Bimbingan dan penyuluhan di sekolah sangatlah di butuhkan, karena
tidak dapat di pungkiri seiring dengan derasnya informasi dan
tranformasi Global yang masuk menyebabkan terjadinya berfikir dalam
masyarakat, terutama kalangan anak-anak yang berada dalam keadaan
tumbuh dan berkembang sehingga para siswa sangat membutuhkan segala
bentuk bimbingan dan nasehat agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang
salah.
Dengan adanya bimbingan dan penyuluhan tersebut kiranya perlu juga
dikaji tentang aspek aspek yang melatar belakangi adanya BP yaitu;
1. Aspek Kultural
Perkembangan zaman terutama zaman yang serba canggih banyak
menimbulkan modernisasi di segala bidang kehidupan manusia dan
tentunya lembaga pendidikan tidak terlepas dari fungsi sebagai
kehidupan masyarakat , dalam menifestasinya mampu membantu manusia
(siswa) agar bisa mencarikan pemecahannya dari berbagai problem yang
ada akibat dari modernisasi yang mengglobal akan tetapi lembaga
pendidikan hendaknya membantu secara individu maupun secara kelompok
di sekolah.
2. Aspek pendidikan
Secara makro
pendidikan di artikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan
bantuan oleh orang dewasa kepada anak didik yang belum dewasa. Dimana
suatu kegiatan yang baik dan ideal hendaknya mencakup tiga aspek
yaitu pengajaran kurikuler , kepemimpinan dan pembinaan peserta didik
untuk menghindari kesulitan belajar sekecil mungkin karena layanan
bimbingan sangat menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar
mengajar. Sehingga pada proses selanjutnya siswa dapat belajar
semaksimal mungkin dan menuju keberhasilan yang telah di cita-citakan.
3. Aspek psikologis
Aspek psikologis ini
sangat berkaitan sekali dengan persoalan siswa dimana siswa tersebut
di tuntut untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, artinya tidak
ada kecenderungan untuk mengabaikan kegiatan sekolah, tidak membuat
gaduh dikelas, tidak selalu menyendiri dan respek terhadap
persoalan-persoalan yang berkembang di sekolah.
Kita ketahui bahwa tidak semua siswa mampu menjadi seorang siswa, artinya banyak siswa yang membutuhkan penanganan secara serius terkait dengan kenakalan. maka untuk mengatasi hal itu di butuhkan penaganan khusus yakni berupa bimbingan dan penyuluhan.
4. Aspek lingkungan
Karena siswa tidak apat terpantau secara langsung maka kemungkinan –kemungkinan terjadi kenakalan, ada penyelewengan di luar
sekolah sangat mungkin sekali. Untuk itulah dibutuhkan semacam
bimbingan secara khusus untuk membekali siswa setelah pulang
kerumahnya masing-masing.
PENGERTIAN BIMBINGAN
Secara Etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata
“Gudance” berasal dari kata “toguide” yang mempunyai arti “menunjukkan,
membimbing, menuntun, ataupun membantu,” sesuai dengan istilahnya, maka
secara umum bimbingan dapat di artikan sebagai suatu bantuan atau
tuntunan. Namun, meskipun demikian tidak berarti semua bentuk bantuan
atau tuntunan adalah bimbingan, bantuan dalam pengetian bimbingan
menurut terminologi bimbingan dan konseling haruslah memenuhi
syarat-syarat tertentu sebagaimana di kemukakan di bawah ini:
Definisi bimbingan yang pertama dikemukakan dalam years book of education 1955,yang menyatakan:
Bimbingan adalah suatu proses membantu individu melalui usahanya sendiri
untuk menemukan dan mengembangkan kemampuannya agar memperoleh
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.
Stoops dan walquist mendefinisikan:
Bimbingan adalah proses yang terus menerus dalam membantu pekembangan
individu untuk mencapai kemampuannya secara maksimum dalam mengarahkan
manfaat yang sebesar-besarnya baik bagi diri sendiri maupun bagi
masyarakat.
Menurut Arthur J.Jones sepeti yang dikutip oleh Dr.Tohari musnamar (1985:4)
Bimbingan sebagai pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang
lain dalam hal membuat pilihan–pilihan penyesuaian diri dalam pemecahan
problem-problem. Tujuan bimbingan ialah membantu orang tersebut untuk
tumbuh dalam hal kemandirian dan kemampuan bertanggung jawab bagi
dirinya sendiri.
