A. Pentingnya Pengintegrasian
Keterangan ;
1). Perangsang berbentuk materiil atau nonmateriil yang tercipta oleh internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer.
2). Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku seseorang (individu)
3). Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang (individu)
4). Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan seseorang.
5). Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakan siklus.
Menurut Dr. David Mc. Clelland terdapat pola motivasi yang menonjol :
1). Achievement motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi/ mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan, dan pertumbuhan.
2). Affiliation motivation, yaitu dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain.
3). Competence motivation, yaitu dorongan untuk melakukan pekerjaan yang bermutu
4). Power motivation, yaitu dorongan yang dapat mengendalikan suatu keadaan. Dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengambil risiko dan menghancurkan rintangan yang terjadi.
Teori X dan Teori Y Mc. Gregor
Teori X
[1] Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja
[2] Umumnya karyawan tidak berambisi mencpaai prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain
[3] Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaannya
[4] Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan tujuan organisasi.
Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguhsungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas.
Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.
Teori Y
[1] Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan merasa kesal jika tidak bekerja.
[2] Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal.
[3] Karyawan selalu berusaha mencpaai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan karyawan mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.
Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan keterikatan pada keputusan. Tegasnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran.
Jenis motivasi yang diterapkan adalahg motivasi positif, sedangkan tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.
A. W. Willsmore menggambarkan teori X dan Y secara umum sebagai konsep di bawah ini.
D. Pemimpin dan Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasran yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin (leader).
Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan menurut pendapat penulis, yaitu :
1). Kepemimpinan Otoriter
Pengintegrasian
(integration) ialah fungsi operasional manajemen personalia yang
terpenting, sulit dan kompleks untuk merealisasikannya. Hal ini
disebabkan karena karyawan/manusia bersifat dinamis dan mempunyai
pikiran, perasaan, harga diri, sifat, serta membawa latar belakang,
perilaku, keinginan dan kebutuhan yang berbeda-beda dalam organisasi
perusahaan.
Karyawan
tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor
produksi lainnya (mesin, modal atau bahan baku). Karyawan juga harus
selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif
untuk menggunakan alat-alat yang ada. Karena tanpa peran aktif
karyawan, alat-alat canggih yang dimiliki tidak ada artinya bagi
peruashaan untuk mencapai tujuannya. Tujuan perusahaan hanya dapat
dicapai jika para karyawan bergairah bekerja, mengerahkan kemampuannya
dalam menyelesaikan pekerjaan, serta berkeinginan untuk mencapai
prestasi kerja yang optimal.
Jika
karyawan kurang berprestasi maka sulit bagi organisasi perusahaan dapat
memperoleh hasil yang baik. Hal ini mengharuskan pemimpin menggunakan
kewenangannya untuk mengubah sikap dan perilaku karyawan supaya mau
bekerja giat serta berkeinginan mencapai hasil yang optimal.
Pengintegrasian
adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan kepentingan
perusahaan, agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Usaha
untuk pengintegrasian dilakukan melalui hubungan antar manusia (human
relation), motivasi, kepemimpinan, kesepakatan kerja bersama (KKB), dan
Collective Bargaining.
Jadi
pengintegrasian adalah hal yang sangat penting dan merupakan salah satu
kunci untuk mencapai hasil yang baik bagi perusahaan maupun terhadap
karyawan sehingga memberikan kepuasan kepada semua pihak. Kayawan dapat
memenuhi kebutuhannya dan perusahaan memperoleh laba.
Tujuan Pengintegrasian
Tujuan Pengintegrasian
Tujuan
pengintegrasian adalah memanfaatkan karyawan agar mereka bersedia
bekerja keras dan berpartisipasi aktif dalam menunjang tercapainya
tujuan perusahaan serta terpenuhinya kebutuhan karyawan.
Prinsip Pengintegrasian
Prinsip Pengintegrasian
Prinsip pengintegrasian adalah menciptakan kerjasama yang baik dan saling menguntungkan.
