Kompetensi
Dasar
Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia
Indikator:
Mengidentifikasi peradaban awal masyarakat di dunia yang berpengaruh terhadap peradaban Indonesia
Indikator:
1. Membandingkan proses migrasi ras bangsa Palaeo Mongoloide dengan Neo Mongoloide Indonesia.
2. Mengidentifikasi pengaruh budaya Bacson, Hoa - Bihn, dan Dongson terhadap perkembangan budaya masyarakat awal di kepulauan Indonesia.
3.
Mengidentifikasikan peninggalan perunggu di Indonesia.
4. Mendiskripsikan teknik pembuatan peninggalan perunggu di Indonesia.
4. Mendiskripsikan teknik pembuatan peninggalan perunggu di Indonesia.
penduduk
besar-besaran ke wilayah Indonesia dari Hindia Belakang diyakini
setidak-tidaknya terjadi atas 2 gelombang migrasi. Migrasi besar-besaran pertama,
beberapa abad sebelum Masehi, saat ini dikenal sebagai rumpun Proto-Melayu yang
hidup di daerah pedalaman dan pegunungan diwilayah Nusantara; dan migrasi
besar-besaran kedua menjelang abad Masehi, saat ini hidup didaerah pesisir dan
dataran rendah dikenal sebagai rumpun Deutro-Melayu. Ras di Indonesia sebagian
besar adalah ras Sinida dari rumpun bangsa Mongoloid mendiami Daratan Indonesia
bagian Barat dan Daratan Indonesia Bagian Tengah; sebagian kecil, terutama di
Daratan Indonesia Bagian Timur didiami oleh ras Melanesia dari rumpun bangsa
Australoid.
Imigran ke Indonesia terutama dari China tenggara, merupakan penduduk keturunan asing yang terbanyak, menyebar hampir di semua kota besar di Indonesia. Demikian pula pendatang dari Arab, Hadramaut -Yaman merupakan kelompok pendatang kedua terbanyak dan disusul oleh pendatang dari India dan sekelompok kecil dari Eropa. Suku bangsa pribumi yang terbanyak persentasenya di Indonesia adalah suku Jawa dan disusul oleh suku Sunda.
Melayu Proto
Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Melayu diperkirakan berlaku pada 2500 SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju daripada orang Negrito, ditandai dengan kemahiran bercucuk tanam.
Melayu Deutro
Perpindahan orang Melayu Deutro merupakan gelombang perpindahan orang Melayu kuno yang kedua yang berlaku pada 1500 SM. Mereka merupakan manusia yang hidup di pantai dan mempunyai kemahiran berlayar.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara
bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina
dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan
rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang
pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk
golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke
Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda) seperti pada gambar 13.
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
Melayu Tua (Proto Melayu)
Gelombang migrasi penduduk yang ketiga, dengan ciri berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang dari Tionghoa bagian Selatan (Yunan), mendiami Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB.
Melayu Muda (Deutro Melayu)
Gelombang migrasi penduduk yang keempat, dengan ciri berkulit sawo matang agak kuning, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang melalui Semenanjung Malaya, mendiami Sumatra, Kalimantan (Dayak), dan Sulawesi.
A. Proses migrasi ras bangsa Palaeo Mongoloide dengan Neo Mongoloide Indonesia.
Sebelum Anda membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia, alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu gambar 13 yang merupakan peta yang menunjukkan rute atau arah penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda) seperti pada gambar 13.
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
3. Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah Kepulauan Indonesia sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
a. Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciriciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
b. Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
c. Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.
B. Pengaruh Budaya Bacson, Hoa - Binh, dan Dong Son terhadap Perkembangan
Imigran ke Indonesia terutama dari China tenggara, merupakan penduduk keturunan asing yang terbanyak, menyebar hampir di semua kota besar di Indonesia. Demikian pula pendatang dari Arab, Hadramaut -Yaman merupakan kelompok pendatang kedua terbanyak dan disusul oleh pendatang dari India dan sekelompok kecil dari Eropa. Suku bangsa pribumi yang terbanyak persentasenya di Indonesia adalah suku Jawa dan disusul oleh suku Sunda.
Melayu Proto
Perpindahan orang Melayu Proto ke Kepulauan Melayu diperkirakan berlaku pada 2500 SM. Mereka mempunyai peradaban yang lebih maju daripada orang Negrito, ditandai dengan kemahiran bercucuk tanam.
Melayu Deutro
Perpindahan orang Melayu Deutro merupakan gelombang perpindahan orang Melayu kuno yang kedua yang berlaku pada 1500 SM. Mereka merupakan manusia yang hidup di pantai dan mempunyai kemahiran berlayar.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara
bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina
dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan
rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang
pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk
golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke
Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda) seperti pada gambar 13.
