Memutus Mata Rantai Kemiskinan Melalui Pendidikan




Penanggulangan Kemiskinan Sebagai  Ideologi Pembangunan
Kemiskinan merupakan Ideologi Pembangunan Bangsa Indonesia, itulah yang dikatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono beberapa hari lalu bahwa  Ideologi Pembangunan Kita Adalah Mengakhiri Kemiskinan. Presiden mengingatkan, bahwa pembangunan berlaku untuk semua atau development for all, bukan untuk elemen-elemen tertentu saja.
“Taraf hidup masyarakat harus dapat meningkat ketika tidak ada lagi rakyat yang miskin, untuk itu jika kita sederhanakan, ideologi yang kita anut dalam pembangunan adalah untuk mengakhiri kemiskinan,” sambung Presiden.
Untuk mengurangi tingkat kemiskinan ekstrim ini, lanjut SBY, kebijakan yang perlu dilakukan adalah mengurangi beban yang ditanggung masyarakat, misalnya sekolah dan pengobatan gratis bagi rakyat yang sangat miskin, beras dengan harga yang lebih murah, dan memberikan bantuan sosial termasuk pada yang terkena bencana.
Kemiskinan di Indonesia Berdasarkan angka statistik menunjukan trend yang terus menurun. Pada tahun 2006 adalah 17,75% atau 39,30 juta, pada tahun Maret  2012 turun menjadi 29,13 atau 11,96%, dan traget hingga tahun 2014 adalah 8% hingga 10% dari jumlah penduduk.



Sumber data TNP2K
Berbagai Instrumen dalam Penanggulangan Kemiskinan yang dilakukan pemerintah antara lain :
  1. Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Individu atau Rumah Tangga (Klaster I);
  2. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Komunitas (Klaster II)
  3. Program Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Usaha Mikro dan Kecil (Klaster
 

Melalui intsrumen Program Bantuan Sosial Terpadu Berbasis Individu atau Rumah Tangga (Klaster I) dalam bentuk Program Keluarga Harapan, pemerintah berupaya untuk memberikan Bantuan Beasiswa Miskin untuk memastikan keberlanjutan masyarakat miskin untuk mendapatkan pendidikan dasar hingga perguruan tinggi.
Melalui Pendidikan Memutus Mata Rantai Kemiskinan
Berbicara kemiskinan memang multikompleks dan multidimensional banyak hal yang menjadi penyebab kemiskinan. Salah satu faktor penyebab kemiskinan faktor sulitnya akses pendidikan, akses kesehatan dan infrastruktur yang terbatas dalam menunjang pergerakan roda perekonomian.
Penanggulangan kemiskinan juga tidak dapat dilakukan secara instans namun memerlukan proses dan yang perlu dilakukan adalah bagaimana memutus mata rantai kemiskinan untuk generasi-generasi berikutnya yaitu dengan memberikan kesempatan pendidikan yang seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia.
Jika diperhatikan kemiskinan selalu linear dengan kebodohan. Seseorang yang dilahirkan ditengah kemiskinan akan cenderung tidak dapat sekolah karena keterbatasan biaya untuk melanjutkan pendidikannya. Akhirnya kemiskinan itu melahirkan kebodohan .
Kebodohan tersebut akhirnya akan melahirkan kemiskinan,karena seseorang yang bodoh sulit untuk diterima di dunia kerja yang layak, dan akhirnya mereka yang bodoh hanya dapat bekerja di sektor informal karena mereka tidak memiliki  pengetahuan dan keterampilan untuk dapat bekerja secara layak ,dan akhirnya melahirkan kemiskinan pula.
Iniah yang mungkin menjadi pertanyan, mana yang lebih dulu ada Telur atau Ayam, Ayam dulu yang ada  kemudian  bertelur, atau ada telur dulu baru ada ayam?
Sama halnya dengan kemiskinan, kemiskinan yang menimbulkan kebodohan atau kebodohan yang menyebabkan kemiskinan? Pada prinspinya tidak ada manusia yang bercita-cita menjadi manusia yang bodoh, dan tidak ada seorangpun yang  bermimpi hidup dalam kemiskinan. Oleh sebab itu melalui pendidikan adalah salah satu cara untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Kisah Nyata Sulitanya Akses Pendidikan Penyebab Kemiskinan
Ada seorang keluarga yang hidup di sebuah desa  bernama Kandang Sapi yang masuk dalam Kecamatan Cijago, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Keluarga ini memiliki 4 orang anak yang tertua berusia 22 tahun, anak kedua 20 tahun, anak ketiga berusia  16 tahun dan anak keempat berusia 4 tahun.
Anak pertama dan anak kedua hanya lulus Sekolah Dasar (SD), anak ke tiga hanya lulus Sekolah Menengah Pertama (SMP).  Mereka putus sekolah  karena orang tua tidak mampu untuk menyekolahkan anak-anaknya ke jenjang yang lebih tinggi karena faktor biaya yang tidak terjangkau.
Akhirnya ketiga anaknya harus bekerja di sektor informal yaitu dengan menjadi pembantu rumah tangga (PRT), dengan demikian terjadilah kemiskinan yang berkelanjutan dimana orang tuanya miskin dan anak-anaknya juga cenderung miskin dan hanya mampu menjadi pembantu rumah tangga.
Sulitnya akses pendidikan menjadi penyebab kemiskinan baik dari sebaran sekolah di suatu daerah mulai dari Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi maupun tingginya biaya pendidikan yang tidak terjangkau oleh masyarakat.
Melalui peningkatan akses pendidikan, baik dari sebaran sekolah yang menjangkau seluruh masyarakat juga baik dari segi kualitas, kuantitas, dan biaya yang terjangkau bagi seluruh masyarakat sudah saatnya diutamakan untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Dengan demikian memberikan pendidikan yang terjangkau dan tersedianya sarana dan prasarana pendidikan yang memadai hingga pelosok negeri, merupakan salah satu solusi untuk meningkatkan  derajat pendidikan masyarakat, meningkatkan kecerdasan masyarakat dan pada akhirnya dapat memutus mata rantai kemiskinan.
Hanya dengan kecerdasan dan keterampilan yang diperolehnya melalui pendidikan seseorang dapat bekerja layak dan dapat menumbuhkan jiwa kewirausahaan untuk bisa keluar dari kemiskinan sehingga dapat memutus mata rantai kemiskinan.
Pendidikan harus diutamakan dan menjadi prioritas yang harus dikedepankan mengingat kedepan sumber daya manusia yang cerdas dan terampil merupakan salah satu modal utama suatu bangsa untuk dapat bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat.