BAB I
PENDAHULUAN
Sejarah adalah kejadian yang terjadi pada masa lampau yang disusun berdasarkan peninggalan-peninggalan berbagai peristiwa. Peninggalan-peninggalan itu disebut sumber sejarah. Dalam bahasa Inggris, kata sejarah disebut history, artinya masa lampau; masa lampau umat manusia. Dalam bahasa Arab, sejarah disebut sajaratun (syajaroh), artinya pohon dan keturunan. Jika kita membaca silsilah raja-raja akan tampak seperti gambar pohon dari sederhana dan berkembang menjadi besar, maka sejarah dapat diartikan silsilah keturunan raja-raja yang berarti peristiwa pemerintahan keluarga raja pada masa lampau.
Dalam bahasa Yunani, kata sejarah disebut istoria, yang berarti belajar. Jadi, sejarah adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari segala peristiwa, kejadian yang terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Dalam bahasa Jerman, kata sejarah disebut geschichte yang artinya sesuatu yang telah terjadi, sesuatu yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia. Adapun menurut Sartono Kartodirdjo, sejarah adalah rekonstruksi masa lampau atau kejadian yang terjadi pada masa lampau
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Sejarah
Istilah sejarah berasal dari bahasa arab yakni syajarotun yang memliki arti pohon kayu.pengertian pohon kayu disini adalah adanya suatu kejadian,perkembangan atau pertumbuhan tentang suatu hal dalam suatu kesinambungan. Sejarah sesungguhnya melekat pada tiap benda, tiap diri makhluk, baik yang hidup dan yang tidak hidup, tiap fenomena di alam raya ini. Hugiono dan P.K Poerwananta (1987:9) mendefinisikan sejarah sebagai berikut” Sejarah adalah gambaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang dialami manusia, disusun secara ilmiah, meliputi urutan waktu, diberi tafsiran dan analisis kritis sehingga mudah dimengerti dan difahami.” Sedangkan Sartono Kartodirdjo (1992:59) secara singkat mengkonsepkan “Sejarah sebagai berbagai bentuk penggambaran pengalaman kolektif pada masa lampau”. Dan pada sisi lain Ephrain Fischoff (Fairchild, H.P dkk:1982: 141) mengemukakan “ Sejarah adalah riwayat tentang masa lampau atau suatu bidang ilmu yang menyelidiki dan menuturkan riwayat itu sesuai dengan metode tertentu yang terpercaya.”
Bardasarkan konsep-konsep yang telah dikemukakan tadi, kunci dalam pengertian sejarah terletak pada masa lampau, baik berupa peristiwa, pengalaman kolektif maupun riwayat masa lampau tersebut. Secara singkat srjarah itu berkenaan dengan peristiwa masa lampau tentang kehidupan manusia dalam konteks sosialnya. Oleh karena itu sejarah tidak hanya sebagai pengetahuan, melaikan memenuhi syarat jga sebagai bidang ilmu. Dalam hal ini sejarah termasuk bidang ilmu social.
Sejarah sebagai ilmu social, memiliki konsep dasar yang menjadi karakter dirinnya, dan yang dapat diina pada diri kita masing-masing, terutama pada diri peserta didik. Kosep-konsep dasar itu:
- Waktu
- Dokumen
- Alur peristiwa
- Kronologi
- Peta
- Tahap-tahap peradaban
- Ruang
- Evolusi
- Revolusi
Pada umumnya,para ahli sepakat untuk mebagi peranan dan kedudukan sejarah yang terbagi atas 3 hal,yakni sejarah sebgai peristiwa,sejarah sebagai ilmu,sejarah sebagai cerita(ismaun,1993::277)
1. Sejarah sebagai peristiwa
Adalah suatu yang terjadi pada masyarakat manusia dimasa lampau. pengertian masyarakat manusia dan masa lampau adalah sesuatu yang penting dalam definisi sejarah. Sebab kejadian yang tidak memiliki hubungan dengan kehidupan masyarakat manusia bukanlah merupakan suatu peristiwa sejarah. Para ahli sejarah menggolongkan lagi sejarah atas beberapa tema, pembagian sejarah yang demikian itulah disebut pembagian sejarah scar sistematis seperti : sejarah social,sejarah politik, sejarah kebudayaan, sejarah perekonomian, sejarah agama, sejarah pendidikan, sjarah kesehatan, sjarah intelektual, dsb. Sejarah sebagai peristiwa sering pula disebut sejarah sebagia kenyataan dan sejarah serba objektif (ismaun,1993:279). Artinya peristiwa-peristiwa tersebut benara-benar terjadai dan didukung oleh evidensi-evidensi yang menguatkan, seperti berupa saksimata yang dijadikan sumber sejarah, peninggalan-peninggalan, dan catatan-catatan.
