TEKNIK PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

TEKNIK PENULISAN LAPORAN PENELITIAN

    pen_paper_cartoon
  1. FUNGSI, JENIS, DAN BENTUK LAPORAN HASIL PENELITIAN
Penulisan laporan hasil penelitian berfungsi untuk memenuhi beberapa keperluan. Seperti keperluan studi akademis, keperluan perkembangan ilmu pengetahuan, keperluan lembaga masyarakat, lembaga pemerintahan atau lembaga bisnis tertentu dan untuk keperluan publikasi ilmiah.
Untuk keperluan studi akademis, setiap kali mahasiswa akan mengakhiri studi salah satu tuntutan akademisnya ialah diwajibkan mengadakan penelitian dan menyusun skripsi untuk studi S1, tesis untuk S2 dan disertasi untuk S3. Penyusunan dilakukan di bawah bimbingan dosen mata kuliah keahlian dan mata kuliah metodologi penelitian.
Untuk keperluan perkembangan ilmu pengetahuan, penelitian biasanya dilakukan oleh lembaga-lembaga penelitian. Ada lembaga penelitian nasional yaitu LIPI dan lembaga-lembaga lainnya, lembaga di tingkat daerah, lembaga penelitian di tingkat perguruan tinggi.
Untuk keperluan suatu lembaga tertentu, penelitian ini dilakukan atas pesanan sehingga penyusunan laporannya disusun untuk keperluan pesanan tersebut. Ada bahaya yang mengancam bagi penelitian pesanan yaitu apabila pemesan ikut mengatur skenario hasil penelitian yang dilakukan. Dengan kata lain hasil penelitian dipengaruhi oleh pemesan. Seperti untuk keperluan politik tertentu dan strategi dagang. Dalam hal ini sebaiknya peneliti tetap berpegang teguh pada etika penelitian sehingga ia membuat laporan penelitian apa adanya (objektif) walaupun nantinya akan mengalami kesukaran.
Untuk keperluan publikasi ilmiah, seorang peneliti yang bekerja di lembaga penelitian atau seorang dosen sangat memerlukan butir kredit untuk mengembangkan karier profesionalnya. Motivasi itu dapat dicapai secara efektif dan efisien jika seorang peneliti atau dosen melakukan penelitian dan mempublikasikannya dalam majalah ilmiah.
Fungsi-fungsi penulisan laporan tersebut sangat erat kaitannya dengan jenis dan bentuk laporan. Jenis laporan yang pertama adalah jenis laporan yang dilakukan oleh mahasiswa S1 pada akhir tahun masa studinya dan mahasiswa S2 untuk menulis tesis. Serta mahasiswa S3 diwajibkan menyusun disertasi. Tesis maupun disertasi mempunyai bentuk khusus yang biasanya mengikuti aturan dan model tertentu yang ditetapkan oleh suatu perguruan tinggi.
Jenis dan bentuk kedua adalah publikasi ilmiah yang dilakukan peneliti pada majalah ilmiah seperti jurnal. Pada bentuk publikasi ilmiah mempunyai tata aturan yang cukup longgar dan penyusunan hasil laporan cukup luwes untuk menentukan sendiri gaya penulisannya. Misalnya dengan menyesuaikan pola penulisan dengan pembacanya.
Jenis dan bentuk ketiga adalah laporan penelitian yang ditujukan kepada para pembuat keputusan atau kebijaksanaan. Bentuk tersebut dinamakan bentuk eksekutif. Dalam bentuk ini pembaca sekaligus akan menjadi pemakai hasil penelitian, sedangkan waktu dan kesibukan kegiatan para pemakai hasil penelitian menyita hampir seluruh kehidupan profesionalnya. Oleh karena itu, laporan harus disajikan secara singkat namun tetap padat berisi, tidak boleh dipenuhi dengan jargon-jargon ilmiah yang bagi mereka bisa membosankan. Diusahakan agar tetap bersifat argumentatif dan persuasif.
Bentuk terakhir adalah bentuk tulisan sebagai hasil penelitian yang dilemparkan kepada masyarakat awam. Yang biasanya dimuat sebagai artikel dalam koran. Bentuk ini menuntut cara penyajian tersendiri karena pembacanya terdiri atas orang-orang awam sehingga hendaknya dilakukan secara ilmiah populer. Yaitu disusun secara sederhana, mudah dipahami, singkat namun harus diusahakan agar inti hasil penemuan tetap dapat terkomunikasikan kepada para pembaca.
