Konsep Dasar Antropologi

BAB I
PENDAHULUAN
Manusia merupakan makhluk yang memiliki peradaban. Hal ini dapat dibuktikan sejak zaman manusia purba samai zaman manusia modern. Keunikan dalam hal peradaban ini tidak dimiliki oleh makhluk-makhluk lainnya, sehingga para ilmuan tertarik untuk memelajari tentang manusia. Dan ilmu yang mempelajari tentang manusia disebut antropologi. Ada beberapa ilmu terapan yang berhubungan dengan antropologi, antara lain sosiologi, politik, sejarah, ekonomi, dan lain-lain.[1][1]
Permasalahanya yang ada dalam antropologi antara lain; 1) Apa yang dimaksud dengan ilmu antropologi, karakteristik dan ruang lingkup? 2) tujuan dan kegunaan apa saja yang ada dalam antropologi? 3) Bagaimana sejarah perkembangan  antropologi? 4) hubungan antropologi dengan ilmu sosial lainnya apa saja? 5) apa konsep-konsep dasar antropologi? 6) teori-teori apa saja yang ada dalam ilmu antropologi?
Penulisan makalah ini bertujuan; 1) Sebagai salah satu tugas Mata Kuliah IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) dan juga sebagai latihan bagi mahasiswa untuk berperan aktif dalam proses perkuliahan Mata Kuliah IPS, dan 2) Untuk mengetahui berbagai macam permasalahan seputar Antropologi.
Tentunya dalam penulisan makalah ini banyak kekurangannya, oleh karena itu kelak dalam presentasi kelompok kami, kritik dan saran sangat kami harapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. 

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian, Karakteristik dan ruang lingkup
Antropologi adalah suatu studi tentang manusia dengan kerjanya, itu menurut E.A.hoebel. sedangkan menurut Koentjaraningrat mengemukakan bahwa Antropologi adalah ilmu tentang manusia. Dengan demikian sebutan antropologi  disini berarti antropologi budaya yang berarti studi atau ilmu yang mempelajari manusia dengan perilaku sosial dan atau kebudayaan.
Secara khusus , ilmu antropologi terbagi kadalam lima subilmu yang mempelajari:
  1. Masalah asal dan perkembangan manusia atau evolusinya secara biologis;
  2. Masalah terjadinya aneka ragam ciri fisik manusia;
  3. Masalah terjadinya perkembangan dan persebaran aneka ragam kebudayaaan manusia;
  4. Masalah asal perkembangan dan persebaran aneka ragam bahasa yang diucapkan diseluruh dunia;
  5. Masah mengenai asas-asas dari masyarakat dan kebudayaan manusia dari aneka ragam suku bangsa yang tersebar diseluruh dunia masa kini.
Secara makro antropologi dapat dibagi menjadi kedalam dua bagian yakni:
1. Antropologi fisik
Antropologi fisik mempelajari manusia sebagai organisme biologis yang melacak perkembangan manusia  menurut evolusinya dan menyelidiki variasi biologisnya dalam berbagai jenis(spesies).
2. Antropologi budaya
Antropologi budaya memfokuskan perhatiannya pada kebudayaan manusia ataupun cara hidupnya dalam masyarakat.  Menurut Haviland cabang antropolgi budaya ini terbagi menjadi tiga yaitu : arkeologi, antropologi linguistik, dan etnologi. Antropologi budaya juga merupakan studi tentang praktik-praktik sosial , bentuk-bentuk ekspresif,   dan penggunaan bahasa di mana makna diciptakan dan diuj sebelum digunakan masyarakat manusia.
Saat ini kajian antropologi budaya lebih menekankan pada empat aspek yang  tersusun:
  1. Pertimbangan politik, dimana para antropolog terjebak dalam kepentingan politik .
  2. Menyangkut hubungan kebudayaan dengan kekuasaan.
  3. Menyankut bahasa dalam antropologi budaya,.
  4. Prefensi dan pemikiran individual dimana terjadi hubungan antara jati diri dan emosi
Seperti  yang telah dikemukakan di atas cabang antropolgi budaya ini dibagi menjadi tiga bagian , yakni: arkeologi, antropolgi linguistik, dan etnologi.
1. Arkeologi
adalah cabang antropologi kebudayaan  yang mempelajari benda-benda peninggalan lama dengan maksut untuk menggambarkan serta menerangkan perilaku manusia karena dalam peninggalan –peninggalan lama itulah terpantul ekspresi kebudayaan.
