TOLERANSI ANTAR UMAT BERAGAMA


1. Pengertian Toleransi

Toleransi berasal dari kata “ Tolerare ” yang berasal dari bahasa latin yang berarti dengan sabar membiarkan sesuatu. Jadi pengertian toleransi secara luas adalah suatu sikap atau perilakumanusia yang tidak menyimpang dari aturan, dimana seseorang menghargai atau menghormati setiap tindakan yang orang lain lakukan. Toleransi juga dapat dikatakan istilah dalam konteks sosial budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya deskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya. Dalam konteks toleransi antar-umat beragama, Islam memiliki konsep yang jelas. “Tidak ada paksaan dalam agama” , “Bagi kalian agama kalian, dan bagi kami agama kami” adalah contoh populer dari toleransi dalam Islam.




Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi “kelompok” yang lebih luas , misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi baik dari kaum liberal maupun konservatif. Jadi toleransi antar umat beragama berarti suatu sikap manusia sebagai umat yang beragama dan mempunyai keyakinan, untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain.

Dalam masyarakat berdasarkan pancasila terutama sila pertama, bertaqwa kepada tuhan menurut agama dan kepercayaan masing-masing adalah mutlak. Semua agama menghargai manusia maka dari itu semua umat beragama juga wajib saling menghargai. Dengan demikian antar umat beragama yang berlainan akan terbina kerukunan hidup.

Toleransi beragama dapat diwujudkan dalam segala hal :

1. Rasa saling menghormati dan menghargai antar sesama umat manusia.
2. Sikap saling tolong menolong antar sesama umat , dan tidak mengenal agama , suku , ras ataupun budaya.
3. Memahami setiap perbedaan.

2. Contoh pelaksanaan toleransi antara umat beragama

• Kerja bakti membangun jembatan
• Memperbaiki tempat-tempat umum
• Membantu orang yang terkena musibah bencana alam
• Membantu korban kecelakaan lalu-lintas.
Jadi, bentuk kerjasama ini harus kita wujudkan dalam kegiatan yang bersifat sosial kemasyarakatan dan tidak menyinggung keyakinan agama masing-masing. Kita sebagai umat beragama berkewajiban menahan diri untuk tidak menyinggung perasaan umat beragama yang lain. melalui toleransi ini diharapkan terwujud ketenangan, ketertiban, serta keaktifan menjalankan ibadah menurut agama dan keyakinan masing-masing. Dengan sikap saling menghargai dan saling menghormati itu, akan terbina peri kehidupan yang rukun, tertib, dan damai.

"Saya mempunyai tetangga yang berbeda agama, tetapi kami tetap rukun meskipun berbeda agama, sebagai contohnya adalah ketika keluarga saya mempunyai acara atau selamatan agama islam semua orang membantu keluarga saya termasuk orang yang beragama lain dengan senang hati begitu juga sebaliknya, dan saya juga mempunyai teman satu kelas yang berbeda agama, namun kita tetap saja bermain bersama dan saling rukun tanpa adanya batas jarak apapun, karena toleransi beragama sangat penting digunakan dalam kehidupan sehari-hari "


Indonesia adalah negara yang memiliki variasi budaya, agama, dan suku yang cukup banyak. Di desa Bagorejo tempat saya tinggal, memiliki warga dengan kepercayaan dan budaya yang berbeda-beda. Hal ini dibuktikan dengan adanya 10 masjid, 55 Mushola, 2 pura, dan 1 gereja. Semua warga bekerja sama untuk menjaga kesejahteraan dan kenyamanan desa. Contohnya bersih desa, kerja bakti, sayan (membangun rumah) dll. Semua warga dari berbagai lapisan dan kepercayaan ikut andil dalam hal ini.
Toleransi beragama antar warga juga cukup terasa. Contohnya pada malam hari sebelum lebaran beberapa desa telah terkoordinasi untuk menyelenggarakan pesta kembang api dan  takbiran akbar dilapangan Sumbersewu. Sebagian besar warga dari berbagai desa dan agama ikut berpartisipasi untuk menyaksikan acara tersebut.  Ketika lebaran, warga (terutama saudara)  yang beragama selain islam bersilaturahmi ke rumah warga atau pun saudaranya yang beragama islam. Begitu pula sebaliknya, ketika hari raya galungan warga yang beragama islam bersilaturahmi ke rumah saudaranya yang beragama hindu, hal ini juga dilakukan oleh warga yang beragama kristen.
Sebelum hari raya Nyepi diadakan ritual pembakaran ogoh-ogoh. Sebelum itu, beberapa desa terkoordinasi untuk menyelenggarakan acara tersebut di lapangan Sumbersewu. Sebagian besar warga juga berantusias untuk mengikuti arak-arakan dan ikut menyaksikan proses pembakaran ogoh-ogoh.
 