Metode Pengintegrasian
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut :
1). Hubungan antar manusia (Human Relations)
2). Motivasi (Motivation)
3). Kepemimpinan (Leadership)
4). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
5). Collective Bargaining
B. Hubungan Antarmanusia
Metode Pengintegrasian
Metode-metode pengintegrasian yang kita kenal adalah sebagai berikut :
1). Hubungan antar manusia (Human Relations)
2). Motivasi (Motivation)
3). Kepemimpinan (Leadership)
4). Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
5). Collective Bargaining
B. Hubungan Antarmanusia
Hubungan
antarmanusia (Human Relation) adalah hubungan kemanusiaan yang
harmonis, tercipta atas kesadaran dan kesediaan melebur keinginan
individu demi terpadunya kepentingan bersama. Tujuannya adalah
menghasilkan integrasi yang cukup kukuh, mendorong kerjasama yang
produktif dan kreatif untuk mencapai sasaran bersama. Manajer dalam
menciptakan hubungan antarmanusia yang harmonis memerlukan kecakapan
dan keterampilan tentang komunikasi, psikologi, sosiologi, antropologi
dan etologi, sehingga dia memahami serta dapat mengatasi masalah-masalah
dalam hubungan kemanusiaan.
C. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi
1). Pengertian Motif dan Motivasi
C. Pengertian dan Teori-Teori Motivasi
1). Pengertian Motif dan Motivasi
Motivasi
berasal dari kata latin movere yang berartin dorongan atau
menggerakkan. Motivasi (motivation) dalam manajemen hanya ditujukan pada
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan,
agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan
tujuan yang telah ditentukan.
Pentingnya
motivasi karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan dan
mendukung perilaku manusia, supaya mau bekerja giat dan antusias
mencapai hasil yang optimal. Motivasi semakin penting karena manajer
membagikan pekerjaan pada
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktorfaktor berikut :
a. The desire to live (keinginan untuk hidup)
b. The desire for position (keinginan untuk suatu posisi)
c. The desire for power (keinginan akan kekuasaan)
d. The desire for recognation (keinginan akan pengakuan)
bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terintegrasi kepada tujuan yang diinginkan.
Perterson dan Plowman mengatakan bahwa orang mau bekerja karena faktorfaktor berikut :
a. The desire to live (keinginan untuk hidup)
b. The desire for position (keinginan untuk suatu posisi)
c. The desire for power (keinginan akan kekuasaan)
d. The desire for recognation (keinginan akan pengakuan)
Motivasi
adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja asma, bekerja efektif dan terintegrasi
dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan.
Edwin B Flippo
Edwin B Flippo
Direction
or motivation is essence, it is a skill in aligning employee and
organization interest so that behavior result in achievement of employee
want simultaneously with attainment or organizational objectives.
(Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan
organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para
pegawai dan tujuan organisasi sekaligus tercapai).
Menurut American Encyclopedia
Menurut American Encyclopedia
Motivation:
That predisposition (it self the subject of much controvency) within
the individual wich arouses sustain and direct his behavior. Motivation
involve such factor as biological and emotional needs that can only be
inferred from observation behavior). (Motivasi adalah kecenderungan
(suatu sifat yang merupakan pokok pertentangan) dalam diri seseorang
yang membangkitkan topangan dan mengarahkan tindak-tanduknya. Motivasi
meliputi faktor kebutuhan biologis dan emosional yang hanya dapat diduga
dari pengamatan tingkah laku manusia).
Merle J. Moskowits
Merle J. Moskowits
Motivation
is usually refined the initiation and direction of behavior, and the
study of motivation is in effect the study of course of behavior.
(Motivasi secara umum didefinisikan sebagai inisiasi dan pengarahan
tingkah laku dan pelajaran motivasi sebenarnya merupakan pelajaran
tingkah laku).
Motif
Motif
Motif
adalah suatu perangsag keinginan (want) dan daya penggerak kemauan
bekerja seseorang. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin
dicapai (Penulis). Perbedaan pengertian keinginan (want) dan kebutuhan
(needs) adalah keinginan (want) dari setiap orang berbeda karena
dipengaruhi oleh selera, latar belakang dan lingkungannya, sedangkan
kebutuhan (needs) semua orang adalah sama.
Konsep motif dan motivasi
Keterangan ;
1). Perangsang berbentuk materiil atau nonmateriil yang tercipta oleh internal (keinginan) maupun eksternal yang dilakukan oleh manajer.
2). Rangsangan yang menciptakan keinginan (want) dan mempengaruhi perilaku seseorang (individu)
3). Keinginan menjadi daya penggerak dan kemauan bekerja seseorang (individu)
4). Kemauan bekerja menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan kepuasan seseorang.
5). Kebutuhan dan kepuasan mendorong menciptakan perangsang selanjutnya dan seterusnya, jadi merupakan siklus.