  1. KERANGKA DAN ISI LAPORAN
KERANGKA PENULISAN LAPORAN
I.          Tujuan Penelitian
  1. Konteks Penelitian
    1. Bagaiman asal mula penelitian dilakukan?
    2. Untuk apa penelitian ini ?
    3. Bagaimana penelitian ini dibiayai?
    4. Bagaimana penentuan peneliti?
    5. Fokus Penelitian
      1. Pertanyaan apakah yang dijawab dalam penelitian ini?
      2. Mengapa pertanyaan-pertanyaan ini?
      3. Tindakan-tindakan apakah yang diperkirakan atau keputusan-keputusan apakah yang akan diambil sebagai hasil dari penelitian ini.
II.          Keputusan-keputusan tentang metode
  1. Ketetapan metode
    1. Bagaimana caranya sehingga metode yang digunakan mengikuti pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ?
    2. Kelebihan dan kekurangan apkah yang ada pada metode yang digunakan sehubungan dengan tujuan penelitian?
    3. Keputusan-keputusan desain dan sampling apakah yang telah dibuat, apa alasannya, dan apa konsekuensinya?
      1. Situasi yang disample
      2. Periode waktu yang di sampel
      3. Orang-orang yang di sampel
III.          Presentasi Data
  1. Deskripsi informasi tentang program
    1. Riwayat dan asal usul program penelitian
    2. Kegiatan program, proses dan tujuan
    3. Ciri-ciri subyek
    4. Deskripsi penemuan yang diorganisasi disekitar pertanyaan-pertanyaan penelitian dan pemakai informasi
      1. Informasi deskriptif atas dasar pengamatan dan atau wawancara. Apa yang terjadi? Apa yang dikatakan?
      2. Sediakan informasi apa saja yang diperlukan pembaca kedalam situasi yang diuraikan dan diteliti.
    5. Analisis data
      1. Penyajian pola, tema, kecenderuangan, dan motivasi yang muncul dari data
      2. Penyajian kategori, sistem klasifikasi, dan tipologi
        1. Tipologi yang disusun oleh subyek untuk menjelaskan dunianya
        2. Tipologi yang disusun oleh tipologi
    6. Penafsiran dan penjelasan
      1. Kaitan-kaitan antara kategori dan dimensi
      2. Hubungan-hubungan antara hal-hal yang berkaitan dan bagian-bagian yang bebas
      3. Persoalan yang berkaitan dengan sebab dan konsekuensinya, termasuk hipotesis tentang hubungan antara proses dan hasil
IV.          Validasi dan Verifikasi penemuan
  1. Rincian tentang pelaksanaan metode dan pelaporan pada setiap tingkatan awal dari prosedur yang diharapkan.
Bagaimana study itu dilakukan?
Bagaimana pengumpulan data sebenarnya?
  1. Derajat kepercayaan penemuan
    1. Pembahasan tentang hipotesis alternatif dan alternatif pembahasan
    2. Analisi kasus-kasus negatif yang menunggu
    3. Triangulasi : a. metode, b. Sumber, c. Peneliti
    4. Pengaruh peneliti-peranan pribadi dan perspektif peneliti
    5. Salinan setiap reaksi subyek atau lainnya yang telah menelaah jalannya studi
V.          Kesimpulan dan rekomendasi (atas permintaan tertentu, bagian ini kadang-kadang ditempatkan pada bagian pertama laporan agar pengambilan keputusan langsung memperhatikannya)
  1. Apa sajakah penemuan-penemuan penting?
  2. Apa saja implikasi dari penemuan-penemuan tersebut?
  3. Apa sajakah rekomendasi-rekomendasi yang diajukan
    1. Rekomendasi dari pihak subyek
    2. Rekomendasi dari pihak peneliti
Lincoln dan guba (1985:362-363) menyajikan kerangka dua dimensi peting yang harus ada dalam laporan, yaitu bagian substansi dan bagian metodologis. Kerangka dasar kedua dimensi tersebut terlihat pada tabel.
Isi laporan ‘STUDI KASUS’
Aspek-aspek
Maksud
Pelaksanaan
Modifikasi
Pertimbangan subtantif
-        Masalah, Evaluan, atau Pilihan Kebijaksanaan
-        Konteks atau latar
-        Transaksi
-        Hal-hal yang menonjol
-        Hasil
Pertimbangan Metodologis
-        Peneliti
-        Metode keabsahan data
Menurut penulis diatas bagian subtansi berisi hal-hal sebagai berikut :
  • Rumusan masalah, evaluan, atau pilihan kebijaksanaan yang terjadi dalam studi.
