. Telaahan secara holistis dengan menggunakan metode-metode evaluasi yang lazim dan sesuai dengan kaidah metode evaluasi dampak penting dalam AMDAL sesuai keperluannya.
c. Dampak-dampak besar dan penting yang dihasilkan dari evaluasi disajikan sebagai dampak-dampak besar dan penting yang harus dikelola.
2. Telaahan sebagai dasar pengelolaan
a. Hubungan sebab akibat (kausatif) antara rencana usaha kegiatan dan rona lingkungan hidup dengan dampak positif dan negatif yang mungkin timbul.
b. Ciri dampak penting juga perlu dikemukakan dengan jelas.
c. Identifikasi kesenjangan antara perubahan yang diinginkan dan perubahan yang mungkin terjadi akibat kegiatan pembangunan.
d. Kemungkinan seberapa luas daerah yang akan terkena dampak penting pembangunan.
e. Analisis bencana alam dan analisis resiko bila rencana usaha berasa dalam daerah bencana alam atau dekat sumber bencana alam.
G. RUANG
LINGKUP STUDI DAN METODE ANALISIS DATA
Ruang lingkup studi meliputi dampak besar dan penting yang ditelaah, yakni:
1. Rencana usaha penyebab dampak terutama komponen langsung yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.
2. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan.
3. Jenis-jenis kegiatan yang ada disekitar rencana lokasi beserta dampak yang ditimbulkannya.
4. Aspek pada butir 1,2,3,4 mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan untuk AMDAL.
Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang menggambarkan lokasi rencana usaha beserta kegiatan-kegiatan yang berada disekitarnya.
Ruang lingkup studi meliputi dampak besar dan penting yang ditelaah, yakni:
1. Rencana usaha penyebab dampak terutama komponen langsung yang berkaitan dengan dampak yang ditimbulkannya.
2. Kondisi rona lingkungan hidup yang terkena dampak lingkungan.
3. Jenis-jenis kegiatan yang ada disekitar rencana lokasi beserta dampak yang ditimbulkannya.
4. Aspek pada butir 1,2,3,4 mengacu pada hasil pelingkupan yang tertuang dalam dokumen kerangka acuan untuk AMDAL.
Penjelasan ini agar dilengkapi dengan peta yang menggambarkan lokasi rencana usaha beserta kegiatan-kegiatan yang berada disekitarnya.
Identitas Pemrakarsa dan
Penyusun AMDAL
1. Pemrakarsa:
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha dan penanggungjawab pelaksanaan rencana usaha.
2. Penyusun AMDAL:
a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi dan rujukannya dan penanggungjawab penyusun AMDAL.
Wilayah Studi
Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi yang digariskan dalam kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan dilapangan. Batas wilayah studi AMDAL digambar pada peta dengan skala yang memadai.
1. Pemrakarsa:
a. Nama dan alamat lengkap instansi/perusahaan sebagai pemrakarsa rencana usaha dan penanggungjawab pelaksanaan rencana usaha.
2. Penyusun AMDAL:
a. Nama dan alamat lengkap lembaga/perusahaan disertai dengan kualifikasi dan rujukannya dan penanggungjawab penyusun AMDAL.
Wilayah Studi
Lingkup wilayah studi mencakup pada penetapan wilayah studi yang digariskan dalam kerangka acuan untuk AMDAL dan hasil pengamatan dilapangan. Batas wilayah studi AMDAL digambar pada peta dengan skala yang memadai.
Pelingkupan Wilayah Studi
Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi wilayah studi AMDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan penting. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang, sebagai berikut:
Penetapan lingkup wilayah studi dimaksudkan untuk membatasi wilayah studi AMDAL sesuai hasil pelingkupan dampak besar dan penting. Lingkup wilayah studi AMDAL ditetapkan berdasarkan pertimbangan batas-batas ruang, sebagai berikut:
1. Batas
Proyek
Yakni ruang dimana suatu rencana usaha melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, dan operasi.
2. Batas Ekologis
Yakni ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha menurut media transportasi limbah, termasuk ruang disekitar rencana usaha yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha.
3. Batas Sosial
Yakni ruang disekitar rencana usaha yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha.
4. Batas Administratif
Yakni ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Yakni ruang dimana suatu rencana usaha melakukan kegiatan prakonstruksi, konstruksi, dan operasi.
2. Batas Ekologis
Yakni ruang persebaran dampak dari suatu rencana usaha menurut media transportasi limbah, termasuk ruang disekitar rencana usaha yang secara ekologis memberi dampak terhadap aktivitas usaha.
3. Batas Sosial
Yakni ruang disekitar rencana usaha yang merupakan tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang diperkirakan akan mengalami perubahan mendasar akibat suatu rencana usaha.
4. Batas Administratif
Yakni ruang dimana masyarakat secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Batas Ruang Lingkup Studi
AMDAL
Yakni ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah diatas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Perlunya dilakukan metode pengumpulan dan analisis data yang ilmiah dengan pertimbangan mengingat studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak besar dan penting usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.
1. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun sekunder yang dapat dipercaya yang diperoleh melalui metode atau alat yang bersifat sahih.
2. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan, serta lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang diteliti.
3. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi sosial ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data yang realibitasnya tinggi.
Yakni ruang yang merupakan kesatuan dari keempat wilayah diatas, namun penentuannya disesuaikan dengan kemampuan pelaksana yang biasanya memiliki keterbatasan sumber data.
Metode Pengumpulan dan Analisis Data
Perlunya dilakukan metode pengumpulan dan analisis data yang ilmiah dengan pertimbangan mengingat studi AMDAL merupakan telaahan mendalam atas dampak besar dan penting usaha dan/atau kegiatan terhadap lingkungan hidup.
1. Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer maupun sekunder yang dapat dipercaya yang diperoleh melalui metode atau alat yang bersifat sahih.
2. Metode pengumpulan data, metode analisis atau alat yang digunakan, serta lokasi pengumpulan data berbagai komponen lingkungan hidup yang diteliti.
3. Pengumpulan data dan informasi untuk demografi sosial ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan dan kesehatan masyarakat menggunakan kombinasi dari tiga atau lebih metode agar diperoleh data yang realibitasnya tinggi.
H.
SISTEMATIKA PENYUSUNAN DOKUMEN AMDAL
AMDAL perlu disusun secara sistematis, sehingga dapat:
1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan rencana usaha.
2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat.
3. Memuat uraian singkat tentang rencana usaha dan dampaknya serta kesenjangan data informasi yang dihadapi selama menyusun AMDAL.
AMDAL perlu disusun secara sistematis, sehingga dapat:
1. Langsung mengemukakan masukan penting yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan rencana usaha.
2. Mudah dipahami isinya oleh semua pihak termasuk masyarakat.
3. Memuat uraian singkat tentang rencana usaha dan dampaknya serta kesenjangan data informasi yang dihadapi selama menyusun AMDAL.
I.
KEGUNAAN DAN KEPERLUAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha harus dilakukan ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun segi menunjang program pembangunan.
1. Penentuan batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha harus dinyatakan dengan peta berskala memadai.
2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dengan jarak dan tersedianya SDA hayati dan non hayati.
3. Alternatif usaha berdasarkan hasil studi kelayakan.
4. Tata letak usaha dilengkapi dengan peta berskala memadai yang memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun.
5. Tahap pelaksanaan.
a. Tahap prakonstruksi/persiapan
b. Tahap konstruksi
c. Tahap operasi
d. Tahap pasca operasi
Kegunaan dan keperluan mengapa rencana usaha harus dilakukan ditinjau dari segi kepentingan pemrakarsa maupun segi menunjang program pembangunan.
1. Penentuan batas lahan yang langsung akan digunakan oleh rencana usaha harus dinyatakan dengan peta berskala memadai.
2. Hubungan antara lokasi rencana usaha dengan jarak dan tersedianya SDA hayati dan non hayati.
3. Alternatif usaha berdasarkan hasil studi kelayakan.
4. Tata letak usaha dilengkapi dengan peta berskala memadai yang memuat informasi tentang letak bangunan dan struktur lainnya yang akan dibangun.
5. Tahap pelaksanaan.
a. Tahap prakonstruksi/persiapan
b. Tahap konstruksi
c. Tahap operasi
d. Tahap pasca operasi
6.Pembangunan
industri pertumbuhan ekonomi dan lingkungan hidup
Pada
tahun 1250, Albertus Magnus dipercaya sebagai orang pertama yang menemukan
bagaimana cara mengisolasi arsen, lalu pada tahun 1649 Johan Schroeder
dikabarkan mampu membuat dan mempersiapkan unsur ini.
· Kelimpahan
di Alam Arsen
Arsen
merupakan unsur yang melimpah secara alami di alam. Arsen jarang ditemukan
dalam bentuk unsur karena arsen biasanya membentuk berbagai macam senyawa
kompleks, bisa berupa trivalen (As+3) atau pentavalen (As+5). Pada umumnya,
As+3 berupa As-anorganik, seperti senyawa As-pentoksida, asam arsenat, Pb-arsenat,
dan Ca-arsenat. As organik bisa berupa As+3, maupun As+5 diantaranya asam
arsanilat atau bentuk metilasi. Arsen juga terdapat di dalam tubuh mahluk
hidup, baik hewan maupun tanaman dan bergabung dengan hidrogen atau karbon
membentuk As-organik. Kerang dikenal sebagai hewan dengan kadar arsen organik
tinggi.
Arsen
biasa ditemukan di dalam kerak bumi yaitu pada batuan sedimen dan beku yang
terdistribusi sebagai mineral. Kadar As tertinggi dalam bentuk arsenida dari
timah hitam, perak dan bentuk sulfida dari emas. Mineral lain yang mengandung
arsen adalah arsenopirit (FeAsS), realgar (As4S4), dan orpiment (As2S3).
Kandungan
arsen di bumi antara 1,5-2 mg/kg (NAS, 1977). Tanah yang tidak terkontaminasi
arsen ditemukan mengandung kadar As antara 0,240 mg/kg, sedang yang
terkontaminasi kadarnya lebih dari 550 mg/kg (Walsh & Keeney, 1975).
Keberadaan
arsen dalam tanah mampu menular pada tanaman. Ada tidaknya arsen dalam tanaman
digunakan sebagai indikator kandungan arsen dalam tanah.
Arsen
juga terdapat dalam air dan udara dalam bentuk organik dan anorganik. Crecelius
(1974) menunjukkan bahwa 35% arsen anorganik terlarut dalam air hujan. Arsen
mampu mencemari air permukaan dengan kandungan yang bervariasi di setiap daerah
tercemar, yaitu berkisar 1 µg/l.
· Selain
itu As juga terlarut dalam air sumur dalam. Kadar arsen tinggi juga ditemukan
pada air di lokasi di mana terdapat aktivitas panas bumi (geothermal).
Arsen
mempunyai nomor atom 33 dengan massa atom sebesar 74,9216 sma dan jari-jari
atomnya 1,39Å. Volume atomnya adalah 13,10 cm3/mol. Strukutur atomnya berbentuk
rombohedral. Arsen termasuk unsur golonngan metaloid, mempunyai titik didih dan
titik lebur tinggi, yaitu 867 K dan 1090 K. Arsen mempunyai massa jenis 5,78
gram/cm3, kapasitas panas 0,33 j/gK, potensial ionisasi 9,81 volt, dan
elektronegativitas sebesar 2,18. Harga entalpi pembentukan dan penguapannya
adalah 27,7 kJ/mol dan 32,4 kJ/mol. Keterdapatannya di alam ada dalam dua
bentuk solid. Pertama bersifat rapuh, warna abu-abu logam, sedangkan bentuk
lain berwarna kuning dan nonmetalik. Arsen dan senyawanya memiliki bau khas
seperti bawang jika dihancurkan dengan benda keras.
· Pembuatan
Arsen
Seperti
yang telah disebutkan, arsen dapat dibuat melalui isolasi. Namun, proses
isolasi yang dilakukan di dalam laboratorium tidak terlalu diperlukan karena
pada realitanya arsen terdapat di alam dalam jumlah melimpah.
Dalam
proses isolasi, arsen dibuat pada skala industri dengan pemanasan mineral yang
tepat dan sesuai, tanpa adanya udara dalam proses tersebut. Hasilnya, arsen
akan dikeluarkan dalam kondisi kental terpisah dari senyawaan asalnya sebagai
zat padat.
Berikut
ini persamaan reaksi yang terjadi pada proses isolasi arsen yang dibuat dari
senyawa FeAsS dan dipanaskan pada suhu 700°C:
FeAsS
(s) → FeS (s) + As(g) → As(s)
· Pemanfaatan
Arsen
Pada
zaman perunggu, arsen digunakan untuk melapisi logam dan senjata yang terbuat
dari perunggu. Hal ini menyebabkan senjata tersebut mempunyai daya bunuh
tinggi. Di Indonesia, arsen digunakan untuk mencuci keris oleh orang-orang
zaman dulu.
Arsen
dimanfaatkan di berbagai bidang. Senyawa arsen terutama digunakan di dalam
pertanian dan kehutanan. Senyawa arsen organik digunakan sebagai pestisida.
Namun, penggunaan Arsen sebagai bahan pembuatan pestisida untuk meracuni tikus
telah dilarang dikarenakan munculnya gangguan kesehatan manusia akibat terpapar
arsen dalam proses produksi. Arsen juga dapat digunakan sebagai herbisida yang
berperan dalam membasmi gulma dan sebagai pelindung hutan.
Dalam
bidang industri arsen berguna sebagai pewarna, pengawet kayu, bahan pembuatan
bronzing dan senjata. Arsen juga digunakan sebagai bahan campuran pewarna cat
rambut, mainan anak, pembungkus makanan, pewarna baju, serta berbagai jenis
campuran logam (alloy). Dalam jumlah kecil, arsen digunakan sebagai campuran
pembuatan bahan gelas, logam dan alat elektronik, dan sebagai bahan pembuatan
transistor. Senyawa arsen yang penting adalah white arsenic, orpiment, realgar,
paris green, calcium arsenat, dan lead hydrogen arsenate. Orpiment dan realgar
berfungsi sebagai bahan pembuatan pigment cat. Namun, karena reaktivitas dan
toksisitasnya tinggi, penggunaannya dilarang.
· Efek
Arsen terhadap Kesehatan
Arsen
bersifat toksik. Efek yang ditimbulkan bervariasi dari pusing hingga kematian
tergantung kadar arsen yang masuk dalam tubuh. Keberadaan arsen dalam jumlah
banyak dalam tubuh dapat menimbulkan keracunan. Bentuknya yang berupa bubuk,
tidak berasa dan tidak berbau membuat arsen tidak mudah dikenali saat
dicampurkan ke dalam makanan. Orang yang keracunan arsen akan menderita mual
dan muntah hebat, rasa nyeri pada organ dalam secara tiba-tiba, dehidrasi akut
dan lemas. Saat masuk pencernaan, arsen terdeteksi sebagai benda asing
berbahaya sehingga menyebabkan kerja organ dalam semakin berat. Akibatnya tubuh
akan mengalami dehidrasi. Dehidrasi akut inilah yang kemudian mampu menimbulkan
kematian.
Orang
awam akan mengira orang yang keracunan arsen menderita muntaber biasa atau
kolera karena gejala yang ditunjukkan sama. Namun, dalam hitungan jam efek yang
ditimbulkan akan semakin parah berbahaya hingga terjadinya kematian
Selain
merugikan kesehatan, arsen juga berperan dalam pembuatan berbagai obat,
seperti: arsphenamine sebagai obat penyakit sifilis; arsenat trioksida untuk
terapi kanker; fowlers solution untuk pengobatan penyakit psoriasis. Arsen juga
digunakan sebagai komponen pengobatan penyakit yang disebabkan oleh parasit dan
pembuatan obat doping (doping agent).
Merkuri
Merkuri (Hg) atau air raksa adalah logam yang ada secara
alami, merupakan satu-satunya logam yang pada suhu kamar berwujud cair. Logam
murninya berwarna keperakan, cairan tak berbau, dan mengkilap. Bila dipanaskan
sampai suhu 3570C, Hg akan menguap. Selain untuk kegiatan penambangan emas,
logam Hg juga digunakan dalam produksi gas klor dan soda kaustik, termometer,
bahan tambal gigi, dan baterai.
Walaupun Hg hanya terdapat dalam konsentrasi 0,08 mg/kg
kerak bumi, logam ini banyak tertimbun di daerah penambangan. Hg lebih banyak
digunakan dalam bentuk logam murni dan organik daripada bentuk anorganik. Logam
Hg dapat berada pada berbagai senyawa. Bila bergabung dengan klor, belerang,
atau oksigen, Hg akan membentuk garam yang biasanya berwujud padatan putih.
Garam Hg sering digunakan dalam krim pemutih dan krim antiseptik.
Timbal
Logam timbal (Pb) merupakan logam yang sangat populer dan
banyak dikenal oleh masyarakat awam. Hal ini disebabkan oleh banyaknya Pb yang
digunakan di industri nonpangan dan paling banyak menimbulkan keracunan pada
makhluk hidup. Pb adalah sejenis logam yang lunak dan berwarna cokelat
kehitaman, serta mudah dimurnikan dari pertambangan.
Dalam
pertambangan, logam ini berbentuk sulfida logam (PbS), yang sering disebut
galena. Senyawa ini banyak ditemukan dalam pertambangan di seluruh dunia. Bahaya
yang ditimbulkan oleh penggunaan Pb ini adalah sering menyebabkan keracunan.
Tembaga
Tidak
seperti logam-logam Hg, Pb, dan Cd, logam tembaga (Cu) merupakan mikroelemen
esensial untuk semua tanaman dan hewan, termasuk manusia. Logam Cu diperlukan
oleh berbagai sistem enzim di dalam tubuh manusia. Oleh karena itu, Cu harus
selalu ada di dalam makanan. Yang perlu diperhatikan adalah menjaga agar kadar
Cu di dalam tubuh tidak kekurangan dan juga tidak berlebihan.
Kebutuhan
tubuh per hari akan Cu adalah 0,05 mg/kg berat badan. Pada kadar tersebut tidak
terjadi akumulasi Cu pada tubuh manusia normal. Konsumsi Cu dalam jumlah yang
besar dapat menyebabkan gejala-gejala yang akut.
Logam
Cu yang digunakan di pabrik biasanya berbentuk organik dan anorganik. Logam tersebut
digunakan di pabrik yang memproduksi alat-alat listrik, gelas, dan zat warna
yang biasanya bercampur dengan logam lain seperti alloi dengan Ag, Cd, Sn, dan
Zn.
Garam
Cu banyak digunakan dalam bidang pertanian, misalnya sebagai larutan “Bordeaux”
yang mengandung 1-3% CuSO4 untuk membasmi jamur pada sayur dan tumbuhan buah.
Senyawa
CuSO4 juga sering digunakan untuk membasmi siput sebagai inang dari parasit,
cacing, dan juga mengobati penyakit kuku pada domba (Darmono, 1995).
Keracunan
Bahan Organis Pada Industrialisasi
Bahan
baku organis adalah hasil akhir pada proyek industri.
1.
keracunan oleh derivat-derivat ter arang batu
· ini adalah bahan aniline yang sering digunakan sebagai
bahan pembuatan tinta cetak, cat danzat warna
· nitro-benzene sebagai bahan pembuat anilin, untuk parfum
· trinitrotoluen sebagai bahan peledak yang sering
dipergunakan dalam industri amunisi
· keracunan benda tersebut dapat menyebabkan kerusakan alat
tubuh seperti ginjal, hati, sumsum tulang, darah.
2.
keracunan oleh halogen hidrokarbon
· yang paling terkenal dan paling terkuat racunnya adalah
karbontetrachlorida. Zat ini biasa digunakan sebagai pelarut lemak dan karet,
untuk membersihkan gemuk-gemuk dalam mesin, dan sebagai bahan pemadam
kebakaran.
· Keracunan zat ini dapat menyebabkan kerusakan pada organ
hati,paru-paru dan ginjal
3. keracunan pada alkohol dan diol
· ban ini sering digunakan sebagai bahan pelarut,
antiseptik, untuk membuat minuman keras. Methyl alkohol sering digunakan
sebagai bahan pelarut cat, sirlak, dan vernis.
· Keracunan zat ini dapat menyebabkan muntah, delirium dan
depresi susunan darah pusat, ini terjadi karena pada umumnya mereka meminum,
menghirupnya. Pengobatan pada penyakit ini biyasanya hanya bisa meringankan
gejalanya saja. Langkah pertama adalah memberikan kopi tubruk sebagai penetral
keracunan tersebut.
STUDI KASUS
1.
Di Kalimantan Selatan, pembuangan limbah
industri ke aliran sungai oleh PT Galuh Cempaka.
2.
Kalimantan Tengah. Tiga sungai besar di Kalimantan
Tengah masih tercemar air raksa (merkurium) akibat penambangan emas disepanjang
daerah aliran sungai (DAS) Barito, Kahayan dan Kapuas. Pencemaran itu melebihi
baku mutu yang dipersyaratkan.
3.
Perusahaan tambang yang menerapkan
pembuangan limbah tailingnya ke laut (Sub Marine Tailing Disposal). Pertama,
adalah Newmont Minahasa Raya (NMR) sejak 1996 di Kabupaten Minahasa, Sulawesi
Utara dan kemudian menyusul PT Newmont Nusa Tenggara (NNT) di Sumbawa, Nusa
Tenggara Barat sejak 1999. Setiap harinya 2.000 metrik ton tailing berbentuk
pasta dibuang ke Perairan Buyat di Minahasa dan 120.000 metrik ton di Teluk
Senunu, Sumbawa. Pada akhirnya dari proses ini terjadi berbagai dampak yang
berujung kepada turunnya kualitas lingkungan hidup dan kualitas hidup manusia.
4.
Papua. PT Freeport beroperasi dari tahun
1967 telah menimbulkan dampak hancurnya Gunung Grasberg, tercemarnya Sungai
Aigwa, meluapnya air danau Wanagon, Tailing mengkontaminasi : 35.820 hektar
daratan dan 84.158 hektar Laut Arafura.
5.
Di Jawa, pembuangan limbah pabrik-pabrik di
Sungai Cikijing selama puluhan tahun (Jawa Barat), pembuangan limbah oleh
beberapa pabrik ke Kali Surabaya dan sederetan kasus pencemaran industri yang
telah nyata-nyata menimbulkan korban.
6.
Berdasarkan hasil studi empiris yang pernah
dilakukan oleh Magrath dan Arens pada tahun 1987 (Prasetiantono, di dalam
Sudjana dan Burhan (ed.), 1996: 95), diperkirakan bahwa akibat erosi tanah yang
terjadi di Jawa nilai kerugian yang ditimbulkan telah mencapai 0.5% dari GDP
dan lebih besar lagi jika diperhitungkan kerusakan lingkungan di Kalimantan
akibat kebakaran hutan, polusi di Jawa dan terkurasnya kandungan sumber daya
tanah di Jawa.
SESI
TANYA JAWAB
Apa
kaitanya tema makalah industri ini dengan mata kuliah pengetahuan lingkungan? Kaitanya
yaitu, dalam dunia industri itu perlu adanya suatu pengetahuan yang mempelajari
tenteng lingkungan, guna menciptakan suatu aktifitas industri yang tidak
merusak lingkungan sekitar dan justrtu malah melestarikan lingkungan tersebut. Contoh
pada pengolahan limbah yang dilakukan dari hasil limbah industri, dijelaskan
pada mata kuliah pengetahuan ingkungan.
Apa
yang harus dilakukan kita sebagai seorang teknik industri dalam rangka
membangun pabrik yang kaitanya dengan makalah industri ini? Yang dilakukan
adalah dengan merancang suatu pabrik dilakukan dengan batasan-batasan untuk
tidak melakukan kerusakan pada lingkungan. Serta memikirkan dampak terburuk
dalam pembuatan pabrik tersebut terhadap lingkungan. Kemudian melakukan suatu
perancangan pabrik dengan konsep ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
http://rahmatkusnadi6.blogspot.com/2010/04/pembangunan-dan-masalah-lingkungan.html
Rufaida, Sufi Ani, 2009, Masalah lingkungan
sekitar, url:http//sufianirufaida.blogspot.com/2009/02/masalah-lingkungan-sekitar-kita.html,
Solo
Ilham, 2008, Keracunan Timah Hitam,url: http://healthreferenceilham.blogspot.com/2008/09/keracunan-timah-hitam.html
Wikipedia Indonesia,2010,Arsen,url: http://id.wikipedia.org/wiki/Arsen
Santoso, Budi,1999,”Ilmu Lingungan Industri”,Universitas
Gunadarma,Jakarta
Ratni Naniek. Dampak Toksikan Bahan-Bahan
Organik Terhadap Kesehatan Kerja.
Wikipedia. 2010.Toksisitas logam.
http://id.wikipedia.org/wiki/Toksisitas_logam
http://www.klikdokter.com/healthnewstopics/read/2008/09/23/263/bahaya-logam-berat
dalam-makanan
Read User's Comments(0)
RINGKASAN MAKALAH PENGOLAHAN AIR LIMBAH
RINGKASAN MAKALAH
PENGETAHUAN LINGKUNGAN
“PENGOLAHAN AIR LIMBAH”
LATAR BELAKANG
Perkembangan industri yang pesat
dewasa ini tidak lain karena penerapan kemajuan teknologi oleh manusia untuk
mendapatkan kualitas hidup yang lebih baik, namum di sisi lain dapat
menimbulkan dampak yang justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Dampak
tersebut harus dicegah karena keseimbangan lingkungan dapat terganggu oleh
kegiatan industri dan teknologi tersebut. Jika keseimbangan lingkungan terganggu maka
kualitas lingkungan juga berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan
oleh daya dukung alam atau kualitas lingkungan yang mendukung kelangsungan
hidup manusia.Buangan
yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestic atau
rumah tangga disebut limbah. Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan.
STUDI PUSTAKA
Air limbah
atau air buangan adalah sisa air yang dibuang yang berasal dari rumah tangga,
industri maupun tempat-tempat umum lainnya, dan pada umumnya mengandung
bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia serta
menggangu lingkungan hidup. Sumber lain mengatakan bahwa air limbah adalah
kombinasi dari cairan dan sampah cair yang berasal dari daerah pemukiman,
perdagangan, perkantoran dan industri, yang bercampur dengan air tanah, air
permukaan dan air hujan. Berdasrkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
air limbah adalah air yang tersisa dari kegiatan manusia, baik kegiatan rumah
tangga maupun kegiatan lain seperti industri, perhotelan dan sebagainya.