Berdasarkan definisi bimbingan yang telah dikemukakan para ahli diatas
serta prinsip-prinsip yang terkandung di dalam pengertian bimbingan
maka dapat disimpulkan bahwa Bimbingan adalah merupakan proses pemberian
bantuan yang terus menerus dari seorang pembimbing yang telah
dipersiapkan kepada individu yang membutuhkannya dalam rangka
mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki secara optimal dengan
menggunakan berbagai macam media dan tehnik bimbingan dalam suasana
asuhan yang Normative agar tercapai kemandirian sehingga individu dapat
bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun bagi lingkungannya.
TUJUAN BIMBINGAN
Tujuan bimbingan adalah memberikan pelayanan bimbingan kepada siswa
“dalam rangka upaya agar siswa dapat menemukan pribadi, mengenal
lingkungan dan merencanakan masa depan”. (Prayitno 1997:23).
Bimbingan dalam rangka menemukan pribadi,di maksudkan agar peserta didik
mengenal kekuatan dan kelemahan dirinya sendiri serta menerimanya
secara positif dan dinamis sebagai modal pengembangan diri lebih
lanjut , sebagai manusia yang normal di dalam setiap diri individu
selain memiliki hal hal yang positif tentu ada yang negatif. Pribadi
yang sehat adalah apabila ia mampu menerima dirinya sebagaimana adanya
dan mampu mewujudkan hal-hal positif sehubungan dengan penerimaan
dirinya itu, jika seorang peserta didik mengenal diri kurang berprestasi
dibandingkan dengan kawan-kawannya, maka hendaknya dia tidak menjadi
putus asa, rendah diri dan lain sebagainya, melainkan justru lebih
bersemangat lagi mengejar ketertinggalannya dalam meraih prestasi pada
bidang yang diminatinya.
Bimbingan dalam rangka mengenal lingkungan di maksudkan agar peserta
didik mengenal lingkungan secara obyektf, baik lingkungan sosial dan
ekonomi, lingkungan budaya yang sangat erat dengan nilai-nilai dengan
norma-norma maupun lingkungan fisik dan menerima berbagai kondisi
lingkungan itu secara positif dan dinamis pula. Pengenalan lingkungan
meliputi keluaraga, sekolah, lingkungan alam dan masyarakat sekitar
lingkungan yang lebih luas di harapkan dapat menunjang proses
penyesuaian diri peserta didik dengan lingkungan dimana ia berada dan
dapat memanfaatkan kondisi lingkungan secara optimal untuk mengembangkan
diri secara mantap dan berkelanjutan.
Sedangkan bimbingan dalam rangka merencanakan masa depan di maksudkan
agar peserta didik mampu mempertimbangkan dan mengambil keputusan
tentang masa depan dirinya baik yang menyangkut bidang pendidikan,
bidang karier maupun bidang budaya, keluarga dan masyarakat.
LAYANAN BIMBINGAN SISWA
Setiap individu atau siswa tidak terlapas dari kegiatan–kegiatan yang
dalam hal itu tidak terlepas pula dari dari berbagai masalah atau
hambatan dalam perkembangannya. Siswa yang mengalami kesulitan itu
merupakan manusia yang berada dalam kondisi tidak mampu memahami dirinya
sendiri dan lingkungannya, sehingga mengalami mengalami kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan kenyataan-kenyataan obyektif yang dihadapinya,
dipihak lain kesulitan dapat terjadi karena lingkungan terutama orang
tua yang tidak dapat memahami perkembangan anaknya di sekolah dan
masyarakat, sehingga memunculkan tuntutan-tuntutan yang berat dan tidak
dapat di penuhi oleh siswa.
JENIS MASALAH
a. Masalah belajar
Masalah belajar merupakan salah satu jenis masalah yang di anggap serius
karena belajar merupakan inti dari pendidikan. Dalam hal ini masalah
belajar menyangkut motivasi belajar siswa yang dapat mempengaruhi
kemajuan belajar peserta didik, oleh karena itu di sekolah perlu adanya
layanan bimbingan yang membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa
maka pembimbing betul-betul memberikan bimbingan yang sesuai dengan
keadaan anak.
b. Masalah keluarga
Dalam memberikan layanan bimbingan kepada klien tidak terlepas dari
lingkungan keluarga klien tiu sendiri. Dalam pembimbing harus mengetahui
latar belakang klien yang bersangkutan, oleh sebab itu pembimbing perlu
mengadakan kunjungan ke rumah klien untuk menjalin keakraban klien
tersebut, sehingga pembimbing memperoleh titik terang tentang
permasalahan kliennya.
c. Pengisian waktu luang
Seorang pembimbing juga di anggap perlu mengetahui pemanfaatan dan
pengisian waktu luang kliennya di luar lingkungan sekolah, kegiatan apa
saja yang dilakukan dalam mengisi waktu luang di lingkungan rumah,
apakah klien tersebut dapat membagi antara waktu bermain dengan waktu
belajar semua itu harus di kontrol oleh seorang pembimbing, sehingga
dapat memberikan layanan sesuai dengan latar belakang permasalahan siswa
yang bersangkutan.
d. Pergaulan dengan teman sebaya
Pergaulan di lingkungan bermain dapat mempengaruhi perkembangan moral
seorang anak yang sangat besar pengaruhnya terhadap pola sikap dan
kepribadian seorang anak, oleh karena itu untuk melakukan bimbingan
seorang.
Pembimbing tidak terlepas dari lingkungan teman bermain kliennya.
SIFAT MASALAH
a. Masalah belajar
Masalah belajar adalah salah satu masalah yang di anggap serius, karena
itu perlu adanya solusi untuk memecahkan masalah ini. Adapun solusi
yang kami berikan adalah memberikan bimbingan dan dorongan tentang
jangkauan masa depan, maka di perlukan adanya motivasi untuk
meningkatkan prestasinya serta giat membaca agar terbiasa dan terlatih
yang pada ahirnya mudah memahami isi bacaan.
b. Masalah kepribadian
Masalah kepribadian solusinya adalah dengan memberikan dorongan untuk
mengintrospeksi diri dari sikapnya selama ini terhadap teman-temannya,
guru dan keluarganya. Dan memberi masukan bagaimana sikap yang baik
terhadap orang yang ada di sekitar kita.
c. Masalah keluarga
Keluarga merupakan pendidik yang pertama dan utama bagi seorang anak,
maka kami memberikan solusi terhadap masalah keluarga yang di alami
klien ini. Solusinya adalah berusaha menjalin keakraban dengan keluarga
terutama masalah belajar di sekolah.
d. Konfidental
Konselor adalah seorang yang mempunyai tugas dan kewajiban membantu
memecahkan masalah yang sedang di alami oleh siswa secara individu atau
kelompok untuk mencapai kesejahteraan dalam hidupnya. Untuk menjadi
konselor yang baik tidak mudah melainkan harus mempunyai / memenuhi
persyaratan-persyaratan, baik persyaratan pendidikan atau persyaratan
kepribadian. Hal ini di sebabkan karena konselor sebelum memberikan
bantuan atau treatment yaitu berusaha untuk mendapat informasi yang
berhubungan dengan kasus yang di hadapi dan untuk memperoleh data yang
baik dalam arti data tersebut dapat dipercaya atau dapat di pertanggung
jawabkan.
e. Identitas klien
Salah satu yang di peroleh konselor adalah mengenai identitas klien.
PENENTUAN DAN PENDUKUNG SUBYEK KASUS
Seorang konselor sebelum membantu memecahkan masalah klien, langkah-langkah yang di perlukan adalah:
a) Penentuan kasus
b) Penentuan subyek pendukung kasus
Untuk dapat menentukan seorang siswa itu mempunyai kasus atau tidak dapat dilihat dari pengumpuan data yang diperoleh.
1. Penentuan Kasus
Dalam membantu masalah klien, konselor harus membatasi diri pada dua macam data yaitu:
a. Kuesioner (angket tertulis)
Kuesioner untuk keperluan bimbingan merupakan suatu daftar kumpulan pertanyaan tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga.
b. Interview (wawancara)
Interview (wawancara) informasi adalah merupakan suatu alat untuk
memperoleh data / informasi secara lisan, dengan tujuan mendapatkan data
yang diperlukan untuk bimbingan. (winkel, 1983:59)
Sehubungan dengan hal di atas, praktikan mengangkat kasus yang sedang dialami klien, yaitu:
1. Kurang lancar dalam hal membaca. Suka bercanda dan berbicara waktu pelajaran berlangsung.
2. Kurang memanfaatkan waktu luang untuk kegiatan yang bermanfaat.
Itulah kasus yang dialami oleh klien, sedangkan untuk menyelesaikannya dibahas lebih lanjut.