  • Rumusan secara teliti tentang konteks atau latar tempat penelitian diadakan dan tempat inkuiri mempedulikanya.
  • Pembahasan tentang hal-hal yang menonjol yang ditemukan dilapangan ialah tentang unsur-unsur yang ditemukan sebagai hal penting dan yang diteliti secara mendalam.
  • Diskusi tentang hasil penelitian sebagai bahan “pelajaran yang dapat dipelajari” dari penelitian. Pembaca hendaknya memperhatikan bahwa pelajaran itu bukan merupakan generalisasi, ,melainkan “ hipotesis kerja” yang menghubungkan dengan arah pengertian dengan tempat penelitian.
Bagian metodologi yang dapat dimasukan kedalam isi maupun pada lampiran berisi hal-hal sebagai berikut :
  • Uraian secara teliti tentang derajat kepercayaan peneliti. Peneliti menjadi hak pembaca untuk mengetahui informasi tentang alat  sebagimana penelitian konvensional karena peneliti berfungsi sebagai alat penelitian.
  • Uraian secara teliti tentang metode-metode yang digunakan mencakup hakikat upaya “membuka” desaign.
  • Uraian secara teliti tentang ukuran yang digunakan untuk meningkatkan kemungkinan keabsahan data yang dikaitkan dengan temapat, dan akhirnya pemeriksaan secara khusus, dilakukan dengan pengecekan anggota dan auditing.
Kerangka hasil penelitian
  1. Latar belakang, harapan, pembatasan, dan tujuan penelitian ( BAB I)
  2. Penelaahan kepustakaan ( BAB II)
  3. Metodologi ( BAB III) yang mencangkup: latar, entri, desain ( latar-latar penelitian ), kehadiran peneliti, pencatatan data, dan analisis data
  4. Gambaran menyeluruh tentang latar penelitian ( BAB IV ) yang berisi gambaran umum tentang lokasi dan subjek
  5. Uraian tentang konsep-konsep menurut tema ( BAB IV ) yang mencangkup kesesuaian teori tentang konsep yang berasal dari data
  6. Pembahasan dan implikasi ( BAB X ) termasuk kesimpulan
  1. TEKNIK DAN STRATEGI PENULISAN LAPORAN
Pembahasan mengenai teknik dan strategi dalam penulisan laporan dalam bagian ini mencakup langkah-langkah penulisan dan teknik penulisan.
  1. Langkah-langkah penulisan laporan
Menurut Lincoln dan Guba (1985 : 366-368) membagi langkah penulisan dalam dua tahap, yaitu tahap awal dan tahap penulisan yang sebenarnya. kedua penulis itu menamakan tahap awal sebagai tugas organisasional. Ada tiga kelompok tugas organisasional yaitu :
  1. Menyusun materi data sehingga baha-bahan itu dapat secepatnya tersedia apabila diperlukan. Hal ini dapat digunakan untuk keperluan penelaahan data yang bersumber dari dokumen, buku, dll.
  2. Penyusunan kerangka laporan. Kerangka laporan hendaknya dipersiapkan dalam rangka konsep yang ditemukan dari data.
  3. Mengadakan uji silang antara indeks bahan data dengan kerangka yang baru disusun.  Hasil dari pekerjaan ini akan menjadi dasar penulisan. Jika indeks yang disusun terlalu banyak, penulis hendaknya membuat intisarinya agar mudah diuji silangkan. Uji silang dilakukan dengan cara menelaah indeks bahan data satu demi satu, kemudian dipertanyakan apakah sudah sesuai dengan kerangka.
Tahap penulisan yang sebenarnya hendaknya mengikuti kerangka yang telah disusun pada tahap awal. Tahap penulisan ini perlu disertai dengan penjajakan audit. Hal ini memungkinkan penulis untuk melaporkan fakta-fakta yang benar-benar fakta atas dasar sumber yang dapat ditunjukkan, sehingga peneliti benar-benar yakin untuk membuat pertanyaan yang didukung oleh data. Pada tahap penulisan ini, penulis hendaknya mengaitkan dengan hasil penelaah kepustakaan yang berguna bagi penggunakan kriteria inklusi – eksklusi.
