Baca Artikel Ini
- Keutamaan dan Peristiwa Besar dalam Bulan Dzulhijjah
- Kultum : Jangan Menyerah Untuk “Tomat”
- Kultum Ikhlas dan Manfaatnya
- Kultum Menghargai Waktu (Surah Al-Ashr)
- Kultum Sabar dan Syukur
Pengertian
periodisasi diartikan sebagai pembabakan waktu yang dipergunakan untuk berbagai
peristiwa. Kompleksnya peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia pada setiap
masa memerlukan suatu pengklasifikasian berdasarkan bentuk serta jenis peristiwa
tersebut. Peristiwa-peristiwa yang telah diklasifikasikan itu disusun secara
kronologis berdasarkan urutan waktu kejadiannya.
Rentang waktu
atau masa sejak manusia ada hingga sekarang merupakan rentang yang sangat
panjang, sehingga para ahli sejarah sering mengalami kesulitan untuk memahami
dan membahas masalah-masalah yang muncul dalam sejarah kehidupan manusia. Untuk
mempermudah pembabakan kehidupan manusia, para ahli menyusun periodisasi
sejarah.
Periodisasi
digunakan untuk mempermudah pemahaman dan pembahasan sejarah kehidupan manusia.
Periodisasi yang dibuat oleh banyak peneliti berakibat adanya perbedaan-perbedaan
pandangan sehingga periodisasi sejarah bersifat subjektif yang dipengaruhi
subjek permasalahan serta pribadi penelitinya.
Dalam sejarah
Indonesia, periodisasi dibagi dua, yaitu zaman praaksara dan zaman sejarah.
a. Zaman
praaksara, yaitu zaman sebelum manusia mengenal tulisan. Sejarah dapat dipelajari
berdasarkan peninggalan benda-benda purbakala berupa artefak, fitur, ekofak,
dan situs. Artefak adalah semua benda
yang jelas memperlihatkan hasil garapan sebagian atau seluruhnya sebagai
pengubahan sumber alam oleh tangan manusia. Fitur adalah artefak yang tidak
dapat dipindahkan tanpa merusak tempatnya. Ekofak adalah benda dari unsur
lingkungan abiotik atau biotik. Situs adalah bidang tanah yang mengandung
peninggalan purbakala.
b. Zaman sejarah,
yaitu zaman di mana manusia sudah mengenal tulisan. Zaman sejarah dibagi tiga
sebagai berikut :
1) Zaman Kuno,
yang membicarakan sejak kerajaan tertua sampai abad ke-14. Pada zaman ini,
berkembang kebudayaan Indonesia yang dipengaruhi agama Hindu dan Buddha.
2) Zaman
Indonesia Baru, mulai abad ke-15 yang membicarakan masa berkembangnya budaya
Islam sampai abad ke-18.
3) Zaman
Indonesia Modern, sejak masa pemerintahan Hindia Belanda (1800), pergerakan
kemerdekaan Indonesia merdeka sampai sekarang atau masa kontemporer. Ada
beberapa unsur yang sering memengaruhi penyusunan periode-periode sejarah, salah
satunya adalah unsur geografi, sebab adanya perubahan tapal batas, perubahan aliran
sungai, gedung kuno direhab, bahkan adanya perubahan flora dan fauna dapat mengaburkan
jejak-jejak sejarah.
Konsep teoritik
tentang periodisasi sejarah Indonesia pernah dibahas dalam Seminar Sejarah
Nasional I tahun 1957, yang menghasilkan hal-hal sebagai berikut:
a. Konsep
periodisasi dari Prof. Dr. Soekanto
Menurut pendapat
Dr. Soekanto, periodisasi hendaknya berdasarkan ketatanegaraan artinya bersifat
politik. Pembagian atas babakan masa (periodisasi) yang berdasarkan kenyataan-kenyataan
sedapat mungkin harus eksak serta praktis. Menurutnya, periodisasi sejarah
Indonesia diusulkan secara kronologis sebagai berikut :
1) Masa pangkal sejarah ..............................................
– 0
2) Masa Kutai-Tarumanegara ..................................... 0 –
600
3) Masa Sriwijaya-Medang-Singosari ......................... 600 – 1300
4) Masa Majapahit
....................................................... 1300 – 1500
5) Masa Kerajaan Islam ...............................................
1500 – 1600
6) Masa Aceh, Mataram, Makassar ............................ 1600 –
1700
7) Masa pemerintah asing ............................................
1700 – 1945
a) Zaman Kompeni (1800 – 1808)
b) Zaman Daendels (1808 – 1811)
c) Zaman British Government (1811
– 1816)
d) Zaman Nederlands – India (1816 – 1942)
e) Zaman Nippon (1942 – 1945)
8) Masa Republik Indonesia ........................................
1945 – sekarang
b. Periodisasi
menurut Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo
Menurut
pemikiran Prof. Dr. Sartono Kartodirdjo, sebagai dasar bagi babakan masa
(periodisasi) adalah derajat integrasi yang tercapai di Indonesia pada masa lampau. Menurut pemikirannya, faktor
ekonomi sangat memengaruhi perkembangan sosial, politik, dan kultur di
Indonesia. Faktor
ekonomi
memengaruhi kontak Indonesia dengan luar negeri yang mendatangkan pengaruh
kebudayaan luar, baik budaya Hindu dari India, budaya Islam dari Asia Barat,
serta budaya barat baik dari Eropa atau negara-negara lainnya. Maka ada kemungkinan
untuk membedakan dua periode besar, yaitu pengaruh Hindu dan pengaruh Islam.
Sebutan dari periode itu memakai nama kerajaan
sebab sifat
masyarakat pada waktu itu masih homogen dan berpusat pada raja (istana
sentris). Adapun periodisasi yang diusulkan oleh Prof. Dr. Sartono adalah sebagai
berikut.
1) Prasejarah
2) Zaman Kuno
a) Masa kerajaan-kerajaan tertua
b) Masa Sriwijaya (dari abad VII – XIII atau XIV).
c) Masa Majapahit (dari abad XIV – XV).
3) Zaman Baru
a) Masa Aceh, Mataram, Makassar/Ternate/Tidore (sejak abad XVI).
b) Masa perlawanan terhadap Imperialisme Barat (abad XIX).
c) Masa pergerakan nasional (abad XX).
4) Masa Republik Indonesia (sejak tahun 1945).
Dari pemaparan
tersebut terlihat bahwa munculnya banyak pandangan tentang babakan masa
periodisasi, seperti yang diajukan Prof. Dr. Soekanto dan Prof. Dr. Sartono, disusun
dengan:
a. memakai dasar perkembangan peradaban (civilization),
b. babakan masa didasarkan atas segi kebudayaan (culture), dan
c. babakan masa atas dasar agama yang masuk ke Indonesia.
Kesimpulannya
adalah dasar kerangka teori pembabakan waktu atau periodisasi dalam sejarah
menunjukkan hasil pemikiran yang berbeda-beda. Namun, hal yang terpenting dalam
penyusunan periodisasi adalah adanya prinsip kontinuitas.