Menurut Dr. David Mc. Clelland terdapat pola motivasi yang menonjol :
1). Achievement motivation, yaitu suatu keinginan untuk mengatasi/ mengalahkan suatu tantangan, untuk kemajuan, dan pertumbuhan.
2). Affiliation motivation, yaitu dorongan untuk melakukan hubungan dengan orang lain.
3). Competence motivation, yaitu dorongan untuk melakukan pekerjaan yang bermutu
4). Power motivation, yaitu dorongan yang dapat mengendalikan suatu keadaan. Dalam hal ini ada kecenderungan untuk mengambil risiko dan menghancurkan rintangan yang terjadi.
Sifat
ini banyak dilakukan/terdapat pada orang-orang yang berkecimpung dalam
bidang politik. Power motivation ini tidak akan berakibat terlalu buruk,
jika diikuti oleh achievement, affiliation dan competence motivation.
2). Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejateraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadp tugas-tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
3). Asas-asas Motivasi
a. Asas Mengikutsertakan
Maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
b. Asas Komunikasi
Maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.
c. Asas Pengakuan
Maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Maksudnya mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau manajer.
e. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping beruasha memenuhi kebutuhankebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
4). Metode Motivasi
a. Motivasi Langsung (Rirect Motivation)
Adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.
5). Alat-Alat Motivasi
2). Tujuan Motivasi
Tujuan motivasi antara lain sebagai berikut :
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejateraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadp tugas-tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku
3). Asas-asas Motivasi
a. Asas Mengikutsertakan
Maksudnya mengajak bawahan untuk ikut berpartisipasi dan memberikan kesempatan kepada mereka mengajukan ide-ide, rekomendasi dalam proses pengambilan keputusan.
b. Asas Komunikasi
Maksudnya menginformasikan secara jelas tentang tujuan yang ingin dicapai, cara mengerjakannya dan kendala yang dihadapi.
c. Asas Pengakuan
Maksudnya memberikan penghargaan dan pengakuan yang tepat secara wajar kepada bawahan atas prestasi kerja yang dicapainya.
d. Asas Wewenang yang Didelegasikan
Maksudnya mendelegasikan sebagian wewenang serta kebebasan karyawan untuk mengambil keputusan dan berkreativitas dan melaksanakan tugas-tugas atasan atau manajer.
e. Asas Perhatian Timbal Balik
Asas perhatian timbal balik adalah memotivasi bawahan dengan mengemukakan keinginan atau harapan perusahaan disamping beruasha memenuhi kebutuhankebutuhan yang diharapkan bawahan dari perusahaan.
4). Metode Motivasi
a. Motivasi Langsung (Rirect Motivation)
Adalah motivasi (materiil dan nonmateriil) yang diberikan secara langsung kepada setiap individu karyawan untuk memenuhi kebutuhan serta kepuasannya.
b. Motivasi Tak Langsung (Indirect Motivation)
Adalah motivasi yang diberikan hanya merupakan fasilitas-fasilitas yang mendukung serta menunjang gairah kerja/kelancaran tugas sehingga para karyawan betah dan bersemangat melakukan pekerjaannya.
5). Alat-Alat Motivasi
Alat-alat
motivasi (daya perangsang) yang diberikan kepada bawahan dapat berupa
material incentive dan nonmaterial incentive. Material incentive adalah
motivasi yang bersifat materiil sebagai imbalan prestasi yang diberikan
oleh karyawan. Yang termasuk material incentive adalah yang berbentuk
uang dan barang-barang. Nonmaterial incentive adalah motivasi (daya
perangsang) yang tidak berbentuk materi. Yang termasuk nonmaterial
adalah penempatan yang tepat, pekerjaan yang terjamin, piagam
penbghargaan, bintang jasa, perlakuan yang wajar, dan sejenisnya.
6). Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
b. Motivasi negatif (Insentif Negatif)
Maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman.
7). Teori – Teori Motivasi
a. Teori Motivasi Klasik
6). Jenis-Jenis Motivasi
a. Motivasi Positif (Insentif Positif)
Maksudnya manajer memotivasi (merangsang) bawahan dengan memberikan hadiah kepada mereka yang berprestasi di atas prestasi standar.
b. Motivasi negatif (Insentif Negatif)
Maksudnya manajer memotivasi bawahan dengan standar mereka akan mendapat hukuman.