Diantara
dampak kegiatan yang sangat berpengaruh pada kualitas lingkungan adalah
dihasilkannya limbah pada berbagai kegiatan diatas. Beberapa pengertian air
limbah menurut beberapa pendapat antara lain:
1.
Menurut Azwar (1989),
air limbah adalah air yang tidak bersih dan mengandung berbagai zat yang
membahayakan kehidupan manusia atau hewan serta tumbuhan, merupakan kegiatan
manusia seperti, limbah industri dan limbah rumah tangga.
2.
Sedangkan menurut
Notoatmodjo (2003), air limbah atau air buangan adalah sisa air yang dibuang
yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempattempat umum lainnya, dan
pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang dapat membahayakan bagi
kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup.
3.
Pengertian lain
menyebutkan bahwa air limbah adalah kombinasi dari cairan dan sampah cair yang
berasal dari daerah pemukiman, perdagangan, perkantoran dan industri,
bersama-sama dengan air tanah, air permukaan dan air hujan yang mungkin ada.
4.
Menurut Sugiharto (1987),
air limbah (wastewater) adalah kotoran dari manusia dan rumah tangga serta
berasal dari industri, atau air permukaan serta buangan lainnya. Dengan
demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum.
Lingkungan hidup dapat dilindungi dari pencemaran dengan
pengolahan air limbah yang baik. Secara ilmiah lingkungan mempunyai daya dukung
yang cukup besar terhadap gangguan yang timbul karena pencemaran air limbah
tersebut. Namun demikian, alam tersebut mempunyai kemampuan yang terbatas dalam
daya dukungnya sehingga air limbah perlu diolah sebelum dibuang. Beberapa cara
sederhana pengolahan air buangan antara lain:
1.
Pengenceran
atau Dilution
Air limbah diencerkan sampai
mencapai konsentrasi yang cukup rendah kemudian baru dibuang ke badan-badan
air. Tetapi dengan makin bertambahnya penduduk, yang berarti makin meningkatnya
kegiatan manusia, maka jumlah air limbah yang harus dibuang terlalu banyak dan
diperlukan air pengenceran terlalu banyak pula maka cara ini tidak dapat
dipertahankan lagi. Disamping itu, cara ini menimbulkan kerugian lain,
diantaranya bahaya kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,
pengendapan yang akhirnya menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air,
seperti selokan, sungai, danau, dan sebagainya. Selanjutnya dapat menimbulkan banjir.
2.
Kolam
Oksidasi atau Oxidation Ponds
Pada prinsipnya cara pengolahan ini
adalah pemanfaatan sinar matahari, ganggang (algae), bakteri dan oksigen dalam
proses pembersihan alamiah. Air limbah dialirkan ke dalam kolam besar berbentuk
segi empat dengan kedalaman antara 1-2 meter. Dinding dan dasar kolam tidak
perlu diberi lapisan apapun. Lokasi kolam harus jauh dari daerah pemukiman dan
di daerah yang terbuka sehingga memungkinkan sirkulasi angin dengan baik. Cara
kerjanya untuk kolam oksidasi atau Oxidation
Ponds adalah sebagai berikut:
a) Empat unsur yang berperan
dalam proses pembersihan alamiah ini adalah sinar matahari, ganggang, bakteri,
dan oksigen. Ganggang dengan butir khlorophylnya dalam air limbah melakukan
proses fotosintesis dengan bantuan sinar matahari sehingga tumbuh dengan subur.
b) Pada proses sintesis
untuk pembentukan karbohidrat dari H2O dan CO2 oleh chlorophyl dibawah pengaruh
sinar matahari terbentuk O2 atau oksigen. Kemudian oksigen ini digunakan oleh
bakteri aerobik untuk melakukan dekomposisi zat-zat organik yang terdapat dalam
air buangan disamping itu terjadi pengendapan.
c) Sebagai hasilnya nilai
BOD dari air limbah tersebut akan berkurang sehingga relatif aman bila akan dibuang
ke dalam badan-badan air seperti kali, danau, sungai.
3.
Irigasi
Air limbah dialirkan ke dalam
parit-parit terbuka yang digali dan air akan merembes masuk ke dalam tanah
melalui dasar dan dinding parit-parit tersebut. Dalam keadaan tertentu air
buangan dapat digunakan untuk pengairan ladang pertanian atau perkebunan dan
sekaligus berfungsi untuk pemupukan. Hal ini terutama dapat dilakukan untuk air
limbah dari rumah tangga, perusahaan susu sapi, rumah potong hewan, dan
lain-lainnya di mana kandungan zat-zat organik dan protein cukup tinggi yang
diperlukan oleh tanam-tanaman.
Sebagai patokan dapat dipergunakan acuan bahwa 85-95%
dari jumlah air yang dipergunakan menjadi air limbah apabila industri tersebut
tidak menggunakan kembali air limbah tersebut (Sugiharto,1987). Meskipun
merupakan air sisa namun volumenya besar karena lebih kurang 80% dari air yang
digunakan bagi kegiatan-kegiatan manusia sehari-hari tersebut dibuang lagi
dalam bentuk yang sudah kotor atau
tercemar. Selanjutnya air limbah ini akhirnya akan mengalir ke sungai dan laut
dan akan digunakan oleh manusia lagi. Oleh sebab itu, air limbah ini harus
dikelola dan atau diolah secara baik. Air limbah ini berasal dari berbagai
sumber, secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut:
1.
