- Penyebarluasan Berita Proklamasi Dan Dukungan Rakyat Terhadap Proklamasi
Sambutan dan dukungan terhadap proklamasi cukup luas dikalangan
masyarakat Indonesia. Berita proklamasi disiarkan melalui jaringan radio yang telah dikuasai
oleh Jepang, kantor berita Jepang, Domei dapat dikacaukan hingga berita
kemerdekaan Indonesia dapat tersebar ke luar negeri melalui jaringan Jepang
sendiri. Selain dari media radio, pemberitaan kemerdekaan Indonesia juga
tersebar melalui surat kabar, yaitu surat kabar Tjahaja yang terbit di Bandung dan Soeara Asia di Surabaya. Pemberitaan mengenai kemerdekaan Indonesia
menyebar ke seluruh pelosok Jawa, kemudian menyeberang menuju ke Sumatera,
Kalimantan, Sulawesi dan Maluku. Tidak berhenti pada radio dan surat kaba,
pemberitaan Proklamasi Kemerdekaaan Indonesia juga disebarkan melalui
selebaran-selebaran.
Dukungan
rakyat juga terbentuk dalam berbagai peristiwa seperti berikut:
a. Rapat
Raksasa di Lapangan Ikada
Peristiwa ini
terjadi pada tanggal 19 Agustus 1945 yang dipelopori oleh Komite Aksi Menteng
31 dengan tujuan agar pemimpin bangsa Indonesia dapat berbicara langsung di
hadapan rakyat Indonesia.
b. Pernyataan
Sri Sultan Hamengku Buwono IX
Setalah
Indonesia merdeka, UUD 1945 disahkan sebagai UUD negara Republik Indonesia
Merdeka oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Dalam upaya mewujudkan negara
Republik Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur, Sri
Sultan Hamengku Buwono XI sebagai Sultan Ngayokyakarto Hadiningrat memberikan
dukungan terhadap proklamasi Indonesia. Melalui pernyataan Sri Sultan Hamengku
Buwono XI yang menyatakan bahwa negeri Ngayokyakarto Hadiningrat bergabung
dengan Negara Republik Indonesia dengan status daerah keistimewaan karena
bersifat Kerajaan. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono XI itu mendapat
sambutan dari seluruh rakyat Indonesia untuk memberikan dukungn serta
mempertahankan kedaulatan negara Republik Indonesia.
- Tindakan-tindakan Heroik di Berbagai Kota
Semantara itu di seluruh
daerah kekuasaan Republik Indonesia terjadi perebutan kekuasaan, baik secara
kekerasan atau dengan cara perundingan. Tindakan-tindakan bangsa Indonesia
dalam merebut kekuasan dari tangan Jepang dilakukan dengan merebut
tempat-tempat yang dianggap penting dan merebut persenjataan. Daerah-daerah
tersebut sebagai berikut:
a. Surabaya
Selama bulan
Septembaer terjadi perebutan senjata di gudang mesiu Don Bosco dan Markas
Pertahanan di Jawa Timur, serta pabrik-pabrik besar di kota dan Pangkalan
Angkatan Laut Jepang. Pada tanggal 22 September terjadi Insiden bendera di
Hotel Yamato, yaitu sebuah insiden ketika orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki
hotel itudengan bantuan sekutu. Orang-orang Belanda mengibarkan bendera Belanda
di puncak tiang Hotel Yamato. Keadaan itu memancing kemarahan pemuda Indonesia.
Beberapa orang pemuda akhirnya memanjat atap hotel dan menurunkan bendera
Belanda dengan menyobek warna biru serta menaikkan kembali bendera Merah Putih.
b. Yogyakarta
Perebutan
kekuasaan diaderah Yogyakarta dilakukan secara serentak dimulai tanggal 26
September 1945. Sejak pukul 10.00 pagi semua pegawai instansi pemerintahan dan
perusahaan yang dikuasai oleh Jepang menyerahkan kekuasaan kepada pemerintah
Republik Indonesia. Pada tanggal 27 September 1945, KNI (Komite Nasional
Indonesia) daerah Yogyakarta mengumumkan bahwa kekuasaan di daerah itu telah
berada di tangan pemerintahan Republik Indonesia.
c. Semarang
Pada tanggal 14
Oktober 1945, 400 orang tawanan Jepang dari pabrik gula Cipiring diangkut oleh
pemuda Indonesia ke Semarang dengan rencana untuk menawannya di penjara
Bulu. Dalam perjalanan, sebagian tawanan
itu berhasil melarikan diri dan meminta perlindungan kepada Batalion Kido.
Para pemuda
menjadi marah dan melakukan perebutan serta pendudukan terhadap kantor
pemerinthan Jepang di Indonesia. Pasukan Jepang ditangkap dan ditawan. Namun,
pada keesokan harinya pasukan Jepang melakukan penyerbuan ke Semarang.
Terjadilah pertempuran lima hari di Semarang. Korban yang jatuh diperkirakan
990 orang dari kedua belah pihak.