2. Antropologi linguistik
Ernest cassirer mengatakan bahwa manusia adalah makhluk yang paling mahir dalam menggunakan simbol–simbol sehingga manusia disebut homo symbolicum.karena itulah manusia dapat berbicara , berbahasa dan melakukan gerakan-gerakan lainnya yang juga banyak dilakukan makhluk-makhluk lain yang serupa dengan manusia.
3. Etnologi
Pendekatan etnologi adalah etnografi , lebih memusatkan perhatiannya pada kebudayaan-kebudayaan zaman sekarang , telaahannya pun  terpusat pada perilaku manusianya sebagaimana yang dapat disaksikan langsung , dialami , serta didiskusikan dengan pendukung kebudayaannya. Dengan demikian etnologi ini mirip dengan arkeologi , bedanya dalam etnologi tentang kekinian yang dialimi dalam kehidupan sekarang, sedangkan arkeologi tentang kelampauan yang klasik. Antropologi pada hakikatnya mendokumentasikan kondisi manusia pada masa lampau dan masa kini.
Secara keseluruhan , yang temasuk bidang-bidang khusus secara sistematis dalam antropologi  lainnya , selain antropologi fisik dan kebudayaan adalah antropologi ekonomi, antropologi medis, antropologi psikologi  dan antropologi sosial.
  1. Antropologi  Ekonomi
    Bidang ini merupakan cara manusia dalam mempertahankan dan mengekspresikan diri melalui penggunaan barang dan jasa material. Dengan demikan ruang lingkup antropologi ekonomi tersebut  mencakup riset tentang teknologi .
  2. Antopologi medis
    Antropologi medis merupakan subdisiplin yan sekarang paling populer di Amerika serikat , bahkan tumbuh pesat diman-mana. Antropologi medis ini banyak membahas hubungan antara penyakit dan kebudayaan yang tampak memengaruhi evolusi manusia , terutama berdasarkan hasil-hasil penemuan paleopatologi
  3. Antropologi psikologi
    Bidang ini merupakan wilayah antropologi yang mengkaji  tentang hubungan antara individu dengan makna dan nilai dengan kebiasaan sosial dari sistem budaya yang ada. Adapun ruang lingkup antropologi psikologi tersebut sangat luas dan menggunakan berbagai pendekatan pada masalah kemunculan dalam interaksi dalam pemikiran , nilai, dan kebiasaaan sosial.
  4. Antropolohi sosial
    Bidang ini mulai dikembangkan oleh james G.F d amerika serikat pada awal abad ke-20 . dalam kajiannya ,antropologi sosial mendiskripsikan  proyek evolusionis yang bertujuan untuk merekonstruksi masyarakat primitif asli dan mencatat perkembanngannya melalui berbagai tingakt peradaban.
Karakteristik :
ü  Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan prilakunya.
ü  Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu sendiri.
B.     Tujuan dan kegunaan antropologi
Tujuan :
  1. Tujuan Akademis :  antropologi ingin mencapai pengertian tentang makhluk manusia, pada umumnya dengan mempelajari anekawarna bentuk fisik, masyarakat, serta budaya.
  2. Tujuan Praktis :  antropologi ingin mempelajari manusia dalam aneka warna masyarakat, suku bangsa guna membangun masyarakat itu sendiri.
Kegunaan:
Sebagai ilmu tentang umat manusia , antropolgi melalui pendekatan dan metode ilniah berusaha menyusun sejumlah generalisasi yang bermakna tentang manusia dan perilakunya. Kedua bidang besar dari antropologi  adalah antropologi fisik dan budaya. Antropologi fisik memusatkan perhatiannya pada manusia sebagai organisme biologis yang tekananya pada upaya melacak evolusi perkembangan manusia dan mempelajari variasi-variasi biologis manusia. Sedangkan antropogi budaya mempelajari manusia berdasrkan kebudayaanya, dimana kebudayaan dapat merupakan peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku  dalam masyarakat.
C.    Sejarah
  1. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)
    Sekitar abad ke-15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang bangsa-bangsa.
    Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian, pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
  2. Fase Kedua (tahun 1800-an)
    Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal, dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini, Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah penyebaran kebudayaan manusia.
  3. Fase Ketiga (awal abad ke-20)
    Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukannya. Untuk itulah mereka mulai mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
  4. Fase keempat ( setelah tahun 1930’an)
    Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku bangsa asli yang di jajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan bangsa Eropa.Padamasa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II. Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung. Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.
Proses-proses perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.