7). Teori – Teori Motivasi
a. Teori Motivasi Klasik
Frederik
Winslow Taylor mengemukakan teori motivasi klasik atau teori motivasi
kebutuhan tunggal. Teori ini berpendapat bahwa manusia mau bekerja giat
untuk dapat memenuhi kebutuhan fisik/biologisnya, berbentuk uang/barang
dari hasil pekerjaannya.
Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja. Semakin banyak mereka berproduksi, semakin besar penghasilan mereka.
b. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Konsep dasar teori ini adalah orang akan bekerja giat bilamana ia mendapat imbalan materi yang mempunyai kaitan dengan tugas-tugasnya. Manajer menentukan bagaimana tugas dikerjakan dengan menggunakan sistem insentif untuk memotivasi para pekerja. Semakin banyak mereka berproduksi, semakin besar penghasilan mereka.
b. Maslow’s Need Hierarchy Theory
Maslow
(1943) mengemukakan teori motivasi yang dinamakan Maslow’s Need
Hierarchy Theory/A Theory of Human Motivation atau Teori Hierarki
Kebutuhan dari Maslow. Hierarki Kebutuhan dari maslow ini diilhami oleh
Human Science Theory dari Elton Mayo.
Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.
Hierarki kebutuhan mengikuti teori jamak yakni seseorang berperilaku/bekerja, karena adanya dorongan untuk memenuhi bermacam-macam kebutuhan. Maslow berpendapat, kebutuhan yang diinginkan seseorang itu berjenjang. Artinya, jika kebutuhan yang pertama telah terpenuhi, kebutuhan tingkat kedua akan muncul menjadi yang utama. Selanjutnya jika kebutuhan tingkat kedua telah terpenuhi, muncul kebutuhan tingkat ketiga dan seterusnya sampai tingkat kebutuhan kelima.
Pemuas kebutuhan-kebutuhan
Teori X dan Teori Y Mc. Gregor
Teori X
[1] Rata-rata karyawan malas dan tidak suka bekerja
[2] Umumnya karyawan tidak berambisi mencpaai prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawabnya dengan cara mengkambinghitamkan orang lain
[3] Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi dalam melaksanakan pekerjaannya
[4] Karyawan lebih mementingkan diri sendiri dan tidak mempedulikan tujuan organisasi.
Menurut teori X ini untuk memotivasi karyawan harus dilakukan dengan cara pengawasan yang ketat, dipaksa dan diarahkan supaya mereka mau bekerja sungguhsungguh. Jenis motivasi yang diterapkan adalah cenderung kepada motivasi negatif yakni dengan menerapkan hukuman yang tegas.
Tipe kepemimpinan teori X adalah otoriter sedangkan gaya kepemimpinannya berorientasi pada prestasi kerja.
Teori Y
[1] Rata-rata karyawan rajin dan menganggap sesungguhnya bekerja sama wajarnya dengan bermain-main dan beristirahat. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah dan merasa kesal jika tidak bekerja.
[2] Lazimnya karyawan dapat memikul tanggung jawab dan berambisi untuk maju dengan mencapai prestasi kerja yang optimal.
[3] Karyawan selalu berusaha mencpaai sasaran organisasi dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu. Organisasi seharusnya memungkinkan karyawan mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan sumbangan pada tercapainya sasaran perusahaan.
Menurut teori Y ini untuk memotivasi karyawan hendaknya dilakukan dengan cara peningkatan partisipasi karyawan, kerjasama dan keterikatan pada keputusan. Tegasnya, dedikasi dan partisipasi akan lebih menjamin tercapainya sasaran.
Jenis motivasi yang diterapkan adalahg motivasi positif, sedangkan tipe kepemimpinannya adalah kepemimpinan partisipatif.
A. W. Willsmore menggambarkan teori X dan Y secara umum sebagai konsep di bawah ini.
D. Pemimpin dan Teori Kepemimpinan
Kepemimpinan (leadership) yang ditetapkan oleh seorang manajer dalam organisasi dapat menciptakan integrasi yang serasi dan mendorong gairah kerja karyawan untuk mencapai sasran yang maksimal. Kepemimpinan adalah kata benda dari pemimpin (leader).
Pemimpin (Leader = head) adalah seseorang yang mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya, mengarahkan bawahan untuk mengerjakan sebagian pekerjaannya dalam mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan, agar mau bekerjasama dan bekerja produktif untuk mencapai tujuan organisasi.
Gaya kepemimpinan menurut pendapat penulis, yaitu :
1). Kepemimpinan Otoriter
Adalah
jika kekuasaan atau wewenang, sebagian besar mutlak tetap berada pada
pimpinan atau kalau pimpinan itu menganut sistem sentralisasi wewenang.
