Modernisasi dalam arti harfiah adalah proses menjadi
masyarakat modern. Ini berarti proses perubahan masyarakat dari masyarakat
tradisional menjadi masyarakat modern. Modernisasi atau globalisasi adalah
suatu gejala sosial yang dapat kita amati tanda-tandanya dalam kehidupan
masyarakat. Kita dapat melihat wujud proses globalisasi tersebut dalam
perkembangan masyarakat di dunia maupun di Indonesia.
Menurut J.W Schrool (1981), gejala globalisasi tidak bisa
didefinisikan hanya dalam satu atau dua kalimat karena gejala globalisasi
meliputi banyak aspekkehidupan. Kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan
globalisasi hanya kalau kita mengenali berbagai aspek tersebut.
Dari aspek ekonomi, gejala globalisasi dapat dilihat dari
tumbuhnya kompleks industri secara besar-besaran yang mengadakan produksi
barang-barang konsumsi dan barang-barang sarana produksi secara masal. Ini
berarti tumbuhnya organisasi-organisasi yang kompleks untuk mendirikan,
menyelenggarakan,, dan mengembangkan aparat produksi itu serta mengadakan pembelian bahan-bahan
baku dan penjualan produknya. Pengertian modernisasi atau globalisasi hampir
sama dengangan pengertian industrialisasi.
Aspek sosial gejala industri dapat dilihat dari tumbuhnya
kelompok-kelompok baru dengan posisi sosial dan ekonomi yang sama dan mempunyai
semacam kepentingan bersama. Kelompok-kelommpok itu meupakan kelas-kelas sosial
baru. Kaum budak, kelas petani, penyewa tanah, dan buruh tani dalam masyarakat
modern berkurang jumlah dan perannya. Hal
yang sama juga berlaku untuk kelompok pengrajin. Sebaliknya, kelas buruh
industri dan kelas menengah, seperti kelompok intelektual, kelompok terdidik,
serta kelas manajer bertambah jumlah dan peran.
Dari aspek politik, gejala globalisasi dapat dilihat dari
munculnya negara naisional yang memiliki kekuasaan politik pusat. Kekuasaan
politik pusat itu tidak berhubungan dengan agama dan kepercayaan atau disebut
sekularisasi. Globalisasi juga terlihat dari bertambah luas dan banyaknya
tugas-tugas birokrasi pemerintahan
negara juga dalam rasionalisasi organisasinya. Hal ini merupakan diferensiasi
umum yang menyebabkan lahirnya lembaga-lembaga politik yang semakin khusus dengan fungsi-fungsi yang
semkin khusus pula.
Dari aspek budaya,
gejala globalisasi dapat, dapat diamati
dari gejala munculnya sistem kepercayaan dan pandangan dunia yang
berubah sifatnya dari semula yang bersifat mistik dan magis menjadi lebih
rasioanl. Bersama dengan itu, terjadilah semacam sekularisasi. Hal itu berarti
bidang-bidang kehidupan yang berbeda , dan aktifitas-aktifitas yang penting
sifatnya menjadi lebih terpecah-pecah dan mandiri. Agama dan pandangan
hidup juga berkurang kitannya dengan
aktifitas-aktifitas sosial ekonomi dan politik.
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
modernisasi atau globallisasi mencakup banyak aspek kehidupan. Meskipun
demikian, bukan berarti kita tidak bisa memberikan pengertian globalisasi yang
mencakup seluruh gejala tersebut. Melihat aspek-aspek globalisasi diatas, kita dapat menyimpukan
bahwa modernisasi atau globalisasi tidak lain merupakan penerapan pengetahuan
rasional dan ilmiah terhadap semua aktifitas di semua bidang kehidupan atau
terhadap semua aspek masyarakat. Masyarakat dikatakan lebih atau kurang
menerapkan pengetahuan dengan cara-cara yang dapat dipertanggungjawabkan secara
ilmiah. Termasuk disini adalah penerapan
sumber-sumber energi tak bernyawa atau alat-alat teknologi untuk
memperbesar hasil produksi. Namun, hal itu tidak hanya menyangkut pengetahuan ekonomi tetapi juga
mengenai pengetahuan di segala bidangkehidupan atau mengenai semua aktifitas
manusia.
B.
GLOBALISASI BERSIFAT POSITIF PADA MASYARAKAT INDONESIA
Mengikuti pengertian globalisasi yang telah dikemukakan
diaatas, kita dapat mengamati gejala globalisasi di Indonesia dalam aspek
kehidupan. Berikut ini kita akan membahas berbagai aspek globalisasi tersebut
di Indonesia satu persatu.
1. Globalisasi di
Bidang Teknologi dan Ekonomi
Globalisasi teknologi di Indonesia dapat kita lihat dalam
perkembangan pemakaian teknoligi, dari semula bersifat sederhana menjadi
bersifat kompleks dan canggih dalam setiap sektor kegiatan ekonomi produksi
masyarakatb Indonesia.