D.    Hubungan dengan ilmu sosial lainnya
  1. Hubungan sosiologi dengan ilmu sosiolog
    Ilmu tersebut bercirikan positivistik yag objek kajiannya adalah masyarakat  dan perilaku sosial manusia dengan meneliti kelompok –kelompoknya. Kelompok tersebut mencakup keluarga , etnis , suku, bangsa, komunitas pemeriintahan , berbagai organisasi sosial lainnya, agama, politik, budaya,bisnis, dan organisasi lainnya. Sosiologi pun mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal usul pertumbuhannya , serta menganalisis pemgaruh kegiatan kelompok terhadap para anggotanya. Dengan demikian objek kajian sosiologi adalah masyarakat manusia terut ama dari suduut hubungan antarmanusia dan proses-prises yang timbul dari hubungan manusia dalam masyarakat. Demikian juga antropologi yang berarti ilmu tentang manusia.  Dalam antropologi budaya mempelajari  gambaran perilaku manusia dan konteks sosial budayanya. Jika saja sosiologi orientasinya memustkan perhatian secara khusus kepada orang yang  hidup di dalam masyarakat modern sehingga teori-teori mereka tentang perilaku manusia cenderunng terikat pada kebudayaan tertentu
  2. Hubungan antropologi dengan psikologi
    Hal itu tampak karena dalam psikologi pada hakikatnya mempelajari perilaku manusia  dan proses-proses mentalnya. Dengan demikian , psikologi membahas  faktor-faktor penyebab perilaku manusia  secara internal . sedangkan dalam antropolgi , khususnya antropologi budaya  lebih bersifat faktor eksternal. Dengan demikian keduanya memerlukan interaksi yang intens untuk memhami pola-pola budaya masyarakat tertentu secara bijak.
  3. Hubungan antropologi dengan ilmu sejarah
    Lebih menyerupai hubungan antara imu arkeologi dengan antropologi . antropologi memberi bahan prehistory sebagai pangkal bagi tiap penulis sejarah dari tiap bangsa di dunia. Selain itu , banyak persoalan dalam histografi dari sejarah suatu bangsa dapat dipecahkan dengan metode-metode antropologi. Demikian juga sebaliknya , bagi para ahli antropologi  jelas memerlukan sejarah , terutama sekali sejarah dari suku-suku bangsa dalam daerah yang didataginya. Sebab sejara h  itu diperlukan, terutama untuk  memecahkan  masalah-masalah yang terjadi karena masyarakat yang diselidikinya mengalami pengaruh dari suatu kebudayaan dari luar.
  4. Hubungan anntropologi dengan ilmu geografi
    Dalam hal ini, kita dapat melihat bahwa geografi atau ilmu bumi itu mencoba mencapai pengertian tentang keruangan (alam dunia) ini dengan memberi gambaran tentang bumi serta karakteristik dari segala macam bentuk hidup di bumi yang menduduki muka bumi . diantara berbagai macam bentuk hidup di bumi yang berupa flora dan fauna itu, terdapat sifatnya yang beraneka ragam di muka bumi ini . disinilah antropologi berusaha menyelami keanekaragaman manusia jika di liihat dari ras, etnis, maupaun budayanya. Begitu pun sebaliknya , seorang sarjana antropologi sangat memerlukan ilmu geografi , karena tidak sedikit masalah –masalah manusia , baik fisik maupun kebudayannya tidak lepas dari pengaruh lingkungan alamnya.
  5. Hubungan antropologi dengan ilmu ekonomi
    Kekuatan, proses, dan hukum-hukum ekonomi yang berlaku dalam aktivitas kehidupan ekonominya sangat dipenngaruhi sistem kemasyarakatan , cara berfikir, pandangan, dan sikap hidup dari warga masyarakat pedesaan tersebut. demikian seoarng ahli ekonomi yang akan membangun ekonomi di negara-negara seperti itu , tentu akan memerlukan bahan komparatif mengenai , misalnya sikap terhadap kerja , sikap terhadap kekayaan , sistem gotong royong dan sebagainya yang menyangkut bahan komparatif tentang berbagai unsur dari sistem kemasyarakatan di negara-negara tersebut . untuk pengumpulan keterangan komparatif  tersebut , ilmu antropologi memiliki manfaat yang tinggi bagi seorang ekonom.
  6. Hubungan antropologi dengan ilmu polotik
    Hal itu dapat di lihat bahwa ilmu politik telah memperluas kajiannya pada hubungan antara kekuatan-kekuatan serta proses politik dalam segala macam negara dengan berbagai macam sistem pemerintahan , sampai masalah yang menyangkut  latar belakang sosial budaya dari kekuatan politik  tersebut.