2. Penentuan subyek pendukung kasus
Untuk memperjelas kasus diatas kegiatan penentuan subyek pendukung
dilakukan oleh konselor karena semakin jelas kasus yang dialami klien,
maka konselor dapat menentukan rencana yang akan dilaksanakan dalam
membantu memecahkan masalah klien.
Adapun pendukung kasus tersebut adalah adanya pendekatan serta motivasi klien.
3. Analisa
Analisa adalah suatu usaha untuk menganalisa data-data yang telah
terkumpul, ternyata klien mempunyai salah satu masalah yang cukup serius
pula, kasus yang dominan dalam hal ini adalah kurangnya perhatian dalam
mengikuti proses pembelajaran, kadang apa yang diterangkan oleh guru
belum dipahami, tetapi tidak ada motivasi untuk bertanya. Selain itu
aktivitas-aktivitas dan kegiatan-kegiatan dalam pemanfaatan waktu luang
kurang di manfaatkan dengan baik, hal ini disebabkan karena keadaan
lingkungan yang kurang memperhatikannya, meskipun keluarga dari klien
sendiri rata-rata orang berpendidikan.
4. Treatment (usaha Bantuan)
Setelah langkah-langkah identifikasi kasus, mengumpulkan dan menganalisa
masalah yang ada, maka langkah selanjutnya adalah memberikan bantuan
kepada klien untuk memecahkan masalah yaitu:
1. Memberikan bimbingan di dalam menghadapi dan mengatasi kesulitan
kesulitan dalam belajarnya dan juga menyarankan kepada siswa tersebut
untuk membuat jadwal belajarnya, sehingga waktu yang ada tidak terbuang
sia-sia.
2. Bahwa belajar kelompok itu lebih baik, disamping bisa diskusi dengan
teman-temannya hal ini juga bisa menambah keakraban antara sesama teman,
sehingga apabila ada permasalahan bisa saling terbuka.
3. Memberikan motivasi untuk selalu aktif bertanya apabila tidak
mengerti dalam mengikuti pelajaran yang terkait dengan keinginannya.
4. Memberi masukan secara teoritik dan praktek berupa jangkauan cita-cita mendorong untuk belajar lebih baik dan mendorong untuk menggunakan kegiatan yang bermanfaat.
5. Memberikan dorongan untuk introspeksi diri dengan cara belajarnya, kepribadiannya dan ibadah yang telah dilakukan.
Untuk itu konselor memberikan bimbingan kepada siswa untuk tidak
terpengaruh kepada lingkungan sekitar yang tidak mendukung lingkungan
belajarnya dan agar siswa lebih di siplin lagi dalam segala hal, yaitu
tidak menuruti perasaan malas untuk belajar.
5. Follow Up (Tindak Lanjut)
Dalam tahapan ini, konselor diharuskan untuk selalu mengetahui dari
perkembangan siswa tersebut, setelah mendapat solusi pemecahan tindakan
dalam tahap ini harus dilakukan secara kontinyu sehingga akan mengetahui
seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai oleh konselor.
DAFTAR PUSTAKA
Dra.Hallen A, M.Pd, Bimbingan Dan Konseling Penerbit Ciputat Pers,Jakarta 2002.
Andi Mapiare, Drs. Pengantar bimbingan Dan Konseling Di Sekolah. Penerbit Usaha Nasional Surabaya,1984.
Bimo Walgito, Drs Bimbingan Dan Penyuluhan Di Sekolah, Yayasan penerbit Fakultas UGM. Yogyakarta, 1986.
Dewa Ketut Sukardi, Drs. Bimbingan Dan Penyuluhan Belajar Di Sekolah. Penerbit Ranika Cipta , Jakarta , 1990.
————————–, Pedoman Praktis Bimbingan Dan Penyluhan Di Sekolah. Penerbit Ranika Cipta , Jakarta , 1990
Hadari Nawawi, H.Drs, Administrasi Dan Organisasi Bimbingan Penyuluhan, Penerbit Ghalia Usaha, Jakarta, 1983.
Koestor Parto wisastro, S Psy, Bimbingan Dan Penyluhan Di Sekolah. Jilid 3, Penerbit Erlangga Jakarta, 1984.