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
Melayu Tua (Proto Melayu)
Gelombang migrasi penduduk yang ketiga, dengan ciri berkulit sawo matang, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang dari Tionghoa bagian Selatan (Yunan), mendiami Sumatra, Jawa, Madura, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan NTB.
Melayu Muda (Deutro Melayu)
Gelombang migrasi penduduk yang keempat, dengan ciri berkulit sawo matang agak kuning, bertubuh tidak terlalu tinggi, dan berambut lurus. Ras ini datang melalui Semenanjung Malaya, mendiami Sumatra, Kalimantan (Dayak), dan Sulawesi.
A. Proses migrasi ras bangsa Palaeo Mongoloide dengan Neo Mongoloide Indonesia.
Sebelum Anda membahas lebih jauh uraian materi migrasi bangsa-bangsa ke Indonesia, alangkah baiknya Anda perhatikan terlebih dahulu gambar 13 yang merupakan peta yang menunjukkan rute atau arah penyebaran kapak persegi dan kapak lonjong (kebudayaan Neolithikum) ke Indonesia.
Bangsa yang berimigrasi ke Indonesia berasal dari daratan Asia tepatnya Yunan Utara bergerak menuju ke Selatan memasuki daerah Hindia Belakang (Vietnam)/Indochina dan terus ke Kepulauan Indonesia, dan bangsa tersebut adalah:
1. Bangsa Melanesia atau disebut juga dengan Papua Melanosoide yang merupakan rumpun bangsa Melanosoide/Ras Negroid. Bangsa ini merupakan gelombang pertama yang berimigrasi ke Indonesia.
2. Bangsa Melayu yang merupakan rumpun bangsa Austronesia yang termasuk golongan Ras Malayan Mongoloid. Bangsa ini melakukan perpindahan ke Indonesia melalui dua gelombang yaitu:
a. Gelombang pertama tahun 2000 SM, menyebar dari daratan Asia ke Semenanjung Melayu, Indonesia, Philipina dan Formosa serta Kepulauan Pasifik sampai Madagaskar yang disebut dengan Proto Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia melalui dua jalur yaitu Barat dan Timur, dan membawa kebudayaan Neolithikum (Batu Muda) seperti pada gambar 13.
b. Gelombang kedua tahun 500 SM, disebut dengan bangsa Deutro Melayu. Bangsa ini masuk ke Indonesia membawa kebudayaan logam (perunggu).
3. Jenis Bangsa Prasejarah Indonesia
Dengan adanya migrasi/perpindahan bangsa dari daratan Asia ke Indonesia, maka pada zaman prasejarah Kepulauan Indonesia sudah dihuni oleh berbagai bangsa yang terdiri dari:
a. Bangsa Melanisia/Papua Melanosoide yang merupakan Ras Negroid memiliki ciriciri antara lain: kulit kehitam-hitaman, badan kekar, rambut keriting, mulut lebar dan hidung mancung. Bangsa ini sampai sekarang masih terdapat sisa-sisa keturunannya seperti Suku Sakai/Siak di Riau, dan suku-suku bangsa Papua Melanosoide yang mendiami Pulau Irian dan pulau-pulau Melanesia.
b. Bangsa Melayu Tua/Proto Melayu yang merupakan ras Malayan Mongoloid memiliki ciri-ciri antara lain: Kulit sawo matang, rambut lurus, badan tinggi ramping, bentuk mulut dan hidung sedang. Yang termasuk keturunan bangsa ini adalah Suku Toraja (Sulawesi Selatan), Suku Sasak (Pulau Lombok), Suku Dayak (Kalimantan Tengah), Suku Nias (Pantai Barat Sumatera) dan Suku Batak (Sumatera Utara) serta Suku Kubu (Sumatera Selatan).
c. Bangsa Melayu Muda/Deutro Melayu yang merupakan rasa Malayan Mongoloid sama dengan bangsa Melayu Tua, sehingga memiliki ciri-ciri yang sama. Bangsa ini berkembang menjadi Suku Aceh, Minangkabau (Sumatera Barat), Suku Jawa, Suku Bali, Suku Bugis dan Makasar di Sulawesi dan sebagainya.
B. Pengaruh Budaya Bacson, Hoa - Binh, dan Dong Son terhadap Perkembangan
Budaya Masyarakat Awal di Kepulauan Indonesia.
1) Budaya bacson-hoabinh
Budaya Bacson Hoabinh ini di gunakan sejak tahun 1920 an , yaitu untuk menunjukan suatu tempat pembuatan alat alat baru yang khas dengan ciri dipangkas pada salah satuatau dua sisi permukanya. Ciri khas nya adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali kiranglebih satu kepalan dan sering kali seluruh tepianya menjadi bagian yang tajam . Hasil penyerpihannya menunjukan macam macam bentuk yaitu lonjong segiempat, segitiga , beberapa diantaranya mempunyai bentuk berpinggang
Penemuan alat dari batu paling banyak di temukan dalam penggalian di pegunungan batu kapur di daerah vietnam utara , yaitu bachson di pegununga hoabinh
Budaya Bacson Hoabinh ini di gunakan sejak tahun 1920 an , yaitu untuk menunjukan suatu tempat pembuatan alat alat baru yang khas dengan ciri dipangkas pada salah satuatau dua sisi permukanya. Ciri khas nya adalah penyerpihan pada satu atau dua sisi permukaan batu kali kiranglebih satu kepalan dan sering kali seluruh tepianya menjadi bagian yang tajam . Hasil penyerpihannya menunjukan macam macam bentuk yaitu lonjong segiempat, segitiga , beberapa diantaranya mempunyai bentuk berpinggang . Penemuan alat dari batu paling banyak di temukan dalam penggalian di pegunungan batu kapur di daerah vietnam utara , yaitu bachson di pegunungan hoabinh
Budaya Bacson Hoabinh di Indonesia
Wilayah Indonesia
S U M A T R A
J A W A
S U L - SEL
Di temukan di daerah lokhsumawe dan medan, benda itu berhasil di temukan pada bukit bukit sampah kerang yang berdiameter sampai 100 meter dan kedalaman 10 meter lapisan tersebut di selingi dengan tanah dan abu
di temukan di lembah sungai bengawan solo peralatan batu yang di temukan jauh lebih tua di bandingkan yang di temukan di sumatra . Pembuatanya masih sangat sederhana dan belum di asah ( perlatan yang di gunakan oleh pithecantropus erectus)
Di temukan alat dari batu berasal dari kala holosin dan pleistosin alat batu toalian ini di perkirakan berasal dari 7000 tahun yang lalu kemungkinana kemunculannya bertumpang tindih dengan budaya tembikar di kawasan tersebut
2) BUDAYA DONG SON
Pembuatan perunggu di Vietnam Utara dimulai sekitar 2500 smdan dihubungkan dengan budaya Dong Dau dan Go Mun . Penemuan kebuadayaan Dong Son sangat penting karena benda benda logam yang di temukan di daerah Indonesia umunya bercorak Dong Son , bukan bercorak India maupun china . ( Dong Son wilayah Vietnam utara ) , tidak kurang dari 56 nekara berhasil di temukan di daerah pulau Sumatra , Jawa Maluku Selatan . Nekara makalaman dari pulau sageang ( Indonesia) nekara ini berhiaskan orang yang berpakain dinasti Cina , Kushan ( India Utara ) , Satvahana ( India tengah ) nekara itu diperkirakan berasal dari daerah Funan yang sudah terpengaruh budaya India. Cara pembuatan barang barang Dong Son yaitu dengan membuat benda benda dari lilin , kemudian lilin itu di balut dengan tanah liat , dibakar kemudian lilin dituang keluar dan dalam tanah liat diberi cairan logam
Artefak hasil kebudayaan dong son yang di temukan di luar negeri ( Vietnam )
3) BUDAYA SA HUYNH
Budaya Sa Hyunh yang berasal dari Vietnam bagian selatan didukung oleh suatu kelompok penduduk yang berbahasa Austronesia yang kemungkinan berasal dari daerah kepulauan Indonesia .
Dari sudut pandang Indonesia , keberadaan orang-orang Cham dekat dengan pusat pusat penemuan benda benda logam di Vietnam utara pada akhir massa prasejarah mempunyai arti yang sangat penting karena mereka adalh kelompok masyarakat yang menggunakan bahasa Austronesia dan mempunyai kedekatan kebangsaan dengan masyarakat yang tinggal di kepulauan Indonesia .
Dengan demikian benda benda perunggu yang tersebar sampai ke wilayah Indonesia melalui jalur jalur antara lain :
Melalui jalur darat yaitu Muangthai dan Malaysia terus ke kepulauan Indonesiaü
Melalui jalur laut yaitu dengan menyebrangi lautan dan terus tersebar di daerah kepulauan Indonesia .ü
kebudayaan Sa Huyn ini memiliki banyak persamaan dengan tempayan kubur di temukan di wilayah laut Sulawesi . Hal ini di perkuat dengan adanya kemiripan bentuk anting anting batu bertonjolan ( ’’ LINGLING-O’’) kebudayaan Sa Huynh yang sering di temukan antara lain adalah sekop , tembilang , kapak , sabit , pisau bertangkai , kumparan tenun, cincin dan gelang berbentuk spiral .