2. Sejarah sebagai ilmu
Dalam pengertiannya kita mengenal definisi sejarah yang bermacam-macam, baik yang menyangkut persoalan kedudukan sejarah bagian ilmu social.sejarah bagian dri ilmu humaniora,maupun yang berkembang disekitar makna dan hakikat yang terkandung dalam sejarah. Bury ( teggar ,1996:56) secara tegas menyatakan history of science no less and no moer.sejarah adalah ilmu yang tidak kurang dan tidak lebi. Pernataan ini mungkin tidak bermaksud untuk memberikan penjelasan batasan tentang suatu konsep, melainkan hanya memberikan tingkat pengkatagorian sesuatu ilmu atua bukan. Kedudukan sejarah dalam ilmu pengetahuan digolongkan kedalam beberapa kelompok.
- Ilmu social,menjelaskan perilaku social.karena focus kajiannya menyangkut proses-proses( pengaruh timbal balik anatar kehidupan aspek social yang berkaitan satu sama lainya) berserta perubahan-perubahan social.
- Seni atau art, sejarah digolongkan dalam sartra sejarah memelihara dan merekam warisan budaya serta menafsirkan makna perkembangan umat manusia. Sejarah memerlukan sentuhan-sentuhan estetika atau keindahan.
- Sejarah sebagai cerita, pada hakikatnya sejarah merupakan hasil rekonstruksi sejarawan terhadap sejarah sebagai peristiwa berdasarakan fakata-fakta sejarah yang dimilikinya. Sejarah dapat disipulkan sebagai hasil rekonstruksi intelektual dan imajinatif sejarawan tentang apa yang telah dipikirkan, dirasakan,Atau telah diperbuat oleh manusia, baik sebagaia indivudu maupun kelompok berdasarakan atas rekaman-rekaman lisan, tertulis, atau peninggalan sebagai pertanda kehadiranya disuatu tempat tertentu.
3. Metode dan ilmu bantu sejarah
Sejarah secara sederhana, ismaun (1993:125-131) mengemukakan bahwa dalam metode sejarah meliputi (1) heuristic ( pengumpulan sumber-sumber ); (2) Kritik atau analisis sumber ( exsternal dan internal ); (3) Interpretasi; (4) Historiografi ( penulisan sejarah).Disini jelas bahwa untuk melakukan penelitian dan penulisan sejarah dituntut ketrampilan-ketrampilan kusus tertentu.
Namun, seorang sejarawan ideal, baik itu sejarawan professional maupun sebagai sejarawan pendidik perlu memiliki latar belakang beberapa kemampuan yang dipersyaratkan. Syamsyudin ( 1996:68-69) merinci ada 7 kriteria yang dipersyaratkan sebagai sejarawan, sebagai berikut.
- Kemampuan praktis dalam mengaktualisasi dan mengekspresikan pengetahuannya secara menarik, baik scara lisan maupun tertulis.
- Kecakapan membaca atau berbicara dalam satu atau dua bahasa asing
- Menguasai satu atau lebih disiplin, terutama ilmu-ilmu social, seperti antropologi, sosiologi, ilmu politik, ilmu ekonomi, atau ilmu-ilmu kemanusiaan, bahkan kalau mungkin relevan juga yang berhubungan dengan ilmu-ilmu alam.
- Kelembapan dalam penggunaan pemahaman psikologi, kemampuan imajinasi dan empati
- Kemampuan yang membedakan antara profesi sejarah dan sekedar hobi antikuarin atau pengumpulan benda-benda antic
- Pendidikan yang luas selama hidup sejak dari lahir
- Dedikasi pada profesi dan integritas pribadi, baik sebagai sejarawan peneliti maupun sebagai sejarawan pendidik.
- Sedangkan ilmu bantu dalam penelitian, sejarah terdiri atas hal hal berikut :
- Paleontology
- Arkeologi
- Paleoantropologi
- Paleografi
- Epigravi
- Ikonogravi
- Numismatic
- Ilmu keramik
- Genealogi
- Filologi
- Bahasa
- Statistic
- Etnogravi
B. Tujuan Dan Keguanaan Sejarah
Mengenai fungsi dan kegunaan sejarah, sejak zaman klasik para penulis sudah banyak memberikan penegasan bahwa sejarah selalu memiliki use value bagi kehidupan manusia. Noto Susanto (1979 : 4-10) mengidentifikasi 4 jenis kegunaan sejarah yakni fungsi edukatif, fungsi inspiratif, fungsi instruktif, dan fungsi rekreasi.
- Fungsi Edukatif artinya bahwa sejarah membawa dan mengajarkan kebijaksanaan ataupun kearif arifan.
- Fungsi Inspiratif artinya dengan mempelajari sejarah dapat memberikan inspirasi atau ilham.
- Fungsi Instruktif artinya bahwa dengan belajar sejarah dapat berperan dalam prosese pembelajaran pada salah satu kejujuran atau ketrampilan tertentu.
- Fungsi Rekreasi artinya dengan belajar sejarah dapat memberikan rasa kesenangan maupun keindahan.
Sejarah berfungsi sangat penting dalam pembinaan identitas kolektif bangsa dan dapat dijadikan wahana pertama untuk mensosialisasikan kegenerasi muda. Dengan kesadaran sejarah, manusia berusaha menghargai kerumitan upaya pengungkapan terhadap kejadian kejadian yang melingkupi, menghargai keunikan masing masing keadaan, bahwa dalam kecenderungan yang dikaji. Jika manusia menyadari kemungkinan untuk andil membentuk masa depannya, berarti ia menerima tanggung jawab tersebut sebagai bagian dari penegasan kebebasannya. Dengan demikian, sejarah tidak lagi diterima sebagai pemuas rasa ingin tahu manusia belaka, atau sumber kekaguman narsistiknya, melainkan menjadi sesuatu yang amat penting bagi orientasi partisipasi yang bermakna untuk kehidupan manusia.
- Sejararah Perkembangan Sejarah
Sejarah merupakan salah satu disiplin ilmu tertua. Walaupun kemunculan ilmu sejarah baru terasa di abad ke-19, bersamaan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan social lainnya. Di mana perkembangan ilmu sejarah diwarnai oleh konflik persaingan diantara para tokoh lainnya. Namun, jika ditelusuri lebih jauh lagi, embrio lahirnya ilmu sejarah dapat ditarik dalam sejarah historiografi Eropa yang akan dilihat sebagai gejala terikat oleh waktu. Tulisan-tulisan sejarah di Eropa, pertama kali muncul dalam bentuk puisi yaitu Homerus dengan karyanya Iliad dan Odyssey.
Historiografi Romawi pada mulanya masih menggunakan bahasa Yunani, baru kemudian memakai bahasa Latin, tetapi tulisan sejarah Yunani tetap menjadi model. Kemudian pada zaman Kristen awal, seperti tulisan Agustine (354-430) yang berjudul The City of God adalah filsafat Kristen yang bertumpu pada agama dan supernaturalisme yang tidak dapat dipisahkan. Berbeda dengan tulisan-tulisan pada zaman Renaissance yang melihat semangat pagan dan kebudayaan klasik Yunani-Romawi sebagai model, di mana teologi tidak lagi menjadi focus kajian.
Dalam sejarah, penolakan terhadap karya generasi sebelumnya itu dibarengi oleh munculnya pendekatan-pendekatan baru terhadap masa silam, khususnya yang diringkas dalam empat slogan dan empat bahasa, yaitu subaltern history, microstoria, alltagsgeschichte, danhistory de Immaginaire (Burke, 2000: 442). Dengan munculnya pendekatan-pendekatan tersebut, dan sebagai reaksi atas beberapa di antaranya, para peminat ilmu sejarah dapat menyaksikan dua kebangkitan kembali unsur lama dalam ilmu sejarah, yakni kebangkitan kembali politik dan kebangkitan kembali narasi. Kebangkitan politik relative lebih lancar daripada kebangkitan narasi yang sering menyulut kontroversi setelah dahulu terdesak aliran baru yang dimotori mazhab Annales.