  1. Teknik penulisan laporan
Hal ini mencangkup 3 hal, yaitu cara penulisan, gaya penulisan, dan diakhiri dengan petunjuk umum penulisan. Menurut Bogdan dan Biklen (1982: 172-175) cara penulisan laporan penelitian diarahkan oleh suatu “fokus” yang berarti penulis memutuskan untuk memberitahukan keinginannya kepada para pembaca. Fokus hendaknya berupa tesis, tema atau topik.
Tesis ialah proposisi yang diajukan kemudian diikuti argumentasi, misalnya “ peneliti berpendirian bahwa …..; peneliti memiliki dimensi lainnya yaitu…..; yaitu…..; model…. yang ditemukan dalam penelitian ini jelas menuntut adanya cara penerapan lainnya dalam kehidupan masyarakat”. Yang perlu diperhatikan ialah peneliti hendaknya berhati-hati mengemukakan argumentasinya karena biasanya argumentasi demikian diserang oleh para peneliti lainnya.
Tema ialah beberapa konsep yang muncul dari data. Tema dapat dirumuskan dalam beberapa tingkatan abstraksi yang berasal dari pertanyaan-pertanyaan tentang jenis latar  situasi.
Topik yaitu, satuan aspek tertentu apa yang sedang diteliti dan suatu ide mengenai hal itu. Tema bersifat konseptual sedangkan topik bersikap deskriptif.
Gaya penulisan dapat dinyatakan berada diantara suatu kontinuum. Pada gaya penulisan terdapat gaya penulisan formal dan tradisional serta gaya penulisan yang terlalu longgar, deskriptif, menceritakan peristiwa yang berkepanjangan terlebih dahulu, baru akhirnya menarik kesimpulan. Gaya tradisional sejak awal penulis sudah menyatakan isinya akan berargumentasi, menyajikan aspek-aspek kunci prespektifnya, dan menyajikan contoh data. Gaya non tradisional agak kontrofersial dalam cara menyajikan latar penelitian.
  1. Petunjuk penulisan laporan
Ada enam petunjuk menurut Linkoln dan Guba (1985: 365-366) yaitu :
  1. Penulisan hendaknya dilakukan secara informal. Dalam hal ini tugas seorang peneliti memberikan gambaran tentang dunia lapangan penelitian.
  2. Penulisan itu hendaknya tidak bersifat penafsiran atau evaluatif kecuali bagian yang mempersoalkan hal itu. Penafsiran dan evaluasi itu harus didasarkan oleh data itu sendiri, jangan membiarkan pembaca menafsirkan bahwa yang dikemukaan itu dari peneliti itu sendiri. Jika penulis ingin menuliskan pendapatnya sebaiknya peneliti menuliskan dengan kata atau kalimat yang diberikan tanda khusu seperti huruf miring atau garis bawah.
  3. Penulis hendaknya menyadiri jangan terlalu banyak data yang dimasukkan. Peneliti hendaknya membatasi bahan yang dimasukkan atau tidak dimasukkan dalam penulisan laporan.
  4. Penulis hendaknya tetap menghormati janji tidak menuliskan nama dan menjaga kerahasiaan. Hal ini dilakukan agar oranglain tidak dapat mengenali responden atau subyek.
  5. Penulis hendaknya tetap melaksanakan penjajakan audit. Auditing merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang baik dan penting. Peneliti hendaknya membuat catatan tentang setiap langkah kegiatan.
  6. Penulis hendaknya menetapkan batas waktu penyelesaian laporannya dan bertekad untuk menyelesaikannya. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat menyelesaikan laporan sebelum terjadi perubahan pada latar penelitian.
  1. PENELAAHAN HASIL PENULISAN
Tujuan dilakukan penelaahan hasil penulisan yaitu, agar karya ilmiah yang di laporkan dapat dipertanggungjawabkan. Penelaahan ini terdapat beberapa kriteria menurut Lincoln dan Guba (1985: 372) yaitu :
  1. Apakah uraian tentang lokasi telah benar-benar menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Hal yang menjadi dasar untuk menetapkan jawaban ini adalah pengetahuan dan pengalaman pada latar penelitian.
  2. Apakah ada kekeliruan pengungkapan fakta atau intreprestasi. Hal ini bisa dilakukan bersama dengan anggota tim penelitian, guna untuk memperjelas hal yang dipersoalkan.
  3. Apakah data atau informasi penting yang dibuang. Kriteria inklusi dan eklusi sangat besar peranannya. Jika memang ada informasi yang terlewatkan maka direvisi lagi.