Di sektor pertanian, kita dapat menyaksikan gejala
globalisasi pada penggunaan teknologi baru didalam kegiatan prodiksi pertanian.
Penggunaan teknologi itu kemudian mengubah cara produksi, teknik produksi, dan
hubungan-huubungan sosial di pedesaan.
Sebagaimana dikemukakan dalam hasil penelitian tim Studi
Dinamika Peesaan (SDP) dan Survey Agro-Ekonomi (SAE) dari Institut Pertanian
Bogor (IPB),sejak awal tahun 1970-an di Indonesia telah terjadi proses
globalisasi disektor pertanian. Hal itu ditandai oleh penerapan teknologi
pertanian modern seperti:
1.
Penggantian penggunaan teknologi dari
semula menggunakan pupuk kandang menjadi pupuk urea.
2.
Pemakaian bibit padi jenis unggul
menggantikan jenis lokal.
3.
Pemakaian traktor menggantikan bajak.
4.
Penerapan teknik irigasi baru
5.
Penggunaan mesin penggilingan padi
menggantikan tumbuk padi.
Masuknya
berbagai unsur teknologi baru itu dibawa oleh program Bibingan Masyarakat
(Bimas), intensifikasi masyarakat (inmas), intensifikasi khusus (insus),.
Program-program tersebut disempurnakan menjadi
Suprainsus yang berlaku hingga sekarang ini.
Globalisasi
teknologi juga dapat kita llihat dalam kemajuan produksi ekonomi di sektor
industri perkotaan. Disektor industri, banyak teknologi cara produksi baru yang
dikembangkan untuk meningkatkan prodiktifitas ekonomi. Penggunaan teknologi
baru di sektor industri dapat kita lihat, misalnya dalam penggunaan mesin baru
dari mesin tenaga minyak bumi menjadi mesin tenaga listrik, penggunaan
alat-alat elektronik, penggumaam komputer, telepon dan faksimili. Dari
jenis-jenis teknologi tersebut ada yang berupa jenis teknologi rendah, sedang
atau menengah, dan teknologi canggih.
Reknologi
rendah adalah jenis teknologi sederhana yang tidak memerlukan keahlian khusus
untuk mengoperasikannya seperti gerobak, becak, cangkul, parang dan
tombak.teknologi menengah adalah jenis teknologi yang sudah memerlukan keahlian
tertentu untuk mengoperasikannya, seperti mesin jahit,sepeda, sepeda motor,
mesin penggiling padi dan mesin bubut. Adpaun teknologi canggih adalah
teknologi yang berukuran besar, komleks dan terdiri dari banyak komponen yang
rumit, seperti teknologi pembuatan pesawat (di IPTN Bandung)dan pembuatan kapal
( di PT PAL Surabaya).
Penggunaan teknologi baru dapat mengubah cara atau teknik
produksi menjadi lebih efisien. Oleh karena itu, produksi dan pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan meningkat. Disektor pertanian, penggunaan teknologi baru
telah meningkatkan produksi pertanian secara terus-menerus sejak tahun 1970-an
hingga mencapai swasembada beras pada tahun 1984. Di sektor industri, hal itu
telah meningkatkan produksi barang industri dan jasa secara terus-menerus
sehingga pertumbuhan ekonomi dapat dipertahankan sekitar lima sampai delapan
persen per tahun.
2. Globalisasi di
Bidang Sosial
Globalisasi di bidang sosial mencakup perubahan cara
berfikir dan berperilaku yang lebih rasional, efisien, idividual, dan pragmatis
untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan secara sistematis. Banyak sekali
faktor penyebab terjadinya globalisasi sosial. Akan tetapi, faktor yang
menonjol di negara sedang berkembang seperti Indonesia adalah faktor teknologi
dan peerubahan teknk produk ekonomi.
Perubahan teknologi dan teknik-teknik produksi baru
tersebut mempengaruhi perubahan sosial ekonomi masarakat. Perubahan teknologi
dan teknik produksidi sektor pertanian dapat mengubah cara berfikir petani
menjadi rasional, efisien dan komersial dalam berproduksi. Perubahan tersebut
mengubah pula hubungan sosial dimasyarakat pedesaan. Akibat perubahan itu,
muncullah pola hubungan yang berubah antara sesama petani dan warga desa. Mereka
menjadi lebih momersial, rasional, dan induvidividualis. Hal itu tentunya
mengubah pula sistem hubungan sosial masyarakat di pedesaan, yaitu sistem
gotong royong.
Di daerah perkotaan terjadi perubahan hubungan sosial
yang disebabkan perkembangan industrialis diperkotaan. Sejak PELITA 1 tahun
1970-an, pembangunan industri mulai digalakkan sehingga berkembang menjadi
berbagai jenis industri kecil, menengah, dan besar di Indonesia. Munculnya
berbagai macam pabrik industri tersebut menimbulkan perubahan didalam struktur
masyarakat Indonesia. Masyarakat Indonesia terbentuk menjadi dua macam yaitu
masyarakat perkotaan yang basis ekonomnya pada sektor industri dan masyarakat
pedesaan atau daerah pinggiran kota yang basis ekonominya pada sektor
pertanian.
Globalisasi sosial dapat pola terjadi karena pengetahuan
anggota masyarakat semakin meningkat. Peiningkatan pengetahuan itu akibat
meningkatnya tingkat pendidikan dan kemampuan memperoleh informasi.
Perkembangan teknologi diidang informasi dan komunikasi dapat mengubah pola
pikir masyarakat menadi lebih modern dan dinamis. Pendidikan anggota
masyarakat yang eningkat membuka
cakrawala pandangan baru terhadap permasalahan hidup disekitarnya. Pandangan
baru itu mampu mengubah pola pikir dan perilaku anggota masyarakat menjadi
lebih terbuka dan kreatif dalam menerima unsur-unsur baru kemajuan.
3. Globalisasi di
Bidang Politik
Gejala globalisasi di bidangrakat politik di Indonesia
dapat dilihat dari munculnya birokrasi dan administrasi pemerintahan yang baru
dan pembentukan lembaga-lembaga politik modern. Lembaga politik modern itu
menggantikan lembaga politik berdasarkan sistem kerajaan atau feodal. Gejala
tersebut hanyalah salah satu dari gejala globalisasi politik di Indonesia.
Proses globalisasi politik secara keseluruhan menyangkut globalisasi sistem
politik. Globalisasi sistem politik merupakan suatu sistem yang dijadikan
kerangka untuk menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan dan kekuasaan.
Kebijaksanaan itu menyangkut usaha dan pelaksanaan tujuan-tujuan yang oleh
masyarakat dianggap merupakan kepentingan umum.
Dalam pengertian ini proses globalisasi politik di
Indonesia dapat dilihat pada gejala sebagai berikut:
1.
Diferensiasi struktur politik
2.
Rasionalisasi kebudayaan politik
3.
Peningkatan partisipasi politik
a. Diferensiasi Struktur Politik
Tumbuhnya struktur yang khas untuk
keperluan fungsi-fungsi politik tertentu disebut diferensiasi struktur politik.
Hal itu dapat dilihat dari tumbuhnya organisasi-organisasi untmuk tujuan
politik, antara lain: lembaga perwakilan, pembuatan undang-undang, pelaksanaan
keputusan, pemeliharaan sistem politik. Tumbuhnya organisasi-organisasi ini
menggantikan lembaga-lembaga politik lama di zaman kerajaan atau feodal yang
bergantung pada raja dan para pegawai kerajaan.
Di Indonesia, diferensiasi struktur
politik. Hal itu dapat kita lihat dalam pembagian kekuasaan antara lembaga
eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam pelaksanaan politik negara. Selain
itu, juga dapat dilihat dari pembagian kepentingan politik masyarakat dalam
bentuk partai politik dan golongan politik, seperti PPP, Golkar, dan PDI,
dengan kelompok sosial keagamaan, seperti ICMI, PCPP, PKI, NU, dan Muhamadiyah.
Selain itu, diferensiasi struktur politik juga dapat dilihat dari
pembagian-pembagian tugas dan wewenang dalam administrasi dan birokrasi
pemerintah. Pemerintahan berfungsi melaksanakan berbagai kebijaksanaan
pembanguna nasional.
b. Rasionalisasi Kebudayaan Politik
Rasonalisasi
kebudayaan politik adalah perubahan pandangan tentang fungsi dan cara kerja
lembaga politik. Khususnya tentang syah atau tidaknya kekuasaan, yang semakin
lama semakin bersifat rasional dan fungsional. Rasionalisasi ini menggantikan
sistemkekuasaan berdasarkan kharisma dan atas dasar keturunan bangsawan yang
berlaku dizaman kerajaan. Organisasi-organisasi politik yang berkaitan dengan
kekuasaan tidak lagi didasarkan pada tradisi tetapi pada pranata yang dapat
diubah menurut kepentingan tertentu. Tradisi sudah tidak lagi dipandang sebagai
warisan yang harus dipelihara dan bersifat suci, tetapi dipandang sebagai
pranata buatan manusia yang dapat dinilai dan diubah berdasarkan tujuan dan
fungsinya.
Contoh, dahulu dizaman kerajaan, kekuasaan
raja dipandang sah atas dasar keturunan dan pemilikan benda keramatwasiat nenek
moyang pendiri kerajaan yang memberi kekuatan kharisma tertent. Namun, dizaman
modern kekuasaan didasarkan atas proses pemilihan umum dimana rakyat memilih
wakilnya atas dasar kecakapaan dan kepandaian tertentu dari sang pemimpin.
