Pithecanthropus Erectus
Nama manusia purba ini berasal dari tiga kata, yaitu pithecos yang berarti kera, anthropus yang berarti manusia, dan erectus yang berarti tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus berarti “manusia kera yang berjalan tegak”. Nama sebutan itu didasarkan pada fosil yang ditemukan. Penemuan ini berupa tulang paha yang lebih besar dibandingkan tulang lengan. Demikian juga volume otaknya lebih besar dari pada kera, tetapi lebih kecil dari pada manusia.
Fosil ini ditemukan oleh seorang ahli purbakala dari negara Belanda yang bernama Eugene Dudois. Fosil manusia purba ini ditemukan di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur tahun 1891. Fosil sejenis juga ditemukan di Desa Jetis Mojokerto di lembah Kali Brantas tahun 1936. Karena temuan itu berupa fosil anak-anak, oleh Weidenreich dinamakan Pithecanthropus Robustus. Von Koenigswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis, karena ditemukan di Mojokerto.
Meganthropus Palaeojavanicus
Meganthropus Palaeojavanicus berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus yang berarti manusia, palaeo yang berarti tertua, dan javanicus yang berarti Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus berarti “manusia besar tertua dari Jawa”. Arti ini diambil berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tulang rahang atas dan rahang bawah jauh lebih kuat dari pada Pithecanthropus Erectus. Fosil ini ditemukan oleh von Koenigswald di Sangiran, Surakarta pada tahun 1941. Sekarang di tempat tersebut dibangun Museum Purbakala Sangiran. Von Koenigswald menganggap fosil ini lebih tua dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
Homo
Homo berarti “manusia”. Fosil ini disebut homo karena menurut penyelidikan yang dilakukan oleh von Koenigswald, makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari pada Pithecanthropus Erectus. Bahkan makhluk homo sebanding dengan manusia biasa. Ada dua jenis fosil homo, yaitu Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Homo Soloensis berarti “manusia dari solo”. Fosil di temukan oleh Ter Haar dan Oppenorth di daerah Ngandong lembah Bengawan Solo. Sedangkan Homo Wajakensis berarti “manusia dari wajak” karena memang ditemukan di Desa Wajak, dekat Tulungagung Jawa Timur. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Jenis manusia purba ini setingkat dengan Homo Soloensis. Fosil ini diperkirakan mirip dengan penduduk asli Australia.
Berdasarkan perkembangannya dikenal jenis homo yang lain yaitu Homo Sapiens. Homo Sapiens berarti “manusia cerdas”. Jadi, jenis manusia ini jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan makhluk sebelumnya. Jenis inilah yaang dikatakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.
Menurut von Koenigswald, fosil-fosil tersebut ditemukan di lapisan yang berbeda. Fosil Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan di lapisan dilluvium bawah (lapisan Jetis). Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan di lapisan dilluvium tengah (lapisan Trinil). Adapun fosil Homo ditemukan di lapisan dilluvium atas (lapisan Ngandong). Berdasarkan keterangan tersebut dapat di simpulkan bahwa Meganthropus lebih tua dari pada Pithecanthropus Erectus. Namun, Pithecanthropus Erectus lebih tua dibandingkan dengan Homo
Nama manusia purba ini berasal dari tiga kata, yaitu pithecos yang berarti kera, anthropus yang berarti manusia, dan erectus yang berarti tegak. Jadi Pithecanthropus Erectus berarti “manusia kera yang berjalan tegak”. Nama sebutan itu didasarkan pada fosil yang ditemukan. Penemuan ini berupa tulang paha yang lebih besar dibandingkan tulang lengan. Demikian juga volume otaknya lebih besar dari pada kera, tetapi lebih kecil dari pada manusia.
Fosil ini ditemukan oleh seorang ahli purbakala dari negara Belanda yang bernama Eugene Dudois. Fosil manusia purba ini ditemukan di Desa Trinil, Ngawi, Jawa Timur tahun 1891. Fosil sejenis juga ditemukan di Desa Jetis Mojokerto di lembah Kali Brantas tahun 1936. Karena temuan itu berupa fosil anak-anak, oleh Weidenreich dinamakan Pithecanthropus Robustus. Von Koenigswald menamakannya Pithecanthropus Mojokertensis, karena ditemukan di Mojokerto.
