Motif Ekonomi


Motif Ekonomi adalah dorongan /alasan sesorang melakukan tindakan ekonomi untuk mendapatkan keuntungan

Sedangkan motif non ekonomi biasanya berkaitan dengan alasan-alasan non materiil (alasan non-komersial). Jenis motif nonekonomi diantaranya adalah motif sosial, motif pendidikan, motifpenghargaan, motif kekuasaan, motif kedamaian, motif kedudukandan motif  keamanan.  Mari kita lihat lebih dalam satu per satumotif.ekonomi  untuk  mendapatkan keuntungan Motif Ekonomi untuk mendapatkan keuntungan merupakan alasan yang dimiliki oleh hampir semua makhluk ekonomi yang melakukan tindakan ekonomi. Misalnya Bu Aminah adalah pedagang sayuran. Ia memiliki motif ekonomi mendapatkan keuntungan maka ia berusaha menjaga kualitas barang dagangannya tetap baik, membawanya di pasar, dan menawarkannya kepada calon pembeli. Jika dagangannya laku, ia akan memperoleh uang dan sebagian dari uang tersebut merupakan keuntungan atau laba.Apa yang dimaksud laba bukan?

Selisih antara Harga Jual dan Harga Beli dimana Haga Jual lebih besar dari harga beli
Contoh lain adalah seorang pengusaha tempe dan tahu. Ia menghasilkan tempe dan tahu melalui serangkaian proses produksi yang memerlukan biaya. Ada biaya untuk membeli bahan baku kedelai, ragi, bahan bakar, membayar karyawan, biaya listrik di pabriknya, dan lain-lain. Agar memperoleh laba, pengusaha tersebut menjual produknya tentu dengan harga yang lebih tinggi dari biaya-biaya yang sudah dikeluarkannya.

Masih tentang Pak Siregar, diungkapkan bahwa ia juga memiliki motif pendidikan dalam menjalankan usahanya, yakni dengan melibatkan anaknya dalam usahanya agar anaknya dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Contoh lain, Bu Nita seorang guru, selain berharap dapat memperoleh gaji sebagai imbalan bekerja (motif ekonomi!), ia juga memiliki motif pendidikan yaitu mencerdaskan, memberikan keterampilan dan mendidik moral para siswanya. Maka ia akan bekerja dengan sungguh-sungguh, peduli, dan mencintai para siswanya. Jika seorang guru tidak memiliki motif pendidikan maka ia hanya akan bekerja untuk mencari uang sebanyak-banyaknya tanpa menghiraukan anak didiknya. Contoh lain, siswa yang baik akan belajar dengan tekun karena memiliki motif pendidikan untuk mengembangkan dirinya. Maka,  Motif Pendidikanmuncul dalam diri seseorang yang melakukan tindakan ekonomi karena didorong oleh alasan ingin meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikapnya baik bagi orang lain ataupun dirinya sendiri.

Ada motif lain yakni dorongan untuk membantu orang lain tanpa pamrih atau motif sosial. Jika kalian masih ingat cerita Pak Siregar, pengusaha jeruk di Medan, kalian tentu mengerti bahwa ia memiliki motif sosial dengan memberi pekerjaan pada para pemuda di sekitarnya. Contoh lainnya adalah seorang pengusaha yang menyisihkan sebagian dari keuntungan usahanya untuk disumbangkan ke panti asuhan dan korban bencana alam. Pengusaha ini selain memiliki motif ekonomi mencari laba namun juga memiliki motif sosial. Bisakah kalian mencari contoh motif sosial yang lain?

Seorang atlit akan berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan pertandingan karena selain mendapat bonus atau hadiah uang (motif ekonomi!) ia berharap bisa mendapatkan penghargaan atau diakui oleh orang lain sebagi atlit yang berhasil.

Seorang penyanyi berharap mendapat penghargaan dari para penggemarnya.    Siswa yang belajar dengan rajin dan tekun, memiliki motif penghargaan ketika ia berharap bahwa apa yang dikerjakannya akan diakui dan mendapatkan pujian dari orang tuanya.