E.     Konsep-konsep dasar antropologi
Sebagaimana ilmu-ilmu sosial lainnya , penggunaan konsep dalam antropologi  adalah penting karena pengembangan konsep yang terdefinisikan dengan baik merupakan tujuan dari setiap disiplin ilmu. Benar  menurut Keesing yang mengemukakan tidak ada dua ahli antropolgi yang mempuyai pendapat  sama persis  atau menggunakan simbol-simbol atau konsep-konsep yang sama.  Terdapat tujuh kelompok pengertian kebudayaan yaitu:
  1. Kelompok kebudayaan sebagai  keseluruhan kompleks kehidupan manusia
  2. Kelompok kebudayaan sebagai warisan sosial atau tradisi
  3. Kelompok kebudayaan sebagai  cara dan aturan termasuk cita-cita , nilai-nilai dan kelakuan
  4. Kelompok kebudayaan sebagai  keterkaitan dalam proses-proses psikologis
  5.  Kelompok kebudayaan sebagai  struktur atau pola-pola organisasi kebudayaan
  6. Kelompok kebudayaan sebagai hasil perbuatan atau kecerdasan manusia
  7. Kelompok kebudayaan sebagai  sistem simbol
Adapun yang merupakan contoh konsep-konsep antropologi , diantaranya:
  1. Kebudayaan
    Istilah culture(kebudayaan) berasal dari bahasa latin , yakni cultura dari kata dasar colere yang berarti berkembang tumbuh. Namun, secara umum pengertian kebudayaan mngacu kepada kumpulan pengetahuan yanng secara sosial diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Makna itu kontras dengan pengertian kebudayaan yang sehari-hari yang hanya merujuk kepada bagian-bagian tertentu warisan sosial , yakni tradisi sopan santun dan kesenian.
  2. Evolusi
    Secara sederhana  konsep evolusi mengacu ada sebuah transformasi yang berlangsung secara bertahap . walaupun istilah tersebut merupakan istilah umum yang dapat dipakai dalam berbagai bidang studi. Istilah evolusi yang merupakan gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan berkembang dari suatu bentuk lain melalui mata rantai transformasi dan modifikasi yang tidsk pernah putus, pada umumnya diterima sebagai awal landasan berfikir meeka .
  3. Daerah budaya (culture area)
    Suatu daerah budaya (culture area) adalah suatu daerah geografis yang memiliki sejumlah ciri-ciri budaya dan kompleksitas  lain yang dmilikinya. Menurut definisi di atas,  suatu daerah kebudayaan pada mulanya berkaitan dengan pertumbuhan kebudayaan yang menyebabkan timbulnya unsur-unsur baru yang mendesak unsur-unsur lama kearah pinggir , sekeliling daerah pusat  pertumbuhan tersebut .
  4. Enkulturasi
    Konsep enkulturasi mengacu pada suatu proses  pembelajaran kebudayaan . dengan demikian pada hakikatnya setiap orang sejak kecil sampai tua , melakukan proses enkulturasi, mengingat manusia sebagai makhluk  yang dianugerahi kemampuan uuntuk berfikir  dan bernalar sangat memungkinkan untuk setiap waktu meningkatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotornya.
  5. Difusi
    Difusi adalah proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan secara meluas sehingga melewati batas tempat dimana kebudayaan ini timbul . dalam proses difusi ini erat kaitannya dengan konsep inovasi(pembaharuan).
Menurut  Everett M.Rogers  proses difusi sangat erat hubungannya  dengan empat elemen  yaitu
  1. Sifat inovasi
  2. Komunikasi dengan saluran tertentu
  3. Tentang waktu
  4. Tentang sistem sosial warga masyarakat
  1. Akulturasi
    Akulturasi adalah proses  pertukaran ataupun saling memengaruhi dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sifatnya sehingga unsur-unsur  kebudayaan asing tersebut lambat laun diakomodasikan dan diintegrasikan kedalam kebudayaan itu sendiri tanpa kehilangan kepribadiannya sendiri.
  2. Etnosentrisme
    Tiap-yiap kelompok cenderung untuk berpikir bahwa kebudayaan dirinya itu adalah superior(lebih baik dan lebih segalanya) daripada semua budaya yang lain , inilah yang disebut  dengan etnosentrisme.