Meganthropus Palaeojavanicus
Meganthropus Palaeojavanicus berasal dari kata mega yang berarti besar, anthropus yang berarti manusia, palaeo yang berarti tertua, dan javanicus yang berarti Jawa. Meganthropus Palaeojavanicus berarti “manusia besar tertua dari Jawa”. Arti ini diambil berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tulang rahang atas dan rahang bawah jauh lebih kuat dari pada Pithecanthropus Erectus. Fosil ini ditemukan oleh von Koenigswald di Sangiran, Surakarta pada tahun 1941. Sekarang di tempat tersebut dibangun Museum Purbakala Sangiran. Von Koenigswald menganggap fosil ini lebih tua dibandingkan dengan Pithecanthropus Erectus.
Homo
Homo berarti “manusia”. Fosil ini disebut homo karena menurut penyelidikan yang dilakukan oleh von Koenigswald, makhluk ini lebih tinggi tingkatannya dari pada Pithecanthropus Erectus. Bahkan makhluk homo sebanding dengan manusia biasa. Ada dua jenis fosil homo, yaitu Homo Soloensis dan Homo Wajakensis.
Homo Soloensis berarti “manusia dari solo”. Fosil di temukan oleh Ter Haar dan Oppenorth di daerah Ngandong lembah Bengawan Solo. Sedangkan Homo Wajakensis berarti “manusia dari wajak” karena memang ditemukan di Desa Wajak, dekat Tulungagung Jawa Timur. Fosil ini ditemukan oleh Eugene Dubois pada tahun 1889. Jenis manusia purba ini setingkat dengan Homo Soloensis. Fosil ini diperkirakan mirip dengan penduduk asli Australia.
Berdasarkan perkembangannya dikenal jenis homo yang lain yaitu Homo Sapiens. Homo Sapiens berarti “manusia cerdas”. Jadi, jenis manusia ini jauh lebih sempurna jika dibandingkan dengan makhluk sebelumnya. Jenis inilah yaang dikatakan sebagai nenek moyang bangsa Indonesia yang berasal dari Yunan.
Menurut von Koenigswald, fosil-fosil tersebut ditemukan di lapisan yang berbeda. Fosil Meganthropus Palaeojavanicus ditemukan di lapisan dilluvium bawah (lapisan Jetis). Fosil Pithecanthropus Erectus ditemukan di lapisan dilluvium tengah (lapisan Trinil). Adapun fosil Homo ditemukan di lapisan dilluvium atas (lapisan Ngandong). Berdasarkan keterangan tersebut dapat di simpulkan bahwa Meganthropus lebih tua dari pada Pithecanthropus Erectus. Namun, Pithecanthropus Erectus lebih tua dibandingkan dengan Homo
b.
Manusia
Purba dari luar negeri
1. Sinanthropus Pekninensis
Jenis – jenis manusia purba lengkap
- berdasarkan penemuanya fosil pithecanthropus pekinensis memiliki
persamaan dengan pithecanthropus erectus.Fosil ini ditemukan oleh prof.Davidson
black pada tahun 1927 di gua – gua dekat Chou – Kou – Tien,Peking
2. Homo Africanus ( Homo Rhodesiensis )
Jenis – jenis manusia purba lengkap
- Ditemukan oleh Raymond Dart dan Robert brom pada tahun 1924 di goa
Broken hill,rhodesia ( zimbabwe )
3. Australopithecus Africanus
Jenis – jenis manusia purba lengkap
- Ditemukan oleh Raymond Dart pada tahun 1924 di Taung,dekat
Vryburg,Afrika Selatan
4. Homo Heidelbergensis
Jenis – jenis manusia purba lengkap
- Ditemukan oleh Dr.Schoetensack di Desa Maurer dekat kota Heidelberg (
jerman )
5. Homo Neanderthalensis
Jenis – jenis manusia purba lengkap
- Ditemukan oleh Rudolf Virchow dan Dr.Fulfrott di lembah sungai Neander,dekat
Duselldorf,jerman tahun 1956.Ciri -ciri manusia purba ini mendekat ciri homo
wajakensis.