- Hubungan ilmu sejarah dengan ilmu social lainya:
- Hubungan ilmu sejarah dan sosiologi
Perubahan sosiologi yang cepat jelas menarik bukan saja sejarawan, tetapi juga sosiologiwan. Para sosiologiwan yang menganalisis berbagai persyaratan pembangunan pertanian dan industry di negara-negara yang disebut negara berkembang memperoleh kesan yang mereka kaji. Adalah tentang perubahan waktu dengan kata lain sejarah, seperti sosiologiwan amerika serikat Wallrestain yang begitu tergoda untuk memperluas penyelidikannya hingga jauh ke masa silam, khususnya tentang ekonomi dunia, kapitalis.
Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Hubungan dapat dilihat karena disiplin ini mempunyai persamaan bhwa manusia sebagai subyek dan obyek kajiannya, yang mencakup berbagai dimensi kehidupan disamping memiliki perbedaan, keduanya memiliki persamaan bila sejarah membatasi diri pada penggambaraan suatu peristiwa sebagai proses dimasa lampau dalam bentuk cerita secara einmalig (sekali terjadi), ini tidak termasuk kajian antropologi namun jika penggambaran sejarah menanmpilkan suatu masyarakat dimasa lampau dengan aspek kehidupan termasuk ekonomi politik religious dan kesenian, maka tersebut mencakup unsur unsur kebudayaan masyarakat.
Hubungan Antropologi budaya dengan sejarah
Hal ini dapat dipahami , mengingat ada dua hal penting maka kebudayaan semakin meluas karena luasnya perhatian para sejarawan, sosiologiwan, mengkritisi sastra, dan sebagainya. Saat sekarang perhatian semakin di curahkan kepada kebudayaan popular, mengingat semakin luasnya kebudayaan semakin meningkat pula kecerendungan untuk menganggap kebudayaan seagai suatu yang aktif.
Hubungan Sejarah dengan Psikologi
Dalam cerita sejarah pelaku selalu mendapat sorotan yang tajam, baik sebagai individu maupun kelompok, sebagai pelaku sejarah individu tidak lepas dari factor internal yang bersifat psikologis, seperti motivasi, dan sebagian yang bersifat selalu berinteraksi dengan factor factor eksternal yang bersifat sosiologis seperti lingkungan keluarga.
Hubungan Sejarah dengan Geografi
Hubungan ini dilihat dari aksioma bahwa peristiwa sejarah memiliki lingkup temporal dan sepasial (waktu dan ruang) , dimana keduanya merupakan factor yang membatasi fenomena sejarah tertentu sebagai unit atau ketentuan. Apakah itu peran? , riwayat hidup , kerajaan , dan lain sebagainya (Karto Dirdjo,1992:130) dengan demikian jelaslah bahwa peranan sepasial dalam geografi distrukturi berdasarkan fungsi fungsi yang dijalankan menurut tujuan atau kepentingan manusia selaku pemakai.
Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi
Sejarah ekonomi dalam berbagi aspek semakin menonjol terutama setelah proses modernisasi dimana hamper setiap bangsa lebih memfokuskan pembangunan ekonomi. Oleh karenanya proses industrialisasi beserta transformasi social yang mengikutinya menuntut pengkajian pertumbuhan ekonomi dari system produksi agraris kesistem produksi industrial.
Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
Politik adalah sejarah masa kini , dan sejarah adalah politik masa lampau, hal ini menunjukan bahwa sejarah sering identic dengan politik sejauh keduanya menunjukan proses yang mencakup keterlibatan pada actor dalam interaksinya serta peranannya dalam usaha memperoleh apa yang mereka inginkan.Menuju Rapprochement Sejarah dengan Ilmu Sosial lainnya
Suatu perkembangan yang sangat menarik dalam ilmu sejarah adalah berbagai ilmu arah perkembangan studi sejarah telah timbul pada abad ke-20 yang lalu sehingga menciptakan kecenderungan-kecenderungan baru dalam bidang metodologi sejarah.
Pergerakan waktu menimbulkan pola siklis dalam kerangka yang tidak dikenal sebagai kejadian historis unik. Namun, pikiran naturalistic Yunani klasik masih memiliki kelanjutan pada zaman Rasionalisme abad XVII. Sejarah yang terlahir pada zaman klasik ini pun masih bersifat ilmu lunak dan sangat retorik, di mana pengaruh lingkungan sosiobudaya, mitos, dewa-dewa, serta legenda yang tidak didokumentasikan terus-menerus meresap dalam tulisan-tulisan sejarah klasik tersebut.
