Globalisasi di Bidang Agama dan Kepercayaan



            Globalisasi di bidang agama dan kepercayaan merupakan bagian dari globalisasi budaya secara  luas, yaitu perubahan pola pikir dam pandangan anggota masyarakat terhadap hidup dan kepercayaan mereka. Globalisasi budaya pada dasarnya meliputi aspek yang sangat luas. Budaya dapat berarti hasl produk kegiatan manusia yang sifatnya materiil, tetapi dapat juga berupa hasil produk kegiatan manusia yang sifatnya idiil, berupa sistem nilai, gagasan, pikiran dan ide masyarakat. Globalisasi kebudayaan masyarakat dapat kita lliihat dalam perubahan-perubahan baik materiil maupun idiil.
            Dalam pengertian umum, globalisasi budaya materiil adalah kemajuan pembuatan atau produk benda seni budaya dari tradisional menjadi lebih modern. Pembuatan benda seni secara tradisional, seperti patung primitif, arsitektur tradisional, mengalami perubahan menjadi lebih modern, seperrti bentuk patung  kontemporer, arsitektur modern, dan produk kesenian yang lain. Akan tetapi, pengertian sungguhnya tidaklah sesederhana itu. Globalisais  budaya materiil meliputi seluruh produk fisik kegiatan manusia juga termasuk tingkat teknologi, cara atau teknik produksi, tekknikk organisasi, dan kelembagaan sosial.
            Globalisasi budaya idiil merupakan perubahan-perubahan cara berfikir manusia dari berfikir mistik, magis, dan relijius menjadi berpikir rasional dan sekuler. Dalam proses ini, didalamnya termasuk memudarnya tradisi sosial yang semula diterima apa adanya dan dijadikan acuan perilaku sehari-hari tanpa ada keraguan, berganti dengan kebebasan setiap orang untuk berfikir mandiri, rasional dan mengambil inisiatif untuk meraih suatu kepentingan tertentu dengan cara-cara yang baku berdasar suatu pertimbangan ilmiah. Cara berfikir magis dan mistik yang mengikuti tradisi tertentu disebut cara berfikir tradisional. Adapun cara berfikir secara rasional dan kebebasan orang disebut cara berfikir modern. Proses perubahan dari cara berfikir tradisional menuju cara berfikir modren merupakan salah satu bentuk gejala globalisasi budaya masyarakat manusia (van peursen 1988).
            Dari pengertian van Peursen tersebut, terlihat bahwa  globalisasi agama dan kepercayaan terbagi dua macam, yaitu agama dan kepercayaan yyang terwujud dalam bentuk materiil dan spirituil.
            Globalisasi agama dan kepercayaan di Indonesia dalam bentuk materiil dapat dilihat  dari beerkembangnya tempat dan sarana peribadatan modern. Gaya hidup dan pakaian pemeluk agama juga tampak semakin beraneka ragam modelnya. selain itu, pemeluk agama juga semakin terbuka dengan gaya hidup dari masyarakat luar dan masyarakat agama lain. Pertukaram budaya diantara berbagai pemeluk agama semakin banyak tterjadi berkat berkat kemajuan sarana komunikasi dan teknologi informasi.
            Dalam globalisasi agama dan kepercayaan yang bersifat idiil, masyarakat sekarang sudah banyak meninggalkan cara berfikir kultus individual, mistik, dan magis di dalan agama dan kepercayaan mereka menuju ke cara berfikir yang rasional dan mandiri. Cara berfikir rasional dan mandiri itu berdasarkan ilmu agama yang dipadukan dengan ilmu pengetahuan modern. Cara berfikir mistik dan magis ini tampak dalam cerita – cerita rakyat yang berbau takhayul ,praktik perdukunan dalam praktik pengobatan, kesehatan, kepercayaan adanya musim keberuntungan dan kecelakaan adanya hari baik dan buruk, dan sebagainya. Kepercayaan seperti itu diturunkan dalam perilaku berupa tradisi dan upacara – upacara tradisional atau ritual yang sakral atau suci. Dalam proses globalisasi, hal – hal semacam itu semakin lama semakin berubahdiganti dengan cara berfikir rasional. Perilaku sosial tidak lagi didasarkan pada tradisi turun temurun tetapi berdasarkan pada patokan – patokan yang sifatnya ilmiah, yang kebenarannya bisa diuji dan dipertanggungjawabkan menurut prosedur ilmiah. Dalam proses globalisasi jenis ini terlihat perubahan – perubahan berikut.
1)      Upacara sosial ritual yang sakral diganti dengan kegiatan organisasi yang fungsional.
2)      Praktik perdukunan diganti dengan pengobatan kedokteran modern.
3)      Diyakini bahwa semua hari adalah baik bergantung pada cara memanfaatkannya.
4)      Tidak ada lagi pandangan adanya musim baik atau musim buruk, tetapi semua keuntungan dan kerugian bisa diperhitungkan menurut ukuran teknik dan cara yang baku.
Proses globalisasi semacam ini di antaranya di dorong oleh meningkatnya tingkat pendidikan masyarakat dan berkembangnya penggunaan media informasi dan komunikasi modern. Hal – hal membuat masyarakat memiliki pandangan hidup baru yang lebih terbuka pada perubahan serta sikap yang inovatif dan kreatif untuk menemukan cara hidup baru sesuai dengan kebutuhan zaman yang terus berubah.