4) BUADAYA INDIA DI INDONESIA
Upaya upaya yang di lakukan orang orang India dalam penyebaran budayanya sangat berbeda , yaitu melalui hasil karya sastra . Hasil karya sastra yang berupa bahasa sansekerta dan bahasa tamil. Berkembangnya budaya India di Indonesia melalu jalur perdagagangan dan Indonesia sebagai tempat peristirahatan .
Pengaruh india berhasil masuk dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat Indonesia . Hal ini di buktikan dengan keberadaan masyarakat Indonesia yang beragama Hindhu dan Budha , serta berdirinya kerajaan - kerajaan di Indonesia yang bercorak Hindu Buddha
5) PERKEMBANAGAN LOGAM DI INDONESIA
a . Tahap logam awal di Sumatra
Pada dataran psemah di sumatra selatan banyak di temukan kubur batu dari tradisi megalitikum Vander Hoop (1932) berhasil menemukan kubur petri batu di daerah tegur wangi , benda banda yang di temukan di dalm kubur batu tersebut adalah spirah perunggu , sebuah peniti emas dan sebuah tombak besi yang sudah rusak. Beberapa relief juga menunujukan pertempuran manusia melawan hariamau atau ular . Sedangkan gajah dan kerbau di pahatkan sebagai hewan yang telah dapat di kendalikan oleh manusia.
b . Tahap Logam Awal di Jawa
Di pulau jawa banyak terdapat situs situs peninggalan logam tahap awal , terutama dalam hubunganya antara peti batu dan sarkofagus . Dalam penelitianya Vander Hoop(1935) di daerah gunung kidul dekat wonosari , jawa tengah membuktikan bahwa pada kubur – kubur peti batu atau sarkofagus itu juga di temukan bekal kubur berupa peralatan dari logam seperti : pisau bertangkai , belatiu , kapak , dan pahat .
Situs situs jawa lainya yang menghasilkan benda budaya tahap logam awal terdapat di daerah leuwiliang dekat bogor jawa barat dan di daerah pejanten sebelah selatan jakarta dan di dalamnya di temukan satu anting anting perunggu dan topeng dari logam mulia yang belum dapat dapat di Identifikasikan
c . Tahap Logam Awal di Bali
Penemuan logam tahap awal di bali karena dikaitkan dengan bekal kubur dan sarkofagus yang cukup banyak di bali. Benda benda logam yang di temukan seperti benda benda yang terbuat dari besi walaupun bentuknya sudah tak jelas . Namun benda benda lainya yag berhasil di temukan seperti perhiasan , selubung tangan dari kawat perunggu , serta alat alat pernuggu yang terbuat dengan bentuk sabit dan hati daerah daerah tempat penemuanya seperti daerah agilimanuk di temukan tombak besi , pisau belai besi bergagang perunggu , manik kaca emas dan lain lain .
d . Tahap Logam Awal di Sumba
Yang paling umum benda benda logam di suba adalah bekal kubur yang biasany berupa manik manik gelang . Tapi hal ini bukan bukanberarti logam di sumba hanya sebagai bekal kubur melainkan seperti yang lain juga yaitu untuk rumah tangga , bertani , berkebun juga lain lain .
e . Tahap Logam Awal di Talaud dan Maluku Utara
Penguburan dalam tempayan di temukan oleh ppara ahli yaitu di goa kecil leang buidane( pulau salebabu dalam khawasan kepulauan talaud ) , yang di tempatkan di lantai gua di temukan kapak corong , patahan galang .
sedangkan di MALUKU utara juga ditemukan makam tempayan yang di dalamnya terdapat manik manik kaca , mata uang cina , dan pecahan kerang besar
f. Tahap Logam Awal di Sulawesi
Penemuan logam di sulawesi yaitu dengan di temukannya kubur tempayan . . Sementara itu di sulawesi tenga juga di temukan jenis tempayan kubur pada tempayan tersebut juga di temukan benda benda logam sebagai bekal kubur . Daerah tempat tempayan kubur yaitu di daerah bada sebalah barat danau poso . Pada derah ini berhasil di temukan tembikar berpola hias dan berukir
Munculnya kepandaian mempergunakan bahan logam, tentu dikuti dengan kemahiran
teknologi yang disebut perundagian, karena logam tidak dapat dipukul-pukul atau dipecah seperti batu untuk mendapatkan alat yang dikehendaki, melainkan harus dilebur terlebih dahulu baru kemudian dicetak.