  4. Apakah penafsiran yang dilakukan oleh peneliti atau anggota tim peneliti itu sesuai dengan penafsiran oleh subyek. Pada petunjuk penulisan laporan sebenarnya telah dikemukakan, namun terkadang peneliti menafsirkan melebihi penafsiran subyek. Jika hal ini terjadi maka diadakan revisi kembali.
  5. Apakah kerahasiaan dan usaha tidak mencantumkan nama latar penelitian dan subyek itu sudah benar-benar terjamin. Jika hal ini terlupakan akan menimbulkan persoalan yang cukup serius.
  6. Apakah ada persoalan-persoalan yang “ hangat” dan sensitif ikut dimasukkan dalam laporan. Apabila hal ini terjadi seharusnya diselesaikan dengan orang yang bersangkutan pada latar penelitian, apakah mereka setuju atau tidak untu diungkapkan dalam laporan penelitian.
Lincoln dan Guba (1985: 371-373) menganjurkan agar hal demikian dilakukan tiga kali. Pertama, penelaahan perlu dilakukan oleh anggota-anggota tim penelitian itu sendiri. Kedua, penelaahan pada tahap ini hendaknya tidak hanya oleh mereka yang mempunyai latar belakang tentang hal yang diteliti, tetapi juga oleh yang berasal dari luar lingkaran penelitian. Ketiga, penelaahan dilakukan oleh kedua kelompok itu secara bersama-sama. Pada tahap ini penelaahan hendaknya diarahkan pada organisasi dan gaya penulisan.
  1. PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH
Pendahuluan
Menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. Pemahaman tentang penulisan suatu karya tulis ilmiah beragam, namun secara tradisional komunitas ilmuwan telah memiliki suatu standar. Hanya standar itu barulah terbatas pada format dan urutannya. Tujuan penulisan bagian yang berjudul “Penulisan Karya Tulis Ilmiah” ini lebih merupakan upaya untuk lebih memperjelas konsep dasar karya tulis ilmiah ditinjau dari segi kriteria yang melandasinya, struktur dan format, serta pada bagian akhir dikemukakan semacam panduan penulisan karya ilmiah. Dikemukakan bahwa tidak semua makalah termasuk tulisan atau karya ilmiah. Salah satu tulisan menyatakan bahwa makalah dapat dibedakan atas makalah ilmiah dan makalah teknikal. Makalah ilmiah adalah laporan tertulis yang menguraikan hasil orisinil dari suatu penelitian. Di sisi lain, makalah teknis adalah makalah yang disusun untuk keperluan tertentu dan tidak terlalu terikat pada kaidah-kaidah penulisan makalah, contoh makalah teknis adalah makalah yang biasa dibuat untuk bahan presentasi kuliah.
Menulis makalah ilmiah itu sulit oleh karena itu diperlukan panduan dalam bentuk panduan penulisan karya ilmiah agar dapat memperjelas dan mempermudah tatacara penulisan karya ilmiah. Penulisan karya ilmiah pada dasarnya adalah untuk menemukan sesuatu yang baru dalam ilmu pengetahuan. Temuan demikian hendaknya sesuatu yang sangat fundamental, sehingga dapat meyakinkan komunitas ilmiah umumnya dan mereka yang memberikan dana untuk membiayai penelitian. Karya ilmiah ditulis untuk komunitas ilmiah umumnya, dan secara khusus diperlukan unutk keperluan khusus tertentu, apakah karena pesanan, penugasan akademik, kewajiban menghasilkan karya ilmiah karena tuntutan kenaikan tingkatan jabatan etrtentu, seperti untuk keperluan kenaikan pangkat dosen, widiaiswara,dll.  Karya tulis ilmiah tersebut bias berupa review, kompilasi pekerjaan penelitian yang lalu, atau hasil melakukan suatu penelitian atau eksperimen tertentu. Jadi jelas makalah atau karya tulis ilmiah itu bias berupa hasil penelitian dan juga bias merupakan pengkajian kepustakaan atau karya tulis ornag lain secara kritis. Analitis secara kritis terhadap hasil karya beberapa hasil penelitian yang dilakukan secara kritis dengan memenuhi persyaratan dan criteria penulisan karya tulis ilmiah dapatlah dikategorikan pada makalah atau karya tulis ilmiah pula.