Seseorang yang melakukan tindakan ekonomi dengan dorongan ingin mendapatkan penghargaan atau pengakuan atau pujian dari orang lain, maka motif yang dimilikinya adalah Motif Penghargaan. Bagaimana dengan kalian? Apakah ada yang memiliki motif penghargaan ketika belajar? Jika diantara kalian ditanya apakah sudah puas dengan apa yang kalian miliki saat ini? Mungkin sebagian besar akan menjawab belum. Kalian masih ingin memiliki banyak hal, ingin bersekolah lebih tinggi, dan seterusnya.

Pada kenyataannya manusia sering tidak pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Keberhasilan yang satu selalu ingin ditingkatkan dengan keberhasilan yang lain. Bu Lastri semula adalah perajin gerabah kecil di desa Kasongan, Yogyakarta. Ia membuat berbagai kerajinan dari tanah liat, misalnya pot bunga, tungku, hiasan rumah, dan bangku. Ia memasarkan produknya di daerah Yogyakarta dan sekitarnya. Namun lambat laun, Bu Lastri ingin memperluas usahanya dengan menambah produksinya dan memasarkan ke luar Yogyakarta. Bahkan sekarang, pembeli produknya berasal dari luar pulau Jawa bahkan Luar Negeri. Alasan yang mendorong Bu Lastri untuk untuk memperoleh kekuasaan dalam masyarakat dalam bidang usahanya ini disebut motif kekuasaan. Hal yang sama juga berlaku untuk Cik Memey yang berdagang guci Cina. Ia berharap daerah pemasarannya semakin meluas. Dorongan untuk mendapatkan kedamaian merupakan jenis motif non ekonomi yang lain. Banyak orang melakukan tindakan ekonomi karena alasan ini karena bagi mereka bekerja merupakan sarana untuk beribadah. Ustadz, ustandzah, pendeta, pastor, para pekerja rohani, guru, perawat dan bidan bekerja dengan ihlas dan bahagia sehingga selain mendapatkangaji mereka juga memperoleh ketenteraman batin atau motif kedamaian.

Contoh lain,  seorang petani  di Pegunungan Tengger bekerja dengan rajin, tekun, tidak nggoyo dan hidup sederhana. Walaupun kehidupannya tidak berlimpah harta, namun ia merasakan kedamaian dengan cara bekerja seperti itu.

Ada dorongan lain yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan ekonomi dengan giat dan tekun. Pak Bimo adalah seorang pegawai suatu perusahaan yang besar. Ia seorang pekerja keras, gigih dan tekun. Dalam hatinya ia berharap dapat mengumpulkan uang yang cukup sehingga dapat dipergunakannya untuk terjun ke dunia politik. Ia hendak  mengikuti pencalonan Bupati di daerahnya.

Lain lagi  cerita Mbak Mega, ia bekerja di perusahaan yang sama dengan Pak Bimo sebagai karyawan Tata Usaha. Mbak Mega juga seorang pekerja keras yang luwes dan cekatan. Ia berkeinginan bahwa kedudukannya akan semakin meningkat dan suatu saat ia bisa menjadi Kepala Tata Usaha di kantornya.  Dari dua contoh di atas kita tahu bahwa ketika bekerja seseorang bukan hanya didorong oleh motif ekonomi untuk mendapatkan gaji namun juga motif kedudukan.  Motif keamanan muncul dari diri seseorang manakala ia melakukan tindakan ekonomi karena alasan ingin memperoleh rasa aman, terbebas dari gangguan pihak lain. Bu Rina adalah seorang polisi wanita (polwan) yang rajin, selain berkeinginan memperoleh gaji dari pekerjaannya, ia memiliki motif keamanan ketika menjalankan tugasnya.

Menurut Bu Rina, menjadi polwan juga menjamin keamanan dirinya. Cerita Bu Endah lain lagi, ia  mempekerjakan satpam di kantornya karena adanya motif keamanan sehingga  ia bisa merasa nyaman dalam bekerja. Banyak instansi juga mempergunakan tenaga keamanan untuk melindungi harta dan karyawan perusahaan. Bagaimana dengan kalian? Pernahkah kalian memiliki motif keamanan ketika melakukan tindakan ekonomi?