Globalisasi di Bidang Politik


            Gejala globalisasi di bidangrakat politik di Indonesia dapat dilihat dari munculnya birokrasi dan administrasi pemerintahan yang baru dan pembentukan lembaga-lembaga politik modern. Lembaga politik modern itu menggantikan lembaga politik berdasarkan sistem kerajaan atau feodal. Gejala tersebut hanyalah salah satu dari gejala globalisasi politik di Indonesia. Proses globalisasi politik secara keseluruhan menyangkut globalisasi sistem politik. Globalisasi sistem politik merupakan suatu sistem yang dijadikan kerangka untuk menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan dan kekuasaan. Kebijaksanaan itu menyangkut usaha dan pelaksanaan tujuan-tujuan yang oleh masyarakat dianggap merupakan kepentingan umum.
            Dalam pengertian ini proses globalisasi politik di Indonesia dapat dilihat pada gejala sebagai berikut:
1.      Diferensiasi struktur politik
2.      Rasionalisasi kebudayaan politik
3.      Peningkatan partisipasi politik
a. Diferensiasi Struktur Politik
      Tumbuhnya struktur yang khas untuk keperluan fungsi-fungsi politik tertentu disebut diferensiasi struktur politik. Hal itu dapat dilihat dari tumbuhnya organisasi-organisasi untmuk tujuan politik, antara lain: lembaga perwakilan, pembuatan undang-undang, pelaksanaan keputusan, pemeliharaan sistem politik. Tumbuhnya organisasi-organisasi ini menggantikan lembaga-lembaga politik lama di zaman kerajaan atau feodal yang bergantung pada raja dan para pegawai kerajaan.
      Di Indonesia, diferensiasi struktur politik. Hal itu dapat kita lihat dalam pembagian kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam pelaksanaan politik negara. Selain itu, juga dapat dilihat dari pembagian kepentingan politik masyarakat dalam bentuk partai politik dan golongan politik, seperti PPP, Golkar, dan PDI, dengan kelompok sosial keagamaan, seperti ICMI, PCPP, PKI, NU, dan Muhamadiyah. Selain itu, diferensiasi struktur politik juga dapat dilihat dari pembagian-pembagian tugas dan wewenang dalam administrasi dan birokrasi pemerintah. Pemerintahan berfungsi melaksanakan berbagai kebijaksanaan pembanguna nasional.
b. Rasionalisasi Kebudayaan Politik
      Rasonalisasi kebudayaan politik adalah perubahan pandangan tentang fungsi dan cara kerja lembaga politik. Khususnya tentang syah atau tidaknya kekuasaan, yang semakin lama semakin bersifat rasional dan fungsional. Rasionalisasi ini menggantikan sistemkekuasaan berdasarkan kharisma dan atas dasar keturunan bangsawan yang berlaku dizaman kerajaan. Organisasi-organisasi politik yang berkaitan dengan kekuasaan tidak lagi didasarkan pada tradisi tetapi pada pranata yang dapat diubah menurut kepentingan tertentu. Tradisi sudah tidak lagi dipandang sebagai warisan yang harus dipelihara dan bersifat suci, tetapi dipandang sebagai pranata buatan manusia yang dapat dinilai dan diubah berdasarkan tujuan dan fungsinya.
      Contoh, dahulu dizaman kerajaan, kekuasaan raja dipandang sah atas dasar keturunan dan pemilikan benda keramatwasiat nenek moyang pendiri kerajaan yang memberi kekuatan kharisma tertent. Namun, dizaman modern kekuasaan didasarkan atas proses pemilihan umum dimana rakyat memilih wakilnya atas dasar kecakapaan dan kepandaian tertentu dari sang pemimpin. Rasionalisasi kebudayaan politik juga dapat kita lihat dalam pergeseran orientasi politik  dari partai politik. Dulu, orientasi partai politik bersifat kedaerahan dan berdasar pada tradisi keagamaan tertentu kemudian bergeser mennuju orientasi pembuatan kebijaksanaan dan pelaksanaan program-program pembangunan. Hal it berarti tindakan nyata yang dapat dilihat hasilnya dari segi sosial ekonomi tertentu.
c. Peningkatan Partisipasi Politik
      Partisipasi anggota masyarakat dalam politik meningkat karena beberapa hal, yaitu sebagai beerikut:
1.      Integrasi masyarakat lokal dalam kegiatan politik nasional semakin besar
2.      Media komunikasi yang berkembang pesat
3.      Ketrgantungan fungsi politik diantara organisasi politik dan kelompok politik semakin besar
Di Indoonoesia satuan-satuan politik umumnya semula berdasar pada satuan desa, klan, suku bangsa, dan kerajaan. Dalam proses globalisasi, satuan-satuan itu semakin terintegrasi kedalam satuan keselluruhan yang lebih besar kedalam tingkat nasional. Hal itu terjadi karena bertambah banyaknya hubungan-hubungan di berbagai bidang  seperti perusahaan, perdagangan, transportasi, kounikasi massa, pendidikan dan pekerjaan. Bersamaan dengan itu, tumbuhlah kelompok-kelompok sosial baru yang lambat laun memegang peranan penting dalam polotik se[erti pengusaha, buruh dan cendakiawan. Dalam proses globalisasi polotik, kekuatan-kekuatan sosial baru tersebut harus diberi tempat dalam partisipasi politikagar kapasitas politik masyarakat untuk memecahkan kehidupan politik bersama semakin besar.