Rasionalisasi kebudayaan politik juga dapat kita lihat dalam pergeseran
orientasi politik dari partai politik.
Dulu, orientasi partai politik bersifat kedaerahan dan berdasar pada tradisi
keagamaan tertentu kemudian bergeser mennuju orientasi pembuatan kebijaksanaan
dan pelaksanaan program-program pembangunan. Hal it berarti tindakan nyata yang
dapat dilihat hasilnya dari segi sosial ekonomi tertentu.
c. Peningkatan Partisipasi Politik
Partisipasi anggota masyarakat dalam
politik meningkat karena beberapa hal, yaitu sebagai beerikut:
1. Integrasi
masyarakat lokal dalam kegiatan politik nasional semakin besar
2. Media
komunikasi yang berkembang pesat
3. Ketrgantungan
fungsi politik diantara organisasi politik dan kelompok politik semakin besar
Di
Indoonoesia satuan-satuan politik umumnya semula berdasar pada satuan desa,
klan, suku bangsa, dan kerajaan. Dalam proses globalisasi, satuan-satuan itu
semakin terintegrasi kedalam satuan keselluruhan yang lebih besar kedalam
tingkat nasional. Hal itu terjadi karena bertambah banyaknya hubungan-hubungan
di berbagai bidang seperti perusahaan,
perdagangan, transportasi, kounikasi massa, pendidikan dan pekerjaan. Bersamaan
dengan itu, tumbuhlah kelompok-kelompok sosial baru yang lambat laun memegang
peranan penting dalam polotik se[erti pengusaha, buruh dan cendakiawan. Dalam
proses globalisasi polotik, kekuatan-kekuatan sosial baru tersebut harus diberi
tempat dalam partisipasi politikagar kapasitas politik masyarakat untuk memecahkan
kehidupan politik bersama semakin besar.
4. Globalisasi di
Bidang Agama dan Kepercayaan
Globalisasi di bidang agama dan kepercayaan merupakan
bagian dari globalisasi budaya secara
luas, yaitu perubahan pola pikir dam pandangan anggota masyarakat
terhadap hidup dan kepercayaan mereka. Globalisasi budaya pada dasarnya
meliputi aspek yang sangat luas. Budaya dapat berarti hasl produk kegiatan
manusia yang sifatnya materiil, tetapi dapat juga berupa hasil produk kegiatan
manusia yang sifatnya idiil, berupa sistem nilai, gagasan, pikiran dan ide
masyarakat. Globalisasi kebudayaan masyarakat dapat kita lliihat dalam
perubahan-perubahan baik materiil maupun idiil.
Dalam pengertian umum, globalisasi budaya materiil adalah
kemajuan pembuatan atau produk benda seni budaya dari tradisional menjadi lebih
modern. Pembuatan benda seni secara tradisional, seperti patung primitif,
arsitektur tradisional, mengalami perubahan menjadi lebih modern, seperrti
bentuk patung kontemporer, arsitektur
modern, dan produk kesenian yang lain. Akan tetapi, pengertian sungguhnya
tidaklah sesederhana itu. Globalisais
budaya materiil meliputi seluruh produk fisik kegiatan manusia juga
termasuk tingkat teknologi, cara atau teknik produksi, tekknikk organisasi, dan
kelembagaan sosial.
Globalisasi budaya idiil merupakan perubahan-perubahan
cara berfikir manusia dari berfikir mistik, magis, dan relijius menjadi
berpikir rasional dan sekuler. Dalam proses ini, didalamnya termasuk memudarnya
tradisi sosial yang semula diterima apa adanya dan dijadikan acuan perilaku
sehari-hari tanpa ada keraguan, berganti dengan kebebasan setiap orang untuk
berfikir mandiri, rasional dan mengambil inisiatif untuk meraih suatu
kepentingan tertentu dengan cara-cara yang baku berdasar suatu pertimbangan ilmiah.
Cara berfikir magis dan mistik yang mengikuti tradisi tertentu disebut cara
berfikir tradisional. Adapun cara berfikir secara rasional dan kebebasan orang
disebut cara berfikir modern. Proses perubahan dari cara berfikir tradisional
menuju cara berfikir modren merupakan salah satu bentuk gejala globalisasi
budaya masyarakat manusia (van peursen 1988).
Dari pengertian van Peursen tersebut, terlihat bahwa globalisasi agama dan kepercayaan terbagi dua
macam, yaitu agama dan kepercayaan yyang terwujud dalam bentuk materiil dan
spirituil.
Globalisasi agama dan kepercayaan di Indonesia dalam
bentuk materiil dapat dilihat dari
beerkembangnya tempat dan sarana peribadatan modern. Gaya hidup dan pakaian
pemeluk agama juga tampak semakin beraneka ragam modelnya. selain itu, pemeluk
agama juga semakin terbuka dengan gaya hidup dari masyarakat luar dan
masyarakat agama lain. Pertukaram budaya diantara berbagai pemeluk agama
semakin banyak tterjadi berkat berkat kemajuan sarana komunikasi dan teknologi
informasi.