      Maksud dan Tujuan
                        Menurut Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. Suatu makalah ilmiah yang baik mempunyai dua tujuan yaitu:
  1. Harus secara lengkap dan jelas menguraikan prosedur yang diikuti dan hasil yang diperoleh
  2. Hal itu harus menempatkan hasil ke dalam suatu perspektif dengan jalan mengaitkannya dengan keadaan perkembangan ilmu sekarang dan dengan jalan menginterpretasikan signifikansinya dengan studi lebih lanjut.
Kepada para penulis karya ilmiah perlu diingatkan bahwa 1) mereka harus menguasai ‘tubuh pengetahuannya’ masing-masing; 2) dalam tulisannya harus me-review dan mengikhtisarkan the state of the art dari ilmu penngetahuan yang digelutinya; 3) mengharuskan mengkonfirmasikan temuannya dengan hipotesis atau suatu tujuan studi yang dilakukannya. Karya ilmiah menyajikan informasi dan informasi itu harus berupa observasi, teori, hipotesis, dan temuan, atau kombinasi dari padanya. Temuan penelitian dapat juga memecahkan masalah, misalnya seseorang dapat menanam tumbuhan dengan subur tanpa menggunakan pestisida. Jadi daptlah dikatakan bahwa salah satu tujuan pokok penulisan karya ilmiah itu adalah sebagai upaya untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Kriteria Karya Tulis Ilmiah
Menurut  Prof. Dr. Lexy J. Moleong, M.A. berdasarkan keragamannya, penulis mengkategorisasiskannya ke dalam tiga hal. Dengan demikian maka suatu karya tulis ilmiah itu ada tiga kriteria, yaitu:
  1. Kriteria Konseptual
Kriteria ilmah itu terdiri dari fakta, teori, dan postulat. Fakta adalah sesuatu yang diuji dan hasilnya secara absolut benar dan tidak akan berubah. Teori harus secara langsung didukung oleh sekurang-kurangnya satu fakta ilmiah. Postulat harus secara langsung didukung oleh sekurang-kurangnya satu teori ilmiah, yang berarti bahwa secara tidak langsung didukung oleh sekurang-kurangnya satu fakta ilmiah.
  1. Kriteria Prosedural
Para ilmuwan telah menyusun format untuk makalah ilmiah. Secara berurutan, makalah ilmiah terdiri dari:
  1. Judul,
  2. Abstrak,
  3. Pendahuluan,
  4. Materi dan metode,
  5. Temuan/hasil,
  6. Diskusi/pembahasan, dan
  7. Kepustakaan yang dikutip.
Cara efektif untuk mengikutinya adalah dengan jalan menjawab empat pertanyaan berikut:
  1. Apa masalahnya? Jawaban Anda adalah Pendahuluan.
  2. Bagaimana Anda meneliti masalahnya? Jawaban Anda adalah Materi dan Metode.
  3. Apa yang  Anda temukan? Jawaban Anda adalah Hasil/Temuan.
  4. Apa makna temuan itu? Jawaban Anda adalah Pembahasan/Diskusi.
Jadi dari segi prosedur penulisan karya tulis ilmiah maka baik urutan maupun formatnya sudahlah tertentu. Jika seseorang menulis karya tulis ilmiah lain dari pada hal itu berarti menyimpang dari tradisi dan kesepakatan para ilmuwan tentang format dan struktur penulisan yang dalam hal ini dinamakan kriteria prosedural.
  1. Kriteria Teknikal
Gaya penulisan karya tulis ilmiah adalah sama yaitu singkat, akurat, dan tidak menggunakan bahasa berbunga-bunga, harus mudah dipahami isinya, memperbolehkan pembaca untuk dapat mereproduksi apa yang ditulis.
Jumlah halaman dapat digunakan pegangan sebagai berikut:
  1. Abstrak dan Penduhulan = 1 halaman.
  2. Materi dan Metode = 3 halaman.
  3. Hasil/Temuan = 4 halaman.
  4. Pembahasan = 3-4 halaman.
  5. Kepustakaan = 1-2 halaman.
Dari segi teknis, saran-saran dibawah ini akan bermanfaat bagi penulisan karya ilmiah, yang dikemukakan sebagai berikut:
  1. Tulislah secara singkat dan jelas.
  2. Hindari ‘slang’ atau jargon.
  3. Hindari kata-kata pasif. Gnakan kata kerja aktif jika dimungkinkan.
  4. Ikuti format karya tulis ilmiah.
  5. Gunakan kata ganti orang pertama, misalnya ‘Kami berkesimpulan……”.
  6. Hindari penggunaan pandangan sendiri.
  7. Singkatan agar diperjelas terlebih dahulu pada permulaan.
  8. Gunakan judul/subjudul pada setiap komponen makalah.
Berikut terdapat beberapa butir kriteria teknikal  dalam Lampiran Keputusan MENPAN:
  1. Telah diterbitkan (bagian dari buku, risalah, atau majalah ilmiah).
  2. Telah digunakan dalam DIKLAT.
  3. Tulisan itu berupa ‘hasil penelitian’
  4. Karya tulis itu terdiri dari 30.000 kata
  5. Tim penilai harus menilainya dan memasukannya ke dalam salah satu dari antara: amat baik, baik, dan cukup (Apa ukurannya masing-masing?)
Dari ulasan tersebut di atas dapatlah dikatakan bahwa kriteria secara teknikal dapatlah disusun sendiri oleh suatu Tim Penilai. Tim Penilai ini dapat memanfaatkan aturan yang berlaku atau menyepakati sendiri butir-butir kriteria yang digunakan untuk menilai suatu karya ilmiah.
Panduan Penulisan Karya Tulis Ilmiah
Urutan /Format
Setiap makalah ilmiah harus mengikuti satu format tertentu. Pada komunitas ilmiah sudah ada konvensi untuk mengikuti satu format tertentu.
  1. Judul
  2. Abstrak
  3. Pendahuluan
  4. Materi dan Metode
  5. Hasil/Temuan
  6. Pembahasan/Diskusi
  7. Kepustakaan

      Uraian
  1. Judul
Gunakan kata-kata seirit mungkin yang menggambarkan isi ‘makalah ilmiah’. Judul isinya harus informative, khusus, dan singkat. Judul tidak boleh berisi kependekan, formula, atau jargon, karena akan menimbulkan masalah dalam indeksisasi dan dari segi kebacaannya.
Menurut Prof. Dr. Sugiyono berikut ini adalah contoh judul penelitian kualitatif:
  1. Manajemen Keluarga Petani dalam menyekolahkan Anak-anaknya
  2. Gaya Belajar Anak-anak SD yang Berbakat
  3. Makna Pendidikan Anak bagi Orang Tua Miskin
  1. Abstrak
Karya ilmiah dimulai dengan Abstrak, yang tidak boleh melebihi 250 kata. Abstrak itu harus menentukan secara jelas apa yang dipersoalkan dalam Karya atau Makalah itu. Abstrak itu harus:
  1. Menyatakan tujuan pokok dan lingkup penelitian/investigasi.
  2. Menguraikan metodologi yang digunakan.
  3. Mengikhtisarkan hasil yang ditemukan.
  4. Meyatakan kesimpulan utama.
Kesimpulan itu penting dan hal itu dinyatakan tiga kali, yaitu pada Abstrak, Pendahuluan, dan secara rinci pada Pembahasan.
  1. Pendahuluan
Aturan yang disarankan dalam pendahuluan adalah:
  1. Harus dikemukakan secara sejelas mungkin pertama-tama adalah hakikat dan lingkup masalah yang diteliti.
  2. Harus mereview kepustakaan terkait untuk mengarahkan pembaca.
  3. Menguraikan keadaan perkembangan ilmu pengetahuan sekarang ini.
  4. Harus menyatakan metode yang digunakan dalam penelitian. Alasan pemilihan metode wajib dikemukakan.
  5. Harus menyatakan temuan pokok dalam penelitian.
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan, pada bagian pendahuluan perlu ditambahkan beberapa poin penting, yaitu:
  1. Masalah bayangan
Masalah bayangan (foreshadow problem) merupakan perkiraan atau dugaan tentang masalah utama yang dihadapi dalam suatu kegiatan atau seseuatu lokasi. Rumusan masalah masih bersifat umum.
  1. Manfaat penelitian
Menjelaskan pentingnya penelitian dalam: 1) pengembangan pengetahuan, 2) implikasinya bagi penelitian lebih lanjut dan penyempurnaan pelaksanaan pendidikan.
  1. Materi dan Metode
Materi dan Metode ini harus diuraikan secara rinci agar para pembaca lainnya dapat mengadakan pengulangan penelitian. Penulisan bagian ini harus dilakukan secara berhati-hati karena hal ini menjadi pokok uraian metode ilmiah Anda ang menuntut agar penelitian dapat diulangi oleh peneliti lainnya.