  3. Tradisi
    Tradisi adalah suatu pola perilaku atau kepercyaan yang telah menjadi  bagian dari suatu budaya yang telah lama dikenal  sehingga menjadi adat istiadat dan kepercyaan yang secara turun-temurun.
  4. Ras dan etnik
    Suatu ras adalah sekelompok orang yang memiliki sejumlah ciri biologi(fisik) tertentu atau suatu populasi yang memiliki suatu kesamaan dalam sejumlah  unsur biologis atau fisik khs yang disebabkan oleh faktor hereditsatau keturunan.
sosial bagian dari ras yang memiliki ciri-ciri budaya yang sifatnya unik.
  1. Stereotip
    Stereotip adalah istilah yang berasal dari bahasa yunani yaitu stereos yang berarti solid dan tupos yang berarti citra atau kesan . suatu stereotip mulanya adalah suatu rencana cetakan yang begitu terbentuk sulit diubah.lippman mengemukakan bahwa stereotip merupakan fungsi penting dari penyederhanaan kognitif yang berguna untuk mengelola realitas ekonomi, di mana tanpa penyederhanaan maka realitas tersebut menjadi sangat kompleks.
  2. Kekerabatan(kinship)
    Istilah kekerabatan atau kinship menurut antropolog Robin Fox dalam karyanya kinship and marriage  merupakan konsep inti antropologi . konsep kekerabatan tersebut merujuk kepada tipologi klasifikasi karabat(kin) menurut penduduk tertentu berdasarkan aturan-aturan keturunan(descent) dan aturan-aturan perkawinan
  3. Magis
    Konsep magis menurut seorang pendiri antropologi di Inggris E.B.Tylor dalam primitif culture merupakan salah satu khayalan paling merusak yang pernah menggerogoti umat manusia . kemudian dari antropolog J.G.Frazer , mengemukakan bahwa magis merupakan penerapam yang salah pada dunia materiil dari hukum pikiran dengan maksud untuk mendukung sistem palsu dari hukum alam.
  4. Tabu
    Istilah tabu berasal dari bahasa polinesia yang berarti terlarang. Secar spesifik apa yang dikatakan terlarang adalah persentuhan antara hal-hal duniawi dan hal yanng keramat , termasuk yang suci (msanya persentuhan dengan ketua suku) dan  yang cemar(mayat).
  5. Perkawinan
    Secara umum konsep peerkawinan tersebut mengacu kepada proses formal pemaduan hubungan dua individu yang berbeda jenis yang dilakukan secara serimonial-simbolis dan makin dikarakterisasi oleh adanya kesederajatan , kerukunan, dan kebersamaan  dalam memulai hidup baru dalam hidup berpasangan.
F.     Teori-teori
  1. Teori orientasi nilai budaya dari kluckhohn
    Teori ini dirintis oleh sepasang  suami istri antropolog clyde kluckhohn dan florence kluckhohn yang diuraikan dalam serangkaian karangannya . menurut teori di atas hal-hal yang paling tinggi nilainya dalam tiap kebudayaan hidup manusia minimal ada lima hal , yaitu (a)human nature atau  makna hidup manusia; (b) man nature atau makna dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya; (c) time yaitu  persepsi  manusia mengenai waktu; (d) activity  masalah makna dari pekerjaan . karya dan amal dari perbuatan manusia ;(e) relational hubungan manusia dengan sesama manusia.  Lima masalah inilah yang disebut value orientations atau orientasi nilai budaya.
  2. Teeori evolusi sosiokultural paralel-konvergen-divergen sahlins  dan harris
    Istilah evolusi gagasan bahwa bentuk-bentuk kehidupan yang berkembang dari satu bentuk ke bentuk  lain melalui maa rantai transformasi dan modifikasi yang tidak pernah putus diperkenalkan oleh charles darwin , walaupun sebenarnya kata-kata itu sudah dikenal sejak zaman yunani kuno  dan sejumlah pemikir sejak masa itu telah membuat  postulat yang kebudayaan secara univesal bersifat evolusioner . istilah evolusi tersebut berasal dari bahasa latin evolutis yang berarti pembukaa gulungan . ini jelas bahwa evolusi menyangkut pembentangan atau perkembangan.