Dalam globalisasi agama dan kepercayaan yang bersifat
idiil, masyarakat sekarang sudah banyak meninggalkan cara berfikir kultus
individual, mistik, dan magis di dalan agama dan kepercayaan mereka menuju ke
cara berfikir yang rasional dan mandiri. Cara berfikir rasional dan mandiri itu
berdasarkan ilmu agama yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan modern. Cara
berfikir mistik dan magis ini tampak dalam cerita – cerita rakyat yang berbau
takhayul ,praktik perdukunan dalam praktik pengobatan, kesehatan, kepercayaan
adanya musim keberuntungan dan kecelakaan adanya hari baik dan buruk, dan
sebagainya. Kepercayaan seperti itu diturunkan dalam perilaku berupa tradisi
dan upacara – upacara tradisional atau ritual yang sakral atau suci. Dalam
proses globalisasi, hal – hal semacam itu semakin lama semakin berubahdiganti
dengan cara berfikir rasional. Perilaku sosial tidak lagi didasarkan pada
tradisi turun temurun tetapi berdasarkan pada patokan – patokan yang sifatnya
ilmiah, yang kebenarannya bisa diuji dan dipertanggungjawabkan menurut prosedur
ilmiah. Dalam proses globalisasi jenis ini terlihat perubahan – perubahan
berikut.
1)
Upacara sosial ritual yang sakral
diganti dengan kegiatan organisasi yang fungsional.
2)
Praktik perdukunan diganti dengan
pengobatan kedokteran modern.
3)
Diyakini bahwa semua hari adalah baik
bergantung pada cara memanfaatkannya.
4)
Tidak ada lagi pandangan adanya musim
baik atau musim buruk, tetapi semua keuntungan dan kerugian bisa diperhitungkan
menurut ukuran teknik dan cara yang baku.
Proses
globalisasi semacam ini di antaranya di dorong oleh meningkatnya tingkat
pendidikan masyarakat dan berkembangnya penggunaan media informasi dan
komunikasi modern. Hal – hal membuat masyarakat memiliki pandangan hidup baru
yang lebih terbuka pada perubahan serta sikap yang inovatif dan kreatif untuk
menemukan cara hidup baru sesuai dengan kebutuhan zaman yang terus berubah.
C.
GLOBALISASI BERSIFAT NEGATIF PADA MASYARAKAT INDONESIA
Globalisasi dan
pembangunan di Indonesia selama ini tidak bisa dihindari telah membawa pengaruh
beruntun dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Globalisasi dan
pembangunan tidak hanya mempengaruhiperubahan pada peningkatan pertumbuhan dan
pendapa tan ekonomi semata tetapi juga berpengaruh pada peningkatan tuntutan
hidup yang semakin tinggi, gaya hidup materialistis, kepentingan yang semakin
beragam, meningkatnya tuntutan kehidupan politik yang semakin demokratis,
kesenjangan sosial, kerusakan lingkungan hidup, kenaikan angka kriminalitas,
dan masalah – masalah sosial lainnya yang lebih kompleks serta rumit.
Munculnya
berbagai dampak negatif dari globalisasi dan pembangunan merupakan suatu hal
yang biasa terjadi pada setiap masyarakat. Globalisasi dan pembangunan
merupakan suatu hal yang biasa terjadi pada setiap masyarakat. Globalisasi dan
pembangunan merupakan bentuk campur tangan atau intervensi dari luar terhadap
suatu kehidupan masyarakat tertentu. Setiap bentuk kebijaksanaan pembangunan
terhadap suatu masyarakat tidak selalu dapat memecahkan permasalahan yang baru.
Hal ini merupakan suatu dilema yang wajardalam setiap proses pembangunan.
Setiap bentuk kebijaksanaan pembangunan, seperti halnya proses industrialisasi
di masyarakat agraris seperti Indonesia, selalu berhadapan dengan apa yang
disebut dengan dilema, yaitu situasi bila satu masalah dipecahkan maka biasanya
timbul masalah baru sebagai akibat dari pemecahan masalah tersebut.
Demikian halnya dengan
Globalisasi di Indonesia. Memang selama ini pembangunan telah memecahkan banyak
persoalan di masyarakat. Akan tetapi, selain itu juga telah menimbulkan
permasalahan – permasalahan baru di dalam masyarakat. Selain memang kita akui
bahwa globalisasi dan pembangunan di Indonesia telah meningkatkan pertumbuhan
ekonomi secara nasional dan pertumbuhan sektor industri di kota – kota besar,
globalisasi dan pembangunan juga menimbulkan masalah – masalah sosial
tersendiri di dalam masyarakat.