Ketika saya sedang membaca surat Al Kafirun dan membaca arti dari surat tersebut saat pelajaran agama. Saya teringat tentang kehidupan di lingkungan rumah saya,yang sudah Saya alami. Saya memiliki seorang tetangga yang pindah dari Jawa tengah beberapa tahun yang lalu.Alhamdulillah beberapa tahun ini usaha mereka mengalami kemaju.Mereka membuka usaha bisnis pangan di daerah saya.
            Suatu ketika, saat Puasa Ramadhan tiba, semua umat islam pasti melalukan kewajibannya menjalankan puasa. Dan saat itu,saya dan ibu saya sedang duduk bersama dan berbeincang – bincang. Bu Rina(nama di samarkan) pun menghampiri saya dan ibu saya dan akhirnya mengobrol bersama.Suatu ketika, saya bertanya “puasa mbak?” . Bu Rina menjawab “ ngapain harus berpuasa,puasa Cuma buat orang lapar saja. Ngapain saya harus nyiksa diri saya untuk berpuasa” .Ibu dan saya pun terkejut mendenger ucapan bu.Rina dan saya memilih diam mendenger perkataan tersebut,saya membalas dengan senyuman.
            Saat magrib tiba, karna rumah saya dekat dengan rumah Bu.Rina saya mengambil wudhu di samping rumahnya, ketika saya selsai mengabil wudhu,Bu.Rina memanggil saya, dan berkata “ Put,kamu mau jengking ya?(membahasakan kata sholat)” saya hanya tersenyum kambali dan saya kembali bertanya padanya “memang ada apa mbak?” Bu.Rina menjawab “ titip salam dan do’a juga ya ke tuhan kamu” sambil tertawa menutup pintu rumahnya. Saya Terkejut mendengar berkataan tersebut.
            Suatu hari, tetangga di samping rumah menangis dan menghampiri rumah saya. Ibu saya menghampirinya dan bertanya mengapa dia menangis. Dia pun bercerita jika dari baru saja di cemo’oh oleh bu.Rina. Bu.Rina berkata “ hai,ngapain ngaji? Biar gampang ya nyari utangannya ya? Hahaha…” (sambil tertawa). Saya sangat prihatin mendengar cerita tersebut. Saat pulang tetangga tersebut pulang,saya bertanya pada ibu saya,mengapa orang seperti Bu.Rina. Akhirnya ibu saya bercerita tentang keluarga bu.Rina.
            Dahulu, suami dari Bu.Rina adalah seorang anak dari kalangan orang yang tidak mampu. Dia adalah seorang santri dan dia adalah seorang guru ngaji di lingkungannya.Dia sangat rajin dalam sholat baik wajib maupun sunnah. Puasa pun hampi sering dia lakukan. Tetapi katanya, dia tidak mengalami kemajuan kita dia berdo’a kepada Allah SWT.  Karena dia tidak tahan dengan kehidupannya,dia pun merantau. Suatu hari, dia di kenal oleh seseorang yang di bilang ‘orang pintar’.Akhirnya dia memilih ikut aliran tersebut dan keluar dari ajaran islam. Semenjak itu, dia mendapat kan kekayaan yang berlimpah hingga menjadi seseorang yang sangat sombong sampai saat ini.
            Jika di cerikan lebih banyak lagi,pengalam yg terjadi di lingkungan sekitar saya.Mungkin akan menghambiskan waktu anda yg bermanfaat ini. Dan semoga dengan membaca pengalaman saya tersebut. Dan memberikan solusi positif pada diri kita masing – masing.
Dan saya teringat dengan surat AL – KAFIRUN
Artinya ;
1.katakanlah : “hai orang-orang kafir”
2.Aku tdak akan menyembah apa yang kamu sembah
3.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah.
4.Dan aku tidak pernah menjadi peyembah apa yang kamu sembah.
5.Dan kamu tidak pernah ( pula) menjadi penyembang tuhan yang aku sembah.
6.Untuk mu agamau,dan untukkulah,agamaku.

 


Toleransi beragama dalam kehidupan hidup dalam negara yang penuh keragaman, baik dari suku, agama, maupun budaya. Untuk hidup damai dan berdampingan, tentu dibutuhkan toleransi satu sama lain.
Toleransi adalah perilaku terbuka dan menghargai segala perbedaan yang ada dengan sesama. Biasanya orang bertoleransi terhadap perbedaan kebudayaan dan agama. Namun, konsep toleransi ini juga bisa diaplikasikan untuk perbedaan jenis kelamin, anakanak dengan gangguan fisik maupun intelektual dan perbedaan lainnya.
            Toleransi juga berarti menghormati dan belajar dari orang lain, menghargai perbedaan, menjembatani kesenjangan budaya, menolak stereotip yang tidak adil, sehingga tercapai kesamaan sikap dan Toleransi juga adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah dalam lingkungan sekitar kita,yaitu rumah.lebih lanjutnya kita simak isi penjelasan dalam makalah ini.


