Sebagian masyarakat kita lebih senang kalau pengajian membahas tentang hal keutamaan-keutamaan. Semisal pengajian yang membahas tentang keutamaan puasa, keutamaan sodaqoh, keutamaan membaca al fatihah, keutamaan amal dll. Dimana hal tersebut sudah bagus karena pengajian yang membahas tentang keutamaan akan bisa memotivasi seseorang untuk senantiasa beramal. Namun hal tersebut tidaklah cukup, karena memahami Islam dari sisi keutamaan-nya saja merupakan aspek yang lain. Dikhawatirkan sebagian manusia mengira Islam-nya benar, namun pada dasarnya apa yang sudah dikerjakan-nya tidak mendapatkan apa-apa dikarenakan tidak mengetahui hukum yang membatalkannya. Sehingga dengan mengetahui hal-hal yang membatalkan syahadat akan menjadikan kita senantiasa menjaga syahadat kita agar tidak batal.
Terdapat sebuah hadits yang berbunyi “Barang siapa yang membaca syahadat, maka dia akan masuk surga”. Dalam mengartikan-nya, sebagian orang yang berbuat maksiat akan merasa optimis dirinya akan masuk surga, dengan alasan bahwa dia telah mengucapkan 2 kalimat syahadat. Kalimat syahadat bukan cuman sekedar ucapan. Namun terdapat konsekuensi yang harus kita lakukan agar amalan-amalan yang sudah kita kerjakan dapat diterima oleh Allah SWT.
Berikut adalah hal-hal yang merusak syahadat yang berarti merusak keimanan :
1. Syirik
Siapapun yang menyekutukan Allah atau menyamakan Allah dengan yang lain, maka syahadat-nya batal.
Sebuah Firman Allah SWT dalam surat Azzumar ayat 65-66 :
Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi. Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah, dan hendaklah engkau termasuk orang yang bersyukur”.
1. Syirik
Siapapun yang menyekutukan Allah atau menyamakan Allah dengan yang lain, maka syahadat-nya batal.
Sebuah Firman Allah SWT dalam surat Azzumar ayat 65-66 :
Dan sungguh, telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu, “Sungguh, jika engkau mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalanmu dan tentulah engkau termasuk orang-orang yang rugi. Karena itu, hendaklah Allah saja yang engkau sembah, dan hendaklah engkau termasuk orang yang bersyukur”.
Beberapa perbuatan Syirik adalah :
- Ruqyah/Jampi-jampi yang bertentangan dengan Alquran dan Sunnah
- Menggunakan dan minta bantuan Jin. Karena jin dan setan memberikan bantuan kepada manusia pasti ada imbalan-nya. Dan hal tersebut sering menjurus kepada syirik.
- Meramal. Contohnya adalah meramal garis tangan, meramal jodoh, meramal tentang kenaikan jabatan dll.
- Percaya kepada dukun.
- Mengambil berkah dari kuburan-kuburan. Melakukan ziarah kubur bukan untuk mengingat kematian namun memohon bantuan bukan kepada Allah SWT.
- Minta tolong kepada orang mati.
- Sumpah dengan selain Allah.
2. Beribadah selain kepada Allah SWT
Siapapun yang beribadah selain Allah, beribadah kepada berhala, beribadah kepada manusia maka syahadatnya batal
Surat Az Zariyat ayat 56 :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku
Dimana beribadah bukan hanya dalam bentuk sholat saja namun dengan mengikuti dan menjauhi larangan adalah bentuk sebuah ibadah.
Siapapun yang beribadah selain Allah, beribadah kepada berhala, beribadah kepada manusia maka syahadatnya batal
Surat Az Zariyat ayat 56 :
Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku
Dimana beribadah bukan hanya dalam bentuk sholat saja namun dengan mengikuti dan menjauhi larangan adalah bentuk sebuah ibadah.
3. Berhukum selain kepada Allah SWT
Dalam menjalani kehidupan pasti akan muncul permasalahan-permasalahan dimana untuk menyelesaikan-nya harus ada yg menghukumi. Bagaimana pengaturan tentang warisan, hukum berpolitik. Maka hendaklah kita harus senantiasa berhukum kepada Allah SWT.
Surat An Nisa’ ayat 59 :
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
Dalam menjalani kehidupan pasti akan muncul permasalahan-permasalahan dimana untuk menyelesaikan-nya harus ada yg menghukumi. Bagaimana pengaturan tentang warisan, hukum berpolitik. Maka hendaklah kita harus senantiasa berhukum kepada Allah SWT.
Surat An Nisa’ ayat 59 :
Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan Ulil Amri (pemegang kekuasaan) diantara kamu. Kemudian, jika kamu berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalilah kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu, lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.
4. Memberikan hak memerintah dan melarang kepada selain Allah SWT
Adanya perintah dan larangan adalah mutlak hak Allah SWT. Ketika hak tersebut diambil alih oleh seseorang maka batatlah syhadatnya tersebut. Seorang Rasul/Nabi memerintahkan dan melarang adalah atas perintah Allah SWT. Oleh karena itu dalam kehidupan kita larangan dan perintah jangan sampai bertentangan dengan aturan Allah SWT.
Adanya perintah dan larangan adalah mutlak hak Allah SWT. Ketika hak tersebut diambil alih oleh seseorang maka batatlah syhadatnya tersebut. Seorang Rasul/Nabi memerintahkan dan melarang adalah atas perintah Allah SWT. Oleh karena itu dalam kehidupan kita larangan dan perintah jangan sampai bertentangan dengan aturan Allah SWT.
5. Taat kepada selain Allah SWT dengan tanpa mendapatkan ijin dari Allah SWT
Bentuk ketaatan manusia dapat berupa taat kepada orang tua, taat kepada suami, taat kepada pemimpinnya, atau taat kepada guru. Namun ketika ketaatan itu tidak mendapat ijin dari Allah maka ketaatan tersebut tidak diperbolehkan.
Bentuk ketaatan manusia dapat berupa taat kepada orang tua, taat kepada suami, taat kepada pemimpinnya, atau taat kepada guru. Namun ketika ketaatan itu tidak mendapat ijin dari Allah maka ketaatan tersebut tidak diperbolehkan.
[spoiler effect=”slide” show=”Tanya Jawab” hide=”Tutup – Tanya Jawab”] T : Bagaimana menyikapi panggilan sholat ketika masih ada kerjaan atau ketika berada pada sebuah meeting/rapat di kantor?
J : Ketika terdengar seruan untuk sholat, hendaklah meminta ijin untuk menjalankan ibadah sholat. Karena tidak ada panggilan yg lebih utama daripada panggilan Allah SWT. Namun disisi lain perlu dilakukan pengkondisian, agar orang disekeliling kita bisa memahami dan bukan-nya malah menjadi musuh kita.T : Bagaimana menyikapi Demokrasi Pancasila sebagai pedoman hidup dalam kehidupan masyarakat Indonesia
J : Pedoman hidup seorang muslim tidak lain hanyalah Al Qur’an. dan Sunnah. Ketika ada sebuah Demokrasi Pancasila dalam kehidupan masyarakat, hendaklah kita bisa bersikap arif. Perlu kita pahami bahwa untuk menuju kehidupan yang islami diperlukan sebuah proses.T : Bagaimana cara kita menghadapi Taqut (ialah setan dan apa saja yang disembah selain Allah SWT atau seorang pemimpin yg dholim)
J : Salah satunya adalah dengan membentuk lingkungan kehidupan yang baik.[/spoiler]
Sumber: http://kajiankantor.com