a.
Pengelolaan
I.
Candi Plaosan
Pemerintah mengambil peran penting dalam
pengeloalaan Candi Plaosan dengan serius. Terlihat dari penempatan beberapa
pekerja yang ditempatkan di candi ini. Mulai dari satpam, tukang taman,
pembersih candi dan pemandu wisata di candi.
Dari aspek fisik, di wilayah candi
sudah ada beberapa fasilitas yang cukup mendukung. Di dalam area candi terdapat
mushola, pos satpam, dan toilet. Dengan adanya fasilitas musolha di dalam area
candi ini cukup membantu umat muslim yang berkunjung di candi ini untuk tidak
perlu jauh-jauh keluar dari wilayah candi untuk mencari tempat beribadah.
Selain itu juga Pos satpam yang ditempatkan persis di depan pintu masuk wilayah
candi yang digunakan untuk melayani para pengunjung candi serta tempat
pengisian buku kunjungan sekaligus untuk membayar uang atribusi.
Dengan tempat yang strategis di
dekat jalan besar yang bagus memungkinkan untuk mudah menemui candi ini. Para
pengunjung juga bisa menitipkan kendaraan tepat persis di depan pintu masuk
candi, tempat tersebut masih dimiliki warga setempat. Selain dekat dengan candi
penitipan kendaraan itu juga murah dan aman.
a.
Pemanfaatan
I.
Candi Plaosan
Pemanfaatan candi Plaosan sebagai
tempat wisata sejarah sangat menjanjikan, karena wilayahnya yang luas dan
banyaknya nilai sejarah serta nilai budaya masyarakat masa lampau sangat banyak
di candi ini. Pemanfaatan candi ini pemerintah sangat serius dalam memanfaatkan
candi ini sebagai tempat wisata. Keseriusan ini dibuktikan dengan penempatan
para pekerja di candi ini yang cukup banyak. Selain itu fasilitas di candi ini
sudah cukup memenuhi kebutuhhan para pengunjung.
Para
pengunjung lokal dan asingpun mulai berdatangan ke tempat candi ini. Untuk
memasuki candi ini pengunjung hanya cukup membayar dengan Rp3000 saja.
Selain pemanfaatan sebagai tempat
wisata, candi ini juga masih di gunakan sebagai tempat ibadah para umat Budha
baik umat Budha asal Indonesia dan umat Budha yang berdatangan dari luar
negeri. Ini terlihat dari bekas-bekas yang tersisa dari peralatan ibadah umat Budha,
dan juga keterangan dari pihak pemandu candi.
Kemendikbud juga memanfaatkan candi
ini sebagai tempat penelitian dan penggalian nilai-nilai sejarah yang ada pada
candi ini. Ini terlihat dari Purna Pugar yang diresmikan oleh Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang saat itu di jabat oleh Prof.
Dr. Ing. Wardiman Djojonegoro pada 19 Januari 1998.