C. Teknik Pembuatan Alat-alat dari Logam/Perunggu
Teknik pembuatan benda benda dari logam pada zaman prasejarah terdiri dari 2 cara yaitu:
1. Teknik
a cire perdue caranya adalah membuat bentuk benda yang dikehendaki dengan
lilin, setelah membuat model dari lilin maka ditutup dengan menggunakan
tanah, dan dibuat lubang dari atas dan bawah. Setelah itu dibakar, sehingga lilin
yang terbungkus dengan tanah akan mencair, dan keluar melalui lubang bagian
bawah. Untuk selanjutnya melalui lubang bagian atas dimasukkan cairan perunggu,
dan apabila sudah dingin, cetakan tersebut dipecah sehingga keluarlah benda yang
dikehendaki.
2. Teknik bivalve caranya yaitu menggunakan cetakan yang ditangkupkan dan dapat
dibuka, sehingga setelah dingin cetakan tersebut dapat dibuka, maka keluarlah benda
yang dikehendaki. Cetakan tersebut terbuat dari batu ataupun kayu.
Dari penjelasan di atas, diskusikanlah bersama teman-teman Anda untuk menentukan
diantara 2 teknik tersebut yang lain lebih efektif dan efisien, dan kemukakan alasannya.
Hasil diskusi Anda, dapat Anda tunjukkan pada Guru ! Untuk selanjutnya hasil terpenting kebudayaan logam/perunggu di Indonesia akan disajikan pada uraian materi
berikut ini.
D. Kebudayaan Perunggu di Indonesia
a. Kapak Corong
Pada dasarnya bentuk bagian tajamnya kapak corong tidak jauh berbeda dengan
kapak batu, hanya bagian tangkainya yang berbentuk corong. Corong tersebut dipakai
untuk tempat tangkai kayu .
Kapak corong disebut juga kapak sepatu, karena seolah-olah kapak disamakan
dengan sepatu dan tangkai kayunya disamakan dengan kaki.
Untuk lebih memahami bentuk kapak corong, silahkan Anda amati gambar 1.10
berikut ini.
Setelah Anda meng-amati gambar 1.10 , apakah sebelumnya Anda pernah melihat
bentuk kapak corong di lingkungan rumah sekitar Anda?
Pada dasarnya bentuk kapak corong sangat beragam jenisnya, salah satunya ada
yang panjang satu sisinya yang disebut dengan candrosa yang bentuknya sangat
indah dan dilengkapi dengan hiasan.
Untuk mengetahui bentuk candrosa, silahkan Anda amati gambar 1.11 berikut ini.
Gambar
1.11. Berbagai bentuk Candrosa
Setelah Anda mengamati gambar 1.11, apa yang terlintas dalam pikiran Anda tentang
fungsi dari kapak candrosa tersebut?
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu candrosa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/
pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tAnda kebesaran kepala suku dan alat
upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
Daerah penyebaran kapak corong di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Jawa, Bali,
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, pulau Selayar serta Irian dekat Danau
Sentani.
Setelah uraian materi tentang kapak corong maka untuk mengukur tingk
pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini.
1. Nama lain dari kapak corong adalah ....
2. Kapak corong yang salah satu sisinya berukuan panjang disebutdengan ....
3. Teknik pembuatan kapak corong adalah ....
4. Fungsi dari kapak corong adalah ....
5. Fungsi dari candrosa adalah ....
Seyogyanya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar tingkat
pemahaman Anda terukur! Setelah Anda menuliskan jawabannya, maka cocokkan
jawaban yang Anda tulis dengan kunci jawaban berikut ini.
1. Kapak Sepatu
2. Candrosa
3. Cire perdue
4. a. Alat pertanian
b. Alat membelah kayu
5. a. Tanda kebesaran kepala suku
b. Alat upacara
Sudah puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah puas, maka
berarti Anda sudah paham dengan uraian materi tersebut. Untuk itu pelajari kembali
uraian materi berikutnya.
b. Nekara
Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya
semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian
tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat prasejarah, nekara dianggap
sesuatu yang suci. Dari pernyataan tersebut, tentunya Anda bertanya mengapa nekara
dianggap suci?
Di daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga
apabila pemilikya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai
sebagai bekal kubur.
Sedangkan di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja
antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai
genderang perang dan dipakai sebagai alat memanggil hujan.
Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau
Selayar.
Di antara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam
sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan
kebudayaan yang ada pada masyarakat prasejarah. Pada umunya nekara yang
ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di
desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis
tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure
Penataran Sasih. Dalam bahasa bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut
dinamakan nekara Bulan Pejeng.
Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut
dengan Moko. Fungsi Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai
mas kawin atau jujur.
Untuk mengetahui bentuk moko dan nekara, silahkan
Setelah Anda mengamati gambar 1.11, apa yang terlintas dalam pikiran Anda tentang
fungsi dari kapak candrosa tersebut?
Kalau dilihat dari bentuknya, tentu candrosa tidak berfungsi sebagai alat pertanian/
pertukangan tetapi fungsinya diduga sebagai tAnda kebesaran kepala suku dan alat
upacara keagamaan. Hal ini karena bentuknya yang indah dan penuh dengan hiasan.
Daerah penyebaran kapak corong di Indonesia adalah Sumatra Selatan, Jawa, Bali,
Sulawesi Tengah dan Sulawesi Selatan, pulau Selayar serta Irian dekat Danau
Sentani.
Setelah uraian materi tentang kapak corong maka untuk mengukur tingk
pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan di bawah ini.
1. Nama lain dari kapak corong adalah ....
2. Kapak corong yang salah satu sisinya berukuan panjang disebutdengan ....
3. Teknik pembuatan kapak corong adalah ....
4. Fungsi dari kapak corong adalah ....
5. Fungsi dari candrosa adalah ....
Seyogyanya Anda tidak melihat terlebih dahulu kunci jawabannya, agar tingkat
pemahaman Anda terukur! Setelah Anda menuliskan jawabannya, maka cocokkan
jawaban yang Anda tulis dengan kunci jawaban berikut ini.
1. Kapak Sepatu
2. Candrosa
3. Cire perdue
4. a. Alat pertanian
b. Alat membelah kayu
5. a. Tanda kebesaran kepala suku
b. Alat upacara
Sudah puaskah Anda dengan jawaban Anda sendiri? Kalau Anda sudah puas, maka
berarti Anda sudah paham dengan uraian materi tersebut. Untuk itu pelajari kembali
uraian materi berikutnya.
b. Nekara
Nekara dapat juga disebut Genderang Nobat atau Genderang Ketel, karena bentuknya
semacam berumbung, yang terbuat dari perunggu yang berpinggang dibagian
tengahnya, dan sisi atasnya tertutup. Bagi masyarakat prasejarah, nekara dianggap
sesuatu yang suci. Dari pernyataan tersebut, tentunya Anda bertanya mengapa nekara
dianggap suci?
Di daerah asalnya Dongson, pemilikan nekara merupakan simbol status, sehingga
apabila pemilikya meninggal, maka dibuatlah nekara tiruan yang kecil yang dipakai
sebagai bekal kubur.
Sedangkan di Indonesia nekara hanya dipergunakan waktu upacara-upacara saja
antara lain ditabuh untuk memanggil arwah/roh nenek moyang, dipakai sebagai
genderang perang dan dipakai sebagai alat memanggil hujan.
Daerah penemuan Nekara di Indonesia antara lain, pulau Sumatera, Pulau Jawa,
Pulau Bali, Pulau Sumbawa, Pulau Sangean, Pulau Roti dan pulau Kei serta pulau
Selayar.
Di antara nekara-nekara yang ditemukan di Indonesia, biasanya beraneka ragam
sehingga melalui hiasan-hiasan tersebut dapat diketahui gambaran kehidupan dan
kebudayaan yang ada pada masyarakat prasejarah. Pada umunya nekara yang
ditemukan di Indonesia ukurannya besar-besar, contoh nekara yang ditemukan di
desa Intaran daerah Pejeng Bali, memiliki ketinggian 1,86 meter dengan garis
tengahnya 1,60 meter, nekara tersebut dianggap suci, sehingga ditempatkan di Pure
Penataran Sasih. Dalam bahasa bali sasih artinya bulan, maka nekara tersebut
dinamakan nekara Bulan Pejeng.
Nekara yang ditemukan di pulau Alor selain bentuknya kecil juga ramping, disebut
dengan Moko. Fungsi Moko selain sebagai benda pusaka, juga dipergunakan sebagai
mas kawin atau jujur.
Untuk mengetahui bentuk moko dan nekara, silahkan
Anda
amati gambar 1.12 berikut ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.12, coba Anda bandingkan ragam hias yang
terdapat pada nekara dan moko tersebut!
Untuk selanjutnya tugas Anda adalah tentukan teknik pembuatan nekara dan moko!
Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Proses pembuatan nekara dan moko adalah .........