Berikut kita
bahas permasalahan – permasalahan sosial yang dihadapi masyarakat Indonesia
dewasa ini yang timbul sebagai dampak dari globalisasi dan pembangunan. Di
antara masalah – masalah itu, empat masalah yang terpenting dan perlu mendapat
perhatian yang serius, yaitu sebagai berikut :
1)
Masalah kesenjangan sosial ekonomi
2)
Masalah lingkungan hidup
3)
Masalah hilangnya identitas budaya –
budaya lokal tradisional,
4)
Masalah – masalah sosial seperti
meningkatnya angka kriminalitas, kemiskinan, dan masalah – masalah sosial lain
da dalam masyarakat.
1. Kesenjangan Sosial Ekonomi
Kesenjangan
sosial ekonomi dapat terbentuk secara bermacam – macam. Akan tetapi yang paling
mencolok dapat kita amati di antaranya adalah kesenjangan antarsektor ekonomi,
kesenjangan antargolongan sosial ekonmi, dan kesenjangan ekonomi antar daerah
di Indonesia.
Kesenjangan
sosial ekonomi antarsektor ekonomiterjadi karena sektor ekonomi tertentu lebih
berkembang pesat dibandingkan dengan sektor ekonomi lain. Hal itu disebabkan
oleh banyak faktor di antaranya karena perbedaan tingkat investasi, skala
besaran teknologi, perbedaan efisiensi, produktivitas, luasan pasar, dan
kualitas SDM. Contoh yang jelas di Indonesia adalah perbedaan perkembangan
sektor ekonomi dan tingkat kesejahteraan hidup antara sektor ekonomi pertanian
di daerah pedesaan dan sektor ekonomi industri di perkotaan.
Pada
mulanya struktur ekonomi Indonesia didukung sebagian besar oleh sektor
pertanian. Namun karena proses globalisasi dan pembangunan, peranan sektor
pertanianmenjadi semakin berkurangdan digantikan oleh sektor industri dan jasa.
Pergeseran
peran sektor pertanian dan industri semacam ini adalah sesuatu yang wajar dalam
proses pembangunan dan globalisasi. Memang perubahan demikianlah yang
dikehendaki oleh proses transformasi masyarakat agraris menuju industri dari
segi ekonomi. Akan tatapi yang menjadi permasalahan adalah bahwa pergeseran itu
terjadi bukan karena keterkaitan antara sektor ekonomi dan industri. Sektor
industri berkembang bukan didorong oleh sektor pertanian yang berkembang dan
kemudian bergeser masuk ke sektor industri, seperti yang diharapkan dalam
perencanaan yang tertuang dalam GBHN di mana sektor pertanian merupakan
landasan penopang perkembangan sektor industri. Akan tetapi,pertumbuhan sektor
industri selama ini lebih dipengaruhi oleh faktor dari luar, yaitu besarnya
suntikan modal yang berasal dari ekspor migas, dan bukan oleh dorongan yang
bersumber dari kemajuan dan surplus ekonomi yang terjadi di sektor pertanian.
Permasalahan
itu dapat kita lihat dari ketidakseimbangan yang terjadi antara pertumbuhan
ekonomi di masing – masing sektor dan penyarapan tenaga kerja yang ada.
2. Pencemaran Lingkungan Hidup
Globasasi
dan pembangunan juga dapat menimbulkan permasalahan – permasalahan baru dalam
lingkungan hidup. Berkembangan aktifitas – aktifitas produksi ekonomi yang
meningkatakibat industrialisasi selain dapat menguras SDA, juga dapat mencemari
dan merusak SDA yang ada. Pencemaran dan kerusakan alam itu berupa dapat kita
lihat di daerah pedesaan sebagai akibat dari dilancarkannya pembangunan sektor
industri dan dibangunnya berbagai aktifitas pabrik industri.
Kerusakan
lingkungan hidup di Indonesiasebagai akibat kegiatan pembangunan dan
modernisasisekarang ini tidak bisa dianggap ringan sehingga mudah diabaikan
begitu saja. Kita akan membahas kerusakan lingkungan hidup yang penting itu
dalam dua sektor ekonomi yang utama, yaitu pada sektor pertanian di pedesaan
dan di sektor industri di perkotaan.
a. Kerusakan Lingkungan di Pedesaan
Di sektor pertanian,
modernisasi pertanian atau dikenal dengan “revolusi” di samping meningkatkan
pertumbuhan produksi pertanian juga merusak lingkungan hidup sebagai suatu
biaya yang harus dibayar. Kerusakan lingkungan di pedesaan sebagai akibat dari
“revolusi hijau” dapat dilihat dari beberapafaktor penyebab di antaranya adalah
faktor teknologibibit unggul, penggunaan pestisida, pupuk, dan teknologi mesin
pertanian.