Air
limbah yang bersumber dari rumah tangga atau domestic wastes water, yaitu air limbah yang berasal dari pemukiman
penduduk. Pada umumnya air limbah ini terdiri dari ekskreta yaitu tinja dan air
seni, air bekas cucian dapur dan kamar mandi, dan umumnya terdiri dari
bahan-bahan organik.
2.
Air
limbah industri yang berasal dari berbagai jenis industri akibat proses
produksi. Zat-zat yang terkandung didalamnya sangat bervariasi sesuai dengan
bahan baku yang dipakai oleh masing-masing industri, antara lain nitrogen,
sulfida, amoniak, lemak, garam-garam, zat pewarna, mineral, logam berat, zat
pelarut, dan sebagainya. Oleh sebab itu, pengolahan jenis air limbah ini, agar
tidak menimbulkan polusi lingkungan menjadi lebih rumit.
3.
Air
limbah kotapraja atau municipal wastes
water yaitu air buangan yang berasal dari daerah perkantoran, perdagangan,
hotel, restoran, tempat-tempat umum, tempat ibadah, dan sebagainya. Pada
umumnya zat-zat yang terkandung dalam jenis air limbah ini sama dengan air
limbah rumah tangga.
Gambar 2.1. Air Limbah yang Berasal
dari Industri
Karakteristik air limbah perlu diketahui karena hal ini
akan menentukan cara pengolahan yang tepat sehingga tidak mencemari lingkungan
hidup. Pengolahan air limbah dapat digolongkan menjadi tiga yaitu pengolahan
secara fisika, kimia, biologi. Ketiga proses tersebut tidak selalu berjalan
sendirisendiri tetapi kadang-kadang harus dilaksanakan secara kombinasi antara
satu dengan yang lainnya. Ketiga proses tersebut yaitu (Daryanto, 1995):
1. Karakteristik fisik
Pengolahan ini terutama ditujukan
untuk air limbah yang tidak larut (bersifat tersuspensi), atau dengan kata lain
buangan cair yang mengandung padatan, sehingga menggunakan metode ini untuk
pimisahan. Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air
buangan diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan mudah
mengendap atau bahan-bahan yang mengapung mudah disisihkan terlebih dahulu.
Proses flotasi banyak digunakan untuk menyisihkan bahanbahan yang mengapung
seperti minyak dan lemak agar tidak mengganggu proses berikutnya (Tjokrokusumo,
1995).
2. Karakteristik kimiawi
Pengolahan secara kimia adalah
proses pengolahan yang menggunakan bahan kimia untuk mengurangi konsentrasi zat
pencemar dalam air limbah. Proses ini menggunakan reaksi kimia untuk mengubah
air limbah yang berbahaya menjadi kurang berbahaya. Proses yang termasuk dalam
pengolahan secara kimia adalah netralisasi, presipitasi, khlorinasi, koagulasi
dan flokulasi. Pengolahan air buangan secara kimia biasanya dilakukan untuk
menghilangkan partikel-partikel yang tidak mudah mengendap (koloid),
logam-logam berat, senyawa phospor dan zat organik beracun, dengan membubuhkan
bahan kimia tertentu yang diperlukan. Pengolahan secara kimia dapat memperoleh
efisiensi yang tinggi akan tetapi biaya menjadi mahal karena memerlukan bahan kimia
(Tjokrokusumo, 1995).
3. Karakteristik
bakteriologis
Semua polutan air yang biodegradable
dapat diolah secara biologis, sebagai pengolahan sekunder, pengolahan secara
biologis dipandang sebagai pengolahan yang paling murah dan efisien. Dalam
beberapa dasawarsa telah dikembangkan berbagai metoda pengolahan biologis
dengan segala modifikasinya (Tjokrokusumo, 1995).
Pengolahan air limbah secara
biologis, antra lain bertujuan untuk menghilangkan bahan organik, anorganik,
amoniak, dan posfat dengan bantuan mikroorganisme. Penggunaan saringan atau
filter telah dikenal luas guna menangani air untuk keperluan industri dan rumah
tangga, cara ini juga dapat diterapkan untuk pengolahan air limbah yaitu dengan
memakai berbagai jenis media filter seperti pasir dan antrasit. Pada penggunaan
sistem saringan anaerobik, media filter ditempatkan dalam suatu bak atau tangki
dan air limbah yang akan disaring dilalukan dari arah bawah ke atas (Laksmi dan
Rahayu, 1993).
Selain melakukan pencegahan perlu adapun cara atau teknik
pengolahan air limbah. Tujuan utama pengolahan air limbah ini ialah untuk
mengurai kandungan bahan pencemar di dalam air terutama senyawa organik,
padatan tersuspensi, mikroba patogen, dan senyawa organik yang tidak dapat
diuraikan oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Pengolahan air limbah
tersebut dapat dibagi menjadi 5 tahap, berikut ini adalah tahap-tahapannya:
1.
Pengolahan
Awal (Pretreatment)
Tahap pengolahan ini melibatkan
proses fisik yang bertujuan untuk menghilangkan padatan tersuspensi dan minyak
dalam aliran air limbah. Beberapa proses pengolahan yang berlangsung pada tahap
ini ialah screen and grit
removal, equalization
and storage, serta oil
separation.
