Persediaan barang dagang

Persediaan Barang dagangPersediaan barang dagang atau dalam bahasa inggris, persediaan barang dagang disebut merchandise inventory diartikan sebagai barang yang dimiliki oleh perusahaan yang didapatkan dengan cara membelinya dari pemasok atau membuatnya sendiri kemudian disimpan untuk sementara yang diperuntukan untuk dijual kepada konsumen atau untuk memproduksi barang yang akan dijual dalam operasi usahanya. Persediaan barang dagang digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu persediaan barang dalam perusahaan dagang dan  persediaan barang dalam perusahaan manufaktur.

Jenis persediaan barang dagangan

Jenis persediaan barang dagangan dapat digolongkan menjadi dua  yaitu sebagai berikut:
1.Jenis Persediaan barang dalam perusahaan dagang
Dalam perusahaan dagang persediaan barang dagang diartikan sebagai seluruh barang yang dibeli dari pemasok, disimpan dalam gudang dan dijual kepada konsumen. Jadi persediaan barang dalam perusahaan dagang tidak mengalami proses pengolahan barang, perlakuan persediaan barang dalam perusahaan dagang hanya dibeli,disimpan dan dijual.
2. Jenis persediaan barang dalam perusahaan manufaktur
Dalam perusahaan manufaktur persediaan barang diartikan sebagai persediaan bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi yang diperuntukan untuk diolah dan dijual kepada konsumen. Jadi persediaan barang dagang dalam perusahaan manufaktur mengalami proses produksi atau pengolahan barang sampai barang tersebut menjadi barang jadi yang siap dijual. Secara lebih jelas persediaan barang dalam perusahaan manufaktur terdiri dari 3 (tiga) jenis yaitu sebagi berikut:
a. Persediaan barang baku (raw material inventory)
yaitu persediaan barang yang masih berwujud bahan baku yang akan diproses menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.
b. Persediaan barang dalam proses ( work in proses inventory)
yaitu persediaan barang yang berwujud bahan yang telah mengalami pengolahan atau telah diproses tetapi belum menjadi produk jadi.
c. Persediaan barang jadi (finished goods inventory)
yaitu persediaan barang yang berwujud produk jadi dan siap untuk dijual atau dipasarkan.

Transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan :

Transaksi-transaksi yang terkait dengan persediaan barang dagang dapat diuaraikan sebagai berikut:
a. Pembelian barang dagangan
b. Pembayaran beban angkut pembelian
c. Retur Pembelian
d. Potongan Pembelian
e. Penjualan barang dagangan
f. Pembayaran beban angkut penjualan
g. Retur Penjualan
h. Potongan Penjualan
i. Perlakuan PPN dan PPnBM

Akuntansi persediaan barang dagang

Setelah mengetahui beberapa transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang seperti yang telah diuraikan diatas, maka selanjutnya dirasa penting untuk memahami pencatatan transaksi-transaksi tersebut dalam jurnal umum. Dalam akuntansi mengenal dua metode dalam mencatata transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagangan, yaitu metode fisik dan metode perfektual. Saat menggunakan metode fisik maka penghitungan jumlah dan nilai persediaan barang dagangan hanya akan diketahui pada ahir periode berjalan, jadi pada setiap ahir periode akan diperhitungkan persediaan barang dagangan. Sedangkan saat menggunakan metode perfektual maka setiap terjadi perubahan persediaan barang dagangan akan selalu dicatat. Dengan kata lain saat terjadi transaksi pembelian maka akan terjadi penjumlahan atau penambahan barang dagangan sebaliknya saat terjadi penjualan maka akan terjadi pengurangan persediaan barang dagangan.

Penilaian Persediaan Barang dagang

Kita sering melihat nilai persediaan dalam laporan keuangan misalnya dalam neraca terlihat persediaan barang Rp 9000.0000, yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana cara untuk menentukan nilai persediaan barang tersebut? tidak mungkin asal, karena akuntansi adalah ilmu yang menghendaki ketepatan atau keakuratan. Untuk mengetahui Nilai persediaan barang dagangan maka perlu diketahui dua komponen penting yaitu jumlah fisik barang dan harga per unit barang. Jadi nilai persediaan barang dapat diketahui dengan rumus; Persediaan barang = Jumlah fisik x Harga perunit. Sebelum melanjutkan pembahasan ini perlu diketahui terlebih dahulu apa itu jumlah fisik, jumlah fisik barang maksudnya adalah jumlah barang yang terdapat pada gudang suatu perusahaan misalnya, dalam gudang UD Ingin jaya terdapat 200 sepeda motor bekas, nah dari sini kita mengetahui bahwa jumlah fisik persediaan barang dagang adalah 200.
Untuk mengetahui jumlah fisik barang dapat dilakukan dengan menghitung secara manual persediaan barang yang ada digudang pada ahir periode atau dapat pula dihitung secara perfektual (perhitungan berkala dengan cara menambah persediaan barang saat terjadi pembelian barang sejumlah pembelian yang terjadi dan mengurangi saat terjadi penjualan barang sejumlah penjualan yang terjadi). Sedangkan untuk mengetahui harga perunit barang dilakukan atas dasar asumsi FIFO, LIFO, atau Average.