Kerusakan lingkungan
juga terjadi akibat dari digunakannya secara luas obat pembunuh hama modern
seperti DDT.DDT adalah obat sejenis hidrokarbon berkalor yang digunakan untuk
membunuh hama tanaman yamg tidak hanya membunuh hama tanaman , tetapi juga
sekaligus binatang pemangsa hama tanaman tersebut, sehingga ketikahama yang
asli telah berhasil mengembangkan daya tahannya terhadap DDT, semua musuhnya
yang yang berguna bagi manusia telah musnah. Akhirnya hama tersebut kembali
semakin berkembang biak, bahkan ketika digunakan lagi, DDt hanya memiliki
pengaruh yang sangat rendah karena hama yang baru memilikidaya tahan yang lebih
tinggi. Akibatnya tak lama kemudian hasil panen padi pun terancam punah.
b. Keusakan Lingkungan di Perkotaan
Di daerah perkotaan, kerusakan lingkungan
umumnya ditimbulkan oleh faktor urbanisasi dan kegiatan produksi yangdilakukan
oleh pabrik-pabrik industri.
Urbanisasi telah meningkatkan jumlah
penduduk perkotaan sehingga kepadatan penduduk perkotaan semakin tinggi.
Sementara it ruang hidup diperkotaan sangat terbatas. Persediaan fasilitas
hidup di perkotaan pada umumnya tidak memadai untuk memenuhii kebutuhan kaum
urban yang semakin meningkat. Akibatnya adalah kemampuan atau daya dukung
perkotaan sangat rentan terhadap kepadatan penduduk yang ada. Hal ini
menyebabkan terjadinya kualitas atau degradasi lingkungan hidup perkotaan.
Kegiatan produksi yang dilakukan
pabrik-pabrik industri dapat menimbulkan limbah industri. Limbah tersebut dapat
berupa limbah asap yang dapat mencemari udara, limbah cair seperti zat kimia an
racun yang dibuang kesungai atau kelaut, dan limbah padat seperti sampah, besi,
dan sejenisnya. Ketiganya sama-sama berbahaya bagi kehidupan manusia dan
lingkungan hidup di daerah sekitar pabrikindustri tersebut beroperasi. Ketiga
macam limbah tersebut menyebabkan pencemaran air, udara, dan pencemaran tanah.
Pencemaran udara yang ditimbulkan oleh
industri-industri kimia merupakan pencemaran udara yang paling parah. Industri
kimia sangat menambah aneka ragam kotoran yang terkandung di udara. Zat beracun
se[erti air raksa, asbes, atau timbel yang dulunya hanya mercuni orang-orang
yang bekerja di industri tertentu, sekarang tersebar luas ke atmosfer, oleh
karena semakin beraneka ragamnya penggunaan teknologi dipabrik.
Pencemaran air dan tanah di perkotaan
umumnya disebabkan oleh meningkatnya pembuangan cairan limbah dab zat beracun
kimia yang dihasilkan pabrik-pabrik ke sungai dan tanah sekitarnya. Pencemaran
air oleh pabrik industri dapat menyebabkan semakin krisisnya persediaan air
bersih di daerah perkotaan. Masalah air bersih merupakan masalah yang sangat
penting di daerah perkotaan seperti jakarta, semarang, surabaya, dan medan.
Pencemaran udara, air,
dan tanah oleh kegiatan pabrik industri di kota – kota besar di Indonesia
tersebut menyadarkan kita betapa pentingnya perhitungan biaya sosial ekonomi
tertentu mencegah kerusakan lingkungan. Dalam hal ini pabrik – pabrik industri
di perkotaan harus memasukkan dalam biayaproduksi mengenai kerusakan lingkungan
yang ditimbulkannya.
3.
Perubahan Budaya – Budaya Daerah
Budaya – budaya daerah di
Indonesia secara umum memelihara prinsip hubungan sosial yang sangat diwarnai
oleh ikatan sosial, kolektifitas, solidaritas sosial yang sangat tinggi di
antara anggotanya. Dalam pola hidup masyarakat Indonesia kolektifitas dan
komunalisme itu dapat dilihat dalam berbagai macam bentuk kegiatan sosial,
misalnya tercermin dalam tradisi – tradisi sosial, gotong royong, upacara -
upacara sosial keagamaan, dan ekspresi kesenian yang sangat beraneka ragam.
Ketika modernisasi dan pembangunan
berlangsung di masyarakat tidak bisa dihindari perubahan yang terjadi dalam
pola hidup, hubungan sosial, misal dan ekspresi budaya masyarakat tersebut.