Nekara yang ditemukan di Indonesia tidak semua berasal dari daratan Asia, tetapiada
pula yang berasal dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan cetakan nekara
yang terbuat dari batu di desa Manuaba, Bali. Dan cetakan tersebut kini disimpan di
dalam pure desa tersebut.
Setelah pembahasan tentang kapak dan nekara, mudah-mudahan konsep
pemahaman Anda tentang sejarah sebagai sebuah ilmu tentang waktu semakin jelas.
Karena apa yang dihasilkan oleh masyarakat terus mengalami perkembangan dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Hal ini dapat Anda ketahui
melalui hasil-hasil budaya perunggu yang akan disajikan pada materi berikut ini.
c. Arca perunggu
Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk
beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang.
Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada
bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk
menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil
dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung.
Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang
(Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang arca perunggu, maka amatilah gambar
1.13 berikut ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.12, coba Anda bandingkan ragam hias yang
terdapat pada nekara dan moko tersebut!
Untuk selanjutnya tugas Anda adalah tentukan teknik pembuatan nekara dan moko!
Tulislah jawaban Anda pada tabel berikut ini.
Proses pembuatan nekara dan moko adalah .........
Nekara yang ditemukan di Indonesia tidak semua berasal dari daratan Asia, tetapiada
pula yang berasal dari Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan penemuan cetakan nekara
yang terbuat dari batu di desa Manuaba, Bali. Dan cetakan tersebut kini disimpan di
dalam pure desa tersebut.
Setelah pembahasan tentang kapak dan nekara, mudah-mudahan konsep
pemahaman Anda tentang sejarah sebagai sebuah ilmu tentang waktu semakin jelas.
Karena apa yang dihasilkan oleh masyarakat terus mengalami perkembangan dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks. Hal ini dapat Anda ketahui
melalui hasil-hasil budaya perunggu yang akan disajikan pada materi berikut ini.
c. Arca perunggu
Arca perunggu/patung yang berkembang pada zaman logam memiliki bentuk
beranekaragam, ada yang berbentuk manusia, ada juga yang berbentuk binatang.
Pada umumnya arca perunggu bentuknya kecil-kecil dan dilengkapi cincin pada
bagian atasnya. Adapun fungsi dari cincin tersebut sebagai alat untuk
menggantungkan arca itu sehingga tidak mustahil arca perunggu yang kecil
dipergunakan sebagai Liontin/bandul kalung.
Daerah penemuan arca perunggu di Indonesia adalah Bangkinang (Riau), Palembang
(Sumsel) dan Limbangan (Bogor).
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang arca perunggu, maka amatilah gambar
1.13 berikut ini.
Gambar1.13.
Arca Perunggu.
Setelah Anda mengamati gambar 1.13, coba Anda bandingkan arca perunggu
tersebut dengan liontin kalung pada masa sekarang.
d. Bejana Perunggu
Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Ma-
dura, yang bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng.
Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah
berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang bejana perunggu maka berikut ini
disajikan salah satu gambar bejana yang ditemukan di Kerinci. Silahkan Anda amati
gambar 1.14 berikut ini. Setelah Anda mengamati gambar 1.14 mungkin Anda ingin bertanya fungsi dari bejana tersebut?
Gambar 1.14. Bejana Perunggu
dari Kerinci.
Sampai sekarang fungsi bejana perunggu tidak diketahui secara pasti, kemungkinan di-sebabkan penemuan bejana yang terbatas maka mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat prasejarah.
e. Perhiasan Perunggu
Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu
seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk
perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil
dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat
tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.
Untuk mengetahui bentuk perhiasan perunggu tersebut dapat Anda amati gambar
1.15 berikut ini.
Gambar 1.15. Perhiasan
Perunggu.Setelah Anda mengamati gambar 1.13, coba Anda bandingkan arca perunggu
tersebut dengan liontin kalung pada masa sekarang.
d. Bejana Perunggu
Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di tepi Danau Kerinci (Sumatera) dan Ma-
dura, yang bentuknya seperti periuk tetapi langsing dan gepeng.
Kedua bejana yang ditemukan mempunyai hiasan yang serupa dan sangat indah
berupa gambar-gambar geometri dan pilin-pilin yang mirip huruf J.
Untuk memperjelas pemahaman Anda tentang bejana perunggu maka berikut ini
disajikan salah satu gambar bejana yang ditemukan di Kerinci. Silahkan Anda amati
gambar 1.14 berikut ini. Setelah Anda mengamati gambar 1.14 mungkin Anda ingin bertanya fungsi dari bejana tersebut?
Gambar 1.14. Bejana Perunggu
dari Kerinci.