 

        Di
Indonesia terdapat lima agama yang sah dan berhak untuk dianut oleh warga
Negara Indonesia. Lima agama yang telah diatur di dalam UUD 1945 antara lain:

Islam, Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Toleransi antar umat beragama pun

berjalan sangat baik.

        Ini
dibuktikan dengan saling menghormati yang dilakukan oleh tetangga dan

saudara-saudara Saya yang berbeda agama. Ketika Hari Raya Idul Fitri tiba,

tetangga saya yang beragama Kristen yang tinggal disebelah rumah Saya selalu

mengucapkan Hari Raya Idul Fitri kepada keluarga Saya. Sebelum bulan Ramadhan

tiba pun, di rumah Saya selalu mengadakan Selamatan untuk menyambut Bulan Suci

Ramadhan dengan membagikan makanan ke tetangga dan saudara-saudara guna

mempererat tali persaudaraan. Tak terlewat dan terlupakan, Mama Saya selalu

menyuruh saya untuk mengantar makanan ke rumah tetangga saya yang non-muslim.

        Selain
tetangga Saya yang non-muslim, keluarga Saya pun cukup banyak yang non-muslim,

lebih tepatnya beragama Hindu. Jalinan keluarga Kami sangat berjalan harmonis

meskipun Kami berbeda agama. Ketika ada upacara Ngaben Pakde dan Kakek, Saya

beserta rombongan dari Banyuwangi pun pergi ke Tabanan, Bali untuk menghadiri

upacara tersebut. Ritual upacara yang dipimpin oleh Mangku berjalan sangat baik

dan sukses. Jangan salah, kami yang muslim tidak ikut sembahyang juga, tetapi

Kami ikut berdoa agar arwah keduanya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,

Allah SWT.

        Apalagi
jika tiba waktu makan, keluarga di Bali selalu menyiapkan makanan khusus untuk

keluarga Banyuwangi yang muslim. Karena ketika ada acara-acara keagamaan,

mereka umat Hindhu selalu menggunakan daging babi untuk hidangan para tamu dan

itu diharamkan jika seorang Muslim mengonsumsinya. Meskipun itu bentuk kecil

dari toleransi antar umat beragama, kami menjalankannya dengan sangat senang.

        Bentuk
kecil dari toleransi antar umat beragama selanjtunya adalah ketika ada

Selamatan Kematian. Selamatan kematian ini tidak hanya dihadiri leh para Muslim,

tapi non-muslim pun juga diundang. Selamatan dipimpin oleh Ustadz dengan

membaca bacaan tahlil pun diikuti oleh muslim lainnya, akan tetapi orang

non-muslim brdoa dengan caranya masing-masing.  

Meskipun

berbeda agama kami selalu rukun dan saling menghormati. Tak hanya

bermacam-macam agama saja yang ada di lingkunan tempat tinggal Saya, namun

terdapat dua tempat ibadah, yaitu Pura dan Masjid. Keduanya sangat banyak yang

mengunjungi. Masjid dikunjungi oleh warga sekitar masjid dan Pura dikunjungi

oleh orang-orang dari Bali yang akakn melakukan ritual sembahyangnya. Di sini

terdapat satu toleransi yang begitu besar antara Hindu dengan Islam.




Toleransi Antar Umat Agama di Sekitar Lingkungan

 Toleransi (Arab : as – samahah) adalah sikap saling menghormati dan saling bekerja sama antara kelompok-kelompok masyarakat yang berbeda baik secara etnis, bahasa, budaya, politik, dan agama. Toleransi bukan saja terhadap sesama manusia tetapi juga terhadap alam semesta, binatang, juga lingkungan hidup. Seperti halnya Allah telah menurunkan surat Al-Kafirun ayat 1-6 tentang “toleransi”. Misalnya saja toleransi antar umat agama di lingkungan sekitar. 

Dengan kita bertoleransi antar umat agama tidak akan adanya permusuhan, suasana menjadi nyaman, damai dan tentram dan juga kita lebih dicintai Allah swt. Contohnya : Ada satu keluarga dilingkungan saya yang beragama non muslim. Pada saat itu dilingkungan saya sedang mengadakan acara Isra’ Miraj, dan ketua RT mengundang keluarga tersebut untuk datang dan mengikuti acara Isra’ Miraj. Dan akhirnya keluarga yang beragama non muslim itu datang ke acara Isra’ Miraj meskipun hanya mendengarkan ceramah dari seorang ustadz. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan begitu pentingnya toleransi dengan antar umat agama, juga bisa menjaga silaturahm dengan sesama. 
Demikian  besar manfaat toleransi bagi terwujudnya kedamaian suatu masyarakat bagi kehidupan berbangsa dan bernegara yang diawali dari keluarga atau masyarakat dalam rangka cita cita pendiri negara ini yaitu mayarakat yang adil makmur dan sejahtera lahir batin.