Secara rinci Kartodirdjo (1992: 120) mengemukakan sebab-sebab rapprochement atau proses saling mendekatnya antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu social disebabkan oleh beberapa factor, antara lian:
- Sejarah deskriptif-naratif sudah tidak memuaskan lagi untuk menjelaskan berbagai masalah yang serba kompleks.
- Pendekatan multidimensional
- Ilmu-ilmu social telah mengalami perkembangan pesat
- Studi sejarah tidak terbatas pada pengkajian hal-hal informative
Dengan adanya rapprochement antara ilmu-ilmu social dan sejarah, diharapkan akan terhindar dari kemacetan-kemacetan dan kekeringan kajian dalam studi sejarah. Namun, yang jelas dalam mendefinisikan unsur-unsur system tersebut yang saling mempengaruhi tidak ada satu factor atau dimensi yang deterministic.
- Konsep-konsep SejarahBerapa konsep yang dikembangkan dalam ilmu sejarah seperti, perubahan peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, kemerdekaan, konoalisme, revolusi, fasisme, komunisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminisme, liberalisme, dan konservatisme.
- Generalisasi-generalisasi SejarahBanks (1977: 99-100) berpendapat bahwa dalam pembuatan generalisasi sejarah dapat dibedakan atas tiga tingkatan berikut. High order generalization, Intermediate, Law order generalization.
- Generalisasi-generalisasi sejarah yang digunakan disini, seperti perubahan, peristiwa, sebab dan akibat, nasionalisme, kemerdekaan, imperialism, revolusi, fasisme, komunisme, peradaban, perbudakan, waktu, feminism, liberalism, konservatisme.Teori-teori SejarahTeori merupakan unsur yang sangat esensial dalam kajian tentang suatu fenomena, baik pada masa lalu maupun sekarang. Namun, untuk ilmu sejarah, kedudukan teori menimbulkan perdebatan sengit, terutama antara aliran empirisme dan idealism, khususnya mengenai penerapan hokum umum dan teori generalisasi.
- Teori Gerak Siklus Sejarah Ibnu KhaldunInti pokok-pokok pikiran dalam teori Khaldun tersebut dikemukakan dalam Al-Muqaddimahsebagai berikut.
- Kebudayaan adalah masyarakat manusia yang memilii landasan di atas hubungan antara manusia dan tanah di satu sisi dan hubungan manusia dengan manusia lainnya di sisi lain yang menimbulkan upays mereka untuk memecahkan kesulitan-kesulitan lingkungan serta mendapatkan kesenangan dan kecukupan dengan membangun industry, menyusun hokum, dan menertibkan transaksi.
- Empat fase yang berkembang dalam kebudayaan, yaitu fase primitive atau nomaden, fase urbanisasi, fase kemewahan, dan fase kemunduran yang mengantarkan kehancuran.
- Kehidupan fase primitive adalah bentuk kehidupan manusia terhadulu yang penah ada.
- Fase urbanisasi, pembangunan yang mereka lakukan tetap berlangsung sehingga perkembangan kebudayaan semakin maju, khususnya di kota-kota.
- Fase kemewahan, akibatnya friksi dan solidaritas mereka menjadi melemah.
- Fase kemunduran, ditandai dengan ketidakmampuan dalam mempertahankan diri.
- Kelompok yang terkalahkan akan selalu mengekor kepada kelompok-kelompok yang menang.
- Teori Daur Kultural Spiral Giambattista Vico
Secara makro, pokok-pokok Vico yang tertuang dalam teori daur spiralnya dalam The New Science (Downs, 1961: 113; Al-Sharqawi, 1986: 147-148) sebagai berikut.
- Perjalanan sejarah bukanlan seperti roda yang berputar mengitari dirinya sendiri.
- Sejarah berputar dalam gerakan spiral yang mendaki dan selalu memperbarui diri.
- Masyarakat manusia bergerak melalui fase-fase perkembangan tertentu.
- Ide kemajuan adalah substansial
- Teori Tantangan dan Tantanmgan Arnold Toynbee
Pokok-poko pikiran dari teori tantangan dan tanggapan adalah sebagai berikut.