Bagian ini pada dasarnya menjawab pertanyaan: dimana, kapan, dan bagaimana studi itu dilakukan. Rumusannya harus berhati-hati, sesingkat, dan serinci mungkin. Disini dikemukakan teknik sampling dan analisis data dengan statistik (jika penelitian kuantitatif).
Menurut Prof. Dr. Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Pendidikan dalam subbab desain dan metodologi dalam penelitian kualitatif meliputi: lokasi atau jaringan social yang dipilih, peranan peneliti, strateg penentuan sampel secara purposive, analisis data yang bersifat induktif, dan keterbatasan desain.
  1. Hasil/Temuan
Data secara singkat dikemukakan pada bagian ini. Gambar dan tabel dikemukakan di sini untuk lebih memperjelas uraian. Jangan memasukkan data kasar (raw data), hasil ini harus sangat jelas, singkat namun ‘manis’. Bagian ini secara jelas menyatakann temuan penelitian yang diperoleh. Bagian hasil ini tidak boleh menginterpretasi data.
  1. Pembahasan/Diskusi
Komponen pokok bagian dari bagian ini adalah:
  1. Usahakan agar mengemukakan prinsip-prinsip, hubungan, dan generalisasi pada bagian ini. Ingat bahwa Anda tidak mengemukakan hasil lagi. Kemukakan kekecualian atau kelemahan, dan juga kemukakan hal-hal yang kurang dapat dicakup dalam penelitian ini.
  2. Tunjukkan pada bagian ini bahwa hasil dan interpretasi itu ada kesepakatan (atau bertentangan) dengan hasil/temuan penelitian lainnya yang telah dipublikasikan.
  3. Bahas implikasi hasil pekerjaan Anda dan kemukakan seluruh kemungkinan aplikasi praktisnya.
  4. Nyatakan kesimpulan Anda, sejelas mungkin. Kemukakan hasil kesimpulan tentang hipotesis atau tujuan penelitian. Kemukakan juga makna yang lebih lus tentang kesimpulan itu.
  5. Identifikasikan langkah-langkah berikutnya yang perlu ditempuh untuk penelitian di masa mendatang.
  1. Kepustakaan
Buat daftar kepustakaan berurutan secara alfabetis, dan hanya yang dikutip dalam makalah ini yang dikemukakan. Format yang lazim digunakan dalam penulisan karya ilmiah agar diindahkan.

KESIMPULAN

            Penulisan laporan hasil penelitian merupakan suatu bagian yang terpisahkan dari kegiatan penelitian dan dibagi atas empat bagian, yaitu fungsi, jenis dan bentuk laporan hasil penelitian, kerangka dan isi laporan, teknik dan strategi penulisan laporan, dan penelaahan laporan hasil penelitian.
Pada bagian pertama, fungsi laporan ada bermacam-macam sesuai dengan keperluan penggunaan laporan penelitian itu sendiri. Bagian kedua menyajikan tiga contoh kerangka dari beberapa segi pandangan, yang disintesiskan ke dalam suatu kerangka laporan.
Teknik dan strategi penulisan laporan mencakup langkah-langkah penulisan itu sendiri, teknik penulisan, dan diakhiri dengan uraian tentang petunjuk penulisan laporan. Petunjuk ini dapat dimanfaatkan oleh peneliti sewaktu akan memulai penulisan laporan.
Penelaahan terhadap laporan yang telah ditulis merupakan pekerjaan yang sebaiknya dilakukan mengingat dengan memperoleh umpan balik dari beberapa pihak, hasil karya penulisan dapat lebih disempurnakan. Tentu saja penelaahan demikian dilakukan atas dasar kriteria tertentu.
Pada bagian teknik penulisan karya ilmiah dapat digunakan untuk keperluan banyak peneliti, dosen, guru-guru yang dalam rangka kenaikan pangkatnya memerlukan adanya karya ilmiah yang ditulis dalam suatu jurnal atau suatu majalah ilmiah. Dan pada bagian ini diawali dengan pendahuluan, maksud dan tujuan penulisan karya ilmiah, adanya kriteria penulisan karya ilmiah yang terdiri atas kriteria konseptual, prosedural dan teknikal dan diakhiri dengan adanya panduan penulisan karya ilmiah.

DAFTAR PUSTAKA :
  • Lexy, J. Moleong. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
  • Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
  • Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.