2.
Pengolahan
Tahap Pertama (Primary
Treatment)
Pada dasarnya pengolahan tahap
pertama ini masih memiliki tujuan yang sama dengan pengolahan awal. Letak
perbedaannya ialah pada proses yang berlangsung. Proses yang terjadi pada
pengolahan tahap pertama ialah neutralization,
chemical addition and
coagulation, flotation,
sedimentation,
dan filtration.
3.
Pengolahan
Tahap Kedua (Secondary
Treatment)
Pengolahan tahap kedua dirancang
untuk menghilangkan zat-zat terlarut dari air limbah yang tidak dapat
dihilangkan dengan proses fisik biasa. Peralatan pengolahan yang umum digunakan
pada pengolahan tahap ini ialah activated
sludge, anaerobic
lagoon, tricking
filter, aerated
lagoon, stabilization
basin, rotating
biological contactor, serta anaerobic
contactor and filter.
4.
Pengolahan
Tahap Ketiga (Tertiary
Treatment)
Proses-proses yang terlibat dalam
pengolahan air limbah tahap ketiga ialah coagulation
and sedimentation, filtration,
carbon adsorption,
ion exchange, membrane separation,
serta thickening gravity
or flotation.
5.
Pengolahan
Lumpur (Sludge Treatment)
Lumpur yang terbentuk sebagai hasil
keempat tahap pengolahan sebelumnya kemudian diolah kembali melalui proses digestion or wet combustion,
pressure filtration,
vacuum filtration,
centrifugation,
lagooning or drying bed,
incineration,
atau landfill.
STUDI KASUS DAN ANALISIS
Sebanyak 575 dari 719 perusahaan
modal asing (PMA) dan perusahaan modal dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak
memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) seperti yang digariskan. Dari
274 industri penghasil limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), hanya 54
perusahaan yang melakukan pengelolaan pembuangan limbahnya secara baik. Sisanya
membuang limbahnya ke laut lepas atau dialirkan ke sejumlah dam penghasil air
bersih. Tragisnya, jumlah libah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri
di Pulau Batam yang mencapai 3 juta ton per tahun selama ini tak terkontrol.
Salah satu industri berat dan
terbesar di Pulau Batam penghasil limbah B3 yang tak punya pengolahan limbah
adalah McDermot. Berdasarkan fakta dilapangan dari 24 kawasan industri, hanya 4
yang memiliki AMDAL dan hanya 1 yang mempunyai unit pengolahan limbah (UPL)
secara terpadu, yaitu kawasan industri Muka Kuning, Batamindo Investment Cakrawala.
Panbil Industrial Estate, Semblong Citra Nusa, dan Kawasan Industri Kabil.
Semua terjadi karena pembangunan di Pulau Batam yang dikelola otorita Batam
selama 32 tahun, tidak pernah mempertimbangkan aspek lingkungan dan sosial
kemasyarakatan.
Seolah-olah investasi dan
pertumbuhan ekonomi menjadi tujuan segalanya. Sesuai
Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan hidup dan
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa
mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), maka pengelolan sebuah kawasan industri
tanpa mengindahkan aspek lingkungan, jelas melanggar hukum. Semenjak Pemerintah Kota Batam dan
Bapedalda terbentuk tahun 2000, barulah diketahui bahwa Pulau Batam ternyata
kondisi lingkungan dan alamnya sudah rusak parah
Analisis
dari persoalan diatas antara lain:
1.
Dampak
dari tidak adanya Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk setiap perusahaan yang
akan membangun usahanya disuatu daerah akan mengakibatkan rusaknya ekosistem
alam dari daerah itu sendiri.
2.
Menjaga
lingkungan itu penting, karena apabila lingkungan disekitar kita rusak
dampaknya akan berimbas ke pada kita sendiri. Contohnya seperti banjir yang
belum lama terjadi belakangan ini, hal tersebut diakibatkan ketidakdisiplinan
masyarakat dalam membuang sampah ke aliran sungai yang mengakibatkan saluran
air menyempit dan tersumbat sehingga air meluap ke jalanan dan rumah-rumah
penduduk.
3.
Pemerintah
seharusnya ikut menjaga dan mengatur dari lingkungan hidup yang ada disekitar
kita. Salah satu caranya dengan membuat perundang-undangan tentang lingkungan
hidup dan mengontrol apabila ada pelanggaran yang terjadi.
Sesi Tanya Jawab
Bagaimana cara mengetahui kualitas air
limbah yang telah dilakukan Wastewater Treatment
Process? Dilakukan dengan
cara melakukan proses testing dengan menggunakan alat tester mengenai kualitas
air yang akan di gunakan kembali dari limbah.
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, S, 1989. Sikap Manusia:
Teori dan Pengukurannya. Edisi ke-l. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Daryanto 1995. Ekologi dan Sumber Daya
alam. Bandung: Tarsito
Laksmi, J. dan Rahayu,W.,
1993.Penanganan Limbah Industri Pangan, Kanisius, Jakarta.
Notoatmodjo, S, (2003). Pendidikan dan
Prilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Sugiharto (1987), Dasar- dasar Pengelolaan Air Limbah, Cetakan
Pertama. Jakarta: UI Press
Tjokrokusumo, KRT. 1995. Pengantar
Teknologi Bersih, Khusus Pengelolaan dan Pengolahan
Air. Yogyakarta: STTL-YLH.