- Menurut Toynbee, ada 21 pusat peradaban di dunia
- Peradaban muncul sebagai tanggapan atas tantangan
- Peradaban lain muncul dari tantangan konflik antar kelompok
- Berjenis-jenis tantangan yang berbeda dapat menjadi tantangan yang diperlukan bagi kemunculan suatu peradaban
- Terdapat lima kawasan perangsang yang berbeda bagi kemunculan peradaban
- Kawasan ganas, mengacu kepada lingkungan fisik yang sukar ditaklukan
- Antara tantangan dan tanggapan berbentuk kurve linear
- Tugas minoritas kreatif bukanlah semata-mata menciptakan bentuk-bentuk proses social baru, tetapi juga menciptakan cara-cara barisan belakang yang mandek itu bersama-sama dengan mereka untuk mencapai kemajuan (Toynbee, 1961: 215)
- Teori Dialetika Kemajuan Jan Romein
Pokok-pokok pikiran eori Dialetika Kemajuan Jan Romein sebagai berikut.
- Gerak sejarah umat manusia itu kebalikan dari perkembangan secara berangsur-angsur
- Suatu suasana yang puas diri dan adanya kepentingan yang bercokol pada kelompok itu cenderung menentang
- Keterbelakangan dalam hal-hal tertentu dapat dijadikan sebagai suatu keunggulan untuk mengejar ketinggalan
- Teori Despotisme Timur Wittfogel
Karl Wittfogel, mengemukakan teori-teori sebagai berikut.
- Cara produksi Asiatis
- Masyarakat-masyarakat hidrolis
- Masyarakat-masyarakat feudal memungkinkan suatu perkembangan menuju kapitalisme borjuis
- Struktur-struktur politik baru yang dilahirkan di kerajaan-kerajaan Despotis
- Doktrin
- Teori Perkembangan Sejarah dan Masyarakat Karl Marx
Teori-teori tentang gerak sejarah dan masyarakat, tertuang dalam Die Deutch Ideologi tahun 1845-1846, secara ringkas dapat dikemukakan sebagai berikut.
- Struktur ;ekonomi masyarakat yang ditopang oleh relasi-relasinya dengan produksinya
- Seiring dengan tenaga produktif masyarakat berkembang
- Konflik-konflik itu terselasikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan tenaga-tenaga produktif
- Relasi-relasi produksi yang elbih baru dan lebih tinggi ini mengakomodasi secara lebih baik
- Kapitalisme akan hancur oleh hasratnya sendiri untuk meletakkan masyarakat pada tingkat produktif yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya
- Perkembangan kapasitas produktif masyarakat menentukan corak utama evolusi yang dihasilkan
- Teori Feminisme Wollstonecraft
Isi pokok pemikiran Wollstonecraft sebagai berikut.
- Salah satu ciri yang paling universal sekaligus mencolok adalah subordinasi wanita atas pria.
- Hal itu disebabkan oleh kaum wanita itu sendiri yang berprasangka buruk terhadap kapabilitas bakat-bakat dan kapasitas-kapasitas mereka sendiri.
- Padahal pria dan wanita sama-sama mampu bernalar dan memperbaiki diri.
- Masyarakat dan kaum pria telah membatasi kesempatan-kesempatan yang dimiliki wanita.
- Keluhuran- keluhuran jinak dan kesenangan- kesenangan hampa telah mendorong wanita berfokus pada penyanjungan dan penyenangan pria.
- Wanita idak boleh memiliki status inferior.
- Semakin baik pendidikan mereka, semakin baik wanita menjadi warga negara, istri, dan ibu.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
Seperti yang disinggung sebelumnya, sejarah itu sangat urgent untuk di kaji, dipelihara dan diluruskan, karena jika sejarah itu jatuh ketangan “penguasa Jahat” maka akibatnya fatal, sang penguasa dapat memegang kekuasaan secara sewenang-wewang tentu saja dengan cara mengendlikan dan mengarahkan sejarah sesuai dengan selera penguasa.
Tapi jika telah mengerti hakikat dari pengertian sejarah, maka niscaya sejarah itu akan berjalan sesuai dengan hakikat dari sejarah itu sendiri.
Kesimpulan pengertian sejarah kita dapat definiskan sebagai berikut, Sejarah adalah ilmu yang khusus mempelajari kejadian masa yang telah terjadi yang dilakukan oleh aktifitas manusia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya atau kejadian yang sebenarnya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Sumber : “Smaatmadja Nursid.2007”
Sumber : “Konsep Dasar IPS.Jakarta: Universitas Terbuka”
Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah
Sumber : Supardan Dadang. Pengantar Ilmu Sosial. Kota Bumi Aksara