Pengambilan keputusan dan kebijaksanaan hanya ditetapkan sendiri oleh
pemimpin, bawahan tidak diikutsertakan untuk memberikan saran, ide dan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan. Falsafah pemimpin ialah
”bawahan adalah untuk pimpinan/atasan”.
Orientasi
kepemimpinannya difokuskan hanya untuk peningkatan produktivitas kerja
karyawan dengan kurang memperhatikan perasaan dan kesejahteraan bawahan.
Pimpinan menganut sistem manajemen tertutup (closed management) kurang
menginformasikan keadaan perusahaan pada bawahannya. Pengkaderan kurang
mendapat perhatiannya.
2). Kepemimpinan Partisipatif
2). Kepemimpinan Partisipatif
Adalah
apabila dalam kepemimpinannya dilakukan dengan cara persuasif,
menciptakan kerjasama yang serasi, menumbuhkan loyalitas, dan
partisipasi para bawahan. Pemimpin memotivasi bawahan agar merasa ikut
memiliki perusahaan. Falsafah pemimpin ialah ”pimpinan (dia) adalah
untuk bawahan”.
3). Kepemimpinan Delegatif
3). Kepemimpinan Delegatif
Pada
prindipnya pemimpin bersikap, menyerahkan dan mengatakan kepada bawahan
”Inilah pekerjaan yang harus saudara kerjakan, saya tidak peduli,
terserah saudara bagaimana mengerjakannya asal pekerjaan tersebut bisa
diselesaikan dengan baik”. Disini pimpinan menyerahkan tanggung jawab
atas pelaksanaan pekerjaan kepada bawahan dalam arti pimpinan
menginginkanagar para bawahan bisa mengendalikan diri mereka sendiri
dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Kematangan pekerjaan dikaitkan
dengan kemampuan untuk melakukan sesuatu yang berdasarkan pengetahuan
dan keterampilan. Kematangan psikologis dikaitkan dengan kemauan atau
motivasi untuk melakukan sesuatu yang erat kaitannya dengan rasa yakin
dan keterikatan.
E. Kesepakatan Kerja Bersama dan Collective Bargaining
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
E. Kesepakatan Kerja Bersama dan Collective Bargaining
Kesepakatan Kerja Bersama (KKB)
Kesepakatan
Kerja Bersama (KKB) berperan penting dalam menciptakan pengintegrasian,
membina kerja sama dan menghindarkan terjadinya konflik dalam
perusahaan. Dengan KKB ini diharapkan permasalahan yang dihadapi
karyawan dengan perusahaan dapat diatasi dengan baik. Misalnya :
kenaikan gaji/upah, tunjangan hari raya, pemecatan buruh, dan lain-lain
KKB adalah musyawarah dan mufakat antara pimpinan perusahaan dengan
pimpinan serikat karyawan (buruh) dalam memutuskan masalah yang
menyangkut
kebutuhan karyawan dan kepentingan peruashaan. Dengan landasan musyawarah dan mufakafat diharapkan tercipta integrasi yang serasi dalam perusahaan. Kkkaryawan menjadi partner kerja sama yang baik bagi perusahaan.
Collective Bargaining
kebutuhan karyawan dan kepentingan peruashaan. Dengan landasan musyawarah dan mufakafat diharapkan tercipta integrasi yang serasi dalam perusahaan. Kkkaryawan menjadi partner kerja sama yang baik bagi perusahaan.
Collective Bargaining
Collective
bargaining adalah adanya pandangan antara pimpinan perusahaan denga
pimpinan serikat buruh (karyawan) dalam menetapkan keputusan-keputusan
yang menyangkut kepentingan perusahaan dan kebutuhan buruh. Hal ini
dilakukan agar tercipta integrasi yang harmonis dan usaha-usaha untuk
menghindari terjadinya konflik dalam perusahaan.
Collective
bargaining didasarkan atas perundingan yang berarti adu kekuatan, siapa
yang mempunyai posisi kuat maka dialah yang banyak menentukan
keputusan. Sedangkan KKB didasarkan atas musyawarah dan mufakat dalam
menetapkan keputusan, bukan atas adu kekuatan/posisi.
Collective bargaining dapat diibaratkan seperti demokrasi barat, sedangkan KKB seperti demokrasi Pancasila.
Baca Juga Seleksi karyawan dan Ekonomi Matematika