Usaha-usaha untuk menembus blokade ekonomi yang dilakukan oleh pihak
Belanda dilaksanakan oleh pemerintah dengan berbagai cara, diantaranya sebagai
berikut :
1. Diplomasi Beras ke
India
Usaha ini lebih bersifat politis daripada ekonomis. Ketika terdengar berita
bahwa rakyat India sedang ditimpa bahaya kelaparan, pemerintah RI segera
menyatakan kesediaannya untuk membantu pemerintah India dengan mengirimkan
500.000 ton beras, dengan harga sangat rendah. Pemerintah bersedia melakukan
hal ini karena diperkirakan pada musim panen tahun 1946 akan diperoleh surplus
sebesar 200.000 sampai 400.000 ton.
Sebagai imbalannya pemerintah India menjanjikan akan mengirimkan bahan
pakaian yang sangat dibutuhkan oleh rakyat Indonesia. Keuntungan politik yang
diperoleh oleh pemerintah RI adalah dalam forum internasional India adalah
negara Asia yang paling aktif membantu perjuangan kemerdekaan RI.
2. Mengadakan Hubungan
Dagang Langsung ke Luar Negeri
Usaha untuk membuka hubungan langsung ke luar negeri, dilakukan oleh pihak
pemerintah maupun pihak swasta. Diantara usaha-usaha tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Mengadakan kontak hubungan dengan perusahaan swasta
Amerika (Isbrantsen Inc.). Usaha ini dirintis oleh
BTC (Banking and Trading Corporation), suatu badan
perdagangan semi-pemerintah yang dipimpin olehDr. Sumitro
Djojohadikusumo dan Dr. Ong Eng
Die. Dalam transaksi pertama pihak Amerika Serikat bersedia membeli
barang-barang ekspor dari Indonesia seperti gula, karet, teh, dan sebagainya.
KapalIsbrantsen Inc. yang masuk ke pelabuhan Cirebon adalah kapal Martin
Behrmann yang mengangkut barang-barang pesanan RI dan akan memuat barang-barang
ekspor dari RI. Akan tetapi kapal itu dicegat oleh kapal Angkatan Laut Belanda
dan diseret ke pelabuhan Tanjung Priuk dan seluruh muatannya disita.
b. Menembus blokade ekonomi Belanda di Sumatera dengan
tujuan Singapura dan Malaysia. Oleh karena jarak perairan yang relatif dekat,
maka usaha ini dilakukan dengan perahu layar dan kapal motor cepat. Usaha ini
secara sistimatis dilakukan sejak tahun 1946 sampai dengan akhir masa Perang
Kemerdekaan. Pelaksanaan penembusan blokade ini dilakukan oleh Angkatan Laut RI
dengan dibantu oleh pemerintah daerah penghasil barang-barang ekspor.
Sejak awal tahun 1947 pemerintah RI membentuk perwakilan resmi di Singapura
yang diberi nama Indonesia Office (Indoff). Secara resmi Indoff
ini merupakan badan yang memperjuangkan kepentingan politik di luar negeri,
namun secara rahasia juga berusaha menembus blokade dan usaha perdagangan
barter.
Kementerian Pertahanan juga membentuk perwakilannya di luar negeri yang
disebut Kementerian Pertahanan Usaha
Luar Negeri (KPLULN) yang dipimpin oleh Ali
Jayengprawiro. Tugas pokok badan ini adalah membeli senjata dan perlengkapan Angkatan
Perang. Sebagai pelaksana upaya menembus blokade ini yang terkenal adalah John Lie, O.P. Koesno, Ibrahim Saleh dan Chris Tampenawas. Selama tahun 1946 pelabuhan di
Sumatera hanya Belawan yang berhasil diduduki Belanda. Karena perairan di
Sumatera sangatlah luas, maka pihak Belanda tidak mampu melakukan pengawasan
secara ketat. Hasil-hasil dari Sumatera terutama karet yang berhasil
diselundupkan ke luar negeri, utamanya ke Singapura, mencapai jumlah puluhan
ribu ton. Selama tahun 1946 saja barang-barang yang diterima oleh Singapura
dari Sumatera seharga Straits $ 20.000.000,-.
Sedangkan yang berasal dari Jawa hanya Straits $ 1.000.000,-.
Sebaliknya barang-barang yang dikirim ke Sumatera dari Singapura seharga Straits $ 3.000.000,- dan dari Singapura ke Jawa seharga Straits $ 2.000.000,-.