Sampai sekarang fungsi bejana perunggu tidak diketahui secara pasti, kemungkinan di-sebabkan penemuan bejana yang terbatas maka mempersulit penyelidikan tentang fungsi bejana dalam kehidupan masyarakat prasejarah.
e. Perhiasan Perunggu
Jenis perhiasan dari perunggu yang ditemukan sangat beragam bentuknya yaitu
seperti kalung, gelang tangan dan kaki, bandul kalung dan cincin. Di antara bentuk
perhiasan tersebut terdapat cincin yang ukurannya kecil sekali, bahkan lebih kecil
dari lingkaran jari anak-anak. Untuk itu para ahli menduga fungsinya sebagai alat
tukar (mata uang).
Daerah penemuan perhiasan perunggu di Indonesia adalah Bogor, Malang dan Bali.
Untuk mengetahui bentuk perhiasan perunggu tersebut dapat Anda amati gambar
1.15 berikut ini.
Di samping perhiasan perunggu seperti yang Anda lihat pada gambar 1.15, juga
terdapat perhiasan yang lain yang terbuat dari kaca yang disebut manik-manik.
f. Manik manik
Manik -manik yang berasal dari jaman
perunggu ditemukan dalam jumlah yang
besar sebagai bekal kubur, sehingga
memberikan corak istimewa pada zaman
perunggu.
Untuk mengetahui bentuk manik-manik,
silahkan Anda amati gambar 1.16 berikut
ini.
Setelah Anda mengamati gambar 1.16 maka coba Anda bandingkan manik-manik
dari zaman perunggu dengan manik -manik pada zaman sekarang.
Bagaimana menurut Anda?
Pada zaman logam di samping berkembang kebudayaan perunggu, juga terdapat
alat-alat kehidupan yang terbuat dari besi, walaupun jumlahnya tidak banyak.
Jenis barang yang terbuat dari besi tersebut antara lain kapak, sabit, pisau, cangkul,
pedang, tongkat dan tembilang.
Daerah penemuan benda tersebut antara lain Bogor, Wonosari, Ponorogo dan
Besuki.
Setelah uraian materi contoh-contoh kebudayaan perunggu, maka untuk
mengembangkan wawasan Anda. Diskusikanlah bersama teman-teman Anda.
Apakah bahan dasar untuk membuat alat-alat dari perunggu dan besi berasal dari
Indonesia?
Tulislah jawaban dari hasil diskusi Anda, kemudian tanyakanlah kebenarannya kepada
Guru Anda!
Selanjutnya agar Anda mudah memahami uraian materi kebudayaan zamanlogam
maka simaklah ikhtisar kebudayaan logam pada tabel 1.7 berikut ini.
Tabel 1.7 IKHTISAR KEBUDAYAAN LOGAM
Jenis kebudayaan Logam Hasil kebudayaan Daerah penemuan/
penyebaran Manusia pendukung
Kapak corong/sepatu
Nekara/moko
Arca perunggu
Bejana perunggu
Perhiasan Sentani,Rote, Sulawesi,Bali,Jawa
Sumatera,Jawa,Bali,Selayar,
Kei,Alor
Bangkinang(Riau), Bogor,
Palembang,Makasar
Sumatera(danau Kerinci),
Madura
Bogor,Malang,Bali Deutro Melayu
Minang,
Jawa,
Bali,
Bugis
Kaca Manik-manik Kalimantan,Irian
Besi Kapak,sabit
Cangl,pedang
Pisau,tongkat
tembilang Bogor, Wonosari, Besuki.
Ponorogo
Setelah Anda menyimak ikhtisar logam pada tabel 1.7 maka untuk
mengukur tingkat pemahaman Anda, jawablah pertanyan-pertanyaan
berikut ini.
1. Fungsi dari nekara adalah
a. ...
b. ...
c. ...
2. Nekara terbesar dari pulau Bali ditemukan di daerah ....
3. Nekara dari pulau Bali disebut dengan ....
4. Nekara dari pulau Alor disebut dengan ....
5. Fungsi nekara dari Pulau Alor adalah
a. ....
b. ....
6. Arca perunggu kecil berfungsi sebagai ....
7. Bejana perunggu di Indonesia ditemukan di daerah ....
8. Cincin yang bentuknya kecil pada zaman logam menurut dugaan berfungsi
sebagai ....
9. Manik-manik yang berasal dari zaman logam sebagian besar ditemukan
sebagai....
10. Corak istimewa dari zaman perunggu adalah ditemukan ....
Setelah Anda mencocokkan jawaban Anda dengan kunci jawaban. Apakah Anda
sudah puas dengan jawaban Anda? Kalau Anda sudah puas, silahkan Anda kembali
mempelajari uraian materi berikutnya.