  3. Teori evolusi kebudayaan Lewis H. Morgan
    Lewis H.Morgan adalah seoang perintis antropolog dari amerika . karya terpentingnya berjudul ancient society yang memuat delapan tahapan tentang evolusi kebudayaan secara univesal. Adapun dari delapan tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
    1. Zaman liar madya
    2. Zaman liar muda
    3. Zaman barbar tua
    4. Zaman barbar madya
    5. Zaman barbar muda
    6. Zaman peradaban purba
    7. Zaman peradaban masa kini
    8. Teori evolusi animisme dan magic dari tayor dan frazer
Secara garis besar inti teorinya  sebagi berikut
  1. Animisme adalah suatu kepercayaan pada kekuatan pribadi yang hidup dibalik semua benda .
  2. Asal mula religi adalah kesadaran manusia akan adanya jiwa.
  3. Manusia memecahkan neneraa persoalan hidupnya selalu dengan akal dan sistem pengetahuan.
  4. Antara agama  magic itu berbeda.
  5. Magic memiliki dua prinsip utama,
  6. Teori evolusi keluarga J.J Bachoven
Inti teori evolusi keluarga Bachoven tersebut bahwa seluruh keluarga di seluruh dunia mengalami perkembangan  melalui empat tahap yaitu
  1. Tahap promiskuitas , manusia hisup serupa binatang berkelompok
  2. Lambat laun manusia sadar akan hubungan dengan antara anak dengan ibu sebagai suatu kelompok  keluarga dalam masyarakat.
  3. Sistem patriarchate, dimana  ayah sebagai kepala keluarga.
  4. Pada tingkat yang terakhir , perkawinan tidak selalu dari luar kelompok (exogami), tetapi dapat juga dari kelompok yang sama.
  5. Teori upacara sesaji smith
W. Robertson Smith adalah penulis buku yang berjudul Lectures on Religion of the Semites yang isi pokok buku itu erat kaitannya dengan teori sesaji. Menurut Koentjaraningrat dikemukakan bahwa pada umumnya terdapat tiga gagasan penting mengenai asas-asas religi dan agama, yaitu sebagai berikut:
a. Gagasan pertama, di samping sistem kenyakinan dan doktrin,sistem upacara pun merupakan suatu perwujudan dari religi atau agama yang memerlukan studi anailisis khusus.
b. Gagasan kedua, upacara religi atau agama tersebut biasanya dilaksanakan oleh banyak warga masyarakat (pemeluk religi atau agama) dan memiliki fungsi sosial untuk mengintensifkan solidaritas masyarakat.
c. Pada prinsipnya upacara sesaji, dimana manusia menyajikan sebagian dari seekor binatang, terutama darahnya kepada dewa, kemudian  memakan sendiri sisa daging dan darahnya. Oleh karena itu dalam upacara sesaji bukan hanya kehikmatan yang dicari, melainkan juga kemeriahan dan kekeramatan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kata-kata kunci dalam pembahasan antropologi, sebagai landasan kunci dalam kehidupan berbudaya serta bermasyarakat adalah konsep-konsep dasar yang telah dijelaskan di atas, yang mana meliputi ciri-ciri dari suatu kebudayaan yang bermakna di dalam pola kehidupan masyarakat manusia seperti tradisi, pengetahuan, lembaga, seni, bahasa, lambang dan lain-lain yang mencerminkan suatu kebudayaan tersebut. Untuk mempelajari dan mengembangkan suatu kebudayaan ada hal yang menonjol pada jenis manusia yaitu, budaya belajar, yang membawa kemajuan yang sangat pesat pada diri manusia. Budaya belajar, menjadi landasan pelaksanaan pendidikan yang membawa kemajuan manusia dengan segala aspek serta unsur kebudayaan bahkan melalui pendidikan ini, segala sesuatu yang melekat pada diri manusia yang menjadi konsep dasar antropologi itu juga mengalami pergeseran. Misal adanya pergeseran tradisi, nilai, norma dan kelembagaan. Yang selanjutnya juga berdampak pada perkembangan dan kemajuan pengetahuan, ilmu dan teknologi, bahkan juga terjadi pengaruh sebaliknya.
B.     Saran
Dengan mengetahui kondisi tiap kelompok masyarakat dalam hal tradisi, kebiasaan dan kemampuan IPTEK, kita akan mampu memahami dan menghargai keadaan masyarakat yang bagaimanapun dan dimana pun. Tidak justru sebaliknya kita semua mencemooh mereka. Melalui IPS, kita wajib membawa peserta didik ke arah yang saling mengerti dan saling menghargai sesama kelompok masyarakat dalam keadaan yang bagaimana pun serta di mana pun. 

DAFTAR PUSTAKA
Supardan, Dadang. Pengantar Ilmu Sosial sebuah Kajian Pendekatan Struktural. Bumi Aksara.