Modernisasi merupakan proses masuknya
suatu kebudayaan baru yang datang dari luar, terutama dari negara industri,
yaitu budaya modern yang dibawa oleh proses globalisasi. Globalisasi pad
prinsipnya membawa aspek budaya modernitas yang menjunjung tinggi prinsip
rasionalitas, pemuasan hidup material, dan individualisasi. Prinsip demikian
itu ketika masuk kedalam sub budaya masyarakat Indonesia akan bertemu dengan
prinsip kolektifitas dan komunalisme tersebut. Hubungan pengaruh mempengaruhi
antara budaya modernitas dan budaya-budaya lokal di Indinesia tidak bisa
dihindari. Sebagai contoh, kita dapat melihat pengaruh televisi terhadap
tradisi sosial masyarakat Indonesia yang telah menyebabkan huubungan sosial
yang kompak di pedesaan menjadi terganggu. Seluruh anggota keluarga pedesaan
sekarang berkumpul bersama menonton televisi bersama. Mereka menyerap budaya
global modernitas yang ditunjkkan dalam gaya hidup dan perilaku pad film-film
dari industri negara maju. Contoh lain dari kehancuran adat istiadat dan
tradisi budaya daerah adalah dalam kegiatan pariwisata. Kegiatan pariwisata
dapat disebit sebagai pintu masuknya budaya gllobal modernitas, karena kegiatan
pariwisata membawa masuk turis asing kedalam masyarakat Indonesia. Turis asing
yang datang dari negara maju umumnya membawa budaya-budaya asing masuk kedalam
komunitas budaya lokal di Indonesia. Dengan semakin banyaknya turis asing di
Indonesia, berarti terjadi kontak-kontak budaya yang semakin intensif antara
budaya global modernitas dan budaya-budaya daerah.
Semua itu merupakan bentuk dari
pengaruh globalisasi terhadap perubahan-perubahan budaya daerah di Indonesia.
Kita dapat menemukan pengaruh semacam itu bukan hanya di dalam kegiatan
pariwisata atau media massa tetapi juga dapat kuita temui di banyak aspek
globalisasi seperti proses globalisasi ekonomi, kapitalisme, individualisasi
dan rasionalisasi hubungan-hubungan sosial produksi di dalam masyarakat.
4. Masalah-masalah Sosial dalam
Pembangunan
Globalisasi dan pembangunan dapat
membawa pengaruh terhadap munculnya berbagai masalah sosial baru di masyarakat.
Diantara masalah-masalah sosial yang penting dalam pembangunan sekarang ini
adalah masalah kriminalitas, kesenjangan teknologi dan budaya, dan masalah
kemiskinan. Kita akan membahas satu persatu berikut ini.
1.
Masalah Kriminallitas
Kejadian kriminalitas
di Indonesia sebagai akibat gllobalisai dapatt kita lihat terutama di kota-kota
besar. Di kota-kota besar banyak terjadi konflik kebudayaan karena di kota
berkumpul macam-macam kebudayaan daerah dan asing seperti munculnya kaum “ jet
set” dan hippies sebagai kaum yang
menyimpang dari norma umum dan berperilaku aneh, tidak biasa seperti masyarakat
pada umumnya. Akibatnya banyak terjadi maladjustment yaitu orang tidak mampu
mengadakan penyesuaian diri terhadap macam-macam tuntuan sosial. Keadaan
demikian ini menyuburkan kejahatan, terutama pada kejahatan anak muda
diperkotaan.
2. Masalah Ketertinggalan Budaya
Teknologi
Ketertinggalan budaya
ini terjadi apabila teknologi telah berkembang sedemikian pesat tetapi budaya
perilaku dalam mempergunakan teknologi tersebut ketinggalan jauh. Sebagai
contoh adalah perilaku anak muda dalam berlalu luntas. Teknologi kendaraan
bermotor adalah teknologi yang datang dari luar negeri. Di dalam penggunaan
teknologi tersebut ada tuntutan perilaku sosial terntentu yang harus dipenui,
misalnya dalam cara memakai, memelihara, dan merawat teknologi mesin. Akan tetapi
pada umumnya orang tidak memperhatikan tuntutan perilaku tersebut dam hanya
mempentingkan penggunaannya. Akibatnya sering terjadi pelanggaran-pelnggaran
teknologi. Kendaraan yang mestinya harus digunakan dengan peralatan lengkap
tetapi peralatannya banyak dilepas sehingga sering terjadi kecelakaan.
3.
Masalah Kemiskinan
Pada umumnya sebab-sebab kemiskinan yang
terjadi di Indonesia ada dua hal yaitu kemiskinan alamiah dan kemiskinan
buatan. Kemiskinan alamiah timbul karena kelangkaan SDA seperti kondisi tanah
yang tandus, tidak ada perairan dan kelengkaan prasarana lain. Kemiskinan
buatan adalah kemiskinan yang banyak disebabkan oleh proses globalisasi dan
pembangunan, yaitu munculnya kelembagaan sosial yang membuat anggota masyarakat
tidak dapat menguasai sumber daya dan sarana fasilitas sosial ekonomi yang ada
secara merata. Misalnya walaupun berbagai sumber daya ekonomi apabila dibagi
secara merata tersedia cukup untuk semua, nyatanya banyak anggota masyarakat
sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk memperolehnya, karena struktur
yang mengekang mereka tidak memberi kemungkinan untuk itu.